BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Demikian pengertian jual beli menurut pasal 1457 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata atau dalam istilah Belanda dikenal dengan nama Burgerlijk wetboek (BW). 1 Dari pasal tersebut dapat dipahami bahwa transaksi jual beli merupakan suatu perjanjian yang terjadi antara 2 (dua) pihak yang saling mengikatkan dirinya. Pihak pertama atau yang biasa disebut dengan istilah penjual berkewajiban untuk menyerahkan barang, sedangkan pihak kedua atau yang biasa disebut dengan istilah pembeli berkewajiban untuk menyerahkan harga atau membayar harga yang telah diperjanjikan. Sejarah transaksi jual beli sejak dahulu hingga sekarang telah mengalami perubahan. Pada masa dahulu dikenal transaksi jual beli dengan menggunakan sistim barter (barang ditukar dengan barang) karena pada saat itu belum ada alat pembayaran berupa uang. Transaksi ini juga dapat disebut dengan istilah pertukaran innatura. Setelah uang muncul, transaksi jual beli tidak lagi dilakukan dengan sistim barter (pertukaran innatura) akan tetapi menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Seiring dengan perkembangan zaman, sistim transaksi jual beli di Indonesia pun semakin kompleks. Perubahan-perubahan tersebut salah satunya terdapat pada metode atau cara yang digunakan untuk melakukan transaksi jual beli. Metode atau cara transaksi jual 1 Subekti, KUHPerdata (BW)
beli yang banyak dilakukan pada saat ini adalah jual beli dengan sistim online atau yang dikenal dengan istilah electronic commerce yang disingkat e-commerce. Pada masa sekarang, demam transaksi jual beli online sudah sangat marak dilakukan oleh masyarakat sehingga tak lepas dari kemungkinan bahwa setiap orang bebas untuk bertransaksi dengan orang lain secara online. Siapa saja bisa menjadi pihak dalam transaksi jual beli online baik itu orang yang sudah dewasa (cakap bertindak) maupun orang-orang yang belum cakap bertindak yaitu anak yang belum dewasa ( pasal 330 KUHPerdata), orang yang berada dibawah pengampuan (pasal 433 KUHPerdata). 2 Pada tahun 2014 tepatnya tanggal 11 Juli 2014 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2014 penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) di Kabupaten Sleman, tepatnya di Padukuhan (pedusunan) Jaban, Desa Tridadi. 3 Selama dalam kurun waktu hampir dua bulan penulis melaksanakan kegiatan KKN-PPM UGM, di sela-sela kegiatan penulis menyempatkan diri untuk berkumpul dengan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Setelah bercerita dengan masyarakat, penulis mendapati bahwa ada satu kebiasaan remaja yang rata-rata masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sudah pernah bahkan sering melakukan transaksi jual beli online. Ada yang melakukan transaksi melalui facebook, Blackberry Messenger, dan lainnya. Penulis sempat bertanya kepada salah satu remaja tersebut mengenai apa yang biasa dibeli secara online tersebut? Remaja tersebut mengatakan bahwa ia biasa membeli pakaian. Cara yang digunakan yaitu penawaran dilakukan dengan sistim 2 Ibid, pasal 330 dan pasal 433 3 KKN-PPM UGM AS.2014.SLM-16 (kode lokasi KKN penulis)
online, sedangkan penyerahan dilakukan dengan sistim tatap muka atau yang biasa dikenal dengan COD (Cash on Delivery). Kemudian muncul pertanyaan, apakah remaja tersebut yang notabene belum menginjak usia dewasa diperbolehkan melakukan perjanjian jual beli? Lalu bagaimana keabsahan perjanjian tersebut? Sedangkan dalam pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata disebutkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat, yaitu: 4 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu hal tertentu; 4. Suatu sebab yang halal; Butir 2 (dua) pada pasal tersebut menyebutkan bahwa pihak yang membuat suatu perikatan haruslah orang yang cakap untuk bertindak. Jika tidak cakap, maka perjanjian menjadi tidak sah dan dapat dibatalkan. Penulis berasumsi bahwa jika perjanjian tidak sah, maka perjanjian tersebut tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat para pihak. Oleh karena uraian dan hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengadakan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai transaksi jual beli dengan sistim online yang dilakukan oleh para pihak yang didalamnya terdapat pihak yang tidak cakap hukum (anak di bawah umur) di Kabupaten Sleman sebagai dasar penyusunan penulisan hukum dengan judul Pelaksanaan Transaksi Jual Beli Online yang 4 Subekti, KUHPerdata, pasal 1320
Dilakukan Oleh Anak dibawah Umur Menggunakan Media Sosial Di Kabupaten Sleman. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah akibat hukum yang timbul terhadap perjanjian jual beli online yang dilakukan oleh anak dibawah umur di Kabupaten Sleman? 2. Bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan terhadap wanprestasi yang terjadi antara pelaku jual beli online yang salah satu pihak merupakan anak dibawah umur di Kabupaten Sleman? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Tujuan Subyektif a. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. b. Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah kepada pihak-pihak yang terkait pada khususnya, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
2. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui kapankah terjadinya kata sepakat dalam pelaksanaan perjanjian transaksi jual beli online yang dilakukan oleh anak dibawah umur di Kabupaten Sleman b. Untuk mengetahui bagaimanakah cara penyelesaian yang bisa dilakukan terhadap wanprestasi yang terjadi antara pelaku jual beli online yang salah satu pihak merupakan anak dibawah umur di Kabupaten Sleman. D. Keaslian Penulisan Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian yang dilakukan oleh penulis belum pernah diteliti dan ditulis oleh rekan mahasiswa lainnya, dan apabila terdapat penelitian yang membahas mengenai Pelaksanaan Transaksi Jual Beli Online yang Dilakukan Oleh Anak dibawah Umur Melalui Media Sosial, tentunya penelitian tersebut dilakukan di luar Kabupaten Sleman dan mempunyai judul dan rumusan masalah yang sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun penulisan hukum yang memiliki kemiripan tema seperti penulisan hukum yang disusun oleh penulis, yaitu : 1. Skripsi yang ditulis oleh Rahadhi Aji yang berjudul Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Trading Card Game melalui Internet yang dilakukan Anak di bawah Umur tahun 2010 dengan rumusan masalah sebagai berikut: 5 5 Aji, Rahadhi, 2010. Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Trading Card Game Melalui Internet Yang Dilakukan Anak Di Bawah Umur. Penulisan Hukum pada Fakultas Hukum UGM Yogyakarta: tidak diterbitkan
a. Apakah ada kesesuaian antara syarat-syarat sah perjanjian dalam pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan syarat-syarat perjanjian pada transaksi elektronik? b. Bagaimana akibat hukum yang dapat timbul dari transaksi elektronik yang dilakukan oleh anak dibawah umur? c. Bagaimana bentuk upaya yang dapat dilakukan oleh pihak yang dirugikan (pihak anak dibawah umur)? Adapun perbedaannya adalah bahwa rumusan masalah dan lokasi penelitian dalam skripsi tersebut berbeda dengan rumusan masalah dan lokasi penelitian yang penulis angkat untuk diteliti. Rumusan masalah yang penulis angkat adalah apakah akibat hukum yang timbul terhadap perjanjian jual beli online yang dilakukan oleh anak dibawah umur di Kabupaten Sleman dan bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan terhadap wanprestasi yang terjadi antara pelaku jual beli online yang salah satu pihak merupakan anak dibawah umur di Kabupaten Sleman. Sedangkan lokasi penelitian dari skripsi yang penulis teliti adalah kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut, penulisan hukum yang penulis buat dapat dianggap asli dan layak untuk ditulis. 2. Skripsi yang ditulis oleh Aditia Setiawan yang berjudul Perjanjian jual beli online dengan menggunakan sistem pembayaran melalui rekening pihak ketiga (REKBER) penelitian pada PT. REKBER Indonesia tahun 2013 dengan rumusan masalah sebagai berikut: 6 6 Setiawan, Aditia, 2013. Perjanjian Jual Beli Online Dengan Menggunakan Sistem Pembayaran Melalui Rekening Pihak Ketiga (Rekber) Penelitian Pada PT. Rekber Indonesia. Penulisan Hukum pada Fakultas Hukum UGM Yogyakarta: tidak diterbitkan
a. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian jual beli online dengan menggunakan sistem pembayaran melalui rekening bersama jika ditinjau dari aspek hukum perdata? b. Bagaimana akibat hukum bagi para pihak apabila terjadi wanprestasi? Adapun perbedaannya adalah bahwa rumusan masalah, subjek dan juga lokasi penelitian dalam skripsi tersebut berbeda dengan rumusan masalah, subjek dan lokasi penelitian yang penulis angkat untuk diteliti. Rumusan masalah yang penulis angkat adalah apakah akibat hukum yang timbul terhadap perjanjian jual beli online yang dilakukan oleh anak dibawah umur di Kabupaten Sleman dan bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan terhadap wanprestasi yang terjadi antara pelaku jual beli online yang salah satu pihak merupakan anak dibawah umur di Kabupaten Sleman. Kemudian subjek yang penulis teliti adalah anak dibawah umur. Sedangkan lokasi penelitian yang penulis teliti adalah kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut, penulisan hukum yang penulis buat dapat dianggap asli dan layak untuk ditulis. 3. Skripsi yang ditulis oleh Adhelya Riva Rachmawati yang berjudul Pelaksanaan Perjanjian jual beli online (e-commerce) antara Griya Cantik SPA dengan konsumen tahun 2010 dengan rumusan masalah sebagai berikut: 7 a. Bagaimanakah pelaksanaan jual beli online pada Griya Cantik SPA? b. Apakah upaya yang dapat dilakukan oleh pembeli apabila pihak penjual melakukan wanprestasi? 7 Rachmawati, Adhelya, 2010. Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Online (e-commerce) Antara Griya Cantik SPA Dengan Konsumen. Penulisan Hukum pada Fakultas Hukum UGM Yogyakarta: tidak diterbitkan
Adapun perbedaannya adalah bahwa rumusan masalah, subjek dan juga lokasi penelitian dalam skripsi tersebut berbeda dengan rumusan masalah, subjek dan lokasi penelitian yang penulis angkat untuk diteliti. Rumusan masalah yang penulis angkat adalah apakah akibat hukum yang timbul terhadap perjanjian jual beli online yang dilakukan oleh anak dibawah umur di Kabupaten Sleman dan bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan terhadap wanprestasi yang terjadi antara pelaku jual beli online yang salah satu pihak merupakan anak dibawah umur di Kabupaten Sleman. Kemudian subjek yang penulis teliti adalah anak dibawah umur. Sedangkan lokasi penelitian yang penulis teliti adalah kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut, penulisan hukum yang penulis buat dapat dianggap asli dan layak untuk ditulis. 4. Skripsi yang ditulis oleh Zulaikha Ayu Febriani yang berjudul Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli online melalui Facebook ditinjau dari aspek hukum perdata pada komunitas online shop regional Yogyakarta tahun 2010 dengan rumusan masalah sebagai berikut: 8 a. Mengapa pelaksanaan perjanjian jual beli online melalui facebook rentan terhadap pembatalan perjanjian? b. Mengapa penjual/seller dalam pelaksanaan perjanjian jual beli online melalui facebook seringkali salah dan terlambat mengirim barang? Adapun perbedaannya adalah bahwa rumusan masalah, subjek dan juga lokasi penelitian dalam skripsi tersebut berbeda dengan rumusan masalah, 8 Febriani, Zulaikha. 2010. Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Online Melalui Facebook Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata Pada Komunitas Online Shop Regional Yogyakarta. Penulisan Hukum pada Fakultas Hukum UGM Yogyakarta: tidak diterbitkan
subjek dan lokasi penelitian yang penulis angkat untuk diteliti. Rumusan masalah yang penulis angkat adalah apakah akibat hukum yang timbul terhadap perjanjian jual beli online yang dilakukan oleh anak dibawah umur di Kabupaten Sleman dan bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan terhadap wanprestasi yang terjadi antara pelaku jual beli online yang salah satu pihak merupakan anak dibawah umur di Kabupaten Sleman. Kemudian subjek yang penulis teliti adalah anak dibawah umur. Sedangkan lokasi penelitian yang penulis teliti adalah kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut, penulisan hukum yang penulis buat dapat dianggap asli dan layak untuk ditulis. 5. Skripsi yang ditulis oleh Aries Anoraga Sakti yang berjudul Transaksi jual beli melalui e-commerce di forum jual beli situs kaskus tahun 2010 dengan rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana keabsahan perjanjian jual beli melalui situs kaskus[dot]us? 9 b. Bagaimana perlindungan hukum bagi para pihak dalam jual beli e- commerce di situs kaskus[dot]us? Adapun perbedaannya adalah bahwa rumusan masalah, subjek dan juga lokasi penelitian dalam skripsi tersebut berbeda dengan rumusan masalah, subjek dan lokasi penelitian yang penulis angkat untuk diteliti. Rumusan masalah yang penulis angkat adalah apakah akibat hukum yang timbul terhadap perjanjian jual beli online yang dilakukan oleh anak dibawah umur di Kabupaten Sleman dan bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan terhadap wanprestasi yang terjadi antara pelaku jual beli online yang salah satu pihak 9 Sakti Anoraga, Aries, 2010. Transaksi Jual Beli Melalui E-Commerce Di Forum Jual Beli Situs Kaskus. Penulisan Hukum pada Fakultas Hukum UGM Yogyakarta: tidak diterbitkan
merupakan anak dibawah umur di Kabupaten Sleman. Kemudian subjek yang penulis teliti adalah anak dibawah umur. Sedangkan lokasi penelitian yang penulis teliti adalah kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut, penulisan hukum yang penulis buat dapat dianggap asli dan layak untuk ditulis. E. Kegunaan Penelitian Sesuai dengan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka hasil penelitian ini akan digunakan : 1. Bagi Ilmu pengetahuan, yakni diharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan Ilmu Hukum pada umumnya dan dalam hukum perdata serta bagi pihak remaja-remaja yang berada di Kabupaten Sleman untuk mengetahui apakah anak yang belum cakap hukum dapat melakukan transaksi jual beli serta perlindungan hukum yang akan mereka dapatkan jika terjadi wanprestasi oleh pihak penjual. 2. Bagi Kepentingan Peneliti, yakni untuk mengembangkan pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan di bidang hukum perdata guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan pada tingkat strata satu ilmu hukum. 3. Bagi masyarakat, yakni untuk memberikan pandangan, wacana dan informasi kepada masyarakat pada umumnya khususnya para remaja dan pelaku usaha sehingga mengetahui dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai konsumen dan pelaku usaha dalam perspektif hukum khususnya aturan mengenai jual beli menurut hukum perdata, serta memahami bahwa untuk melaksanakan suatu perjanjian para pihak harus orang yang cakap hukum. Karena kalau tidak
dihiraukan, perjanjian tersebut dapat dimintakan pembatalan kepada Pengadilan Negeri.