2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Neg

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

2016, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indo

Pedoman Pengecualian Informasi Berdasarkan UU No.14 Tahun 2008

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK Nomor: SOP /HM 04/HHK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

No Bahwa secara umum ruang lingkup dalam pengaturan Pengklasifikasian Informasi Publik yaitu mengenai: 1. ketentuan umum; 2. asas dan tujuan

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

3. HAK BADAN PUBLIK 1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS KESEHATAN. Jln. Perintis Kemerdekaan No.65 A, Telp (0751) Padang http :/

PANDUAN PENGISIAN INFORMASI PUBLIK. No. JENIS INFORMASI KETERSEDIAAN. Informasi tentang profil Badan Publik

Hendry Ch Bangun Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota 21 November 2011

Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan

2 Geospasial tentang Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik di Badan Informasi Geospasial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2014 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI BADAN SAR NASIONAL

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK MENURUT UNDANG-UNDANG RI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

II. PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

MENGENAL UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Bagian I. Oleh M.Ema Lestari Lamanepa

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AKSES DAN LAYANAN ARSIP STATIS

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

Pedoman Penerapan Pengecualian Informasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SUMPAH/JANJI SANDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor P

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

BUPATI INDRAMAYU PERATURAN BUPATI INDRAMAYU NOMOR : 7A TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 32/Permentan/OT.140/5/2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

2 dan Keamanan tentang Penetapan Klasifikasi Informasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nom

Bab 3. Undang - Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dewan Pers

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

c. bahwa agar pelaksanaan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/KEPMEN-KP/SJ/2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

No.1908, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Perubahan.

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI SOLOK NOMOR : TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 19/PERMEN-KP/2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN SEDERHANA PENERAPAN UU KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMINFO PEMAHAMAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 313, 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SINGKAWANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

BIMBINGAN TEKNIS STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT 1. Rancangan Peraturan Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia Nomor Tahun 2010 Tentang Standar Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN KUNINGAN

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010

TEKNIK PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PUBLIK (IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.14 TAHUN 2008)

INFORMASI DIKECUALIKAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN dan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI. Yang bertanda tangan di bawah ini, mengajukan permintaan informasi : Pemohon Informasi. Nomor KTP (Sesuai KTP)*

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI No. Pendaftaran :...*

soekartono ė-mail :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/PMK.01/2012 TENTANG

Transkripsi:

No.1585, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Informasi Publik. Uji Konsekuensi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 22 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 19 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di setiap Badan Publik wajib melakukan pengujian tentang konsekuensi secara seksama dan penuh ketelitian sebelum menyatakan informasi publik tertentu dikecualikan untuk diakses oleh setiap orang; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Pedoman Uji Konsekuensi Informasi Publik di Lingkungan Badan SAR Nasional dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4658); 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional; 5. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PER.KBSN-01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.15 Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 6. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.15 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Kehumasan di Lingkungan Badan SAR Nasional; 7. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.19 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Search And Rescue sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.20 Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1390); 8. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PK.20 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Badan SAR Nasional; Memperhatikan : Keputusan Kepala Badan SAR Nasional Nomor SK.KBSN-101/VII/BSN-2014 tentang Pengangkatan Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi (PPID)di Lingkungan Badan SAR Nasional; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL TENTANG PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL.

3 Pasal 1 Pedoman Uji Konsekuensi Informasi Publik digunakan sebagai pedoman/acuan pada pelaksanaan uji konsekuensi informasi di lingkungan Badan SAR Nasional bagi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi dalam melaksanakan pengujian atas konsekuensi informasi publik sebelum dinyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan untuk diakses. Pasal 2 Pedoman Uji Konsekuensi Informasi Publik bertujuan untuk memberikan keseragaman dan kepastian tugas Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam pelaksanaan pengujian konsekuensi atas informasi yang dikecualikan. Pasal 3 Ruang lingkup Pedoman ini terdiri atas: a. Persiapanpengujian konsekuensi; b. Penyusunan dokumen informasi publik yang diusulkan dikecualikan; c. Pelaksanaan pengujian konsekuensi; d. penetapan jangka waktu pengecualian informasi; dan e. Pengubahan klasifikasi serta jangka waktu pengecualian informasi. Pasal 4 Pedoman Uji Konsekuensi Informasi Publik di lingkungan Badan SAR Nasional secara lengkap sebagaimana tercantum pada lampiran Peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional ini. Pasal 5 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

4 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Oktober 2014 KEPALA BADAN SAR NASIONAL, FHB. SOELISTYO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN

5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 22 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL PEDOMAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengamanatkan kepada Badan Publik untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi guna mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien, dapat diakses dengan mudah. Sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menyatakan bahwa Pengklasifikasian Informasi Publik ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di setiap Badan Publik berdasarkan Pengujian Konsekuensi secara seksama dan penuh ketelitian sebelum menyatakan informasi publik tertentu dikecualikan untuk diakses oleh setiap orang. Penetapan Pengklasifikasian Informasi Publik dilakukan atas persetujuan pimpinan badan publik, dan ditetapkan dalam bentuk surat penetapan klasifikasi. berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu disusun Pedoman Uji Konsekuensi Informasi Publik di Lingkungan Badan SAR Nasional dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional. www.peraturan.go.id

6 Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Badan SAR Nasional untuk selanjutnya disebut Basarnas adalah lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pencarian dan pertolongan. 2. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tandatanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca, yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik atau non elektronik. 3. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya, serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. 4. Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang tidak dapat diakses oleh Pemohon Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. 5. Pengklasifikasian Informasi Publik adalah penetapan Informasi sebagai Informasi yang dikecualikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. 6. Pengujian Konsekuensi adalah pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan secara seksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya. 7. Jangka Waktu Pengecualian adalah rentang waktu berlaku suatu informasi yang dikecualikan dapat diakses oleh Pemohon Informasi Publik. 8. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di Badan SAR Nasional. 9. Tim Pengujian Konsekuensi adalah petugas yang ditunjuk PPID Utama untuk menguji bahan Informasi Publik. 10. Orang adalah orang perseorangan kelompok orang badan hukum atau badan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008tentang Keterbukaan Informasi Publik.

7 BAB II PROSEDUR PENGUJIAN KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK Pengujian Konsekuensi Informasi Publik di lingkungan Basarnas dilakukan oleh Tim Pengujian Konsekuensi yang dibentuk oleh PPID, dengan susunan keanggotaan terdiri atas: 1. Unsur PPID; 2. Unit Kerja Eselon II; dan 3. Unit Pelaksana Teknis (UPT). Dokumen Informasi Publik yang akan dilakukan Pengujian Konsekuensi dapat diusulkan oleh Unit Kerja Eselon II dan/atau Unit Pelaksana Teknis kepada PPID. A. Persiapan pengujian konsekuensi. Unit Kerja Eselon II serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) mengajukan usulan permohonan kepada PPID atas dokumen informasi public yang akan dilakukan uji konsekuensi dengan menggunakan cara sebagaimana tercantum pada Format 1. B. Penyusunan dokumen informasi publik diusulkan dikecualikan. PPID melakukan inventarisasi dan mengklasifikasi dokumen informasi publik yang diterima dari Unit Kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Klasifikasi informasi atasdokumen informasi publik yang akan diusulkan untuk dikecualikan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan menggunakan prosedur sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dasar hukum pengecualian sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (konsekuensi mutlak) terdiri atas: a. Informasi Publik yang apabila dibuka dandiberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat: 1) Menghambat proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat: a) menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana; b) mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak pidana;

8 c) mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencanarencana yang berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk kejahatan transnasional; d) membahayakan keselamatan dan kehidupan penegak hukum dan/atau keluarganya; dan/atau e) membahayakan keamanan peralatan, sarana, dan/atau prasarana penegakan hukum. 2) Mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat. 3) Mengungkapkan kekayaan alam Indonesia; 4) Merugikan ketahanan ekonomi nasional; 5) Merugikan kepentingan hubungan luar negeri, informasi mengenai: a) posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah diambil oleh negara dalam hubungannya dengan negosiasi internasional; b) korespondensi diplomatik antarnegara; c) sistem komunikasi dan persandian yang dipergunakan dalam menjalankan hubungan internasional; dan/atau d) perlindungan dan pengamanan infrastruktur strategis Indonesia di luar negeri. 6) Mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; 7) Mengungkap rahasia pribadi, yaitu informasi mengenai: a) riwayat dan kondisi anggota keluarga; b) riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang; c) kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang; d) hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi kemampuan seseorang; dan/atau e) catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan nonformal.

9 b. Memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan; c. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 2. Mengidentifikasi dasar hukum pengecualian dari peraturan perundang-undangan terkait (konsekuensi tertimbang); Pengecualian informasi publik diakomodasi dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait dan sinkronisasi dilakukan dengan menggunakan kaidah umum general principle of law. 3. Mengidentifikasi akibat dari informasi publik. Menelusuri konsekuensi yang ditimbulkan dan mengidentifikasi ketentuan legal yang mengatur pengecualian atas dasar konsekuensi tersebut, melalui: a. Mengurai kerahasiaan bahwa suatu informasi dikecualikan dengan lebih dari satu alasan konsekuensi multiple secrecy; b. ketentuan berdasarkan undang-undang lain. Selain berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, ketentu an untuk melakukan uji konsekuensi informasi juga berdasarkan peraturan perundang-undangan lain. c. memanfaatkan pendapat ahli. Untuk pengecualian berdasarkan peraturan perundangundangan lain, ketikasulit diperoleh risalah perundangundangan tersebut, dapat dilakukan diskusi pembahasan peraturan dengan memanfaatkan pendapat ahli dalam mengidentifikasi konsekuensi yang timbul jika informasi tersebut dibuka. Pendapat ahli adalah salah satu sumber hukum. Melalui pendapat ahli dapat diketahui alasan mendasar pengecualian informasi berdasarkan peraturan perundang-undangan, sehingga dapat dirumuskan dugaan atas konsekuensi yang diperkirakan akan timbul jika informasi dibuka kepada publik. PPID setelah menerima usulan dokumen informasi dari Unit Kerja Eselon II serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) menyampaikan kepada Tim Pengujian Konsekuensi.

10 C. Pelaksanaan pengujian konsekuensi Pengujian Konsekuensi dilakukan oleh Tim Pengujian Konsekuensi dengan cara: 1. Mengidentifikasi dasar hukum pengecualian sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (konsekuensi mutlak); 2. Mengidentifikasi dasar hukum pengecualian dari peraturan perundang-undangan lainnya (konsekuensi tertimbang); 3. Mengidentifikasi akibat dari informasi publik dengan mempertimbangkan menutup informasi dapat melindungi kepentingan yang lebih besar atau sebaliknya; 4. Menandatangani berita acara hasil uji konsekuensi informasi publik oleh Tim Pengujian Konsekuensi; dan 5. Menilai dan merekomendasikan atas dokumen informasi publik yang dikecualikan kepada PPID Utamauntuk diusulkan ditetapkan sebagai Informasi yang dikecualikan kepada atasan PPID Utama atas nama pimpinan Basarnas. Untuk melakukan pengujian konsekuensi butir 1 dan butir 2 di atas menggunakan seperti tercantum pada Format 2. D. Penetapan Jangka Waktu Pengecualian Informasi Jangka waktu pengecualian terhadap informasi yang dikecualikan, dibedakan menjadi: 1. Jangka waktu pengecualian informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses penegakan hukum, ditetapkan paling lama 30 (tiga puluh) tahun. 2. Jangka Waktu Pengecualian Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. 3. Jangka Waktu Pengecualian Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik da pat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia ditetapkan selama jangka waktu yang dibutuhkan untuk perlindunga n kekayaan alam Indonesia. 4. Jangka Waktu Pengecualian Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat merugikan

11 ketahanan ekonomi nasional ditetapkan selama jangka waktu yang dibutuhkan untuk perlindungan ketahanan ekonomi nasional. 5. Jangka Waktu Pengecualian Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri ditetapkan selama jangka waktuyang dibutuhkan untuk perlindungan kepentingan hubungan luar negeri. 6. Jangka Waktu Pengecualian Informasi Publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. Jangka Waktu Pengecualian Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi seseorang ditetapkan selama jangka waktu yang dibutuhkan untuk perlindungan rahasia pribadi seseorang. E. Pengubahan Klasifikasi dan Jangka Waktu Pengecualian Informasi 1. Pengubahan klasifikasi Informasi Publik yang dikecualikan dapat dilakukan berdasarkan Pengujian Konsekuensi dan ditetapkan dengan keputusan oleh pejabat atasan langsung PPID Utama. 2. Informasi yang dikecualikan yang telah habis Jangka Waktu Pengecualiannya menjadi Informasi Publik yang dapat diakses oleh Pemohon Informasi Publik dengan ditetapkan dengan Keputusan oleh pejabat atasan langsung PPID Utama. BAB III PENUTUP PedomanUjiKonsekuensiInformasiPublik Badan SAR Nasional merupakan implementasi Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik. Oleh karena itu agar digunakan dan dimanfaatkan PPID Badan SAR Nasional dalam melakukan usulan dan pelaksanaan uji konsekuensi atas informasi publik yang akan dikecualikan. KEPALA BADAN SAR NASIONAL, FHB. SOELISTYO

12 FORMAT 1. LEMBARFORMATUSULANDAFTARINFORMASIYANGDIKECUALIKAN USULANDAFTARINFORMASIYANGDIKECUALIKAN UnitKerja Eselon II/UnitPelaksanaTeknis: No. Materi/ AlasanP engecualian Dampak Jangka Informasi yang apabila Waktu Dikecualikan Pasal 17 Peraturan informasi Informasi Undang-Undang Perundang- tersebut yang tentang undangan tidak ditutup Dikecualika Keterbukaan lainnya n Informasi Publik 1 2 3 4 5 6 Mengetahui, Pimpinan Unit kerja eselon II/Unit Pelaksana Teknis (UPT) ( )

13 FORMAT 2. DAFTAR PERTANYAAN PENGUJIAN KONSEKUENSI No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN 1 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf a angka 1 (menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana) 2 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf a angka 2 (mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, dan atau korban yang mengetahui adanya tindak pidana) 3 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf a angka 3 (mengungkapkan data intelejen kriminal dan rencana-rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk kejahatan transnasional) 4 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf a angka 4 (membahayakan keselamatan dan kehidupan penegak hukum dan atau keluarganya)

14 No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN 5 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf a angka 5 ( membahayakan keamanan peralatan, sarana, dan atau prasarana penegak hukum ) 6 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf b (Informasi publik yang apabila diberikan dan di buka kepada pemohon informasi publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari pesaing usaha tidak sehat ) 7 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf c angka 1 ( informasi tentang strategi, intelegen, iperasi, taktik, dan teknik yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Penilaian sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar negeri ) 8 Apakah Informasi yang di

15 No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN KIP pasal 17 huruf c angka 2 (dokumen yang memuat tentang strategi, intelegen, operasi, teknik dan taktik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran, atau evaluasi ) 9 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf c angka 3 (jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara serta rencana pengembangannya. 10 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf c angka 4 (gambar dan data tentang situasi dan keadaan pangkalan dan atau instalasi militer) 11 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf c angka 5 (data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan negara lain terbatas pada segala tindakan dan atau

16 No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN indikasi negara tersebut yang dapat membahayakan kedaulatan Negara Republik Indonesia dan atau data terkait kerja sama militer dengan negara lain yang di sepakati dalam perjanjian tersebut sebagai rahasia atau sangat rahasia ) 12 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf c angka 6 (sistem Persandian Negara ) 13 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf c angka 7 ( sistem Intelejen Negara ) 14 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf d (Informasi publik yang apabila di buka dan di berikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia ) 15 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf e angka 1 (rencana awal pembelian dan penjualan mata uang nasional atau asing, saham dan aset vital milik negara)

17 No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN 16 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf e angka 2 (rencana awal nilai tukar, perubahan suku, bunga bank, suku bunga, model operasi institusi keuangan) 17 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf e angka 3 (rencana awal perubahan suku bunga bank, pinjaman pemerintah, perubahan pajak, tarif, atu pendapatan Negara/ daerah lainnya ) 18 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf e angka 4 (rencana awal penjualan atau pembelian tanah atau properti) 19 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf e angka 5 (rencana awal investasi asing) 20 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf e angka 6 (proses dan hasil pengawasan perbankan,

18 No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN asuransi, atau lembaga keuangan lainnya ) 21 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf e angka 7 (hal-hal yang berkaitan dengan proses pencetakan uang) 22 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf f angka 1 (posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah di ambil oleh negara dalam hubungannya dengan negoisasi Internasional ) 23 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf f angka 2 (korespondensi diplomatik antar negara ) 24 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf f angka 3 (sistem komunikasi dan persediaan yang di pergunakan dalam menjalankan hubungan internasional) 25 Apakah Informasi yang di

19 No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN KIP pasal 17 huruf f angka 4 (perlindungan dan pengamanan infrastruktur strategis indonesia di luar negeri) 26 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf g ( informasi publik yang apabila di buka dapat mengungkapkan isi fakta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang ) 27 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf h angka 1 (riwayat dan kondisi anggota keluarga ) 28 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf h angka 2 (riwayat, kondisi, dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang) 29 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf h angka 3 (kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang)

20 No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN 30 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf h angka 4 (hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitasdanrekomenda si kemampuan seseorang) 31 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf f angka 5 (catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan nonformal ) 32 Apakah Informasi yang di KIP pasal 17 huruf I (memorandum atau suratsurat antar Badan Publik atau intra badan publik, yang menurut sifatnya di rahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi atau pengadilan. 33 Apakah Informasi yang di KIP pasal 6 ayat (3) huruf d (informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan) 34 Apakah Informasi yang di

21 No A. INDIKATOR : KONSEKUENSI MUTLAK PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN KIP pasal 6 ayat (3) huruf e (informasi publik yang di minta belum di kuasai atau di dokumentasikan ) 35 Apakah Informasi yang di lainnya, Jika Ya, sebutkan Ada satu atau lebih jawaban Ya., maka tidak perlu untuk melanjutkan uji konsekuensi. Dengan demikian informasi dimaksud merupakan informasi yang di kecualikan. (TIDAK dapat di publikasikan ke publik) Jika semuajawaban adalah tidak, maka dilanjutkan dengan mengisi bagian B KESIMPULAN DATA YANG DIKECUALIKAN/DATA YANG TIDAK DIKECUALIKAN

22 No B. INDIKATOR KONSEKUENSI TERTIMBANG PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN 1 Apakah informasi yang di publikasikan menurut peraturan pemerintah yang ada, jika ya, sebutkan peraturan pemerintah dimaksud. 2 Apakah informasi yang di publikasikan menurut peraturan Presiden yang ada, jika ya, sebutkan peraturan Presiden dimaksud. 3 Apakah informasi yang di publikasikan menurut surat keputusan Presiden yang ada, jika ya, sebutkan surat keputusan Presiden dimaksud. 4 Apakah informasi yang di publikasikan menurut Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika yang ada. Jika Ya, sebutkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika dimaksud. 5 Apakah informasi yang di publikasikan menurut surat keputusan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika yang ada, jika ya, sebutkan surat keputusan PeraturanMenteri Komunikasi dan Informatika dimaksud.

23 No B. INDIKATOR KONSEKUENSI TERTIMBANG PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN 6 Apakah informasi yang di publikasikan menurut surat edaran Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika yang ada, jika ya, sebutkan surat edaran Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika dimaksud. 7 Apakah informasi yang di publikasikan menurut peraturan Eselon 1/ surat Edaran Eselon 1 yang ada, Jika Ya, sebutkan Eselon 1 / surat edaran Eselon 1 dimaksud. 8 Apakah informasi yang di publikasikan menurut surat keputusan Presiden yang ada, jika ya, sebutkan surat keputusan Presiden dimaksud. 9 Apakah informasi yang di publikasikan menurut kebijakan internal di unit Eselon 1 yang ada,jika ya, sebutkan kebijakan internal di Unit Eselon 1 dimaksud. Dan alasan terbitnya kebijakan tersebut. ( dalam memberikan alasan dapat merajuk pada pasal 2 ayat 4 UU KIP yang berbunyi : Informasi Publik Yang di kecualikan bersifat rahasia sesuai dengan undangundang, kepatutan, dan kepentingan umum

24 No B. INDIKATOR KONSEKUENSI TERTIMBANG PENILAIAN* ALASAN / PERTIMBANGAN berdasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi di berikan kepada masyarakat serta setelah di pertimbangkan dengan seksama bahwa menutup informasi publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya). 10 Apakah informasi yang di publikasikan menurut kebijakan internal di unit Eselon 1 yang ada,jika ya, sebutkan kebijakan internal di Unit Eselon 1 dimaksud. Dan alasan terbitnya kebijakan tersebut. ( dalam memberikan alasan dapat merajuk pada pasal 6 ayat 3 UU KIP yang berbunyi : Informasi Publik yang tidak dapat di berikan oleh Badan Publik, sebagaimana di maksud pada ayat (1) adalah : a. Informasi yang dapat membahayakan Negara; b. informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat; c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi ; d. Informasi yang berkaitan dengan Rahasia Jabatan dan atau ; e.informasi Publik yang di minta belum di kuasai atau di dokumentasikan). KESIMPULAN DATA YANG DIKECUALIKAN/DATA YANG TIDAK DIKECUALIKAN