Gamaliel Septian Airlanda Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana

dokumen-dokumen yang mirip
Skripsi. Oleh: GAMALIEL SEPTIAN AIRLANDA K

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA di SMA DENGAN MODEL CTL

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

I. PENDAHULUAN Permasalahan dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya usaha

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

E043 PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY DAN MODIFIED INGUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS HYBRID LEARNING UNTUK MENINGATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SMP NEGERI 6 AMBON

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendatangkan

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

E044 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS. Pendidikan Biologi FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

D044 FESTIVAL SAINS DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang tersebut, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ahmad Mulkani, 2013

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 60-71

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENGGUNAAN SIKLUS BELAJAR HIPOTESIS DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA KELAS XI

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. (KPS) (Ramli, 2011). Selain itu, menurut Rustaman (2003) KPS. proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

D Prodi P Biologi Jurusa PMIPA FKIP UNS Surakarta.

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

PENERAPAN ACTIVE LEARNING

Diah Pitaloka Handriani SMP Negeri 1 Surakarta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Biologi. Disusun Oleh : YULI WIDY ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TEMATIK DAN EVALUASINYA DALAM KURIKULUM 2013 SISWA KELAS RENDAH

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS JOYFULL LEARNING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN Etty Twelve Tenth, 2013

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat menuntut bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D042. SMP Negeri 2 Tangen, Kabupaten Sragen. 2 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS, Surakarta. - ABSTRAK

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Retno Sri Iswari, Sri Mulyani ES, Sigit Saptono, Endah Peniati, Eling Purwantoyo. Abstrak FMIPA UNNES

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui pendidikan diharapkan bangsa ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS HSPS DIPADUKAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA XI IPA SMA KRISTEN PETRA MALANG Gamaliel Septian Airlanda Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Email : gama.airlanda@staff.uksw.edu Abstrak Pendidikan menjadi salah satu tonggak dasar pengendalian pola perkembangan era global. Biologi sebagai bagian dari sains harus mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan hakikat sains. Namun kenyataannya guru dan siswa cenderung fokus pada pencapaian nilai kognitif yang tinggi dibandingkan keterampilan sains. Solusi pembelajaran dengan mengembangkan modul berbasis Home Science Process Skill (HSPS) yang merupakan pengorganisasian materi pembelajaran yang mengembangkan keterampilan proses sains berbasis kehidupan sehari-hari (daily life) dan dapat dilakukan oleh siswa di rumah dengan bimbingan guru. Pengembangan modul pembelajaran telah mendapatkan respon positif dari ahli dan juga siswa dengan kriteria valid tanpa revisi. Keterampilan proses sains berhasil meningkat dari 71,31% menjadi 78,77%. Keunggulan pembelajaran ini adalah: adanya peran teknologi informasi, peran orang tua, sumber belajar variatif, kontekstual, berbasis proyek, siswa mengembangkan produk nyata. Kata kunci: modul pembelajaran biologi, home science process skill dipadukan blended learning, keterampilan proses sains Pendahuluan Era perkembangan biologi memasuki tahap baru yang kecenderungannya secara global mengalami transisi dari pemanfaatan teknologi secara fisik dan kimia kini masuk dalam era biologis. Konsep yang ingin dicapai manusia dengan kemajuan teknologi dan informasi seirama dengan pemahaman terhadap lingkungan serta pengelolaannya, menunjukkan kecenderungan perubahan dunia zaman biologi menggantikan zaman fisika (Naisbitt & Aburdene, 199). Hal ini muncul karena banyak produk hasil karya manusia yang justru merusak keseimbangan alam bahkan membahayakan manusia itu sendiri. Contohnya adalah rendahnya pengetahuan manusia tentang hubungan timbal balik antara faktor biotik dan abiotik serta pencemaran dalam kehidupan bermasyarakat, seperti pencemaran asap rokok dalam ruangan, kendaraan umum, atau tempat umum lainnya (Rustaman, 22). Hasil observasi yang dilakukan selama bulan Agustus-September 213 di SMA Kristen Petra Malang menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar belum berjalan sesuai harapan, khususnya dalam pembelajaran biologi. Guru mengajar cenderung berorientasi pada ranah kognitif saja, kurang kreatif dalam mengemas kegiatan pembelajaran, cenderung merasa kesulitan membagi waktu dengan beban materi yang terlalu banyak, kurang praktikum, cenderung khawatir dan mengabaikan peran teknologi informasi khususnya internet. Pembelajaran biologi hanya diartikan sebagai transfer pengetahuan dan hafalan. Jika dilihat dari sudut pandang siswa maka, siswa memaknai biologi adalah dengan nilai akhir yang mereka peroleh, siswa sangat kuat dalam berbagai macam teori namun lemah jika dihadapkan pada persoalan kontekstual, kurang terampil, menganggap biologi sebagai materi hafalan, kurang mampu memanfaatkan media internet sebagai sumber belajar secara maksimal. Kondisi ini jika 1

berlangsung terus menerus akan berakibat pada inisiatif, kreativitas, kualitas pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi informasi di sekolah yang tidak tercapai secara optimal (Airlanda, 212). Diperlukan solusi untuk menyelesaikan dan mengakomodasi segala aspek yang ada. Modul berbasis Home Science Process Skill (HSPS) adalah pengorganisasian materi pembelajaran yang mengembangkan keterampilan proses sains berbasis kehidupan sehari-hari (daily life) dan dapat dilakukan oleh siswa di rumah dengan bimbingan guru. Modul ini memberikan warna baru yang dapat dengan mudah dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Modul berbasis home science process skill akan dipadukan dengan pendekatan blended lerning yang merupakan pembelajaran tatap muka dan dikombinasikan dengan penggunaan teknologi internet sebagai sarana pendukung dalam penjelasan materi, pemberian tugas, serta latihan (Garrison & Vaughan, 28). Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1). mengembangkan modul pembelajaran berbasis Home Science Process Skill (HSPS) untuk siswa kelas XI IPA SMA Kristen Petra Malang. 2). meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA SMA Kristen Petra Malang melalui modul pembelajaran biologi berbasis Home Science Process Skill (HSPS) dipadukan dengan Blended Learning. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1) mengaktifkan keterampilan proses sains siswa dalam penguasaan konsep mata pelajaran biologi. 2) memberikan suasana baru dalam pembelajaran biologi sehingga siswa lebih tertarik belajar biologi. 3) mengaktifkan sikap ilmiah siswa sebagai kelanjutan dari pengembangan keterampilan proses sains siswa. 4) memberikan alternatif sumber belajar 5) memaksimalkan penggunaan internet sebagai sumber belajar biologi. 6) memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran biologi. 7) memberikan masukan dalam rangka menyiapkan lulusan yang berdaya saing internasional demi peningkatan kualitas sekolah. 8) memberikan dasar pemikiran mengenai pendekatan pembelajaran berbasis home science process skill. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan model pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Dick dan Carey (29). Prosedur penelitian pengembangan tersebut diesuaikan tahapan penggunaan Home Science Process Skill yang dipadukan dengan Blended learning dalam pembelajaran. Produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran materi Sistem Reproduksi dan Sistem Imun di SMA Kristen Petra Malang kelas XI IPA. Hasil dan Pembahasan Kajian berdsarkan pembelajaran yang telah dilakukan dilihat dari 3 ranah yang selalu dikembangkan dalam pembelajaran biologi, yaitu: a. Kognitif Hasil nilai kognitif yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang signifikan yang dapat dibuktikan melalui Uji T yang dilakukan, seperti pada gambar 1. 1 73,17 8 6 4 2 82 75,61 Gambar 1. Diagram Perolehan Rata Rata Hasil Tes Kemampuan Kognitif Siswa Berdasarkan hasil kognitif siswa terjadi peningkatan hasil rata-rata pretes dengan postes Sistem Reproduksi dari 73,17 menjadi 82 dan pada Sistem Imun dari 75,61 menjadi 87,22. Peningkatan ini terjadi karena siswa telah mampu membangun pengetahuannya melalui kegiatan proyek berbasis home science 87,22 2

1 9 8 7 6 % 5 4 3 2 1 process skill. Penggunaan berbagai macam sumber belajar, sumber belajar yang konkret dan kontekstual, waktu belajar yang bisa disesuaikan sendiri dan pola konstruktivisme untuk membangun pengetahuan sendiri (Airlanda, 211). b. Psikomotor Keterampilan proses sains merupakan bagian dari ranah psikomotor, oleh karena itu peningkatan keterampilan proses sains dalam penelitian ini dikaji dalam ranah psikomotor. Keterampilan proses sains dilihat dengan triangulasi data: lembar observasi, angket dan wawancara. Hasil lembar observasi keterampilan proses sains pada Gambar 2 81,25 8,83 8,83 72,45 73,61 73,15 77,78 7,37 71,39 68,75 Keterangan: 1 2 3 4 5 1. Merencanakan Percobaan 4. Berkomunikasi 2. Mengelompokkan 5. Menerapkan Prinsip atau Konsep 3. Menafsirkan Hasil Pengamatan Gambar 2. Diagram Perbandingan Hasil Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Sistem Reproduksi dan Sitem Imun Keterampilan yang dikembangkan mampu meningkatkan rata-rata keterampilan proses sains pada beberapa jenis keterampilan yang dilihat, dari 71,31% menjadi 78,77%. Keterampilan proses sains yang dikembangkan melalui pengalaman secara langsung seperti kerja proyek dapat memberikan pemahaman konsep serta kemampuan melakukan keterampilan proses dengan lebih bermakna (Harlen, 1992). SISTEM REPRODU KSI SISTEM IMUN 1 9 8 7 6 % 5 4 3 2 1 Angket digunakan untuk mengetahui pendapat responden dengan jumlah besar serta mampu mengungkapkan hal-hal yang biasanya tidak ingin diekspresikan secara langsung oleh reponden (Arif, 21). Ratarata perolehan hasil angket siswa yang mencapai lebih dari 7%. Peningkatan tertinggi terjadi pada jenis keterampilan menafsirkan hasil pengamatan sebesar 76,89%. Hasilnya pada Gambar 3 76,89 72,4 7,32 67,96 66,98 7,67 7,74 71,67 67,44 62,78 SEBEL UM Keterangan: 1 2 3 4 5 1. Merencanakan Percobaan 4. Berkomunikasi 2. Mengelompokkan 5. Menerapkan Prinsip atau Konsep 3. Menafsirkan Hasil Pengamatan Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil Angket Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Sesedah Perlakuan Siswa dapat memahami secara optimal materi pelajaran yang dibahas dengan beberapa faktor yang terlibat, yaitu: menunjang keterampilan, ketertarikan, menyediakan sumber belajar konkret. Selain itu pembelajaran ini mengembangkan kegiatan hands-on yang membuat psikomotor siswa berkembang dengan baik. Pembelajaran yang mengembangkan hands-on dengan baik dapat memberikan kesempatan yang luas untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan pengembangan konsep dan keterampilan berpikir siswa (Rustaman, 2). SESU DAH 3

Berdasarkan hasil wawancara Siswa menyatakan bahwa modul pembelajaran biologi dapat membantu dalam merencanakan percobaan ilmiah khususnya kerja proyek yang dilakukan, hanya saja siswa masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan tahapan-tahapan tertentu seperti: melakukan kegiatan proyek di luar kelas, selalu membuka website pembelajaran biologi, mengatur waktu bertemu antar anggota kelompok. Kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas secara terintegrasi mampu membantu siswa dalam memanfaatkan berbagai macam sumber belajar sehingga dapat membangun pengetahuannya sendiri, mampu mengajak siswa lebih kontekstual dalam pembelajaran biologi, menjadikan siswa problem solver atas permasalahan dalam kehidupan seharihari. Siswa menyatakan pembelajaran ini cukup unik karena perlu berhubungan dengan orang tua tentang biologi. Orang tua menjadi tahu kegiatan dan materi apa aja yang dipelajari dalam biologi. Aspek psikomotor dapat berkembang signifikan sesuai dengan hasil analisis data, karena pembelajaran ini mengembangkan pola segala aspek, yaitu: keterampilan motorik, pola berpikir dalam kerja proyek, pemberdayaan pola tingkah laku. Pengembangan aspek tersebut dengan baik akan mampu meningkatkan psikomotor secara maksimal (Susilawati, 28). c. Afektif Pembelajaran HSPS dipadukan dengan Blended learning memiliki keunggulan dengan terus menerus membiasakan siswa untuk melatih konsep diri melalui kerja proyek. Konsep diri positif yang kuat akan membuat sikap positif semakin diperkuat dan sikap negatif semakin lemah (Sukanti, 21). Oleh karena itu penelitian ini menunjukkan sikap ilmiah yang dihasilkan melalui deskripsi analisis data sangat baik. Simpulan dan Saran a. Kesimpulan Modul pembelajaran biologi Sistem Reproduksi dan Sistem Imun berbasis Home Science Process Skill dipadukan Blended Learning merupakan modul yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA SMA Kristen Petra Malang dan Pembelajaran berbasis Home Science Process Skill dipadukan Blended Learning dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA SMA Kristen Petra Malang sesuai dengan data yang diambil dari triangulasi lembar observasi, angket dan wawancara. b. Saran Kesulitan yang dihadapi pada saat pengembangan media pembelajaran ini yaitu mengkomunikasikan kerja proyek yang akan dilakukan dalam bentuk pembelajaran tatap muka dan non tatap muka. Sebaiknya pengembang selanjutnya dapat menguasai benar-benar mempu mengkondisikan siswa dan pembelajaran dengan baik sesuai dengan sistem pembelajaran yang ada. Penggunaan teknologi informasi yang maksimal. Hal ini perlu didukung dengan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah, guru dan siswa. Ucapan terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada: 1. Prof. Dra. Herawati Susilo., M.Sc, Ph.D 2. Dr. Suciati, M.Pd 3. Tri Susilo Saudara-saudara yang telah banyak membantu saya dalam memunculkan ide hingga tulisan ini dibuat. 4

Daftar Pustaka Arif, H. 21. Instrumen Penelitian Universitas Negeri Surabaya: Surabaya Airlanda, G. S, & Suciati. 211. Upaya Internalisasi Karakter Melalui Home Science Process Skill Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi UNS. Surakarta, 8 Mei 211 Airlanda G. S. 211. Festival Sains Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi UNS. Surakarta, 16 Juli 211 Airlanda G.S. 212. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Melalui Blended Learning Pada Siswa Kelas XI IPA 3 Putra SMA RSBI Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo Tahun Pelajaran 211/212. Universitas Sebelas Maret Surakarta Garrison, R., & Vaughan, H. 28. Blended learning in higher education: Framework, principles and guidelines. San Francisco: Jossey-Bass. Harlen, W. 1992. The Teaching of Science: Studies in Primary Education London: David Fulton Publisher Naisbitt, J. & Aburdene, P. (199). Megatrend 2. London: Sidgwick & Jackson Rustaman, N. & Rustaman, A. 22. Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah IPA Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI : tidak diterbitkan. Rustaman, N. Y. 211. Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter. Pendidikan Biologi FKIP UNS. Surakarta, 16 Juli 211 5