NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. maka penelitian yang berjudul Peranan Kegiatan Morning Spiritual Gathering

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Oleh: JUMAIDI A

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI KARAKTER MANDIRI DAN KERJA KERAS DALAM MASYARAKAT NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN KERJA KERAS PADA ANAK PEDAGANG JAMU (STUDI KASUS DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

IMPLEMENTASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI DALAM EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

KENDALA DAN SOLUSI PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA KERAS PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENANAMAN KARAKTER KERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELUARGA NELAYAN. (Studi Kasus Pada Anak Keluarga Nelayan Dusun Tawang

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

KEMANDIRIAN WANITA SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK. (Studi Kasus Di Desa Pakang, Andong, Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sarjana S-1

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

PEMANFAATAN PENGGUNAAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN PPKN KELAS XI PADA KURIKULUM 2013 (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Gemolong)

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS PADA ANAK-ANAK KELUARGA PEDAGANG. (Studi Kasus di Pasar Raya Gentan, Baki, Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PERANAN KEGIATAN MORNING SPIRITUAL GATHERING (MSG) DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA GURU DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh: JUMAIDI A220110128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVESITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRAK PERANAN KEGIATAN MORNING SPIRITUAL GATHERING (MSG) DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA GURU DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015) Jumaidi, A220110128, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015, xxiv + 136 Halaman (termasuk lampiran) Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mendeskripsikan peranan, kendala dan solusi terhadap kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin dan tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Jenis pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu hasil temuanya untuk memberikan gambaran berkaitan peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin dan tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan mengkaji dokumen. Uji keabsahan data yang digunakan yaitu melalui triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam pengembangan karakter disiplin dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, memenajemen waktu dengan baik, saling mengawasi antar guru, saling mengingatkan antar guru, kepala sekolah memberikan tauladan baik, keterbukaaan terhadap kendala yang dihadapi, membuat jadwal dengan rapi dan sistematis, dan pendekatan sanksi bagi yang tidak sesuai dengan peraturan. Kendala pengembangan karakter disiplin yaitu karakter guru yang berbeda-beda, guru mengantar anak ke sekolah telebih dahulu, guru kurang dapat memanajemen waktu dengan baik, ada tugas di luar sekolah, dan kendaraan guru yang kurang memadai. Solusi terhadap kendala pengembangan karakter disiplin yaitu guru dipanggil dan diberikan pemahaman biar lebih optimal lagi dalam memanajeman waktu oleh kepala sekolah, pihak ketenagaan mengingatkan guru yang sering terlambat, adanya sanksi, dan membudayakan rasa malu tidak disiplin di lingkungan sekolah. Peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam pengembangan karakter tanggung jawab dilakukan dengan menyiapkan peran petugas masing-masing dalam kegiatan, latihan dan persiapan sebelum menjadi petugas, memberikan laporan ketika ada kendala, kebersamaan untuk mengikuti kegiatan, memberikan motivasi berkenaan dengan materi pada kegiatan, saling bertukar informasi antar guru, koordinasi dengan berbagai pembagian tugas yang ada di sekolah dan memberikan pengarahan jika ada kesalahan, serta ketegasan dari kepala sekolah jika guru kurang bertanggung jawab. Kendala pengembangan karakter tanggung jawab yaitu beberapa guru kurang

kesadaran dari masing-masing pribadi, ikut-ikutan teman guru yang kurang baik, tidak mengikuti kegiatan secara rutin, kegiatan pribadi yang cukup padat. Solusi terhadap kendala pengembangan karakter tanggung jawab yaitu kepala sekolah memanggil guru untuk diajak komunikasi dan ditanya berkaitan kendala masingmasing pribadi, memberikan nasihat untuk menjadikan guru sadar untuk tanggung jawab, didiskusikan dengan teman untuk pemecahan kendala, dan ketegasan kepala sekolah sebagai pemimpin jika ada guru yang kurang bertanggung jawab. Kata Kunci: pengembangan, karakter, disiplin, tanggung jawab, Morning Spiritual Gathering (MSG),

PENDAHULUAN Karakter sangat penting dalam membangun sebuah peradaban bangsa yang kuat dan berahlak mulia. Tanpa karakter sebuah bangsa yang dibangun atas seseorang dengan mudah melakukan sesuatu apapun yang dapat menyakiti atau menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah karakter untuk mengelola dari hal-hal negatif. Karakter yang terbangun dan dapat dikembangkan diharapkan mampu mendorong setiap manusia dalam suatu bangsa untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan hati nurani dan peraturan yang ada. Pengembangan karakter pada dimensi individual suatu bangsa berkaitan erat dengan kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang pada tataran kebiasaan menanamkan nilainilai dan moral. Selanjutnya pada dimensi sosial-struktural lebih pelaksanaan pada menciptakan sebuah sistem yang kondusif secara menyeluruh bagi pertumbuhan individu dalam suatu bangsa untuk mencapai tujuan bangsa secara nasional. Undangundang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, betujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Melihat dari undang-undang Sisdiknas yang dipaparkan di atas, perlu difahami bahwa harus ada kekuatan sinergis dari berbagai pihak untuk mewujudkan fungsi tersebut. Pengembangan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan tanpa terkecuali fungsi pendidikan nasional. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dengan barbagai pihak, baik keluarga, masyarakat, pemerintah, maupun sekolah. Karakter akan berkembang jika semua pihak memiliki kemauan bersama untuk melakukan dan melaksanakan proses pendidikan karakter. Pendidkan karakter sudah dan harus menjadi perhatian pokok dari seluruh lapisan masyarakat, baik lingkungan pemerintahan maupun lingkungan sekolah. Dengan demikian,

pendidikan karakter harus menyertai semua aspek kehidupan termasuk dalam lembaga pendidikan. Secara ideal pengembangan karakter memang harus diintegrasikan ke seluruh aspek kehidupan, termasuk kehidupan sekolah. Sekolah dipandang sebagai tempat yang strategis untuk mengembangkan karakter. Hal ini dimaksudkan agar warga sekolah dalam segala ucapan, sikap, dan tindakan dapat mencerminkan karakter yang baik dan kuat. Penanaman dan pengembangan karakter di sekolah diarahkan pada terciptanya suasana yang kondusif agar memungkinkan semua unsur di sekolah dapat secara langsung maupun tidak langsung berpartisipasi secara aktif sesuai dengan peran dan fungsinya. Peran yang paling urgen atau paling penting di lingkungan sekolah adalah peran yang dimiliki guru. Menurut Hidayatullah (2010:21) menyebutkan bahwa: Guru yang sering memiliki makna digugu dan ditiru (dipercaya dan dicontoh) secara tidak langsung juga memberikan pendidikan karakter kepada peserta didikanya. Oleh karenanya, profil guru harus memiliki sifat-sifat yang dapat membawa peserta didiknya kearah pembentukan karakter yang kuat. Dalam hal ini guru berperan sebagai teladan peserta didiknya. Guru sebagai contoh juga merupakan teladan bagi para peserta didiknya. Keteladanan adalah salah satu faktor penting seorang guru sebagai pendidik. Keteladanan dalam berbagai aspek bersifat multidimensi dalam setiap lini kehidupan. Keteladanan bukan hanya memberikan perintah untuk mengikuti aturan yang ada, juga bukan sekedar memberikan contoh dalam melakukan sesuatu, tetapi memberikan bukti kebiasaan yang baik agar dapat menjadi teladan sebagai fungsi guru karakter. Guru berkarakter, bukan hanya mampu mengajar tetapi juga mampu mendidik. Bukan hanya mampu mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi ia juga mampu menanamkan atau mengembangkan nilai-nilai yang diperlukan untuk mengarungi hidupnya. Bukan hanya memiliki kemampuan secara emosi dan spiritual sehingga guru mampu hidup dengan baik di tengah-tengah masyarakat (Hidayatullah,2010:27). Atas dasar tersebut, karakter memiliki posisi yang sangat penting bagi seorang guru, terutama karakter disiplin dan tanggung jawab. Karakter disipilin dan tanggung jawab harus dikembangkan bagi guru, agar dapat menjadi

teladan bagi peserta didiknya yang masih pada tataran proses pendidikan penanaman karakter serta dapat digunakan untuk mengarungi hidup di masa depan. Dewasa ini masalah-masalah yang masih menggerogoti dunia pendididkan salah satunya adalah masalah karakter atau sering disebut dangan moral yang pada hakikatnya sangat penting bagi kehidupan tidak terkecuali guru. Dilihat dari kenyataan yang ada di lapangan, tidak dipungkiri bahwa terkadang ada sebagian guru yang masih mengalami kesulitan dalam menerapkan strategi keteladanan karakter, karena guru belum dapat diteladani dengan baik. Misalnya, seorang guru meminta peserta didik untuk tidak terlambat datang ke sekolah, tetapi guru sendiri selalu terlambat datang ke sekolah, bahkan terlambat datang saat mengajar. Guru meminta siswa bertanggung jawab untuk selalu mengikuti atau tidak membolos dalam proses pembelajaran, tetapi guru sendiri tidak menjalankan tugasnya dengan baik dengan membiarkan jam pelajaranya kosong dengan alasan yang tidak dapat dirasional oleh muridnya. Inilah masalah besar yang dialami guru dalam menerapkan strategi keteladanan, karena modal utama bagi siswa untuk meneladani adalah guru harus melakukanyanya terlebih dahulu. Terkait dengan guru yang harus memberikan teladan kepada siswa terutama pada sisi teladan karakter disiplin dan tanggung jawab, di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo telah mengembangkan suatu kegiatan yang berguna untuk mengembangkan karakter disiplin dan tanggung jawab bagi guru. Kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) adalah adalah kegiatan pagi bersama yang dilaksanakan di sekolah sebagai wadah guru dalam mengembangkan kedisiplinan dan menyalurkan potensi pemahaman keagamaan atau keislaman dengan metode ceramah di ruang terbuka. Kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dipandang memiliki peranan penting bagi guru dapat mengembangkan karakter disiplin dan tanggung jawab. Jika dihubungkan fokus peneliti dalam mengadakan kajian tentang pengembangan karakter disiplin dan tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dalam penerapan aplikasi di lapangan harus membentuk

perilaku karakter yang mencerminkan kepribadian (karakter) bangsa yang diantaranya adalah karakter disiplin dan tanggung jawab. PPKn memegang peranan penting dalam membentuk karakter baik secara keseluruhan sebagai warga negara maupun secara khusus sebagai warga sekolah. PPKn diharapkan dapat membentuk karakter seseorang, hal ini dipertegas dalam visi, misi, dan tujuan sebagai mana dismpaikan oleh Darmadi (2013), bahwa: Visi: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadianya menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Misi: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membantu mahasiswa memantapkan kepribadianya sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan bertanggung jawab, tahu akan hak dan kewajibanya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan tanggung jawab dan bermoral. Berdasarkan pemaparan visi di atas, dapat dilihat bahwa tujuan dari PPKn adalah memantapkan kepribadian (karakter) menjadi manuasia Indonesia seutuhnya. Berdasarkan misi yang tertera di atas juga dapat dilihat bahwa secara garis besar penjelasan memiliki tujuan untuk memantapkan kepribadian (karakter) sebagai warga Indonesia yang baik dan bertanggung jawab, tahu akan hak dan kewajiban (disiplin) agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan tanggung jawab dan bermoral. Artinya segala kegiatan yang dihasilakan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan fokus utamanya adalah pembentukan karakter dan secara lebih lanjut adalah pengembangan karakter. Sejalan dengan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik mengadakan penelitian sebagai upaya untuk mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam fokusan pengembangan karakter disiplin dan tanggung jawab. Adapun judul dalam penelitian ini adalah Peranan Kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam

Mengembangkan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab pada Guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015). Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015? 2. Bagaimana peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015? 3. Bagaimana kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015? 4. Bagaimana kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015? 5. Bagaimana solusi terhadap kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015? 6. Bagaimana solusi terhadap kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015.

2. Untuk mendeskripsikan peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. 3. Untuk mendeskripsikan kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. 4. Untuk mendeskripsikan kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. 5. Untuk mendeskripsikan solusi terhadap kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. 6. Untuk mendeskripsikan solusi terhadap kendala kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015. Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan yaitu mulai bulan November 2014 sampai dengan Februari 2015. Jenis penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif interaktif yang bertujuan untuk mendiskripsikan suatu peristiwa dalam mengembangkan karakter disiplin dan tanggung jawab. Juga disebut studi kasus, karena penelitian ini juga dilakukan dalam kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG). Penelitian ini menghimpun data-data serta memperoleh pemahaman kasus-kasus terkait dengan kegiatan amaupun peristiwa lain yang terikat oleh tempat dan waktu. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kakoli dan guru yang mengikuti kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Objek

dalam penelitian ini adalah peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) pengembangan karakter disiplin dan tanggung pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Sumber data dalam penelitian ini meliputi informan atau narasumber, peristiwa atau aktifitas, tempat atau lokasi, serta arsip atau dokumen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi (pengamatan), wawancara, dan mengkaji dokumen. Instrumen yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman obsevasi, dan kisi-kisi telaah dokumen. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas data dengan menggunakan tringulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data model interaktif. Adapun langkah-langkah teknik analisis data model interaktif adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Menurut Miles dan Huberman sebagaimana dikutib Sugiyono, 2012:252). Prosedur dalam penelitian ini meliputi tiga hal, yaitu tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis data, dan terakhir tahap penulisan laporan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Peranan Kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam Mengembangkan Karakter Disiplin pada Guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Indikator pengembangan karakter disiplin dalam penelitian ini yaitu usaha usaha membiasakan tepat waktu, menjalankan tugas sesuai jadwal yang ditentukan, membiasakan mentaati peraturan yang berlaku. Pengembangan karakter usaha membiasakan tepat waktu yaitu dengan mengusahakan fasilitas yang memadai, menumbuhkan kesadaran, saling mengawasi, saling mengingatkan antar guru, pemberian reward dan Punisment, serta kepala sekolah memberikan tauladan baik. Pengembangan karakter menjalankan tugas sesuai jadwal yang ditentukan yaitu dengan dengan membuat jadwal petugas secara tersistem, mensosialisasikan kepada guru, jika berhalangan tidak dapat bertugas sesuai dengan jadwal yang tertera di jadwal maka guru yang bertugas mengusahakan untuk menghubungi pihak

ketenagaan atau mencari pengganti guru lain sebagai pembina dalam kegiatan. Pengembangan karakter membiasakan mentaati peraturan yang berlaku yaitu dengan mengingatkan lewat materi yang diberikan petugas pembina kegiatan, pendekatan tauladan yang diberikan kepala sekolah atau juga dengan adanya ketegasan dari pihak sekolah untuk menindak para guru yang tidak mentataati peraturan yang berlaku dengan dipanggil kepala sekolah untuk dinasehati. 2. Peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Indikator-indikator pengembangan karakter tanggung jawab yaitu membiasakan mengerjakan tugas dengan baik, melakukan tugas dengan sepenuh hati, melaporkan yang menjadi tugasnya. Pengembangan karakter membiasakan mengerjakan tugas dengan baik yaitu dengan menyiapkan peran petugas masingmasing, latihan dan persiapan sebelum menjadi petugas, serta meberikan laporan ketika ada kendala serta saling mengitkan antar guru dan unit masing-masing. Pengembangan karakter melakukan tugas dengan sepenuh hati yaitu dengan adanya kebersamaan untuk mengikuti kegiatan, guru dapat saling memberikan motivasi berkenaan dengan materi pada kegiatan, sehingga dalam waktu berkelanjutan guru sadar dan iklas menjalankan tugas yang ada di sekolah. Pengembangan karakter melaporakan yang menjadi tugasnya yaitu dengan saling bertukar informasi antar guru, koordinasi dengan berbagai pembagian tugas yang ada di sekolah dan memberikan pengarahan jika ada kesalahan. Dengan demikian dalam waktu berlanjut, dapat mengembangkan karakter tanggung jawab individu guru. 3. Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Karakter Disiplin pada Guru dan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter disiplin selalu dilakukan oleh guru pada setiap kegiatan di sekolah, secara lebih khusus pada kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) setiap pagi jam kerja di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Kenyataanya tidak menutup kemungkinan terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan karakter disiplin diantaranya adalah guru mengantar anak ke

sekolah telebih dahulu, kurang dapat memanajemen waktu dengan baik, ada tugas di luar sekolah, dan kendaraan yang kurang memadai. 4. Solusi terhadap Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Karakter Disiplin pada Guru dan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter disiplin pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tidak selalu berjalan tanpa adanya suatu kendala, tetapi dibalik kendala yang dialami tentunya ada suatu solusi yang ditimbulkan untuk menyikapi hal tersebut, diantaranya guru dipanggil dan diberikan pemahaman dan pengarahan biar lebih optimal lagi dalam memanajeman waktu, pihak ketenagaan mengingatkan, adanya sanksi, dan membudayakan rasa malu tidak disiplin. 5. Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab pada Guru dan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter tanggung jawab selalu dilakukan oleh guru pada setiap kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Kenyataanya tidak menutup kemungkinan terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan karakter diantaranya beberapa guru kurang kesadaran dari masing-masing pribadi, ikut-ikutan teman guru yang kurang baik, tidak mengikuti kegiatan secara rutin, kegiatan pribadi yang cukup padat. 6. Solusi Terhadap Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab pada Guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tidak selalu berjalan tanpa adanya suatu kendala, tetapi dibalik kendala yang dialami tentunya ada suatu solusi yang ditimbulkan untuk menyikapi hal tersebut, diantaranya kepala sekolah memenggil guru untuk diajak komunikasi dan ditanya berkaitan kendala masing-masing pribadi, memberikan nasihat untuk menjadikan guru sadar untuk tanggung jawab, didiskusikan dengan teman untuk pemecahan kendala, dan ketegasan kepala sekolah sebagai pemimpin.

SIMPULAN 1. Peranan Kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam Mengembangkan Karakter Disiplin pada Guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter disiplin pada guru diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan positif dan berkelanjutan. Peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter disiplin dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, memenajemen waktu dengan baik, saling mengawasi antar guru, saling mengingatkan antar guru, kepala sekolah memberikan tauladan baik, keterbukaaan terhadap kendala yang dihadapi, membuat jadwal dengan rapi dan sistematis, dan pendekatan sanksi bagi yang tidak sesuai dengan peraturan. 2. Peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter tanggung jawab pada guru juga diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan positif dan berkelanjutan. Peranan kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) dalam mengembangkan karakter tanggung jawab dilakukan dengan menyiapkan peran petugas masing-masing dalam kegiatan, latihan dan persiapan sebelum menjadi petugas, memberikan laporan ketika ada kendala, kebersamaan untuk mengikuti kegiatan, memberikan motivasi berkenaan dengan materi pada kegiatan, saling bertukar informasi antar guru, koordinasi dengan berbagai pembagian tugas yang ada di sekolah dan memberikan pengarahan jika ada kesalahan, serta ketegasan dari kepala sekolah jika guru kurang bertanggung jawab. 3. Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Karakter Disiplin pada Guru dan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter disiplin selalu dilakukan oleh guru pada setiap kegiatan di sekolah, secara lebih khusus pada kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Kenyataanya tidak memungkinkan terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan karakter disiplin. Kendala dalam mengembangkan kaerakter disiplin guru dalam kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo yang

ditemui, diantaranya adalah karakter guru yang berbeda-beda, guru mengantar anak ke sekolah telebih dahulu, guru kurang dapat memanajemen waktu dengan baik, ada tugas di luar sekolah, dan kendaraan yang kurang memadai. 4. Solusi terhadap Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Karakter Disiplin pada Guru dan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter disiplin pada guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tidak selalu berjalan tanpa adanya suatu kendala, tetapi dibalik kendala yang dialami tentunya ada suatu solusi yang ditimbulkan untuk menyikapi hal tersebut. Solusi terhadap kendala mengembangkan kaerakter disiplin guru dalam kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo terdapat beberapa yang dapat dilakukan diantaranya guru dipanggil dan diberikan pemahaman biar lebih optimal lagi dalam memanajeman waktu oleh kepala sekolah, pihak ketenagaan mengingatkan guru yang sering terlambat, adanya sanksi, dan membudayakan rasa malu tidak disiplin di lingkungan sekolah. 5. Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab pada Guru dan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Pengembangan karakter tanggung jawab selalu dilakukan oleh guru pada setiap kegiatan Morning Spiritual Gathering (MSG) di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Kenyataanya tidak menutup kemungkinan terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan karakter tersebut. Kendala dalam mengembangkan karakter tanggung jawab guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dapat diambil diantaranya adalah adanya beberapa guru kurang kesadaran dari masing-masing pribadi, ikut-ikutan teman guru yang kurang baik, tidak mengikuti kegiatan secara rutin, kegiatan pribadi yang cukup padat. 6. Solusi Terhadap Kendala yang Dihadapi dalam Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab pada Guru di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Solusi terhadap kendala yang dihadapi diantaranya adalah kepala sekolah memanggil guru untuk diajak komunikasi dan ditanya berkaitan kendala masingmasing pribadi, memberikan nasihat untuk menjadikan guru sadar untuk tanggung

jawab, didiskusikan dengan teman untuk pemecahan kendala, dan ketegasan kepala sekolah sebagai pemimpin jika ada guru yang kurang bertanggung jawab. DAFTAR PUSTAKA Darmadi, Hamid. 2013. Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (http://hamiddarmadi.blogspot.com/2013/07/urgensi_pendidikan_pancasila dan.html). Diakses pada tanggal 25 Mei 2013 pukul 20.53 WIB. Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.