BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

dokumen-dokumen yang mirip
MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL. Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. 18,19

PEMERIKSAAN MANUAL MASCLE TESTING (MMT) EKTREMITAS INFERIOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia pernah memiliki beberapa pelari kenamaan di nomor elite.

RUNNING SKILLS. Skill highlights

ROM (Range Of Motion)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12

ROM (Range Of Motion)

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

DISLOKASI SENDI PANGGUL

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

BAB I PENDAHULUAN. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015 ANALISIS KINESIOLOGI TEKNIK CABANG OLAHRAGA PANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. maka kesehatan fisik ialah salah satu hal yang penting. Kesehatan fisik

Lampiran I [Daftar Riwayat Hidup]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIOMEKANika olahraga. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Biomekanika/ikun/2003 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

Setuju dalam mengikuti penelitian

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)

JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

MAKALAH LARI JARAK JAUH, JARAK PENDEK, DAN JARAK MENENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

Analisis Gait dan Patologi Gait

PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA. melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk

GULAT (WRESTLING) Sebuah pengantar: Biomekanika Dasar Untuk para Pelatih Gulat. Drs. Yadi Sunaryadi, MPd

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan

GOLF MODUL 5: Pendahuluan

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1. untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. oleh Yustinus Yusdiyanto

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

HUBUNGAN STRUKTUR PELVIS TERHADAP KECEPATAN LARI 60 METER SISWA SMA 3 SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALATIHAN SOAL BAB 10

PENGARUH PELATIHAN LARI SPRINT 60 METER DAN HEXAGONALOBSTACLE SPRINT TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. Muskulus kuadrisep adalah salah satu jaringan lunak yang paling penting

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha)

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Permainan Bola Voli mulai di perkenalkan pada tahun 1895, oleh Wiliam G

ANATOMICAL LANMARK Merupakan titik skeletal yang mudah teridentifikasi, berguna saat menetapkan lokasi pengukuran ukuran2 tubuh atau penentuan tempat

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

BAB I PENDAHULUAN. setengah miliar mengalami obesitas. 1. meningkat pada negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara

Sistem Otot. 3. Mendeskripsikan hipotesis filamen yang bergeser pada kontraksi otot

Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak Dominan. Agus Mahendra FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner (1950:22), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Winang Abudi mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Suriyadi Datau, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan Edy

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

SPRINT. Kegiatan Belajar 5:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Perubahan itu

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

BAB - 3 T O R S I. Gambar 3.2

KOLERASI PANJANG TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER PADA SISWA PUTRA DI SEKOLAH DASAR. Oleh Siti Hijir SD Negeri 003 Rambah

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Kecakapan Bermain Bolabasket. Menurut peraturan PERBASI (2001:1), bolabasket ialah permainan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

Kata Kunci : durasi waktu ketahanan, kesigapan, gitar, penyangga gitar, penyangga kaki. Universitas Kristen Maranatha

MODUL 6: BOLA VOLI Pendahuluan

ANATOMI OTOT DAN SISTEM INTEGUMEN. Pengajar: Dr. Katrin Roosita, MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

LOMPAT TINGGI. Ad 1. Tinggi CG saat take off (H1)

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini tertuang dalam Al Qur an di Surah At-Tin ayat 4 Sesungguhnya

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

KONSEP-KONSEP KINEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

ANALISIS MEKANIKA CABANG OLAHRAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. otot. Kaitannya dengan peningkatan prestasi lompat jauh, lari cepat sangat

MODUL 2 ANALISIS MEKANIKA SPRINT

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ULANGAN TENGAH SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 MATA PELAJARAN : IPA KELAS : VIII HARI/TANGGAL : WAKTU

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Kinesiologi dan Biomekanika Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. 6 Beberapa disiplin ilmu yang terlibat dalam kinesiologi adalah anatomi, fisiologi neuromuskular dan biomekanika. Biomekanika adalah bagian dari kinesiologi yang menerapkan aspek-aspek mekanika pada tubuh manusia. 6 2.2 Pelvis Ekstremitas bawah manusia merupakan organ lokomosi dan penunjang, akan tetapi memiliki gelang panggul yang lebih stabil dan lebar serta tungkai yang lebih panjang dibandingkan dengan ekstremitas atas. 9 Berbeda dengan bahu, gelang panggul merupakan cincin tulang yang hampir kaku. Gelang panggul di bentuk oleh os sacrum, os coccygis, dan kedua os coxae. Tulang-tulang penyusun gelang panggul tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi pelvis. Persendian di pelvis yaitu sacrococcygeal joint, symphysis pubis, dan kedua sacroiliac joint kanan dan kiri. 10 Berikut adalah gambaran dari gelang panggul. 5

6 Gambar 1. Struktur pelvis. Merupakan gambaran tulang penyusun gelang panggul. 9 2.3 Sistem Muskuloskeletal pada Pelvis dan Paha Penghubung antara pelvis (os coxae) dengan os femur adalah acetabulofemoral joint, atau disebut juga artioculatio coxae. Artioculatio coxae merupakan salah satu contoh ball and socket joint pada tubuh manusia, yang dibentuk oleh caput femoris dan acetabulum. 5,11 Hal ini memungkinkan berbagai macam gerak dari femur, yaitu gerak fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi luar, rotasi dalam, horizontal fleksi, horizontal abduksi dan sirkumduksi. Otot-otot yang bekerja pada artioculatio coxae adalah sebagai berikut : 1. Anterior Thigh Muscle Terdiri dari : otot illiopsoas, pectineus, quadriceps femoris, sartorius. 2. Medial Thigh Muscle Disebut juga kelompok otot adduktor paha, terdiri dari : adductor brevis, adductor longus, adductor magnus, gracilis, obturator externus.

7 3. Gluteal Thigh Muscle Terdiri dari : gluteus maximus, gluteus medius, gluteus minimus, tensor fascia latae, piriformis, obturator internus, gemelli superior dan inferior, dan quadratus femoris. 4. Posterior Thigh Muscle Terdiri dari : semitendinosus, semimembranosus dan biceps femoris. 11,12 Berikut ini adalah gambar otot otot yang bekerja pada articulatio coxae berdasarkan fungsinya : Gambar 2. Otot otot yang bekerja pada articulatio coxae. 11 sumber : Grant s Method of Anatomy. 11th ed 2.4 Biomekanika Lari Lari dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase swing dan fase support. 6 Fase swing dimulai ketika toe-off, ketika kaki telah mencapai batas belakang, sampai dengan kaki mendarat lagi di tanah (foot strike). Fase support di mulai ketika kaki depan kontak ketanah, foot strike hingga toe-off.

8 Gambar 3. Fase-fase lari. 6 Fase support dimulai dari fase footstrike, midsupport, hingga toe-off, sedangkan fase swing dimulai saat toe-off, forward swing hingga kembali ke footstrike atau deceleration. Peranan otot tiap fase sangat berbeda tergantung fasenya. Pada fase support, otot-otot ekstensor paha lah yang paling berperan, seperti otot hamstrings, otot gluteus medius dan otot gluteus maximus. Sedangkan saat fase swing otot fleksor paha lah yang berperan aktif, seperti otot illiopsoas, otot tensor fascia latae, otot sartorius dan golongan otot tight adductor. Gambar 4. Otot otot yang berkerja saat lari. 6 Dikutip dari materi mekanisme gerak sistem muskuloskeletal Depatement Anatomy FKUI.

9 2.5 Kecepatan Lari Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi. 13 Kecepatan lari adalah hasil kali antara panjang langkah dan frekuensi (jumlah perdetik) langkah. 14 2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Lari Frekuensi langkah dipengaruhi oleh teknik lari dan kecepatan kontraksi otot. 5,15 Teknik lari disini yang dimaksud adalah teknik start, teknik gerakan lari, dan teknik memasuki garis finish. Teknik start standart untuk lari jarak pendek adalah start jongkok. Sedangkan gerakan lari yang berpengaruh adalah posisi tubuh saat lari, gerakan kedua tangan, dan gerakan langkah kaki. Teknik memasuki garis finish yang baik dan benar adalah membusungkan dada kedepan saat memasuki garis finish. Panjang langkah dipengaruhi oleh kekuatan otot ekstensor paha (seperti otot hamstrings, otot gluteus medius dan otot gluteus maximus), Range of Motion (ROM) articulatio coxae dan ciri anthropometri dari pelari. 5,15 Kekuatan otot merupakan hal yang signifikan dalam prestasi lari. 8 sedangkan antropometri dilihat dari tinggi badan dan panjang tungkai mempengaruhi kecepatan berlari. 16 Penelitian sebelumnya oleh Weyand, dkk, menunjukkan bahwa gaya tolak saat kaki menyentuh tanah merupakan faktor paling dominan dalam penentuan kecepatan lari. 17 Gaya tolak saat kaki kontak dengan tanah dapat mempengaruhi panjang langkah maupun frekuensi langkah. Faktor -faktor yang membatasi prestasi pelari cepat (sprint) yaitu 14 :

10 Tenaga otot Viskositas otot Kecepatan reaksi Kecepatan kontraksi Koordinasi Ciri antropometris 2.6 Sistem Pengungkit Pengungkit adalah pesawat sederhana yang bekerja berdasarkan prinsip momen. Pengungkit adalah sebuah batang kaku yang memiliki titik tumpu, titik gaya dan titik beban. Sistem pengungkit ini mempengaruhi gaya yang dilakukan oleh otot-otot kaki saat lari. Ada 3 tipe pengungkit, pengungkit tipe 1 yaitu titik tumpu berada diantara titik beban dan titik gaya. Pengungkit tipe 2 yaitu titik beban berada diantara titik tumpu dan titik gaya. Sedangkan pengungkit tipe 3 yaitu titik gaya berada diantara titik tumpu dan titik beban. Sistem pengungkit yang bekerja di persendian panggul adalah sistem pengungkit tipe 3. 18

11 Gambar 5. Sistem pengungkit. 6 Sistem pengungkit tipe 1 titik tumpu berada diantara gaya dan beban. Tipe 2 beban berada diantara titik tumpu dan gaya. Tipe 3 gaya berada diantara beban dan titik tumpu. Prinsip kerja pengungkit adalah hasil kali penerapan gaya dan lengan gaya sama dengan hasil kali penerapan beban dengan lengan beban. Pengungkit digunakan untuk memperoleh keuntungan mekanis, sehingga gaya kecil yang diterapkan pada lengan gaya yang panjang dapat diubah untuk mengatasi atau mengangkat beban yang cukup besar, atau untuk memperoleh kecepatan. 19 Keterangan : G = Gaya LG = Lengan Gaya B = Beban LB = Lengan Beban Pengungkit digunakan untuk memperoleh keuntungan mekanis, sehingga gaya kecil yang diterapkan pada lengan gaya yang panjang dapat diubah untuk mengatasi atau mengangkat beban yang cukup besar, atau untuk memperoleh kecepatan.

12 2.7 Sistem Pengungkit pada Articulatio Coxae Sistem pengungkit yang bekerja pada articulatio coxae adalah sistem pengungkit tipe 3. Sistem pengungkit tipe 3 ini memiliki lengan beban lebih panjang dari lengan gaya, karena kerja gaya selalu berada diantara tuas dan titik beban. Sistem pengungkit ini memberikan keuntungan penambahan kecepatan dengan mengorbankan pemakaian gaya. Sistem pengungkit tipe 3 ini bekerja ketika melakukan gerakan antefleksi dari tungkai. Selain sistem pengungkit tipe 3, juga terjadi sistem pengungkit tipe 1 pada articulatio coxae. Sistem pengungkit ini menggambarkan beban yang diterima sendi dipengaruhi oleh berat badan, gaya abduksi otot, dan juga panjang dari lengan gaya dan beban. Gambar 6. Sistem pengungkit tipe 1 pada articulatio coxae. 20 2.8 Pergerakan Pelvis Pelvis dapat melakukan enam gerakan dalam merespon pergerakan batang tubuh maupun pergerakan tungkai antara lain : Anterior Tilt (A) : saat batang tubuh fleksi dan ekstensi dari tungkai Posterior Tilt (B) : saat batang tubuh ekstensi dan fleksi dari tungkai

13 Left (C) and Right (D) Lateral Tilt : saat menempatkan beban tubuh ke kiri maupun kanan tungkai Left (E) and Right (F) Rotation : saat batang tubuh melakukan rotasi ke kiri maupun kanan diikuti pergerakan tungkai sisi yang sama. Gambar 7. Pergerakan pelvis. 6 Saat berlari, rotasi pelvis ke arah kaki penyangga dan tulang belakang kearah kebalikannya. Gerak simultan yang berkebalikan ini mencegah pergerakan berlebihan dari batang tubuh. Rotasi pelvis juga memperpanjang langkah dan mengurangi ketidakseimbangan akibat pergeseran titik gravitasi. Seorang pelari yang baik biasanya melakukan rotasi pelvis dari ketiga bidang anatomis. 21

14 Rotasi pelvis dapat menambah panjang langkah hingga 5 cm, dan jika dilakukan pada lari 100 meter maka dapat memperpendek jarak hingga 2,5 meter atau setara seperempat detik. 15 Hal ini juga didukung dengan hukum fisika mengenai gaya sentripetal dimana kecepatan berbanding lurus dengan jari-jari dan berbanding terbalik dengan masa benda. 22 Fs = vt 2 = Fs = gaya setripetal m = massa benda vt = kecepatan tangensial r = jari jari Rumus di atas menunjukkan bahwa semakin panjang jari jari pelvis maka kecepatan lari akan semakin cepat. 2.9 Lari 60 Meter Lari 60 meter merupakan salah satu nomor lari yang tergolong jarak pendek. Lari cepat dalam jarak pendek adalah lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh(sprint) atau kecepatan maksimal, sepanjang yang harus ditempuh sampai jarak 60, 100 sampai 400 meter. 3 Untuk dapat berprestasi pada lari jarak pendek diperlukan banyak unsur, terutama unsur kecepatan. Pelari profesional biasanya mencapai kecepatan maksimalnya pada jarak 50-70 meter, dimana dapat mempertahankan kecepatan konstan kira-kira 20 meter selanjutnya. 4 Berbeda dengan pelari profesional subyek yang akan dinilai adalah siswa sekolah menengah atas dimana memiliki level kecepatan lari yang berbeda. Maka cabang lari 60 meter merupakan pilihan pengukuran kecepatan yang paling sesuai.

15 2.10 Kerangka Teori Struktur Pelvis Sistem Pengungkit Ciri Antropometri Kekuatan otot Panjang tungkai Rotasi Pelvis ROM Sendi Panggul Daya Dorong Tungkai Teknik Kecepatan kontraksi otot Panjang Langkah Frekuensi Langkah Kecepatan Lari Gambar 8. Kerangka Teori 2.11 Kerangka Konsep Struktur Pelvis Rotasi pelvis Sistem pengungkit Kecepatan Lari Gambar 9. Kerangka konsep

16 2.12 Hipotesis Terdapat hubungan struktur pelvis terhadap kecepatan lari 60 meter siswa SMA 3 Semarang.