PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH NEUROMUSCULER ELECTRICAL STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. individual maupun olahraga beregu. Biasanya jenis olahraga yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. adalah transisi epidemiologi, dimana masih tingginya jumlah kejadian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya dengan kesehatan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

DONALD HARIANJA J

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kelompok prestasi, hobi, ataupun rekreasi. 1 Berdasarkan World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

BAB I PENDAHULUAN. (1990:3) dalam bukunya mengemukakan, permainan bola voly baru dapat di

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB I PENDAHULUAN. cabang olahraga (Juliantine et al., 2005). Menurut Witarsa (2002) Kondisi

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI

Journal of Sport Sciences and Fitness

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I A. Latar Belakang

2016 HUBUNGAN QUICKNESS, POWER TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL DENGAN HASIL START (GRAB START) RENANG PADA SISWA CLUB RENANG CIKALAPA SWIMMING POOL

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

PENGARUH EFEK NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION DAN EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT QUADRICEPS PENDERITA OSTEOARTHRITIS NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN ELECTRICAL MYOSTIMULATION (EMS) DAN LATIHAN HURDLE HOPS TERHADAP TINGGI LOMPATAN PADA PEMAIN BOLA VOLI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan sepakbola

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET PANJAT TEBING DI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA (FPTI) KOTA PONTIANAK SKRIPSI Sebagai Persaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : LILI ERLIANTI / J110060018 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Olahraga merupakan salah satu aspek kehidupan yang erat hubungannya dengan kesehatan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan individu/masyarakat baik dalam kelompok prestasi, hobi dan rekreasi. Namun kurangnya pemahaman akan kebutuhan, prosedur dan teknologi keolahragaan yang optimal tentunya dapat menimbulkan problematik atau permasalahan gerak dan fungsi akibat berolahraga. Dengan semakin berkembangnya iptek olahraga dan diberdayakannya berbagai potensi bidang olahraga separti: pelatih olahraga, dokter olahraga, Fisioterapis olahraga, masseur, instruktur senam atau fitness dan guru olahraga (Lokakarya iptek olahraga, tahun 1999 di Cipayung Bogor) maka Fisioterapi harus dapat pula beradaptasi dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan iptek olahraga tesebut berdasarkan kompetensi dan kewenangannya dalam melakukan upaya-upaya promotif, preventif, tindakan terapeutik dan upaya-upaya pemulihan akibat olahraga (TITAFI XX, 2005). Pada umumnya dalam setiap olahraga diperlukan berbagai komponen fisik yang menunjang. Komponen kondisi fisik adalah salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan prestasi, bahkan dapat dikatakan sebagai dasar tubuh untuk mencapai prestasi. Sajoto (1988) menyatakan komponen kondisi fisik terdiri dari : (1) Kekuatan (Strenght), (2)

2 Daya tahan (Endurance), (3) Daya ledak (Power), (4) Kecepatan (Speed), (5) Kelentukan (Fleksibility), (6) Kelincahan (Agility), (7) Koordinasi (Coordination), (8) Keseimbangan (Balance), (9) Ketepatan (Accurance), (10) Reaksi (Reaction). Komponen kondisi fisik yang dimaksud adalah kekuatan. Salah satu olahraga yang memerlukan kekuatan adalah olahraga panjat tebing, kekuatan yang dibutuhkan cakupannya menyeluruh termasuk limp strength dan core strength (Catros, 2007)..Fokus khusus akan diberikan kepada lengan bawah, khususnya fleksor wrist pada atlit panjat tebing yang memberi kekuatan lengan bawah. Dalam suatu performance pelatihan diakui bahwa pusat kelelahan awal selama pemanjatan terjadi pada ekstremitas atas, khususnya lengan bawah (Goddard dan Neumann, 1993). Kegagalan untuk menghasilkan kekuatan yang memadai untuk mempertahankan pegangan sering menjadi penyebab utama atlit panjat terjatuh dan mengalami cidera sehingga akan sangat mengganggu atlit dalam meningkatkan prestasinya (Watts et al, 2008). Upaya peningkatan kekuatan otot pada olahragawan atau atlit yang biasa dilakukan umumnya dalam bentuk latihan resistensi. Memperhatikan hal tersebut, Fisioterapi yang bertugas menjaga lingkup gerak dan fungsi tubuh mengambil peranan dalam peningkatan kekuatan otot dengan menggunakan modalitas yang dimiliki Fisioterapi seperti stretching dan aplikasi Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES).

3 Umumnya Stretching adalah suatu bentuk latihan fisik di mana otot rangka tertentu atau kelompok otot sengaja diulur dalam meningkatkan elastisitas otot, meningkat kontrol otot dan lingkup gerak sendi (Wikipedia, 2010). Stretching dianggap faktor penting dalam mengurangi risiko cidera, serta rehabilitasi otot dan pengembangan performance atlit yang lebih baik (Maciel and Camara, 2008). Di sisi lain diketahui bahwa stretching perlu dilakukan sebagai relaksasi awal untuk persiapan melakukan kontraksi otot maksimal. Ketika otot di stretching, beberapa dari serat otot memanjang, tapi serat lain mungkin tetap diam. Banyaknya serat otot yang ikut memanjang inilah yang mempengaruhi terjadinya kontraksi otot maksimal (Appleton, 2008). Dalam penelitiannya, Nelson et al (2005) menemukan korelasi antara stretching dan pengaruhnya terhadap kekuatan otot. Cara lain untuk meningkatkan kekuatan otot adalah menggunakan Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) yang merupakan satu dari sekian banyak modalitas yang digunakan oleh profesi Fisioterapi di Indonesia. NMES digunakan untuk memperkuat otot yang sehat atau untuk mempertahankan massa otot. NMES menggunakan arus listrik yang menyebabkan satu atau kelompok otot tertentu berkontraksi. Kontraksi otot dengan menggunakan electrical stimulasi ini dapat meningkatkan kekuatan otot (Laura, 2008). Penelitian Romero et al (1982), stimulasi kelompok otot quadriceps femuris bilateral pada 18 wanita remaja (9 orang sebagai kelompok eksperimental dan 9 orang lagi sebagai kelompok kontrol). Stimulasi listrik

4 bergelombang faradik pada 2000 pps dengan 4 detik istirahat, durasi 15 menit dari rangsangan listrik yang diberikan selama jangka waktu 5 minggu didapatkan hasil kekuatan isometrik naik 31% di kaki non-dominan dan 21% di kaki dominan (P < 0,05). Pada kelompok kontrol tidak ditemukan signifikasi berbeda antara pre-post test. Pentingnya fungsi dari kekuatan otot dalam olahraga panjat tebing untuk mencegah adanya risiko terjadinya cidera dan terkait dengan suatu kompetisi pertandingan panjat tebing, hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian ini. Kombinasi stretching dan NMES pada kelompok otot diharapkan dapat meningkatkan kekuatan otot. B. IDENTIFIKASI MASALAH Dalam olahraga panjat tebing diperlukan persiapan fisik, salah satunya adalah kekuatan. Kekuatan yang dibutuhkan cakupannya menyeluruh termasuk kekuatan lengan, tangan, tungkai dan kaki/limp strength dan kekuatan tubuh/core strength yaitu perut, dada, punggung dan pinggang. (Catros, 2007). Pelatihan untuk mendapatkan peningkatan kekuatan otot, tidak terlepas dari tindakan awal dengan stretching. Stretching adalah suatu bentuk latihan fisik di mana otot rangka tertentu atau kelompok otot sengaja diulur dalam meningkatkan elastisitas otot, meningkatkan kontrol otot dan lingkup gerak sendi (Wikipedia, 2010) serta banyaknya serat otot yang ikut memanjang inilah yang mempengaruhi terjadinya kontraksi otot maksimal (Appleton,

5 2008). Adapun jenis stretching diantaranya ada ballistic stretching, Dynamic stretching, Active stretching, Passive/relaxed stretching, Isometric stretching dan PNF stretching. Stretching aktif dinamis adalah di mana seseorang dalam melakukan peregangan tanpa bantuan dan hanya menggunakan kekuatan ototnya sendiri dan pergerakan bagian tubuh secara bertahap (Appleton, 2008). NMES menggunakan arus listrik yang menyebabkan satu atau kelompok otot tertentu berkontraksi. Dengan meletakkan elektroda pada beberapa daerah dikulit tertentu Fisioterapi dapat mempengaruhi serabut otot untuk berkontraksi. Kontraksi otot dengan menggunakan electrical stimulasi ini dapat meningkatkan kekuatan otot (Laura, 2008). Jenis arus NMES yang dapat digunakan untuk peningkatan kekuatan otot diantaranya ada arus Interverensi, Russian Stimulation, TENS pola Burst, dan Faradik. C. PEMBATASAN MASALAH Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh penambahan NMES (TENS pola Burst) pada stretching aktif dinamis dengan kelompok kontrol menggunakan stretching aktif dimanis terhadap peningkatan kekuatan otot fleksor wrist pada atlit panjat tebing Federasi Panjat Tebing Indonesia Kota Pontianak yang masih aktif.

6 D. RUMUSAN MASALAH Masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh penambahan NMES pada stretching terhadap peningkatan kekuatan otot fleksor wrist? 2. Apakah ada pengaruh stretching terhadap peningkatan kekuatan otot fleksor wrist? 3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara penambahan NMES pada stretching dan stretching terhadap peningkatan kekuatan otot fleksor wrist. E. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara penambahan NMES pada stretching dan stretching terhadap peningkatan kekuatan otot fleksor wrist. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh penambahan NMES pada stretching terhadap peningkatan kekuatan otot fleksor wrist. b. Untuk mengetahui pengaruh stretching terhadap peningkatan kekuatan otot fleksor wrist.

7 F. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan pengetahuan dan pendalaman ilmu tentang peningkatan kekuatan otot sebelum terjun langsung di dalam masyarakat. 2. Bagi Fisioterapi Diharapkan penelitian ini memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi Fisioterapi, khususnya dalam peningkatan kekuatan otot. 3. Bagi Pelatih Olahraga maupun Atlet Diharapkan dapat menjadi sebuah referensi cara baru untuk menjaga dan meningkatkan kekuatan otot terkait dalam peningkatan prestasi.