ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOMPETISI DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI Oleh: PAIRIN A1D408070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI 2013 Pairin: FKIP Universitas Jambi Page 1
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOMPETISI DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI Oleh: PAIRIN (Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Jambi) ABSTRAK Permainan tenis meja yaitu permainan yang memerlukan bet untuk memukul bola kemudian tenis meja dimainkan pada meja berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 1,52 meter. Permukaan lapangan harus berbentuk horizontal pada ketinggian 760 mm diatas lantai. Permukaan meja dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan perantaraan net (jaring) yang paralel dengan batas akhir meja tersebut. Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat di interpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang peningkatan motivasi dalam pembelajaran tenis meja dengan menggunakan model kompetisi di kelas VIII SMP N 1 Muaro Jambi. Eksperimen penelitian dilakukan selama 4 minggu seminggu 2 kali pertemuan di SMP N 1 Muaro Jambi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekperimen. Rancangan Penelitian yang digunakan adalah dengan pola One group preetest and post-test design. Instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan diambil dengan teknik tes dengan menggynakan angket. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan pengukuran hasil tes motivasi terhadap subyek penelitian yang dilakukan melalui tes awal dan tes akhir minat siswa terhadap olahraga tenis meja. Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes dari data awal dan akhir dapat kita jelaskan bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan terhadap jawaban sangat setuju dari jawaban tes awal hanya 18.75% menjadi 42.375% naik 23.625%, ini menunjukan bahwa siswa dapat meningkat motivasinya terhadap pembelajaran tenis meja dengan menggunakan model kompetisi dalam metode pengajarannya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat di simpulan bahwa terdapat peningkataan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tenis meja di kelas VIII SMP N 1 Muaro Jambi. Kata Kunci: Motivasi Belajar Siswa. Model Kompetisi. Pairin: FKIP Universitas Jambi Page 2
I. PENDAHULUAN Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana dilakukan untuk menjaga dan memelihara tubuh agar tetap berada dalam kondisi yang sehat. Dalam hal ini olahraga sangat erat hubungan dengan kesehatan karena dengan olahraga dapat terbentuk tubuh yang sehat baik jasmani maupun rohani. Stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuan bersosialisasi di lingkungan lebih unggul siswa yang aktif olahraga dari pada siswa yang tidak aktif mengikuti olahraga. Agar dapat melakukan olahraga yang baik dan benar yang kemudian berdampak positif untuk perkembangan syaraf dan otak maupun daya tahan tubuh maka pemahaman dan penguasaan tentang aktifitas gerak perlu dilakukan sejak dini terutama berkaitan dengan aspek kelincahan, kelenturan dan keseimbangan daya tahan tubuh. Adapun salah satu olahraga yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat yaitu permainan tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya, tidak terbatas pada tingkat usia remaja saja, tetapi juga anak-anak dan orang tua, pria maupun wanita cukup besar peminatnya, hal ini disebabkan karena olahraga ini tidak terlalu rumit untuk diikuti. Permainan tenis meja di sekolah biasanya diberikan sebagai mata pelajaran dan ekstrakulikuler selain itu juga dapat dimainkan sebagai permainan pada waktu luang. Karena permainan tenis meja selain dapat mengembangkan jasmani tiap individu secara harmonis dan menyeluruh dapat juga dilakukan oleh sebagian besar siswa serta dapat menumbuhkan jiwa persatuan yang baik. Pemain yang baik dalam cabang olahraga tenis meja tentu harus didukung dengan kemampuan teknik, strategi, mental dan fisik yang baik. Disamping itu tinggi rendahnya kemampuan bermain seseorang dalam permainan tenis meja dapat dipengaruhi beberapa faktor salah satunya yaitu motivasi. II. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah tenis meja yang sampai saat ini tidak di ketahui, namun olahraga ini dimulai kira-kira di tahun 1890-an sebagai permainan pendatang dan menebarkan keranjingan akan olahraga ini di seluruh kota dan tidak lama kemudian olahraga ini menghilang (Hodges.2002:3). Tenis meja menjadi populer kembali pada tahun 1920-an, dan klub-klub bermunculan di seluruh dunia. Nama aslinya, pingpong, adalah dari nama merk dagang Parker Brothers, dari pingpong diubah menjadi tenis meja. Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) didirikan pada tahun 1926. Asosiasi Tenis Meja Amerika Serikat (USTTA) didirikan pada tahun 1933 (Hodges.2002:3). Sebagai permainan pendatang, olahraga ini sering dimainkan dengan bola yang terbuat dari gabus dan bet dari dari kulit binatang. (bet ini dilengkapi dengan sejenis getah yang dilekatkan dikedua sisi bet). Pada tahun 1920-an, bet yang terbuat dari kayu berlapiskan getah karet mulai digunakan. Ini adalah bet getah karet yang pertama, dan jenis yang paling populer hingga tahun 1950 (Hodges.2002:3) Permainan tenis meja yaitu permainan yang memerlukan bet untuk memukul bola kemudian tenis meja dimainkan pada meja berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 1,52 meter. Permukaan lapangan harus berbentuk horizontal pada ketinggian 760 mm diatas lantai. Permukaan meja dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan perantaraan net (jaring) yang paralel dengan batas akhir meja tersebut (Simpson.2007:8). Pairin: FKIP Universitas Jambi Page 3
Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur, anakanak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap sebagai acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga permainan yang harus ditanggulangi dengan bersungguh-sungguh (Simpson.2007:5). Tenis meja merupakan suatu olahraga yang banyak penggemarnya, tidak terbatas pada tingkat usia remaja saja, tetapi juga anak-anak dan orang tua, pria dan wanita cukup beasar peminatnya, hal ini disebabkan karena olahraga ini tidak terlalu rumit untuk diikuti (Simpson.2007:5). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa tenis meja ialah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur serta permainannya yang memerlukan bet untuk memukul bola kemudian tenis meja dimainkan pada meja berbentuk segi empat. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Muaro Jambi. dilaksanakan pada tanggal 01 November 2012 sampai dengan 30 November 2012. Waktu penelitian dilakukan selama 1 Bulan. 3.2 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Agung dan Syaifullah.2011:7) Dalam hal ini subyek atau siswa diberikan perlakuan dengan permainan tenis meja secara berkompetisi. Pada awal pelaksanaan siswa diberikan angket sebelum kompetisi selesai subyek melakukan kompetisi mengisi angket motivasi untuk melihat hasil peningkatan motivasi siswa. Diharapkan hasil jawaban angket motivasi siswa pada akhir penelitian memperlihatkan pengaruh kompetisi permainan tenis meja terhadap peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran tenis meja. Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: s X1 Y X2 Gambar 2. Skema rancangan penelitian Keterangan: S = Subyek penelitian X1 = Pre-test (angket motivasi siswa awal penelitian) X2 = Post-test (angket motivasi siswa akhir penelitian) Y = Kompetisi permainan tenis meja Pairin: FKIP Universitas Jambi Page 4
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan serta uraian yang telah dikumpulkan sebelumnya maka didalam bab ini akan dilakukan analisa pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil penelitian akan digambarkan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang diajukan sebelumnya. Gambaran dari data dalam kelompok dapat dilihat pada diskripsi berikut ini: 4.2 Pembahasan Dalam penelitian ini telah dianalisis data dari jawaban quisioner yang telah dibagikan kepada siswa SMP N 1 Muaro Jambi di kelas VIII sehingga telah didapatkan data dengan hasil presentase dari setiap soal yang telah dibagikan, maka dapat kita lihat perbedaan dari hasil awal dan hasil akhir setelah diberi perlakukan pengajaran dengan menggunakan metode belajar model kompetisi untuk meningkatkan minat siswa terhadap pemebelajaran tenis meja, dari data tersebut dapat kita lihat ditabel bawah ini dalam bentuk persentase : Tabel 4.7 Persentase Jawaban Jawaban Nilai (%) Awal Akhir Selisih (%) Sangat Setuju 18.75 42.375 23.625 Setuju 50.625 36.125-14.5 Tidak Setuju 26.125 16.75-9.375 Sangat Tidak Setuju 4.75 4.75 0 Dari data diawal dapat kita jelaskan bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan terhadap jawaban sangat setuju dari jawaban tes awal hanya 18.75% menjadi 42.375% naik 23.625%, ini menunjukan bahwa siswa dapat meningkat motivasinya terhadap pembelajaran tenis meja dengan menggunakan model kompetisi dalam metode pengajarannya, dapat kita lihat bahwa jawaban setuju dan tidak setuju mengalami penurunan tapi nilai ini pindah seluruhnya ke jawaban sangat setuju karena nilai untuk jawaban sangat tidak setuju tidak mengalami perubahan. Pembelajaran tenis meja di sekolah memang harus membutuhkan metode belajaran yang cukup efektif mengingat saran dan prasaran yang tersedia cukup minim, maka membutuhkan metode yang efektif sehingga setiap siswa dapat merasakan atau melakukan gerakan-gerakan dalam pembelajaran ini, maka metode dengan model kompetisi ini dianggap tepat untuk dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran tenis meja disebabkan karena seluruh siswa diberi kesempatan untuk bermain sehingga siswa seluruhnya mendapatkan giliranya dalam melakukan gerakan. Dari analisis diatas sudah bisa dikatakan bahwa minat siswa SMP N 1 Muaro Jambi terhadap pembelajaran tenis meja sudah cukup tinggi sehingga terjawab sudah hipotesis yang kita ajukan, dapat kita simpulkan bahwa motivasi siswa SMP N 1 Muaro Jambi terhadap pembelajaran tenis meja dapat ditingkatkan dengan pembelajaran model kompetisi. Dari penjabaran kesimpulann diatas maka untuk meningkatkan motivasi siswa SMP N 1 Muaro Jambi bisa lebih ditingkatkan lagi melalui metode-motode pembelajaran yang lain dengan tidak melupakan untuk melengkapi dan menambah lagi fasilitas yang mendukung proses pembelajaran di sekolah khususnya tenis meja di SMP N 1 Muaro Jambi. Pairin: FKIP Universitas Jambi Page 5
Diharapkan dengan melengkapi segala saran dan prasarana olahraga di sekolah ini dapat meningkatkan lagi minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Penjas Orkes dan kegiatan ekstrakurikuler disekolah dan hasil dari pembelajaran ini dapat mendukung berjalannya kegiatan pembelajaran disekolah baik itu kognitif, afektif dan tentunya psikomotor dari siswa untuk dapat nantinya mengasilkan generasi yang sehat baik jasmani maupun rohaninya. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisis dan uraian data yang telah dilakukan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa : Pembelajaran menggunakan model kompetisi dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tenis meja di kelas VIII SMP N 1 Muaro Jambi. 5.2 Saran Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada pihak sekolah diharapkan untuk lebih dapat melengkapi sarana dan prasarana penunjang pembelajaran khususnya mata pelajaran Penjas Orkes. 2. Pihak guru untuk dapat mampu memberikan metode pembelajaran yang efektif sehingga dapat mendukung keberhasilan dalam pembelajaran. 3. Kepada peneliti selanjutnya agar bisa lebih mengetahui keadaan siswa dan menggunakann sampel yang lebih variatif. DAFTAR PUSTAKA D. Gunarsa, S. (2008). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: Gunung Mulia. Hamzah. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara. Hodges, L. (2002). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kusnanto. (2010). Bermain Tenis Meja. Semarang: Aneka Ilmu. Nayazik. (2011). Model Kompetisi. http://bukan.satulagi.info/ pendidikan/modelkompetisi. Palmizal, A (2010). Bahan Ajar Administrasi dan Organisasi Olahraga. Padang: Sukabina. Rendra. (2010). Motivasi Olahraga. http://rendrapjk08.wordpress.com/ 2010/10/30.motivasi-olahraga. Simpson, P. (2007). Teknik Bermain Pingpong. Bandung: Pionir Jaya. Pairin: FKIP Universitas Jambi Page 6
Sunarno, A dan Derito, S. (2011). Metode Penelitian Olahraga. Surakarta: Yuma Pustaka Sudijono, A. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sutarmin. (2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia. Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Wikipedia. (2012). Kompetisi. http://id.m.wikipedia.org/wiki/kompetisi. Pairin: FKIP Universitas Jambi Page 7