BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (khususnya sepeda motor) berkembang. semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja


PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

Optimasi Daya dan Torsi pada Motor 4 Tak dengan Modifikasi Crankshaft dan Porting pada Cylinder Head

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH PENGURANGAN DIAMETER VALVESTEM DAN PENAMBAHAN RADIUS VALVENECK TERHADAP PERFORMA MOTOR BAKAR HONDA SUPRA FIT 100 CC

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR MODIFIKASI MOTOR 4 LANGKAH YAMAHA JUPITER Z 110 CC MENJADI 200 CC. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

Askan: Pengaruh Bahan Bakar, Kecepatan dan Porting Lubang Intake Exhaust Terhadap Kinerja Motor Bakar Bensin Empat Langkah

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN MESIN. Start. Motor Tersedia. Pemilihan Jenis Mesin Motor Daya. Daya Maksimum Tidak Ya

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB IV PEMBAHASAN Perbedaan Sebelum di Development. dan tenaga yang di hasilkan kurang sempurna. menurunkan performa mesin.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB III ANALISA DATA

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

Pengaruh Pemotongan Permukaan Penutup Ruang Bakar Pada Kepala Silinder Terhadap Daya Dan Torsi Pada Motor Jupiter Z

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Dyno Test 3Dara menggunakan Dynamometer Chassis. dyno test yang menggunakan software yang dipakai di scanner,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Berdasarkan data hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 15 mm diperoleh daya tertinggi pada putaran mesin 8000 rpm yait

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil pengujian flowbench 1.1.1. Pengambilan data awal airflow (cfm) pada lubang intake standar Pengujian dilakukan untuk mencari data banyaknya campuran bahan bakar yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat membuka. Data yang di ambil dalam satuan CFM (Cubic Feet per Minute), dari data tersebut kita bisa mengetahui portingan yang di lakukan menghasilkan perubahan pada jumlah masuknya campuran bahan bakar yang masuk. Pengujian dilakukan di PT MBG PUTRA MANDIRI leader in precision machining, jig & fixture, automotif part & assembly yang beralamatkan jl. Ring road barat, salakan, Yogyakarta. Gambar 4.1 Pengujian flowbench Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat flowbench untuk mencari data dari lubang intake yang masih standart. Bentuk lubang intake standart memiliki

diameter dalam 21,46 mm dari lubang intake manifold sampai menuju seating klep yang memilki diameter paling kecil yaitu berukuran 18.44 mm maka di dapat data pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Data pengujian flowbench lubang intake standar. Katup membuka 1 2 3 4 5 6 7 Airflow (CFM) 3,5 7,4 14,9 21,7 26,5 28 28,6 1.1.2. Pengambilan data kedua Airflow (cfm) lubang intake porting Setelah dilakukan pengambilan data awal pada lubang intake maka tahap selanjutnya menentukan portingan untuk di ambil data kedua. Porting pada intake di buat lebih bebas hambatan dengan diameter dalam di perbesar sesuai dengan ukuran pada intake manifold, sehingga dimensi portingnya tidak mengecil pada bagian dalam sebelum valve guide. Diameter dalamya di porting menjadi 21,5 mm sehingga bentuk lubang intake tersebut dari bibir manifold sampai pada seating klep dalam sama besarnya. Maka hasil dari pengujian flowbench sesudah diporting dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Pengujian flowbench lubang intake porting Katup membuka 1 2 3 4 5 6 7 Airflow (cfm) 6,7 14,8 21,3 27,3 30,7 33,4 35,6

1.1.3. Analisis hasil pengujian Intake Standard dan Porting Gambar 4.2 Grafik analisis hasil flowbench Dari gambar 4.2 Terlihat bahwa angka airflow sebelum di porting menunjukan masih sangat rendah. Di sebabkan karena bentuk lubang intake standar masih kurang sempurna untuk menghasilkan performa aliran campuran udara dan bahan bakar yang masuk, sehingga bentuk dari portingan tersebut menjadi sebuah hambatan. Setelah di porting ulang menunjukan angka airflow yang masuk menjadi lebih tinggi. Pada pembukaan katup 2 mm terlihat hasil yang sangat signifikan, hal ini di karenakan perubahan porting yang sudah di sesuaikan untuk meningkatkan angka airflow (cfm) yang masuk. Dari hasil akhir pengujian flowbench standar menujukan angka 28,5 cfm pada pembukaan katup 7 mm sementara pada intake yang sudah di porting munujukan 35,6 cfm. Rata-rata kenaikan airflow setelah di lakukan porting mengalami kenaikan sebesar 45%. Hasil ini akan tetap pada angka tersebut walaupun katup di buka lebih dari 7 mm.

Hal ini di sebabkan karena campuran bahan bakar yang masuk melewati lubang intake sudah maksimal. 1.2.Hasil pengambilan data Kompresi Pengambilan data kompresi awal menggunakan buret. Hasil ini dapat di hitung menggunakan rumus sebagai berikut : Ket : VS = Volume Silinder VC = Volume ruang bakar R = Rasio Kompresi Maka dari rumus tersebut dapat dihitung rasio kompresinya, pada data awal buret yaitu 9,4 ml di kurangi volume ulir busi 0,6 ml sehingga volume ruang bakar menjadi 8,8 ml dengan diameter piston 51,25 mm dan langkah piston 48,5 mm. Lalu kompesi yang di dapat yaitu : Vs = 3.14 25,62 mm 25,62 mm 48,5 mm = 2061,85 mm³ 48,5 mm Vs = 99 cc

Maka rasio kompresi awalnya : Sehingga di dapatkan nilai rasio kompresi sebesar 1 : 12.25 Setelah di lakukan pemotongan 0,2 mm dengan mesin bubut, hasil dari buret pada ruang bakar menjadi 9.0 di kurangi volume lubang ulir busi 0,6 cc menjadi 8,4 cc maka perbandingan kompresinya menjadi : Sehingga di dapatkan nilai rasio kompresi sebesar 1 : 12.78 Tabel 4.3 Perbandingan kompresi keterangan Sebelum di papas head Sesudah di papas head Panjang langkah Diameter bore Volume ruang bakar (cc) Rasio kompresi 48,5 51,25 8,8 1: 12,25 48,5 51,25 8,4 1: 12,78 1.3. Hasil Dynotest menggunakan Dynamometer Sportdyno v3.3 Sebagai data acuan untuk membandingkan kepala silinder yang masih standar dan yang sudah di modifikasi pada intake dan kompresi ruang bakarnya. Pengujian dynotest di lakukan di Dyno Center & Research Support, MOTOTECH yang beralamatkan Jl. Ringroad selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia.

1.3.1. Hasil dynotest pengambilan data awal Gambar 4.3 Grafik hasil dynotest pengambilan data awal Dari gambar 4.3 menunjukan bahwa puncak tenaga yang di hasilkan yaitu 6.6 HP pada 7237 RPM serta torsi mesin maksimal yang di dapat sebesar 7,29 N.m pada saat 5225 RPM. Power (tenaga) mesin setelah mencapai puncak maksimal, cenderung menurun akibat dari peak power. Dengan demikian walau katup throttle dilakukan penambahan pembukaan hingga penuh, kecepatan kendaraan akan terus naik, namun power dan torsi kendaraan akan turun karena sudah mencapai titik maksimal (peak power).

1.3.2. Hasil dynotest pengambilan data modifikasi Gambar 4.4 Grafik hasil pengambilan data modifikasi Dari gambar 4.4 menunjukan bahwa puncak tenaga yang di hasilkan yaitu 8,9 HP pada 7425 RPM serta torsi mesin maksimal yang di dapat sebesar 10.04 N.m pada saat 4960 RPM. Power (tenaga) mesin setelah mencapai puncak maksimal, cenderung menurun akibat dari peak power. Dengan demikian walau katup throttle dilakukan penambahan pembukaan hingga penuh, kecepatan kendaraan akan terus naik, namun power dan torsi kendaraan akan turun karena sudah mencapai titik maksimal (peak power).

1.3.3. Analisis hasil dynotest data awal dan data modifikasi A. Torsi Torsi adalah suatu ukuran kemampuan motor untuk menghasilkan kerja yaitu pada waktu kendaraan akan bergerak (start) atau sewaktu mempercepat laju kendaraan, dan tenaga berguna untuk memperoleh kecepatan tinggi. Hasil pengujian kinerja torsi pada motor Honda astrea 800 sebelum dan sesudah dilakukan modifikasi porting dan rasio kompresi disajikan pada gambar 4.5. Gambar 4.5 grafik analisis torsi hasil dynotest Dapat di lihat di gambar 4.5 Grafik analisis dynotest torsi menujukan bahwa pada data awal torsi maksimum yang dicapai yaitu pada 5225 rpm sebesar 7.29 N.m sedangkan pada pengujian dynotest torsi dengan lubang intake yang sudah di porting dan menaikan rasio kompresinya menghasilkan torsi maksimum yang dicapai yaitu saat di 4960 rpm dengan torsi maksimum yaitu 10.00 N.m. Terjadi perbedaan yang sangat signifikan pada peak torsi yang dihasilkan dari pengujian menggunakan dynotest. Pada data modifikasi peak torsi di dapat lebih cepat dan

lebih besar dari data standard, hal ini dikarenakan aliran gas / campuran udara dan bahan bakar yang masuk lebih banyak dan bebas hambatan akibat dari porting di lubang intake kepala silinder, dan kompresi pada ruang bakar yang sudah dipadatkan dengan memapas permukaan kepala silinder, sehingga rasio kompresi ruang bakar naik. Akibatya ledakan yang dihasilkan menjadi lebih besar dan daya lontar piston untuk memutar poros engkol (crankshaft) lebih cepat lalu diteruskan oleh gigi primer, gear box, dan final gear. Sehingga torsi yang dihasilkan pada data modifikasi meningkat secara signifikan. B. Daya Daya didefinisikan sebagai hasil dari kerja, atau dengan kata lain daya merupakan kerjpa atau energi yang dihasilkan mesin per satuan waktu mesin itu beroperasi. Hasil pengujian kinerja daya mesin (horse power) motor 4 langkah Honda astrea 800 sebelum dilakukan porting dan perubahan rasio kompresi disajikan dalam Gambar 4.6. Gambar 4.6 Grafik analisis daya hasil dynotest.

Berdasarkan Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa daya mengalami kenaikan hingga kecepatan putaran mesin tertentu dan kemudian terjadi penurunan. Pada pengujian standart menggunakan dynamometer sportdyno v3.3 daya mesin tertinggi dicapai pada kecepatan putaran mesin 7237 rpm yaitu sebesar 6,6 HP dan kemudian pada putaran di atas 7500 rpm daya akan terus menurun secara perlahan pada putaran yang lebih tinggi. Daya yang dihasilkan mesin untuk mengatasi beban akan semakin berkurang pada putaran yang semakin tinggi. Sedangkan pada pengujian kedua dengan modifikasi porting dan rasio kompresi daya mesin tertinggi di capai pada kecepatan putaran mesin 7425 rpm yaitu sebesar 8,9 HP dan kemudian pada putaran atas daya akan terus menurun secara perlahan pada putaran yang lebih tinggi. Power (tenaga) mesin setelah mencapai puncak maksimal, cenderung menurun akibat dari peak power. Dengan demikian walau katup throttle dilakukan penambahan pembukaan hingga penuh, kecepatan kendaraan akan terus naik, namun power dan torsi kendaraan akan turun karena sudah mencapai titik maksimal.

1.4. Hasil pengambilan data konsumsi bahan bakar Gambar 4.7 Grafik data konsumsi bahan bakar Di lihat dari gambar 4.7 Grafik data konsumsi bahan bakar menunjukan bahwa pada kecepatan konstan 20-60 km/jam baik mesin motor standar maupun sudah di modifikasi porting dan rasio kompresi mengalami penurunan jarak yang di tempuh. Hal ini di sebabkan oleh kebutuhan mesin menghasilkan energy untuk menghasilkan kecepatan konstan 20-60 km/jam. Pembukaan throttle dari kecepatan konstan 20-60 km/jam juga mempengaruhi pemasukan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar. Namun meskipun begitu, hasil data konsumsi bahan bakar dengan mesin yang sudah diporting dan perubahan rasio kompresi lebih boros di bandingkan dengan mesin yang masih standar, hal ini di pengaruhi oleh perubahan diameter dalam pada lubang intake yang sudah di perbesar, pada ukuran standar memiliki diameternya 18,44 mm menjadi 21.4 mm. hal ini juga bisa di lihat dari hasil pengujian flowbench yang menyatakan angka airflow pada lubang intake standar yaitu 28,6 cfm pada pembukaan katup 7 mm dan pada

lubang intake sudah di porting yaitu 35,6 cfm pada pembukaan katup 7 mm. jadi dari kenaikan angka airflow pada lubang intake yang sudah di porting, membuat konsumsi bahan bakarnya menjadi sedikit lebih boros. karena untuk menghasilkan tenaga yang maksimal harus di imbangi dengan porting yang ideal.