BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Lata

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN.


BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan. gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan WHO, 2009). Pemberian ASI Ekslusif harus terinisiasi dini ASI saja dengan 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB I PENDAHULUAN. ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak. Proses menyusui secara alami

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih ditemukannya kasus gizi kurang dan gizi

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

1

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN BANTAN KEC. MEDAN TEMBUNG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. Kebutuhan gizi yang terdapat dalam ASI terbukti dapat melawan infeksi, membantu mematangkan sistem imunitas, mengurangi gangguan pencernaan, dan mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh dari susu buatan pabrik. (Suryoprajogo, 2009) ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat dalam susu formula. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, serta 0,2% zat lainnya yang berupa DHA, DAA, shpynogelin, dan zat gizi lainnya. (Prasetyono, 2009) ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. (Kristiyansari, 2009) Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. (Depkes RI, 2009) 1

2 Pengetahuan dan motivasi dari seorang ibu diperlukan dalam pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Dengan memiliki yang cukup dan memiliki motivasi maka seorang ibu akan senantiasa dan berusaha menyusui bayinya. Dengan berbekalkan tentang ASI maka ibu akan mengetahui apa yang bisa didapatkan dengan pemberian ASI kepada bayi sehingga akan berdampak pada timbulnya motivasi di dalam menyusui. Timbulnya motivasi ibu dapat berasal dari dukungan keluarga, dukungan keluarga merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Dengan adanya dukungan dari keluarga terutama dari suami maka akan berdampak kepada peningkatan rasa percaya diri atau motivasi dari ibu di dalam menyusui. (Wirawan, 2009) Selain itu motivasi seorang ibu sangat menentukan di dalam pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Disebutkan bahwa dorongan dan dukungan dari pemerintah, petugas kesehatan dan dukungan keluarga serta dari tempat ibu bekerja menjadi penentu timbulnya motivasi pada ibu menyusui. (Wirawan, 2009) Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, pemberian ASI di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Presentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa menandingi kualitas ASI, bahkan susu formula sekalipun.

3 Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi selama 3 tahun terakhir. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan pada tahun 2007 adalah 28,6% kemudian menurun menjadi 24,3% pada tahun 2008,dan meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2009. (Depkes RI, 2009) Berdasarkan profil kesehatan Jawa Tengah cakupan pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2007 adalah 27,35% kemudian meningkat menjadi 28,98% pada tahun 2008 dan terus meningkat menjadi 40,21% pada tahun 2009. Hal ini masih jauh dati target yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebesar 80%. (Dinkes Propinsi Jateng, 2009) Berdasarkan profil kesehatan Jawa Tengah tahun 2009 Kabupaten Kendal menduduki peringkat ketiga terendah dari 33 kota setelah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Kudus yaitu dengan cakupan pemberian ASI Eksklusif sebesar 6,92% dan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kab. Kendal tahun 2010 menurun menjadi 4,34%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal Puskesmas Kendal 01 tahun 2010 menduduki peringkat keenam terendah cakupan ASI eksklusifnya. Jumlah bayi usia 0-6 bulan adalah 2024 bayi dengan cakupan Eksklusif 1 bulan (E-1) sebanyak 245 (12,10%), Eksklusif 2 bulan (E-2) sebanyak 102 (5,03%), Eksklusif 3 bulan (E-3) sebanyak 71 (3,50%), Eksklusif 4 bulan (E-4) sebanyak 67 (3,31%), Eksklusif 5 bulan (E-5) sebanyak 43 (2,12%), dan Eksklusif 6 bulan (E-6) sebanyak 27

4 (1,34%). Hal ini masih jauh dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Kendal 01 yaitu 80%. (Dinkes Kab. Kendal, 2010) Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kendal 01 yang terdiri dari desa Langenharjo, desa Kebondalem, desa Kalibuntu, desa Trompo, desa Candiroto, desa Sukodono, desa Jotang, desa Sijeruk, desa Tunggulrejo, desa Jetis dan desa Bugangin pada bulan Mei tahun 2011, terdapat 1 ibu menyusui (0,44%) yang melaksanakan praktik pemberian ASI eksklusif dari 224 ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. Dari uraian diatas perlu diteliti Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan : Apakah Ada Hubungan Antara Pengetahuan dan Motivasi Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubugan Pengetahuan dan Motivasi Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal.

5 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan ibu menyusui tentang pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal. b. Mendeskripsikan motivasi ibu menyusui tentang pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal. c. Mendeskripsikan pemberian ASI oleh ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal. d. Mengetahui hubungan ibu menyusui dengan pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal. e. Mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan masyarakat terutama kaum ibu mengenai ASI, sehingga ibu mau dan bersedia untuk memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif dan dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Dapat memberikan gambaran tentang ASI bagi tenaga kesehatan terutama bidan dalam memberikan informasi, dan mengajarkan praktik pemberian ASI kepada ibu-ibu. Sehingga ibu termotivasi untuk memberikan ASI kepada bayinya.

6 3. Bagi Instansi (Prodi Kebidanan) Menambah referensi mengenai dan motivasi ibu dalam praktik pemberian ASI. 4. Bagi Peneliti Merupakan sarana untuk memberdayakan diri dan melatih diri mengenai cara dan pola pikir yang bersifat ilmiah khususnya yang berhubungan dengan dan motivasi ibu dalam pemberian ASI. Penelitian ini merupakan sumber data yang berguna untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai dan motivasi ibu menyusui dalam pemberian ASI.

7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 keaslian penelitian No Nama Judul Metode Variabel Hasil 1 Purwaningsih Beberapa faktor Jenis Variabel Tidak ada yang penelitian bebas umur, hubungan antara berhubungan studi pendidikan, umur dengan dengan diskriptif pekerjaan, pemberian ASI pemberian ASI dengan eksklusif, tidak eksklusif pada pendekatan Variabel ada hubungan bayi usia 0-6 croos terikat antara bulan di Desa sectional pemberian pendidikan Karangawen ASI eksklusif dengan wilayah kerja pada bayi 0-6 pemberian ASI Puskesmas bulan eksklusif, tidak Karangawen I ada hubungan Kabupaten Demak tahun antara pekerjaan dengan 2009 pemberian ASI eksklusif, ada hubungan antara tingkat dengan pemberian ASI 2. Yulia Mujtahidan Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primi Gravida Trimester III tentang ASI Eksklusif dengan Sikap Pemberian ASI Eksklusif di BPS Endang Murniati, Am. Keb Kelurahan Bulus Talan Semarang tahun 2008/2009 Deskriptif analitik korelatif menggunakan pendekatan cross sectional Variabel bebas Pengetahuan Ibu Primi Gravida Trimester III tentang ASI eksklusif. Variabel terikat sikap pemberian ASI eksklusif. eksklusif Penelitian analisa univariat diketahui sebanyak 20 (66,7%) sedangkan hamil primigravida Trimester ibu III yang mempunyai cukup sebanyak 10 (33,3%) dan tidak ada yang mempunyai kurang. Dan mayoritas sikap terhadap pemberian ASI eksklusif adalah positif artinya mempunyai

8 3 Kamini Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Motivasi Ibu Memberikan ASI Eksklusif di Desa Bulakpelem Kec. Sragi Kab. Pekalongan Periode November 2008 Deskriptif analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional Variabel Bebas Dukungan Suami, Variabel Terikatnya Motivasi Ibu Memberikan ASI Eksklusif kemauan untuk melakukan pemberian ASI eksklusif. Analisa bivariat didapatkan hasil mempunyai baik dengan sikap positif 17 (56,7%), baik dengan sikap negatif sebanyak 3 (10%), cukup dengan sikap positif 3 (10%), sedangkan cukup dengan sikap negatif 7 (23,3%). Ada hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu memberikan ASI eksklusif di Desa Bulakpelem Kec. Sragi Kab. Pekalongan. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian diatas adalah dalam hal subjek penelitian, tempat, waktu penelitian dan metode penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengkaji Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal, dengan subjek penelitian ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan, metode penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional.