BAB V PEMBAHASAN Untuk mengetahui gambaran penyebaran kandungan komposisi kimia secara horizontal dan vertikal akibat intrusi basalt maka perlu dikorelasikan antara hasil analisis kimia, tekstur (ukuran butir) dan hasil pemboran. Dalam penafsiran model penyebaran kandungan SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, MgO, CaO, dan H 2 O. menggunakan data hasil analisis kimia yang dikorelasikan dengan data log bor yang diperoleh dari laporan PT. Gamma Epsilon 1999, PT. Harmonia Penta Estetika Juni 21, dan PT Multi Panendo tahun 22. Data-data tersebut meliputi : 1. PT. Gamma Epsilon; BH-1, BH-2, BH-3, BH-4, BH-5, BH-6, BH-7, BH- 8, BH-9, BH-1, BH-11, BH-12, BH-13, BH-14, BH-15, BH-16, BH-17, GE-3, GE-4, GE-5 dan GE-6. 2. PT. Harmonia Penta Estetika; DH-1, DH-2a, DH-2b, DH-3, DH-4, DH-5, DH-6, DH7. 3. PT Multi Panendo; MP-1, MP-2, MP-3, MP-4, MP-5, MP-6, MP-7, MP-8, MP-9, MP-1 dan MP-11. Data-data yang diperlukan untuk mengetahui model penyebaran kandungan SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, MgO, CaO, dan H 2 O akibat intrusi kemudian diolah menggunakan komputer. Data-data yang dimasukkan dalam komputer tersebut adalah : 1. Identitas lubang bor 2. Koordinat dan kedalaman (x,y,z) lubang bor 3. Variabel kualitas batugamping dan basalt yaitu SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, MgO, CaO, dan H 2 O. 44
Sedangkan untuk mengetahui model penyebaran litologi dan stratigrafinya, data yang dimasukkan dalam komputer ini adalah : 1. Identitas lubang bor 2. Koordinat dan kedalaman (x,y,z) lubang bor 3. Variasi litologi berdasarkan kedalaman lubang bor. Dalam pengukuran jumlah ukuran butir mineral dalam batugamping akibat intrusi dilakukan pengukuran pada 3 butir kristal kalsit yang mewakili 3 titik pengamatan untuk tiap sayatan tipis sesuai dengan standar Australia 2486 1989. Kandungan butiran kasar pada setiap sayatan tipis batugamping dipersentasekan dalam persen jumlah sebagai berikut : Persentase kandungan butiran kasar = Munculn ya butiran kasar 3 x 1%... (1) Menurut standar Australian Standard As 2486-1989 nilai rata-rata ukuran butir (mean) dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : 1 R = R i (2) N i 2 2 S = ( ) Ri NR N 1. (3) Dimana : R Ri N S = ukuran butiran rata-rata (mean) = nilai ukuran butiran pada pengukuran = jumlah pengukuran = standar deviasi 45
5.1. Korelasi komposisi kimia terhadap jarak intrusi pada arah horizontal, lokasi X : - 55., Y : - 2,65.. Tabel 5.1. Korelasi komposisi kimia terhadap jarak intrusi, lokasi X : - 55, Y : - 2,65 Kode Conto Nama Batuan Jarak dari Komposisi Kimia ( % ) Intrusi (M) SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO Mg H 2 O LOI KP-A Basalt 38.63 11.18 11.45 23.69 11.39.15 3.43 KP-I Batugamping 5 8.82 1.97 1.19 46.95 1.43.8 38.13 KP-2 Batugamping 1 2.53.45.29 53.46 1.36.7 42.49 KP-3 Batugamping 15 1.13.7.3 54.68.66.5 43.41 KP-4 Batugamping 2 1.4.5.1 54.98.44.9 43.26 KP-5 Batugamping 25.92..1 55.2.39.7 43.39 KP-6 Batugamping 3.83,. 55.32.23.21 43.47 Conto KP-1 (Blok M, X : - 55., Y : - 2,65.) Kandungan SiO 2 pada conto ini adalah 8,82%, padahal untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 sekitar,95%, yang memenuhi syarat adalah dalam kisaran,76 4,75%, berarti kandungan SiO 2 batugamping ini melebihi batas toleransi. Hasil analisis kimia kandungan CaO 46,95%, sedangkan untuk memenuhi standar dari semen Padang minimal kandungan CaO 48%. Batugamping conto KP-1 ini tidak dapat digunakan untuk pembuatan semen karena kandungan SiO 2 dan CaO tidak memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Conto KP-2 sampai dengan KP-6 (Blok M, X : - 55., Y : - 2,65.) Kandungan SiO 2 hasil analisis kimia berkisar antara,83 2,53%, sedangkan untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 yang diizinkan adalah dalam kisaran,76 4,75%, jadi kandungan SiO 2 pada batugamping di lokasi ini masih memenuhi syarat 46
untuk bahan baku semen. Hasil analisis kandungan CaO berkisar antara 53,46 55,32%, berarti melebihi standar minimal kandungan CaO untuk bahan baku semen Padang yaitu CaO 48%. Batugamping ini dapat digunakan untuk bahan baku semen karena kandungan SiO 2 dan CaO memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Pada conto KP-1 sampai KP-3 terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena penggantian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). Hasil analisis sayatan petrografi memperlihatkan mineral silika (SiO 2 ) dan klorit (mengandung Mg) masuk ke dalam rekahan batugamping dan sebagian menggantikan mineral kalsit. 6 55 5 Komposisi SiO 2 dan CaO (%) 45 4 35 3 25 2 15 1 5 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) SiO2 CaO Gambar 5.1. Grafik hubungan kandungan SiO 2 dan CaO terhadap jarak intrusi 47
Komposisi Fe2O3 dan MgO (%) 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) Fe2O3 MgO Gambar 5.2. Grafik hubungan kandungan Fe 2 O 3 dan MgO terhadap jarak intrusi 5.2. Korelasi komposisi kimia terhadap jarak intrusi pada arah horizontal, lokasi X : - 9., Y : - 2,62. Tabel 5.2. Korelasi kandungan kimia terhadap jarak intrusi, lokasi X : - 9, Y : - 2,62 Kode Conto Nama Batuan Jarak dari Komposisi Kimia ( % ) Intrusi (M) SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO Mg H 2 O LOI KP-B Basalt 39.1 12.4 12.3 22.38 12.4.22 3.26 KP-7 Batugamping 5 9.11 2.6 1.82 45.78 2.5.17 38.67 KP-8 Batugamping 1 2.64.52.43 53.34 1.71.11 42.23 KP-9 Batugamping 15 1.32.11.9 54.5.82.8 43.37 KP-1 Batugamping 2 1.1.8.12 54.73.51.1 42.54 KP-11 Batugamping 25.98.4.7 55.4.43.12 42.83 KP-12 Batugamping 3.79.2.1 55.22.19.19 42.52 48
Conto KP-7 (Blok M, X : - 9., Y : - 2,62.) : Kandungan SiO 2 pada conto ini adalah 9,11%, padahal untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 sekitar,95%, yang memenuhi syarat adalah dalam kisaran,76 4,75%, berarti kandungan SiO 2 batugamping ini melebihi batas toleransi. Hasil analisis kimia kandungan CaO 45,78%, untuk memenuhi standar dari semen Padang minimal kandungan CaO 48%. Batugamping conto KP-7 ini tidak dapat digunakan untuk pembuatan semen karena kandungan SiO 2 dan CaO tidak memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Conto KP-8 sampai dengan KP- 12 (Blok M, X : - 9., Y : - 2,62.) : Kandungan SiO 2 hasil analisis kimia berkisar antara,79 2,64%, sedangkan untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 yang diizinkan adalah dalam kisaran,76 4,75%, jadi kandungan SiO 2 pada batugamping di lokasi ini masih memenuhi syarat untuk bahan baku semen. Hasil analisis kimia kandungan CaO berkisar antara 53,34 55,22%, berarti melebihi standar minimal kandungan CaO untuk bahan baku semen Padang yaitu CaO 48%. Batugamping ini dapat digunakan untuk bahan baku semen karena kandungan SiO 2 dan CaO memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Pada conto KP-7 sampai KP-1 terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena penggantian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). Hasil analisis sayatan petrografi memperlihatkan mineral silika (SiO 2 ) dan klorit (mengandung Mg) masuk ke dalam rekahan batugamping dan sebagian menggantikan mineral kalsit. 49
6 55 Komposisi SiO2 dan CaO (%) 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) SiO2 CaO Gambar 5.3. Grafik hubungan kandungan SiO 2 dan CaO terhadap jarak intrusi 13 12 11 Komposisi Fe2O3 dan MgO (%) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Fe2O3 Jarak Terhadap Intrusi (m) MgO Gambar 5.4. Grafik hubungan kandungan Fe 2 O 3 dan MgO terhadap jarak intrusi 5
5.3. Komposisi kimia terhadap jarak intrusi pada arah horizontal, lokasi X : 8., Y : -2,35. Tabel 5.3. Korelasi komposisi kimia terhadap jarak intrusi, lokasi X: 8, Y: - 2,35 Kode Conto Nama Batuan Jarak dari Komposisi Kimia ( % ) Intrusi (M) SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO Mg H 2 O LOI KP-C Basalt 35.85 11.73 12.65 24.54 9..55 4.25 KP-13 Batugamping 5 6.94 1.67 1.18 47.39 1.38 1.13 37.68 KP-14 Batugamping 1 1.73.1.8 54.9 1.6.1 42.29 KP-15 Batugamping 15 1.2.2.7 55.6.36.16 42.67 KP-16 Batugamping 2.92.1.3 55.9.32.12 42.53 KP-17 Batugamping 25.85.. 55.14.29.6 42.75 KP-18 Batugamping 3.72..1 55.23.39.15 43.24 Conto KP-13 (Blok J, X : 8., Y : -2,35.) Kandungan SiO 2 pada conto ini adalah 6,94, padahal untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 sekitar,95%, yang memenuhi syarat adalah dalam kisaran,76 4,75%, berarti kandungan SiO 2 batugamping ini melebihi batas toleransi. Hasil analisis kimia kandungan CaO 47,39%, untuk memenuhi standar dari semen Padang minimal kandungan CaO 48%. Batugamping conto KP-13 ini tidak dapat digunakan untuk pembuatan semen karena kandungan SiO 2 dan CaO tidak memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Conto KP-14 sampai KP-18 (Blok J, X : 8., Y : -2,35.) Kandungan SiO 2 hasil analisis kimia berkisar antara,72 1,73%, sedangkan untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 yang diizinkan adalah dalam kisaran,76 4,75%, jadi kandungan SiO 2 pada batugamping di lokasi ini masih memenuhi syarat 51
untuk bahan baku semen. Hasil analisis kimia kandungan CaO berkisar antara 54,9 55,23%, berarti melebihi standar minimal kandungan CaO untuk bahan baku semen Padang yaitu CaO 48%. Batugamping ini dapat digunakan untuk bahan baku semen karena kandungan SiO 2 dan CaO memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Pada conto KP-13 sampai KP-15 terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena penggantian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). Hasil analisis sayatan petrografi memperlihatkan mineral silika (SiO 2 ) dan klorit (mengandung Mg) masuk ke dalam rekahan batugamping dan sebagian menggantikan mineral kalsit. Dari semua analisis kimia penyusun batuan tersebut dapat diketahui bahwa batugamping conto KP-1, KP-7 dan KP-13 (sejauh 5 meter dari intrusi) tidak dapat digunakan sebagai bahan baku semen karena kandungan CaO dan SiO 2 tidak memenuhi stándar bahan baku semen PT Semen Padang. Batugamping conto KP- 2 sampai KP-4, KP-8 sampai KP-1, serta KP-14 sampai KP-15 yang kandungan silikanya tinggi, maka dalam pencampuran nanti harus lebih sedikit pasir silika sedangkan batugamping conto KP-5 sampai KP-6, KP-11 sampai KP-12, serta KP- 15 sampai KP-18 dalam pencampuran nanti perlu ditambahkan pasir silika karena kandungan SiO 2 kurang walaupun masih dalam kisaran. Kandungan LOI hasil analisis kimia conto KP-2 sampai KP-6, KP-8 sampai KP-12 serta KP-14 sampai KP-18, berada pada kisaran 42,23% - 43,47%. Bahan baku semen standarnya dibutuhkan 42,3 % LOI, tetapi jika masih dalam kisaran 39,65 43,3% masih memenuhi syarat untuk bahan baku semen. LOI ini tidak 52
mempengaruhi dalam tahap akhir pembentukan semen karena komponen tersebut akan hilang (menguap) setelah dibakar. 6 55 5 Komposisi SiO 2 dan CaO (%) 45 4 35 3 25 2 15 1 5 5 1 15 2 25 3 35 SiO2 Jarak Terhadap Intrusi (m) CaO Gambar 5.5. Grafik hubungan kandungan SiO 2 dan CaO terhadap jarak intrusi Komposisi Fe2O3 dan MgO (%) 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Fe2O3 Jarak Terhadap Intrusi (m) MgO Gambar 5.6. Grafik hubungan kandungan Fe 2 O 3 dan MgO terhadap jarak intrusi 53
5.4. Korelasi komposisi kimia terhadap intrusi basalt pada arah vertikal, BH - 5 ( Blok I - 6, X: 44.149, Y : -2,29.781) NO Tabel 5.4. Komposisi kimia batuan dari inti bor, BH - 5 (Blok I - 6, X : 44.149, Y : -2,29.781) KEDALAMAN KOMPOSISI KIMIA (%) BATUAN (Meter) SiO 2 AL 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO MgO H 2 O 1 4. - 45. Batugamping.6.21.2 53.64.17.82 2 45. - 48. Batugamping 1.49.26.24 53.32.48.78 3 48. - 53.3 Batugamping 2.12.58.4 53.28.54.85 4 53.3-56. Batugamping 2.41.65.54 52.93 1.24.76 5 56. - 6.3 Batugamping 9.3 2.41 2.26 45.62 1.67.66 6 6.3-62. Basalt 26.56 8.45 6.98 3.28 6.7.55 7 62. - 67. Basalt 28.37 6.5 11.6 3.77 5.51.54 8 67. - 67.6 Basalt 33.85 9.73 12.65 32.54 7..55 9 67.6-69.6 Basalt 33.34 8. 4.7 3.89 6.73.52 1 69.6-75. Batugamping 6.78 1.41 1.48 52.47 1.45.57 11 75. - 77. Batugamping 2.89.92 1.17 52.65.98.53 12 77. - 78. Basalt 27.4 6.33 5.6 27. 5.18.54 13 78. - 83. Batugamping 2.56 1.5 1.28 54.23 1.42.56 14 83. - 87. Batugamping 1.24.76.24 54.47.34.52 15 87. - 88. Batugamping 1.6.74.22 54.62.27.57 16 88. - 93.8 Batugamping.7.9.1 55.5.37.54 Kedalaman (m) 5 1 15 2 25 3 35 4 45 5 55 6 4-45 1 45-48 2 48-53 3 3 53.3-564 56-6.35 6 3-62 6 62-67 7 67-67 8 8 67.6-69.69 69.6-751 75-7711 77-7812 78-8313 83-8714 87-8815 88-93.816 17 SiO2 Komposisi SiO 2, Fe 2O 3 dan CaO %) Fe2O3 CaO Gambar 5.7. Grafik hubungan kandungan SiO 2, Fe 2 O 3 dan CaO terhadap kedalaman intrusi 54
Kedalaman (m) 4-45 45-48 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 2 48-53.3 53.3-564 56-6.3 6.3-62 62-67 6 67-67.6 8 67.6-69.6 69.6-751 75-77 77-7812 78-83 83-8714 87-88 88-93.816 18 Komposisi Al 2O 3 dan MgO (%) Al2O3 MgO Gambar 5.8. Grafik hubungan kandungan Al 2 O 3 dan MgO terhadap kedalaman intrusi Pada conto batugamping BH - 5 ( Blok I-6, X: 44.149, Y : -2,29.781) kedalaman 45 6.3 meter telah terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO bergradasi mendekati intrusi basalt. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena sebagian magma pada saat intrusi masuk ke dalam retakan pada batugamping dan menggantikan sebagian unsur Ca oleh Mg yang berasal dari fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). 55
5.5. Komposisi kimia terhadap intrusi basalt pada arah vertikal, BH - 1 ( Blok H - 5, X : -,374, Y : -2,153.77 ) NO Tabel 5.5. Komposisi kimia batuan dari inti bor, BH - 1 ( Blok H - 5, X : -,374, Y : -2,153.77 ) KEDALAMAN KOMPOSISI KIMIA (%) BATUAN (Meter) SiO 2 AL 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO MgO H 2 O 1 1. - 15. Batugamping.53.19.19 54.76.53.55 2 15. - 2. Batugamping 1.2.63.48 52.84.45.87 3 2. - 25. Batugamping 1.74.65.55 52.69.61.98 4 25. - 3. Batugamping 1.89.74.55 52.65 1.32 1.2 5 3. - 32.2 Batugamping 6.75.83.59 51.72 1.66 3.3 6 32.2-35. Basalt 33.69 11.69 14. 2.17 7.51 1.7 7 35. - 4. Basalt 36.92 12.8 16.14 22.14 11.95 1.65 8 4. - 45. Basalt 37.84 12.4 17.8 21.2 11.86 1.49 9 45. - 5. Basalt 37. 12.1 16.19 2.13 11.99 2.1 1 5. - 53.8 Basalt 33.85 1.72 12.34 22.76 11.45 1.89 11 53.8-56. Batugamping 4.5.78.62 5.21 1.24.97 12 56. - 59.3 Basalt 34.1 8.92 1.14 23.3 1.86 1.49 13 59.3-65. Batugamping 2.56.26.29 54.12.65.66 14 65. - 7. Batugamping 1.48.1.14 54.58.52 1. 15 7. - 75. Batugamping.39.17.26 54.87.5 1.1 16 75. - 8. Batugamping.16.8.12 55.19.41.34 Kedalaman (m) 1-15 15-2 2 2-25 25-3 4 3-32.2 32.2-35 6 35-4 4-45 8 45-5 5-53.81 53.8-56 56 59.3 12 59.3-65 65-714 7-75 75-816 5 1 15 2 25 3 35 4 45 5 55 6 18 Komposisi SiO 2, Fe 2O 3 dan CaO (%) SiO2 Fe2O3 CaO Gambar 5.9. Grafik hubungan kandungan SiO 2, Fe 2 O 3 dan CaO terhadap kedalaman intrusi 56
1-15 15-2 2 2-25 25-3 3-32.2 2 4 6 8 1 12 14 4 32.2-35 6 kedalaman (m) 35-4 4-45 45-5 8 5-53.81 53.8-56 56 59.3 12 59.3-65 65-714 7-75 75-816 18 Komposisi Al 2O 3dan MgO (%) Al2O3 MgO Gambar 5.1. Grafik hubungan kandungan Al 2 O 3 dan MgO terhadap kedalaman intrusi Pada conto batugamping BH - 1 ( Blok H-5, X : -,374, Y : -2,153.77) kedalaman 15 32.2 meter dan 59.3 7 meter telah terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO bergradasi mendekati intrusi basalt. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena sebagian magma pada saat intrusi masuk ke dalam retakan pada batugamping dan menggantikan sebagian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). 57
5.6. Komposisi kimia terhadap intrusi basalt pada arah vertikal, BH - 13 ( Blok F - 5, X : -.275, Y : -1,978.5) NO Tabel 5.6. Komposisi kimia batuan dari inti bor, BH - 13 ( Blok F-5, X : -.275, Y : -1,978.5 ) KEDALAMAN KOMPOSISI KIMIA (%) BATUAN (Meter) SiO 2 AL 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO MgO H 2 O 1 15. - 11. Batugamping.37.66.51 54.1.43.86 2 11. - 115. Batugamping.92.65.55 53.11.54.94 3 115. - 12. Batugamping.9.89.77 52.57.51 1.6 4 12. - 125. Batugamping 1.5.9 1.2 52.27.62 1.3 5 125. - 13. Batugamping 2.1 1.32 1.39 52.44 1.5 1.22 6 13. - 135. Batugamping 3.3 1.78 1.54 52.39 1.3 1.21 7 135. - 14. Batugamping 7.66 1.87 1.79 48.9 1.47 1.2 8 14. - 145. Basalt 36.73 1.45 13.83 2.53 12.28 1.6 9 145. -15. Basalt 37.3 1.83 14.24 2.41 13.17 1.37 1 15. - 155. Basalt 38.58 11.78 15.57 19.8 12.69 1.25 11 155. - 16. Basalt 37.52 11.36 14.59 2.43 14.25 1.32 12 16. - 165. Basalt 35.53 11.67 14.87 19.57 14.29 1.29 13 165. - 17. Basalt 35.54 11.87 15.77 18.63 14.73 1.12 Kedalaman (m) 15-11 11-1152 115-12 12-125 4 125-13 13-1356 135-14 8 14-145 145-15 15-1551 155-16 16-16512 165-17 5 1 15 2 25 3 35 4 45 5 55 14 Komposisi SiO 2, Fe 2O 3 dan CaO (%) SiO2 Fe2O3 CaO Gambar 5.11 Grafik hubungan kandungan SiO 2, Fe 2 O 3 dan CaO terhadap kedalaman Intrusi 58
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 15-11 11-115 2 115-12 12-125 4 125-13 Kedalaman (m) 13-135 6 135-14 14-145 8 145-15 15-1551 155-16 16-16512 165-17 14 Komposisi Al 2O 3 dan MgO (%) Al2O3 MgO Gambar 5.12. Grafik hubungan kandungan Al 2 O 3 dan MgO terhadap kedalaman intrusi Pada conto batugamping BH - 13 ( Blok F-5, X : -.275, Y : -1,978.5) kedalaman 125 14 meter telah terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan pengurangan kandungan CaO bergradasi mendekati intrusi basalt. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena sebagian magma pada saat intrusi masuk ke dalam retakan pada batugamping dan menggantikan sebagian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). 59
5.7. Pengukuran Persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, (Blok M, X : - 55., Y : - 2,65.) Tabel 5.7. Pengukuran persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, Blok M, X : - 55., Y : - 2,65. LOKASI JARAK DARI PERSEN BUTIRAN CONTO INTRUSI (M) KASAR HALUS LP-1 5 9.3 9.6 LP-2 1 81.6 18.3 LP-3 15 37.6 62.4 LP-4 2 27 73 LP-5 25 4 96 LP-6 3 1 11 1 9 8 Jumlah Butiran (%) 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Butiran Kasar Jarak Terhadap Intrusi (m) Butiran Halus Gambar 5.13. Grafik Hubungan Persen Butiran Terhadap Jarak Intrusi 6
Pada conto batugamping Blok M, X : - 55., Y : - 2,65. telah terjadi peningkatan jumlah ukuran butir kasar karena pengaruh intrusi. Hal ini terjadi karena batugamping yang dekat intrusi mengalami penambahan suhu sehingga terjadi rekristalisasi kalsit membentuk kristal yang lebih besar. Bentuk kristal yang mengalami rekristalisasi akibat intrusi akan nampak jelas dan saling interlocking (sedikit pori), batugamping semakin kompak. Pada beberapa conto butiran kristal kalsit berbentuk equidimensional sebagai penciri telah mengalami rekristalisasi. Batugamping yang terpengaruh oleh proses intrusi ini telah mengalami metamorfose kontak. Batugamping yang mengalami perubahan tekstur akibat intrusi ini (meta sedimen) diperkirakan sampai sejauh 25 meter dari tubuh intrusi. 5.8. Pengukuran Persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, (Blok M, X : - 9., Y : - 2,62.) Tabel 5.8. Pengukuran persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, Blok M, X : - 9., Y : - 2,62. LOKASI JARAK DARI PERSEN BUTIRAN CONTO INTRUSI (M) KASAR HALUS LP-7 5 9 1 LP-8 1 81.3 18.7 LP-9 15 38 62 LP-1 2 27 73 LP-11 25 4 96 LP-12 3 1 61
11 1 9 8 Jumlah Butiran (%) 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) Butiran Kasar Butiran Halus Gambar 5.14. Grafik hubungan persen butiran terhadap jarak intrusi Pada conto batugamping Blok M, X : - 9., Y : - 2,62. telah terjadi peningkatan jumlah ukuran butir kasar karena pengaruh intrusi. Hal ini terjadi karena batugamping yang dekat intrusi mengalami penambahan suhu sehingga terjadi rekristalisasi kalsit membentuk kristal yang lebih besar. Bentuk kristal yang mengalami rekristalisasi akibat intrusi akan nampak jelas dan saling interlocking (sedikit pori), batugamping semakin kompak. Pada beberapa conto butiran kristal kalsit berbentuk equidimensional sebagai penciri telah mengalami rekristalisasi. Batugamping yang terpengaruh oleh proses intrusi ini telah mengalami metamorfose kontak. Batugamping yang mengalami perubahan tekstur akibat intrusi ini (meta sedimen) diperkirakan sampai sejauh 25 meter dari tubuh intrusi. 62
5.9. Pengukuran Persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, (Blok J, X : 8., Y : -2,35.) Tabel 5.9. Pengukuran persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, Blok J, X : 8., Y : -2,35. LOKASI JARAK DARI PERSEN BUTIRAN CONTO INTRUSI (M) KASAR HALUS LP-13 5 89.3 1.7 LP-14 1 79 21 LP-15 15 33.7 66.3 LP-16 2 16 84 LP-17 25 4 96 LP-18 3 1 11 1 9 8 Jumlah Butiran (%) 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) Butiran Kasar Butiran Halus Gambar 5.15. Grafik hubungan persen butiran terhadap jarak intrusi 63
Pada conto batugamping Blok J, X : 8., Y : -2,35. telah terjadi peningkatan jumlah ukuran butir kasar karena pengaruh intrusi. Hal ini terjadi karena batugamping yang dekat intrusi mengalami penambahan suhu sehingga terjadi rekristalisasi membentuk kristal yang lebih besar. Bentuk kristal yang mengalami rekristalisasi akibat intrusi akan nampak jelas dan saling interlocking (sedikit pori), batugamping semakin kompak. Pada beberapa conto berbentuk equidimensional sebagai penciri telah mengalami perubahan bentuk kesegala arah dan merata. Batugamping yang terpengaruh oleh proses intrusi ini telah mengalami metamorfose kontak. Batugamping yang mengalami perubahan tekstur akibat intrusi ini (batugamping meta) diperkirakan sampai sejauh 25 meter dari tubuh intrusi. 64