BAB V PEMBAHASAN. Untuk mengetahui gambaran penyebaran kandungan komposisi kimia secara

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen

PENGARUH INTRUSI BASALT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA DAN KUALITAS BATUGAMPING BUKIT KARANG PUTIH PT SEMEN PADANG

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

DAFTAR PUSTAKA. Bemmelen, R.W., van, 1949, The Geology of Indonesia, Vol. I-A, Gov. Printed

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan daerah penghasil sumber daya tambang dengan

Bab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal

(25-50%) terubah tetapi tekstur asalnya masih ada.

MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB VI NIKEL LATERIT DI DAERAH PENELITIAN

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM.

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL BAWAH PERMUKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB III Perolehan dan Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi

Gambar 1. Chert dalam Ukuran Hand Spicemen. Gambar 2. Chert yang terlipat. Gambar 3. Bedded Chert dan Sayatan Radiolarian Chert

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB IV TEORI DASAR DIAGENESIS KARBONAT

BAB II TATANAN GEOLOGI

Bab IV Sistem Panas Bumi

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM

LAPORAN PENELITIAN PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEMEN PORTLAND

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

BAB V PENGOLAHAN DATA

BAB IV DIAGENESIS BATUGAMPING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Foto 32. Singkapan batugamping fasies foraminifera packestone yang berlapis.

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ciri Litologi

Gambar 4.5. Peta Isopach Net Sand Unit Reservoir Z dengan Interval Kontur 5 Kaki

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV STUDI BATUPASIR NGRAYONG

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kata kunci : limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN SARI

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA Analisis Pengawetan Struktur Jaringan dan Derajat Gelifikasi

BAB V INTERPRETASI DATA. batuan dengan menggunakan hasil perekaman karakteristik dari batuan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : Plug : 1

BAB IV FASIES BATUGAMPING GUNUNG SEKERAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB IV ASOSIASI FASIES DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan udara terbuka. Salah satu metode pertambangan bawah tanah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB III LANDASAN TEORI

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 34 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN TAHUN 2014 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

diperlukan adanya komposisi pasir dan kerikil yang tepat dengan menggunakan mesin Pengaus Los Angeles, yang mana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Penambahan Additive Batu Gamping Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Untuk mengetahui gambaran penyebaran kandungan komposisi kimia secara horizontal dan vertikal akibat intrusi basalt maka perlu dikorelasikan antara hasil analisis kimia, tekstur (ukuran butir) dan hasil pemboran. Dalam penafsiran model penyebaran kandungan SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, MgO, CaO, dan H 2 O. menggunakan data hasil analisis kimia yang dikorelasikan dengan data log bor yang diperoleh dari laporan PT. Gamma Epsilon 1999, PT. Harmonia Penta Estetika Juni 21, dan PT Multi Panendo tahun 22. Data-data tersebut meliputi : 1. PT. Gamma Epsilon; BH-1, BH-2, BH-3, BH-4, BH-5, BH-6, BH-7, BH- 8, BH-9, BH-1, BH-11, BH-12, BH-13, BH-14, BH-15, BH-16, BH-17, GE-3, GE-4, GE-5 dan GE-6. 2. PT. Harmonia Penta Estetika; DH-1, DH-2a, DH-2b, DH-3, DH-4, DH-5, DH-6, DH7. 3. PT Multi Panendo; MP-1, MP-2, MP-3, MP-4, MP-5, MP-6, MP-7, MP-8, MP-9, MP-1 dan MP-11. Data-data yang diperlukan untuk mengetahui model penyebaran kandungan SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, MgO, CaO, dan H 2 O akibat intrusi kemudian diolah menggunakan komputer. Data-data yang dimasukkan dalam komputer tersebut adalah : 1. Identitas lubang bor 2. Koordinat dan kedalaman (x,y,z) lubang bor 3. Variabel kualitas batugamping dan basalt yaitu SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, MgO, CaO, dan H 2 O. 44

Sedangkan untuk mengetahui model penyebaran litologi dan stratigrafinya, data yang dimasukkan dalam komputer ini adalah : 1. Identitas lubang bor 2. Koordinat dan kedalaman (x,y,z) lubang bor 3. Variasi litologi berdasarkan kedalaman lubang bor. Dalam pengukuran jumlah ukuran butir mineral dalam batugamping akibat intrusi dilakukan pengukuran pada 3 butir kristal kalsit yang mewakili 3 titik pengamatan untuk tiap sayatan tipis sesuai dengan standar Australia 2486 1989. Kandungan butiran kasar pada setiap sayatan tipis batugamping dipersentasekan dalam persen jumlah sebagai berikut : Persentase kandungan butiran kasar = Munculn ya butiran kasar 3 x 1%... (1) Menurut standar Australian Standard As 2486-1989 nilai rata-rata ukuran butir (mean) dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : 1 R = R i (2) N i 2 2 S = ( ) Ri NR N 1. (3) Dimana : R Ri N S = ukuran butiran rata-rata (mean) = nilai ukuran butiran pada pengukuran = jumlah pengukuran = standar deviasi 45

5.1. Korelasi komposisi kimia terhadap jarak intrusi pada arah horizontal, lokasi X : - 55., Y : - 2,65.. Tabel 5.1. Korelasi komposisi kimia terhadap jarak intrusi, lokasi X : - 55, Y : - 2,65 Kode Conto Nama Batuan Jarak dari Komposisi Kimia ( % ) Intrusi (M) SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO Mg H 2 O LOI KP-A Basalt 38.63 11.18 11.45 23.69 11.39.15 3.43 KP-I Batugamping 5 8.82 1.97 1.19 46.95 1.43.8 38.13 KP-2 Batugamping 1 2.53.45.29 53.46 1.36.7 42.49 KP-3 Batugamping 15 1.13.7.3 54.68.66.5 43.41 KP-4 Batugamping 2 1.4.5.1 54.98.44.9 43.26 KP-5 Batugamping 25.92..1 55.2.39.7 43.39 KP-6 Batugamping 3.83,. 55.32.23.21 43.47 Conto KP-1 (Blok M, X : - 55., Y : - 2,65.) Kandungan SiO 2 pada conto ini adalah 8,82%, padahal untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 sekitar,95%, yang memenuhi syarat adalah dalam kisaran,76 4,75%, berarti kandungan SiO 2 batugamping ini melebihi batas toleransi. Hasil analisis kimia kandungan CaO 46,95%, sedangkan untuk memenuhi standar dari semen Padang minimal kandungan CaO 48%. Batugamping conto KP-1 ini tidak dapat digunakan untuk pembuatan semen karena kandungan SiO 2 dan CaO tidak memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Conto KP-2 sampai dengan KP-6 (Blok M, X : - 55., Y : - 2,65.) Kandungan SiO 2 hasil analisis kimia berkisar antara,83 2,53%, sedangkan untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 yang diizinkan adalah dalam kisaran,76 4,75%, jadi kandungan SiO 2 pada batugamping di lokasi ini masih memenuhi syarat 46

untuk bahan baku semen. Hasil analisis kandungan CaO berkisar antara 53,46 55,32%, berarti melebihi standar minimal kandungan CaO untuk bahan baku semen Padang yaitu CaO 48%. Batugamping ini dapat digunakan untuk bahan baku semen karena kandungan SiO 2 dan CaO memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Pada conto KP-1 sampai KP-3 terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena penggantian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). Hasil analisis sayatan petrografi memperlihatkan mineral silika (SiO 2 ) dan klorit (mengandung Mg) masuk ke dalam rekahan batugamping dan sebagian menggantikan mineral kalsit. 6 55 5 Komposisi SiO 2 dan CaO (%) 45 4 35 3 25 2 15 1 5 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) SiO2 CaO Gambar 5.1. Grafik hubungan kandungan SiO 2 dan CaO terhadap jarak intrusi 47

Komposisi Fe2O3 dan MgO (%) 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) Fe2O3 MgO Gambar 5.2. Grafik hubungan kandungan Fe 2 O 3 dan MgO terhadap jarak intrusi 5.2. Korelasi komposisi kimia terhadap jarak intrusi pada arah horizontal, lokasi X : - 9., Y : - 2,62. Tabel 5.2. Korelasi kandungan kimia terhadap jarak intrusi, lokasi X : - 9, Y : - 2,62 Kode Conto Nama Batuan Jarak dari Komposisi Kimia ( % ) Intrusi (M) SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO Mg H 2 O LOI KP-B Basalt 39.1 12.4 12.3 22.38 12.4.22 3.26 KP-7 Batugamping 5 9.11 2.6 1.82 45.78 2.5.17 38.67 KP-8 Batugamping 1 2.64.52.43 53.34 1.71.11 42.23 KP-9 Batugamping 15 1.32.11.9 54.5.82.8 43.37 KP-1 Batugamping 2 1.1.8.12 54.73.51.1 42.54 KP-11 Batugamping 25.98.4.7 55.4.43.12 42.83 KP-12 Batugamping 3.79.2.1 55.22.19.19 42.52 48

Conto KP-7 (Blok M, X : - 9., Y : - 2,62.) : Kandungan SiO 2 pada conto ini adalah 9,11%, padahal untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 sekitar,95%, yang memenuhi syarat adalah dalam kisaran,76 4,75%, berarti kandungan SiO 2 batugamping ini melebihi batas toleransi. Hasil analisis kimia kandungan CaO 45,78%, untuk memenuhi standar dari semen Padang minimal kandungan CaO 48%. Batugamping conto KP-7 ini tidak dapat digunakan untuk pembuatan semen karena kandungan SiO 2 dan CaO tidak memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Conto KP-8 sampai dengan KP- 12 (Blok M, X : - 9., Y : - 2,62.) : Kandungan SiO 2 hasil analisis kimia berkisar antara,79 2,64%, sedangkan untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 yang diizinkan adalah dalam kisaran,76 4,75%, jadi kandungan SiO 2 pada batugamping di lokasi ini masih memenuhi syarat untuk bahan baku semen. Hasil analisis kimia kandungan CaO berkisar antara 53,34 55,22%, berarti melebihi standar minimal kandungan CaO untuk bahan baku semen Padang yaitu CaO 48%. Batugamping ini dapat digunakan untuk bahan baku semen karena kandungan SiO 2 dan CaO memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Pada conto KP-7 sampai KP-1 terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena penggantian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). Hasil analisis sayatan petrografi memperlihatkan mineral silika (SiO 2 ) dan klorit (mengandung Mg) masuk ke dalam rekahan batugamping dan sebagian menggantikan mineral kalsit. 49

6 55 Komposisi SiO2 dan CaO (%) 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) SiO2 CaO Gambar 5.3. Grafik hubungan kandungan SiO 2 dan CaO terhadap jarak intrusi 13 12 11 Komposisi Fe2O3 dan MgO (%) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Fe2O3 Jarak Terhadap Intrusi (m) MgO Gambar 5.4. Grafik hubungan kandungan Fe 2 O 3 dan MgO terhadap jarak intrusi 5

5.3. Komposisi kimia terhadap jarak intrusi pada arah horizontal, lokasi X : 8., Y : -2,35. Tabel 5.3. Korelasi komposisi kimia terhadap jarak intrusi, lokasi X: 8, Y: - 2,35 Kode Conto Nama Batuan Jarak dari Komposisi Kimia ( % ) Intrusi (M) SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO Mg H 2 O LOI KP-C Basalt 35.85 11.73 12.65 24.54 9..55 4.25 KP-13 Batugamping 5 6.94 1.67 1.18 47.39 1.38 1.13 37.68 KP-14 Batugamping 1 1.73.1.8 54.9 1.6.1 42.29 KP-15 Batugamping 15 1.2.2.7 55.6.36.16 42.67 KP-16 Batugamping 2.92.1.3 55.9.32.12 42.53 KP-17 Batugamping 25.85.. 55.14.29.6 42.75 KP-18 Batugamping 3.72..1 55.23.39.15 43.24 Conto KP-13 (Blok J, X : 8., Y : -2,35.) Kandungan SiO 2 pada conto ini adalah 6,94, padahal untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 sekitar,95%, yang memenuhi syarat adalah dalam kisaran,76 4,75%, berarti kandungan SiO 2 batugamping ini melebihi batas toleransi. Hasil analisis kimia kandungan CaO 47,39%, untuk memenuhi standar dari semen Padang minimal kandungan CaO 48%. Batugamping conto KP-13 ini tidak dapat digunakan untuk pembuatan semen karena kandungan SiO 2 dan CaO tidak memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Conto KP-14 sampai KP-18 (Blok J, X : 8., Y : -2,35.) Kandungan SiO 2 hasil analisis kimia berkisar antara,72 1,73%, sedangkan untuk bahan baku semen kandungan SiO 2 yang diizinkan adalah dalam kisaran,76 4,75%, jadi kandungan SiO 2 pada batugamping di lokasi ini masih memenuhi syarat 51

untuk bahan baku semen. Hasil analisis kimia kandungan CaO berkisar antara 54,9 55,23%, berarti melebihi standar minimal kandungan CaO untuk bahan baku semen Padang yaitu CaO 48%. Batugamping ini dapat digunakan untuk bahan baku semen karena kandungan SiO 2 dan CaO memenuhi syarat standar bahan baku semen PT Semen Padang. Pada conto KP-13 sampai KP-15 terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena penggantian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). Hasil analisis sayatan petrografi memperlihatkan mineral silika (SiO 2 ) dan klorit (mengandung Mg) masuk ke dalam rekahan batugamping dan sebagian menggantikan mineral kalsit. Dari semua analisis kimia penyusun batuan tersebut dapat diketahui bahwa batugamping conto KP-1, KP-7 dan KP-13 (sejauh 5 meter dari intrusi) tidak dapat digunakan sebagai bahan baku semen karena kandungan CaO dan SiO 2 tidak memenuhi stándar bahan baku semen PT Semen Padang. Batugamping conto KP- 2 sampai KP-4, KP-8 sampai KP-1, serta KP-14 sampai KP-15 yang kandungan silikanya tinggi, maka dalam pencampuran nanti harus lebih sedikit pasir silika sedangkan batugamping conto KP-5 sampai KP-6, KP-11 sampai KP-12, serta KP- 15 sampai KP-18 dalam pencampuran nanti perlu ditambahkan pasir silika karena kandungan SiO 2 kurang walaupun masih dalam kisaran. Kandungan LOI hasil analisis kimia conto KP-2 sampai KP-6, KP-8 sampai KP-12 serta KP-14 sampai KP-18, berada pada kisaran 42,23% - 43,47%. Bahan baku semen standarnya dibutuhkan 42,3 % LOI, tetapi jika masih dalam kisaran 39,65 43,3% masih memenuhi syarat untuk bahan baku semen. LOI ini tidak 52

mempengaruhi dalam tahap akhir pembentukan semen karena komponen tersebut akan hilang (menguap) setelah dibakar. 6 55 5 Komposisi SiO 2 dan CaO (%) 45 4 35 3 25 2 15 1 5 5 1 15 2 25 3 35 SiO2 Jarak Terhadap Intrusi (m) CaO Gambar 5.5. Grafik hubungan kandungan SiO 2 dan CaO terhadap jarak intrusi Komposisi Fe2O3 dan MgO (%) 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Fe2O3 Jarak Terhadap Intrusi (m) MgO Gambar 5.6. Grafik hubungan kandungan Fe 2 O 3 dan MgO terhadap jarak intrusi 53

5.4. Korelasi komposisi kimia terhadap intrusi basalt pada arah vertikal, BH - 5 ( Blok I - 6, X: 44.149, Y : -2,29.781) NO Tabel 5.4. Komposisi kimia batuan dari inti bor, BH - 5 (Blok I - 6, X : 44.149, Y : -2,29.781) KEDALAMAN KOMPOSISI KIMIA (%) BATUAN (Meter) SiO 2 AL 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO MgO H 2 O 1 4. - 45. Batugamping.6.21.2 53.64.17.82 2 45. - 48. Batugamping 1.49.26.24 53.32.48.78 3 48. - 53.3 Batugamping 2.12.58.4 53.28.54.85 4 53.3-56. Batugamping 2.41.65.54 52.93 1.24.76 5 56. - 6.3 Batugamping 9.3 2.41 2.26 45.62 1.67.66 6 6.3-62. Basalt 26.56 8.45 6.98 3.28 6.7.55 7 62. - 67. Basalt 28.37 6.5 11.6 3.77 5.51.54 8 67. - 67.6 Basalt 33.85 9.73 12.65 32.54 7..55 9 67.6-69.6 Basalt 33.34 8. 4.7 3.89 6.73.52 1 69.6-75. Batugamping 6.78 1.41 1.48 52.47 1.45.57 11 75. - 77. Batugamping 2.89.92 1.17 52.65.98.53 12 77. - 78. Basalt 27.4 6.33 5.6 27. 5.18.54 13 78. - 83. Batugamping 2.56 1.5 1.28 54.23 1.42.56 14 83. - 87. Batugamping 1.24.76.24 54.47.34.52 15 87. - 88. Batugamping 1.6.74.22 54.62.27.57 16 88. - 93.8 Batugamping.7.9.1 55.5.37.54 Kedalaman (m) 5 1 15 2 25 3 35 4 45 5 55 6 4-45 1 45-48 2 48-53 3 3 53.3-564 56-6.35 6 3-62 6 62-67 7 67-67 8 8 67.6-69.69 69.6-751 75-7711 77-7812 78-8313 83-8714 87-8815 88-93.816 17 SiO2 Komposisi SiO 2, Fe 2O 3 dan CaO %) Fe2O3 CaO Gambar 5.7. Grafik hubungan kandungan SiO 2, Fe 2 O 3 dan CaO terhadap kedalaman intrusi 54

Kedalaman (m) 4-45 45-48 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 2 48-53.3 53.3-564 56-6.3 6.3-62 62-67 6 67-67.6 8 67.6-69.6 69.6-751 75-77 77-7812 78-83 83-8714 87-88 88-93.816 18 Komposisi Al 2O 3 dan MgO (%) Al2O3 MgO Gambar 5.8. Grafik hubungan kandungan Al 2 O 3 dan MgO terhadap kedalaman intrusi Pada conto batugamping BH - 5 ( Blok I-6, X: 44.149, Y : -2,29.781) kedalaman 45 6.3 meter telah terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO bergradasi mendekati intrusi basalt. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena sebagian magma pada saat intrusi masuk ke dalam retakan pada batugamping dan menggantikan sebagian unsur Ca oleh Mg yang berasal dari fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). 55

5.5. Komposisi kimia terhadap intrusi basalt pada arah vertikal, BH - 1 ( Blok H - 5, X : -,374, Y : -2,153.77 ) NO Tabel 5.5. Komposisi kimia batuan dari inti bor, BH - 1 ( Blok H - 5, X : -,374, Y : -2,153.77 ) KEDALAMAN KOMPOSISI KIMIA (%) BATUAN (Meter) SiO 2 AL 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO MgO H 2 O 1 1. - 15. Batugamping.53.19.19 54.76.53.55 2 15. - 2. Batugamping 1.2.63.48 52.84.45.87 3 2. - 25. Batugamping 1.74.65.55 52.69.61.98 4 25. - 3. Batugamping 1.89.74.55 52.65 1.32 1.2 5 3. - 32.2 Batugamping 6.75.83.59 51.72 1.66 3.3 6 32.2-35. Basalt 33.69 11.69 14. 2.17 7.51 1.7 7 35. - 4. Basalt 36.92 12.8 16.14 22.14 11.95 1.65 8 4. - 45. Basalt 37.84 12.4 17.8 21.2 11.86 1.49 9 45. - 5. Basalt 37. 12.1 16.19 2.13 11.99 2.1 1 5. - 53.8 Basalt 33.85 1.72 12.34 22.76 11.45 1.89 11 53.8-56. Batugamping 4.5.78.62 5.21 1.24.97 12 56. - 59.3 Basalt 34.1 8.92 1.14 23.3 1.86 1.49 13 59.3-65. Batugamping 2.56.26.29 54.12.65.66 14 65. - 7. Batugamping 1.48.1.14 54.58.52 1. 15 7. - 75. Batugamping.39.17.26 54.87.5 1.1 16 75. - 8. Batugamping.16.8.12 55.19.41.34 Kedalaman (m) 1-15 15-2 2 2-25 25-3 4 3-32.2 32.2-35 6 35-4 4-45 8 45-5 5-53.81 53.8-56 56 59.3 12 59.3-65 65-714 7-75 75-816 5 1 15 2 25 3 35 4 45 5 55 6 18 Komposisi SiO 2, Fe 2O 3 dan CaO (%) SiO2 Fe2O3 CaO Gambar 5.9. Grafik hubungan kandungan SiO 2, Fe 2 O 3 dan CaO terhadap kedalaman intrusi 56

1-15 15-2 2 2-25 25-3 3-32.2 2 4 6 8 1 12 14 4 32.2-35 6 kedalaman (m) 35-4 4-45 45-5 8 5-53.81 53.8-56 56 59.3 12 59.3-65 65-714 7-75 75-816 18 Komposisi Al 2O 3dan MgO (%) Al2O3 MgO Gambar 5.1. Grafik hubungan kandungan Al 2 O 3 dan MgO terhadap kedalaman intrusi Pada conto batugamping BH - 1 ( Blok H-5, X : -,374, Y : -2,153.77) kedalaman 15 32.2 meter dan 59.3 7 meter telah terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan penurunan kandungan CaO bergradasi mendekati intrusi basalt. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena sebagian magma pada saat intrusi masuk ke dalam retakan pada batugamping dan menggantikan sebagian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). 57

5.6. Komposisi kimia terhadap intrusi basalt pada arah vertikal, BH - 13 ( Blok F - 5, X : -.275, Y : -1,978.5) NO Tabel 5.6. Komposisi kimia batuan dari inti bor, BH - 13 ( Blok F-5, X : -.275, Y : -1,978.5 ) KEDALAMAN KOMPOSISI KIMIA (%) BATUAN (Meter) SiO 2 AL 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO MgO H 2 O 1 15. - 11. Batugamping.37.66.51 54.1.43.86 2 11. - 115. Batugamping.92.65.55 53.11.54.94 3 115. - 12. Batugamping.9.89.77 52.57.51 1.6 4 12. - 125. Batugamping 1.5.9 1.2 52.27.62 1.3 5 125. - 13. Batugamping 2.1 1.32 1.39 52.44 1.5 1.22 6 13. - 135. Batugamping 3.3 1.78 1.54 52.39 1.3 1.21 7 135. - 14. Batugamping 7.66 1.87 1.79 48.9 1.47 1.2 8 14. - 145. Basalt 36.73 1.45 13.83 2.53 12.28 1.6 9 145. -15. Basalt 37.3 1.83 14.24 2.41 13.17 1.37 1 15. - 155. Basalt 38.58 11.78 15.57 19.8 12.69 1.25 11 155. - 16. Basalt 37.52 11.36 14.59 2.43 14.25 1.32 12 16. - 165. Basalt 35.53 11.67 14.87 19.57 14.29 1.29 13 165. - 17. Basalt 35.54 11.87 15.77 18.63 14.73 1.12 Kedalaman (m) 15-11 11-1152 115-12 12-125 4 125-13 13-1356 135-14 8 14-145 145-15 15-1551 155-16 16-16512 165-17 5 1 15 2 25 3 35 4 45 5 55 14 Komposisi SiO 2, Fe 2O 3 dan CaO (%) SiO2 Fe2O3 CaO Gambar 5.11 Grafik hubungan kandungan SiO 2, Fe 2 O 3 dan CaO terhadap kedalaman Intrusi 58

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 15-11 11-115 2 115-12 12-125 4 125-13 Kedalaman (m) 13-135 6 135-14 14-145 8 145-15 15-1551 155-16 16-16512 165-17 14 Komposisi Al 2O 3 dan MgO (%) Al2O3 MgO Gambar 5.12. Grafik hubungan kandungan Al 2 O 3 dan MgO terhadap kedalaman intrusi Pada conto batugamping BH - 13 ( Blok F-5, X : -.275, Y : -1,978.5) kedalaman 125 14 meter telah terjadi peningkatan kandungan SiO 2 dan pengurangan kandungan CaO bergradasi mendekati intrusi basalt. Batugamping ini telah mengalami metasomatism yang menyebabkan sebagian unsur Ca digantikan oleh unsur Si dan Mg. Hal tersebut terjadi karena sebagian magma pada saat intrusi masuk ke dalam retakan pada batugamping dan menggantikan sebagian unsur Ca oleh fluida intrusi basalt yang kaya akan mineral-mineral mafik (mengandung Mg) serta larutan sisa magma dari basalt yang mengandung silika (SiO 2 ). 59

5.7. Pengukuran Persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, (Blok M, X : - 55., Y : - 2,65.) Tabel 5.7. Pengukuran persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, Blok M, X : - 55., Y : - 2,65. LOKASI JARAK DARI PERSEN BUTIRAN CONTO INTRUSI (M) KASAR HALUS LP-1 5 9.3 9.6 LP-2 1 81.6 18.3 LP-3 15 37.6 62.4 LP-4 2 27 73 LP-5 25 4 96 LP-6 3 1 11 1 9 8 Jumlah Butiran (%) 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Butiran Kasar Jarak Terhadap Intrusi (m) Butiran Halus Gambar 5.13. Grafik Hubungan Persen Butiran Terhadap Jarak Intrusi 6

Pada conto batugamping Blok M, X : - 55., Y : - 2,65. telah terjadi peningkatan jumlah ukuran butir kasar karena pengaruh intrusi. Hal ini terjadi karena batugamping yang dekat intrusi mengalami penambahan suhu sehingga terjadi rekristalisasi kalsit membentuk kristal yang lebih besar. Bentuk kristal yang mengalami rekristalisasi akibat intrusi akan nampak jelas dan saling interlocking (sedikit pori), batugamping semakin kompak. Pada beberapa conto butiran kristal kalsit berbentuk equidimensional sebagai penciri telah mengalami rekristalisasi. Batugamping yang terpengaruh oleh proses intrusi ini telah mengalami metamorfose kontak. Batugamping yang mengalami perubahan tekstur akibat intrusi ini (meta sedimen) diperkirakan sampai sejauh 25 meter dari tubuh intrusi. 5.8. Pengukuran Persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, (Blok M, X : - 9., Y : - 2,62.) Tabel 5.8. Pengukuran persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, Blok M, X : - 9., Y : - 2,62. LOKASI JARAK DARI PERSEN BUTIRAN CONTO INTRUSI (M) KASAR HALUS LP-7 5 9 1 LP-8 1 81.3 18.7 LP-9 15 38 62 LP-1 2 27 73 LP-11 25 4 96 LP-12 3 1 61

11 1 9 8 Jumlah Butiran (%) 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) Butiran Kasar Butiran Halus Gambar 5.14. Grafik hubungan persen butiran terhadap jarak intrusi Pada conto batugamping Blok M, X : - 9., Y : - 2,62. telah terjadi peningkatan jumlah ukuran butir kasar karena pengaruh intrusi. Hal ini terjadi karena batugamping yang dekat intrusi mengalami penambahan suhu sehingga terjadi rekristalisasi kalsit membentuk kristal yang lebih besar. Bentuk kristal yang mengalami rekristalisasi akibat intrusi akan nampak jelas dan saling interlocking (sedikit pori), batugamping semakin kompak. Pada beberapa conto butiran kristal kalsit berbentuk equidimensional sebagai penciri telah mengalami rekristalisasi. Batugamping yang terpengaruh oleh proses intrusi ini telah mengalami metamorfose kontak. Batugamping yang mengalami perubahan tekstur akibat intrusi ini (meta sedimen) diperkirakan sampai sejauh 25 meter dari tubuh intrusi. 62

5.9. Pengukuran Persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, (Blok J, X : 8., Y : -2,35.) Tabel 5.9. Pengukuran persen ukuran butir mineral terhadap jarak intrusi, Blok J, X : 8., Y : -2,35. LOKASI JARAK DARI PERSEN BUTIRAN CONTO INTRUSI (M) KASAR HALUS LP-13 5 89.3 1.7 LP-14 1 79 21 LP-15 15 33.7 66.3 LP-16 2 16 84 LP-17 25 4 96 LP-18 3 1 11 1 9 8 Jumlah Butiran (%) 7 6 5 4 3 2 1 5 1 15 2 25 3 35 Jarak Terhadap Intrusi (m) Butiran Kasar Butiran Halus Gambar 5.15. Grafik hubungan persen butiran terhadap jarak intrusi 63

Pada conto batugamping Blok J, X : 8., Y : -2,35. telah terjadi peningkatan jumlah ukuran butir kasar karena pengaruh intrusi. Hal ini terjadi karena batugamping yang dekat intrusi mengalami penambahan suhu sehingga terjadi rekristalisasi membentuk kristal yang lebih besar. Bentuk kristal yang mengalami rekristalisasi akibat intrusi akan nampak jelas dan saling interlocking (sedikit pori), batugamping semakin kompak. Pada beberapa conto berbentuk equidimensional sebagai penciri telah mengalami perubahan bentuk kesegala arah dan merata. Batugamping yang terpengaruh oleh proses intrusi ini telah mengalami metamorfose kontak. Batugamping yang mengalami perubahan tekstur akibat intrusi ini (batugamping meta) diperkirakan sampai sejauh 25 meter dari tubuh intrusi. 64