BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kesehatan masyarakat.badan Kesehatan Dunia (WHO), 80%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati telah disebutkan dalam kitab suci AlQur an sebagai

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian, salah satunya

aeruginosa ATCC secara in vitro Pembuatan filtrat Streptomyces sp... 25

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan mampu menghidupkan manusia dari generasi ke generasi. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif pengganti obat masih sebagian

tanah tersebut. Kata rare untuk jenis bakteri Actinomycetes yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diare. Infeksi enteric yang disebabkan oleh bakteri E.coli dapat terjadi pada usus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari alam (Karadi dkk., 2011). dibandingkan obat modern (Hastari, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dentin kemudian ke pulpa (Tarigan, 2013). Penyakit karies dapat

BAB I PENDAHULUAN. daya alam di antaranya sumber daya alam hayati. Kondisi alamindonesia yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. artinya tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

BAB I PENDAHULUAN. menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat-obatan tradisional khususnya tumbuh-tumbuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi dan Pemurnian Mikroba Endofit Dari Rimpang Temulawak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seluruh dunia setiap tahun (Salni et al.,2011). Penyakit infeksi banyak diderita

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN UJI ANTIMIKROBA SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI JAMUR ENDOFIT TUMBUHAN BRATAWALI (Tinospora crispa) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. banyak 2-3 kali lipat dibandingkan dengan negara maju (Simadibrata &

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

I. PENDAHULUAN. merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian obat tradisional untuk analgesik (mengurangi rasa nyeri)

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. diderita oleh penduduk di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 86%-nya menderita penyakit periodontal (Arif, 2013). Menurut (Carranza, dkk., 2006), actinomycetemcomitans merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

Rohana Imawati (NIM )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan bahan pangan yang sangat cepat mengalami proses. pembusukan (perishable food). Pembusukan ikan terjadi setelah ikan

BAB I PANDAHULUAN. Adanya cahaya, akan mempengaruhi suhu di bumi. Suhu banyak diaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang ditemukan pada banyak populasi di

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

BAB I PENDAHULUAN. yang ditemukan pada plak gigi dan sekitar 10 spesies telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Afini Rahmawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Mikroorganisme ada yang berupa bakteri, protozoa, virus ataupun cendawan,

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

BAB I PENDAHULUAN. Dari catatan sejarah dapat diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, didukung oleh gusi yang kuat dan

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat kedua setelah karies (Amalina, 2011). Periodontitis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

I. PENDAHULUAN. Dua pertiga dari luas negara Indonesia terdiri dari laut dan dilalui garis

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

BAB I PENDAHULUAN. dengan hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, 2010). Namun, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak ada satupun yang sia-sia. Sebagaimana dalam Alqur an surat Ali-Imran ayat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu survey yang dilakukan oleh World Heatlh. Organization (WHO) dilaporkan bahwa lebih dari 80%

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. akar gigi melalui suatu reaksi kimia oleh bakteri (Fouad, 2009), dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam mempertahankan kesehatan masyarakat.badan Kesehatan Dunia (WHO), 80% penduduk dunia masih menggantungkan pada pengobatan tradisional, termasuk penggunaan obat yang berasal dari tanaman. Seperempat dari obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tanaman (Radji, 2005). Indonesia merupakan negara yang memiliki biodeversitas yang tinggi dan memiliki kawasan hutan hujan tropis yang luas sehingga merupakan satu kelebihan dalam pencarian sumber-sumber senyawa bioaktif, terlebih jika tanaman yang diambil dari wilayah dengan darah tropis.strobel (2002) mikroba yang diisolasi dari daerah tropis lebih potensial sebagai sumber senyawa bioaktif jika dibandingkan dengan mikroba endofit yang diisolasi dari daerah temperate. Allah memberikan karunia akal dan fikiran kepada manusia agar dipergunakan untuk berfikir.alam semesta telah diisi dengan berbagai kenikmatan, seperti halnya bermacam-macam hewan dan tanaman. Segala penciptaan-nya telah diatur di dalam surat Ali-Imron [3] 190-191, yang berbunyi :

2 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Ayat tersebut menjelasakan bahwasanya manusia dimuka bumi ini selain beribadah juga harus berfikir (menuntut ilmu, mempraktikkan dan mengamalkan ilmu).sehingga terciptalah suatu penemuan baru yang dapat bermanfaat bagi makhluk hidup yang lainnya.allah menciptakan semua yang ada dimuka bumi ini dengan tujuan tertentu, bahkan hal kecil diciptakan dengan manfaat tertentu, dan manusia bertugas untuk menggali, mengkaji dan memeanfaatkan ciptaan Allah dengan baik dan sesuai hokum agama. Mikroba endofit merupakan mikroorganisme yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan dan dapat dijumpai pada bagian akar, daun serta batang tumbuhan.mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang dapat berperan sebagai antimikrobia, anti malaria, antikanker dan juga dapat digunakan dalam dunia pertanian dan industri.mikroba endofit memiliki prospek

3 yang baik dalam penemuan sumber-sumber senyawa bioaktif yang dalam perkembangan lebih lanjut dapat dijadikan sebagai sumber penemuan obat untuk berbagai macam penyakit (Prihatiningtias, 2005). Selain mikroba endofit mudah untuk ditumbuhkan dan memiliki siklus hidup yang pendek, salah satu sumber senyawa bioaktif mikroba endofit ini dapat dimanfaat kan sebagai obat. Strobel (2000) beberapa mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif sebagai senyawa metabolit skunder yang memiliki daya antimikroba, antimalaria, antikanker dan sebagainya.radji (2005), mikroba endofit yang terdiri atas bakteri dan jamurmerupakan mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman dan membentukkoloni tanpa membahayakan inangnya. Tan (2001) dalam Radji (2005)menjelaskan bahwasannya tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapamikroba endofit yang menghasilkan metabolit sekunder. Bakteri endofit dapat membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya.strurz dan Christir (1998) dalamnugroho (2004), hubungan yang terjadi antara inang dan bakteri endofit bukan merupakan hubungan patogenitas.bakteri endofit yang terdapat dalam tanaman memacu perkecambahan, untuk bertahan dalam kondisi yang kurang menguntungkan, mempercepat pertumbuhan, ketahanan terhadap patogen lemah, dan beberapa kasus yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap tekanan lingkungan.kemampuan mikroba endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya yang merupakan peluang sangat besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder dari mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya.

4 Stierle (1995) dalam Susilowati (Tanpa Tahun), bahwa pemanfaatan mikroba endofit dalam memproduksi senyawa aktif memiliki beberapa kelebihan, antara lain (1) lebih cepat menghasilkan dengan mutu yang seragam, (2) dapat diproduksi dalam skala besar dan (3) kemungkinan diperoleh komponen bioaktif baru dengan memberikan kondisi yang berbeda. Disamping hal-hal yang sudah disebutkan di atas, ada keuntungan lain yang diperoleh, yaitu menjaga kelestarian tumbuhan obat, terutama yang termasuk jenis tumbuhan langka, agar tidak dieksploitasi secara terus menerus yang akhirnya akan mengakibatkan kepunahan (Prihatiningtias, 2005). Allah berfirman dalam Q.S. Asy-Syu araa [26] ayat 7 yang berbunyi : Dan apakah merekatidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam (tumbuh-tumbuhan) yang baik?. Firman Allah SWT dalam Q.S. Asy-Syu raa ayat 7 menegaskan bahwa di muka bumi ini banyak sekali ditumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia.diantaranya sebagai sumber makanan, penompang kehidupan dan tentunya sebagai obat penyembuhan beberapa penyakit.salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat atau antimikroba yaitu Temulawak (Curcuma xanthorhizza), karena didalam temulawak terkandung banyak sekali zat-zat yang berfungsi sebagai antimikroba. Penelitian uji antimikroba Curcuma spp. terhadap pertumbuhan Candida albicans, Staphyllococcus aureus dan Escerichia coli yang dilakukan oleh Adila

5 (2013) menjelaskan bahwa berdasarkan katagori daya hambat, temulawak lebih sensitif dalam menghambat pertumbuhan ketiga mikroba uji dibandingkan dengan Curcuma lain terutama pada bakteri Eschericia.coli. Diameter zona hambat yang dibentuk melebihi diameter kontrol positf khlorampenikol (29 mm) dibandingkan dengan S. aureus dan C. albicans, karena pada rimpang temulawak terdapat kandungan senyawa aktif yang bersifat antimikroba.padiangan (2010) dalam Adila (2013) menjelaskan bahwa ekstrak Cucuma xanthorhizza mampu menghambat pertumbuhan Basillus cereus, E. coli, Penicilium sp dan Rhizopus oryzae. Nur (2006) menyatakan temulawak sangat sensitif teradap ketiga mikroba uji. Diduga ekstrak segar rimpang temulawak memiliki senyawa antimikroba yang khas yaitu xhantoririzol yang tidak dimiliki oleh rimpang Curcuma lainnya walaupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil. Hansel (1980) senyawa xhantorrizol pada temulawak 6 % sedangkan pada kunyit 3 %.Senyawa xhanthorrizol merupakan senyawa aktif antimikroba utama yang terdapat dalam rimpang temulawak.hwang (2000) menyatakan xhantorrizol secara efisien dapat mengobati infeksi pada gigi dan penyakit kulit.aktifitas antimikroba dari xanthorrizol mempunyai stabilitas yang baik terhadap panas, yakni pada temperature tinggi antara 60 C-121 C.Fatmawati (2008) melaporkan bahwa xanthorrizol mampu menghambat Streptococcus mutans dan Staphyllococcus aureus. Penggunaan tanaman obat dengan cara mengambil bagian atau keseluruhan dari tanaman induknya secara terus-menerus tanpa disertai upaya

6 pelestariannya dikhawatirkan nantinya akan merusak sumberdaya hayati yangtersedia. Sumberdaya hayati yang telah diciptakan Allah SWT pada dasarnya diperuntukkan bagi manusia untuk diolah dan dimanfaatkan bukan untuk dieksploitasi.semua kekayaan di bumi ini tidak sia-sia diciptakan Allah SWT, namun mengandung manfaat demi kemaslahatan dan kesejahteraan manusia. Dalam Q.S An-Nahl [16]: 10-11, Allah SWT berfirman: Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S An-Nahl:10 11). Ayat di atas menjelaskan bahwa kekayaan alam ini diperuntukkan bagimanusia dengan penuh makna yaitu agar manusia dapat menikmati dan memanfaatkan kekayaan alam.pemanfaatan kekayaan alam harus secara bijaksana dengan mempertahankan kaedah-kaedah konservasi temulawakmerupakan tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat.rimpang temulawak tentunya mengandung mikroba endofit, sehingga untuk memanfaatkan tanaman temulawak sebagai obat herbal tidak perlu mengambil tanaman dalam

7 jumlah banyak, sehingga kita bisa memanfaatkan tanaman tersebut dari mikoba endofit yang ada didalam jaringan rimpang temulawak. Penyakit luka bakar, endocarditis dan nanah kebiruan diakibatkan oleh bakteri Pseudomonas aeroginosa.nikham (2006) Bakteri P. aeruginosa gram negative berbentuk batang.distribusinya luas di seluruh dunia, habitat umumnya tanah.penyebab infeksi luka sehingga menimbulkan nanah hijau-biru dan menyebabkan infeksi saluran kencing, endocarditis setelah operasi jantung, diare meningitis, infeksi mata dan septimia.imunitas yang rendah seperti penderita AIDS, pasien kritis dan pengguna obat terlarang sangat mudah terserang oleh bakteri Staphyllococcus epidemidis.bakteri Staphyllococcus epidermidis merupakan bakteri yang menyebabkan pernanahan tapi lebih bersifat parasit daripada patogen.namun infeksi yang terjadi menyebabkan subakut endocarditis penyebab dari infeksi hati dan penyebab dari infeksi hati dan kardiovaskuler, membrane perifer vaskuler, pembuluh intravena dan saluran kemih. Penelitian tentang mikroba endofit khususnya bakteri endofit dari rimpang temulawakbelum banyak dilakukan, oleh karena itu diperlukan penelitian tentang isolasi dan identifikasi bakteri endofit yang mempunyai kemampuan penghasil senyawa antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis.antimikroba hasil penelitian ini diharapkan sangat membantu pasien yang terserang penyakit dari bakteri Staphyllococcus epidermidis dan Psedeumonas aeruginosa. 1.2 Rumusan Masalah

8 Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dibuat rumusan masalah yang perlu diteliti sebagai berikut: 1. Jenis bakteri endofit apa yang dapat diisolasi dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorhizza)? 2. Apakah senyawa aktif yang dihasilkan bakteri endofit mempunyai kemampuan sebagai anti bakteri terhadap bakteripseudomonas aeruginosa dan Staphylococus epidermidis? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui atau mendapatkan jenis bakteri endofit yang di isolasi dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorhizza). 2. Untuk mengetahui kemampuan senyawa aktif yang dihasilkan bakteri endofit sebagai antibakteri pada rimpang temulawak (Curcuma xanthorhizza). 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan untuk: 1. Memberikan informasi tentang adanya bakteri endofit pada isolasi rimpang temulawak (Curcuma xanthorhizza). 2. Menambah pengetahuan dibidang mikrobiologi atau bidang lainnya, khususnya bakteri endofit yang mempunyai potensi sebagai penghasil senyawa antibakteri.

9 3. Senyawa antibakteri yang didapat diharapkan nantinya dikembangkan lebih lanjut sehingga bermanfaat untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosadan Staphyllocccus epidermidis. 1.5 Batasan Masalah Untuk mendapatkan penelitian yang lebih terarah, maka penelitian ini perlu dibatasi sebagai berikut : 1. Bakteri endofit yang digunakan dalam penelitian ini diisolasi dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorhizza) yang diperoleh dari 2 rumah penduduk di daerah Batu dan Purwodadi. 2. Bakteri Pseudomonas aeruginosadan Staphyllocccus epidermidisyang dalam penelitian ini diperoleh dari laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 3. Senyawa antibakteri yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari hasil metabolit bakteri endofit.