BAB III METODE PENELITIAN. geolistrik dengan konfigurasi elektroda Schlumberger. Pada konfigurasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

CURVE MATCHING. Moe2KiyoKidi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun tahapan yang dilakukan teruraikan

BAB III METODA PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan bebarapa tahapan yang dilakukan untuk

BAB III DATA dan PENGOLAHAN DATA

PROGRESS v 3.0. dalam proses pengolahan data Geofisika metode Geolistrik, dalam hal ini dibahas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data secara langsung (primer)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai resistivitas di bawah permukaan. Data primer yang didapat adalah data

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012,

BAB III METODE PENELITIAN

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR

3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam akuisisi data adalah seperangkat alat geolistrik supersting R8/IP, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

BAB V ANALISIS 5.1 Penampang Hasil Curve Matching

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh : Dwi Wahyu Pujomiarto. Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Abstrak

RESISTIVITAS BATUAN KAMPUS UNHAS TAMALANREA ABSTRAK

METODE EKSPERIMEN Tujuan

Modul Pelatihan Geolistrik 2013 Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

SNI 2818:2012. Standar Nasional Indonesia. Tata cara pengukuran geolistrik Schlumberger untuk eksplorasi air tanah BSN. Badan Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

PENENTUAN LITOLOGI BATUAN DAN MUKA AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH LANDFILL PLTU LABUHAN ANGIN SIBOLGA

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

Identifikasi Daya Dukung Batuan untuk Rencana Lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Desa Tulaa, Bone Bolango

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Metode Vertical Electrical Sounding (VES) untuk Menduga Potensi Sumberdaya Air

BAB III METODE PENELITIAN

PEMETAAN POTENSI AIRTANAH DALAM MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI KABUPATEN PONOROGO SEBAGAI ANTISPASI BENCANA KEKERINGAN

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

ANALISA RESISTIVITAS BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER DAR ZARROUK DAN KONSEP ANISOTROPI

Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

Gambar 3.1 Lintasan Pengukuran

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY UNTUK PENDUGAAN SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI KELURAHAN KLEGO KOTA PEKALONGAN

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

TIDAK UNTUK KEPENTINGAN KOMERSIAL

Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK DALAM SURVEY POTENSI HIDROTHERMAL (STUDI KASUS: SEKITAR SUMBER AIR PANAS KASINAN PESANGGRAHAN BATU)

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

PENERAPAN METODE GEOLISTRIK SOUNDING UNTUK MENGATASI PERSOALAN AIR BERSIH PASCA GEMPA

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACK... iv. KATA PENGANTAR...

Transkripsi:

3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Pengambilan Data Lapangan Pada penelitian ini pengambilan data di lapangan menggunakan metode geolistrik dengan konfigurasi elektroda Schlumberger. Pada konfigurasi Schlumberger spasi antara dua elektroda potensial dibuat tetap, karena dianggap sangat kecil dan nilainya dapat disesuikan. Sedangkan dua elektroda arus jaraknya dirubah-rubah (diperbesar) berdasarkan skala logaritmik. Tahap-tahap pengambilan data di lapangan adalah sebagi berikut :. Tancapkan elektroda pada permukaan tanah dengan spasi yang teratur.. Setelah elektroda ditancap dibentangkan kabel yang digunakan sebagai penghantar arus dan potensial yang menghubungkan antar elektroda dengan alat resistivitymeter. 3. Pasang kabel ke elektroda untuk menghubungkan kabel dengan elektroda agar arus atau potensial dapat terhubung pada elektroda. 4. Setelah semua elektroda terhubung dengan terminal kabel, dan kabel sudah terhubung dengan resistivitymeter, maka pengukuran telah siap dilakukan. Gambar 3. Konfigurasi Schlumberger

4 3. Pengolahan Data Data geolistrik tahanan jenis yang digunakan berupa data sekunder yang berasal dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI yang terdiri dari 5 titik Data yang dipeoleh dari pengukuran dilapangan masih merupakan resistivitas semu. Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi geologi bawah permukaan bumi diperlukan nilai resisitvitas sebenarnya dari setiap lapisan batuan di bawah permukaan. Untuk mendapatkan gambaran umum perlapisan dengan menentukan harga-harga dari parameter lapisan (nilai resisitivitas sebenarnya dan ketebalan setiap lapisan) dilakukan pengolahan data, metode pengolahan data dibagi dua, ada metode interpretasi langsung dengan menggunakan komputer, dan metode interpretasi tak langsung dengan cara mencocokkan kurva lapangan dengan kurva standar, atau biasa disebut sebagai metode pencocokkan kurva manual. 3.. Metode pencocokan kurva secara manual Pada metode ini nilai tahanan jenis semu yang didapat dari pengukuran dilapangan diplot terhadap AB/ pada kertas grafik transparan untuk diinterpretasikan pendekatan metode pencocokkan kurva. Prinsip metode ini adalah mencocokkan bagian-bagian dari kurva lapangan dengan kurva standar/teoritis. Tipe kurva lapangan yang diperoleh sangat bergantung pada susunan perlapisan batuan bawah permukaan. Dari pencocokan kurva tersebut maka dapat diperkirakan nilai tahanan jenis dan ketebalan lapisannya. Sangat sulit untuk membuat kurva-kurva teoritis yang lebih dari tiga sebab akan banyak sekali kurva-kurva untuk setiap perbandingan parameter lapisan. Oleh karena itu interpretasi kurva lapangan dibagi menjadi dua, yaitu interpretasi

5 kurva lapangan dua lapis dan interpretasi kurva lapangan tiga lapis atau lebih. Adapun langkah langkah interpretasi kurva lapangan dua lapis adalah sebagai berikut :. Plotkan harga tahanan jenis semu ρ as dan jarak setengah elektroda arus (AB/) yang didapat dari lapangan pada kertas grafik transparan dengan sumbu vertikal (ordinat) adalah harga ρ as dan sumbu horizontal (absis) adalah harga (AB/).. Lakukan smoothing pada titik yang telah diplot 3. Lakukan partial curve matching dengan menggunakan kurva induk dua lapis sebagai berikut : a. Letakkan kurva lapangan (hasil pengeplotan (AB/) dan ρ as di atas kurva induk dua lapis. b. Cari penumpuan terbaik dengan menggeser kurva lapangan dan harus dijaga agar sumbunya tetap tidak miring. c. Pada penumpuan terbaik ini kurva lapangan akan saling bertumpuk dengan salah satu kurva induk dengan harga = ρ / ρ tertentu. d. Tandai titik asal kurva induk pada kurva lapangan (misalnya X ). e. Koordinat X merupakan koordinat h, ρ. f. Kemudian catat harga = ρ / ρ tersebut. Hasil interpretasi kurva lapangan dua lapis ini berupa harga harga : Ketebalan lapisan Tahanan jenis h ρ = ρ h

6 Langkah langkah interpretasi kurva lapangan tiga lapis atau lebih tidak jauh berbeda dengan langkah-langkah interpretasi kurva lapangan dua lapis. Perbedaannya hanya pada pengerjaan partial curve matching, dimana pada interpretasi kurva lapangan dua lapis tidak mengunakan kurva bantu, sedangkan pada interpretasi kurva lapangan tiga lapis atau lebih mengunakan kurva bantu. Langkah langkah interpretasi kurva lapangan tiga lapis atau lebih adalah sebagai berikut :. Plotkan harga tahanan jenis semu ρ as dan jarak setengah elektroda arus (AB/) yang didapat dari lapangan pada kertas grafik transparan dengan sumbu vertikal (ordinat) adalah harga ρ as dan sumbu horizontal (absis) adalah harga (AB/).. Lakukan smoothing pada titik yang telah diplot. 3. Lakukan partial curve matching dengan menggunakan kurva induk dua lapis dan kurva kurva bantu sebagai berikut : a. Pada bagian kiri kurva lapangan dengan menggunakan kurva induk dua lapis, yaitu dengan melakukan langkah langkah sama seperti pada interpretasi kurva dua lapis sehingga diperoleh harga harga ρ,h dan b. Untuk mendapatkan harga ρ dan h digunakan kurva bantu yang sesuai dengan tipe kurva lapangan Pilih kurva bantu yang sesuai dengan tipe kurva lapangan, setelah kurva bantu sesuai, letakkan kurva lapangan di atas kurva bantu dengan titi X berimpit dengan titik asal kurva

7 bantu yang mempunyai harga = dan dijaga agar sumbu sumbu koordinat tetap (tidak miring). Plot pada kertas grafik yang memuat kurva lapangan, garis bantu dari kurva bantu harganya sama dengan dan letak kedudukan dari titik X adalah pada garis bantu ini. c. Letakkan kurva lapangan pada kurva induk dua lapis, diinterpretasi bagian kurva berikutnya dengan titik asal kurva induk yang berada pada garis = yang sudah diplot. Pada penumpuan terbaik akan diperoleh letak dari titik X yaitu pada titik asal kurva dua lapis. Catat harga = ρ3 / ρ yang ditunjukkan dengan berimpitnya kurva induk dengan kurva lapangan. Harga digunakan untuk menentukan titik X 3. Sehingga didapat koordinat P h, ). ( ρ d. Untuk mendapatkan harga v = h / h atau perbandingan ketebalan antara lapisan dan lapisan ulangi langkah langkah pada prosedur b. letakkan titik X pada titik asal kurva bantu yang mempunyai harga = kemudian ikuti garis bantu v dimana X berimpit dengannya hingga memotong sumbu absisnya (h /h ). Dengan demikian akan memotong nilai v = h / h

8 e. Ulangi prosedur b sampai dengan d untuk kurva lapangan selanjutnya, sehingga diperoleh data : X( h, ρ ) X( h, ρ ) X3( h3, ρ 3)...dst 3...dst v v v 3...dst 3.. Pengolahan data dengan komputerisasi Pada penelitian kali ini pengolahan data dilakukan dengan cara komputerisasi, yaitu dengan mengunakan software-software komputer. Ada beberapa software yang dapat digunakan dalam pengolahan data geolistrik tahanan jenis. Pada pengolahan data kali ini menggunakan 3 buah software, dimana software-sotware yang digunakan dalam pengolahan adalah software IPIwin yang berfungsi sama seperti kurva matching, software surfer 8 yang berfungsi untuk memvisualisasikan penampang lapisan bawah permukaan, dan software ResDinv yang berfungsi untuk menentukan nilai resisitivitas sebenarnya dan kedalaman lapisan, sekaligus mengambarkan penampang lapisan bawah permukaan. Hasil dari pengolahan dengan menggunakan ketiga software tersebut akan dibandingkan, kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun diagram alur dari pengolahan data tersebut adalah:

9 Data pengukuran geolistrik Pengolahan data geolistrik Pengolahan data mengunakan software IPIwin Pengolahan data mengunakan software ResDinv Membuat penampang dengan software surfer 8 Langsung didapat nilai resistivitas dan gambar penampang Interpretasi Interpretasi Dibandingkan Analisis Gambar 3. Diagram alur pengolahan data