BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam melakukan penelitian saat ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-Teori yang Relevan 2.1.1.1 Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan. Komponen modal terdiri dari modal setor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan laba dan lainnya (Kasmir, 2010:81). Menurut Brigham (2006:62) modal adalah jumlah dari hutang jangka panjang, saham preferen dan ekuitas saham biasa atau mungkin pos-pos tersebut plus hutang jangka pendek yang dikenakan bunga. Modal dapat diperoleh melalui tiga bentuk utama: utang, saham preferen, dan ekuitas biasa, dimana ekuitas berasal dari penerbitan saham baru dan laba ditahan (Brigham, 2011:3). 2.1.1.2 Struktur Modal Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010:1), modal adalah kombinasi atau perimbangan antara hutang dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. 9

BAB II LANDASAN TEORI 10 Menurut Rodoni & Indoyama (2007:45), modal adalah sesuatu yang berkaitan dengan pembelanjaan permanen perusahaan yang terdiri atas hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal adalah komposisi pendanaan antara ekuitas (pendanaan sendiri) dan utang pada perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam menciptakan nilai bagi perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk membuat kebijakan pendanaan yang tepat (Wild dkk., 2005:144). Struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri (Margaretha, 2014:305). Struktur modal optimal adalah modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risk dan return. Menurut Brigham & Houston (2011:155) penentuan modal akan melibatkan pertukaran antara risiko dan pengembalian: 1. Menggunakan utang dalam jumlah yang lebih besar akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham. 2. Namun, menggunakan lebih banyak utang pada umumnya akan meningkatkan perkiraan pengembalian ekuitas. Menurut Fahmi (2014:187), adapun bentuk rasio yang digunakan dalam modal: 1. Debt-to Equity Ratio measures use of debt to finance operation. Formulanya adalah:

BAB II LANDASAN TEORI 11 Total Liabilities Stockholders Equity 2. Number of Times Interest is Earned measures ability to meet interest payment.formulanya adalah: Income before taxes and interest expense Interest expense 3. Book Value Pershare measures equity per share of common stock. Formulanya adalah: Common stockholders equity Number of share of common stock outstanding 2.1.1.3 Komponen Struktur Modal Menurut Fahmi (2014:185) Pembagian dari modal itu sendiri secara garis besar menjadi dua yaitu: 1. Simple Capital Structure, yaitu jika perusahaan hanya menggunakan modal sendiri saja dalam modalnya. 2. Complex Capital Structure, yaitu jika perusahaan tidak hanya menggunakan modal sendiri tetapi juga menggunakan modal pinjaman dalam modalnya. Menurut Mulyawan (2015:202) secara umum dapat dikatakan bahwa sumber-sumber pembiayaan modal kerja terdiri atas sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI 12 1. Permanent Financing Sumber yang bersifat permanen digunakan untuk keperluan mempertahankan sirkulasi modal sehingga tidak terjadi kemacetan. Untuk itu, sumber yang paling utama adalah modal sendiri atau jika terdapat kekurangan ditambah dengan pinjaman jangka panjang. 2. Current Financing 1) Internal Sources Modal kerja yang bersumber dari modal kerja sendiri, yang dihasilkan atau dibentuk dari dalam perusahaan. Sumber-sumber tersebut terdiri atas: a. Laba ditahan. b. Sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, seperti dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. c. Modal yang berasal dari para kreditur merupakan utang bagi perusahaan dan modal yang berasal dari para kreditur tersebut disebut dengan modal asing, misalnya kredit bank, pinjaman dari pihak lainnya atau kredit dagangan. 2) External Sources Dana yang berasal dari sumber eksternal terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Menurut Riyanto (dalam Mulyawan 2015:229) sumber dana yang dapat diperoleh untuk belanja perusahaan adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI 13 1) Sumber Dana dari Dalam Perusahaan (Internal Source) Sumber dana dari dalam perusahaan (internal source) dapat diartikan sebagai bentuk dana pemenuhan kebutuhan dananya berasal dari dalam perusahaan. Sumber dana ini berasal dari laba cadangan dari sebagian hasil usaha yang merupakan unsur dana sendiri yang digunakan sebagai sumber dana internal. Dana dari dalam perusahaan terdiri atas: a) Dana yang berasal dari pemilik perusahaan; b) Saldo keuntungan yang ditanam kembali di perusahaan; c) Surplus dana dan akumulasi penyusutan atau yang disebut sebagai cadangan dana, yang terdiri atas nilai buku dan nilai pasar dari harta yang dimiliki perusahaan. 2) Sumber Dana dari Luar Perusahaan (External Source) Sumber dana dari luar perusahaan (external source), yaitu pemenuhan kebutuhan dana diambil atau berasal dari sumber dana yang ada di luar perusahaan. Dana yang berasal dari luar perusahaan adalah dana yang berasal dari pihak bank, asuransi, dan kreditur lainnya. Dana yang berasal dari para kreditur adalah utang bagi perusahaan yang disebut dana pinjaman. Dana pinjaman yang dimaksud adalah dana yang didapat dari pihak ketiga (kreditur). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diasumsikan bahwa sumber dana terdiri atas: a. Berkurangnya aktiva lancar selain kas; b. Berkurangnya aktiva tetap; c. Bertambahnya setiap jenis utang;

BAB II LANDASAN TEORI 14 d. Bertambahnya modal; e. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan. 2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Fahmi (2014:186) faktor yang mempengaruhi modal suatu perusahaan yaitu: 1. Bentuk atau karakteristik bisnis yang dijalankan. 2. Ruang lingkup aktivitas operasi bisnis yang dijalankan. 3. Karakteristik manajemen (management characteristic) yang diterapkan di organisasi bisnis tersebut. 4. Karakteristik, kebijakan dan keinginan pemilik. 5. Kondisi micro and macro economy yang berlaku di dalam negeri dan luar negeri yang turut mempengaruhi pengembalian keputusan perusahaan. Faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan dalam mengambil keputusan mengenai modal menurut Brigham dan Houston (2011:188) adalah: 1. Stabilitas penjualan, suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat dengan aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dan mengeluarkan beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. 2. Struktur aktiva, perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang.

BAB II LANDASAN TEORI 15 3. Leverage operasi, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih rendah akan lebih mampu untuk menerapkan leverage keuangan karena keuangan perusahaan tersebut akan memiliki risiko usaha yang lebih rendah. 4. Tingkat pertumbuhan, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat harus lebih mengandalkan diri pada modal eksternal. 5. Profitabilitas, perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi ternyata menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit. Dengan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan melakukan sebagian besar pendanaannya melalui dana yang dihasilkan secara internal. 6. Pajak, bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dan pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Jadi, makin tinggi tarif pajak makin besar keunggulan dari hutang. 7. Kendali, pengaruh utang akibat penerbitan surat-surat hutang dan saham terhadap posisi pengendalian manajeman bisa mempengaruhi modal. 8. Sikap manajemen, sikap manajemen yang lebih konservatif daripada manajemen lainnya akan menggunakan jumlah hutang yang lebih kecil daripada rata-rata perusahaan di dalam industrinya, sementara manajemen yang agresif menggunakan lebih banyak utang dalam usaha mereka untuk mendapat laba yang lebih tinggi. 9. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, tanpa mempertimbangkan analisis manajemen atas faktor leverage yang tepat

BAB II LANDASAN TEORI 16 bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat sering kali akan mempengaruhi keputusan keuangan. 10. Kondisi pasar, kondisi pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan baik jangka panjang maupun jangka pendek dapat memberikan arah penting pada modal optimal suatu perusahaan. 11. Kondisi internal perusahaan, kondisi internal perusahaan juga dapat memiliki pengaruh pada sasaran modal. 12. Fleksibilitas keuangan, tujuan menjaga fleksibilitas keuangan yang dilihat dari sudut pandang operasional artinya adalah mempertahankan kecukupan kapasitas pinjaman cadangan. 2.1.1.5 Pecking Order Theory Pecking order theories merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara menjual asset yang dimilikinya. Seperti menjual gedung (build), tanah (land), dan peralatan (inventory) yang dimiikinya dan asset-asset lainnya, termasuk dana yang berasal dari laba ditahan (retained earnings) (Fahmi, 2014:194). Menurut Fahmi (2014:197), kondisi pecking order theory layak untuk diterapkan adalah: 1) Kondisi ekonomi berada dalam keadaan yang cenderung tidak begitu menguntungkan atau instabilitas. Sehingga diperkirakan jika meminjam uang ke perbankan maka kemampuan mengembalikan angsuran secara

BAB II LANDASAN TEORI 17 tepat waktu sulit dicapai, maka lebih aman dengan menjual aset perusahaan. 2) Aset perusahaan berada dalam keadaan yang cukup untuk dijual dan penjualan itu tidak mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan secara jangka pendek. 3) Perusahaan menjual dan menerbitkan right issue berdasarkan besarnya kebutuhan saja. Dengan menjual right issue dan menjual aset lain sesuai besarannya kebutuhan maka memungkinkan bagi perusahaan untuk mampu tetap mengendalikan perusahaan tanpa terbebani oleh tanggung jawab dari pihak eksternal. 4) Perusahaan boleh menjual obligasi dan saham, dalam artian obligasi dan saham dalam jumlah nominal yang realistis dan feasible (layak) secara ukuran keuangan. Teori ini dikembangkan oleh Stewart Myers (dalam Mulyawan, 2015:250). Ada empat asumsi dan teori ini, yaitu sebagai berikut: 1. Kebijakan deviden adalah kaku. Manajer akan berusaha menjaga tingkat pembayaran dividen yang konstan, dan tidak menaikkan atau menurunkan dividen sebagai bentuk respon akan fluktuasi laba sekarang yang bersifat sementara. 2. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal (laba ditahan dan penyusutan) dibandingkan pendanaan eksternal seperti hutang dan saham.

BAB II LANDASAN TEORI 18 3. Jika harus memperoleh pendanaan eksternal, perusahaan akan memilih dari pendanaan saham yang paling aman terlebih dahulu. 4. Jika harus menggunakan pendanaan eksternal yang lebih banyak, perusahaan akan memilih dengan memakai utang yang aman, kemudian dengan utang yang berisiko, convertible securities, preferred stock, dan terakhir adalah saham umum. 2.1.1.6 Struktur Aktiva Menurut Syamsudin (2007:9) aktiva adalah penentuan besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap. Menurut Mulyawan (2015:244) susunan aktiva kebanyakan industri atau manufaktur yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan modal asing atau utang hanya sebagai pelengkap. Brigham and Ehrhardt (2010) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan (Dwilestari, 2010). Formulanya adalah: FTA= 2.1.1.7 Profitabilitas

BAB II LANDASAN TEORI 19 Tujuan perusahaan secara umum didirikan adalah menghasilkan laba atau keuntungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Wijaya dan Hadianto, 2008). Profitability didefinisikan sebagai earning before interest and taxes (EBIT) (Mulyawan, 2015:247). Menurut Kasmir (2010:115) profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi, intinya adalah bahwa rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik mengambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2014:80). Menurut Margaretha (2014:17) jenis-jenis rasio profitabilitas: 1) Net profit margin on sales merupakan cara untuk mengukur laba atas setiap rupiah atau rupiah penjualan. Formulanya adalah : NPM= 2) Return on total sales (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang digunakan. Formulanya adalah: ROA=

BAB II LANDASAN TEORI 20 3) Return on common equity (ROE) merupakan cara untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Formulanya adalah: ROE= Menurut Brigham dan Houston (2011:161), perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil karna tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal. Perusahaan yang mempunyai profit tinggi, akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah. Dengan demikian maka perusahaan akan mendapatkan laba ditahan yang besar, sehingga perusahaan akan menggunakan laba ditahan sebelum memutuskan untuk menggunakan hutang. 2.1.2 Riset Empiris Tabel 2.1 Riset Empiris No Nama Peneliti dan Tahun 1 Dwilestari (2010) Judul Penelitian Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh aktiva, pertumbuhan, dan likuiditas terhadap modal perusahaan Metode Analisis Data Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Likuiditas berpengaruh terhadap modal, sedangkan aktiva dan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap modal

BAB II LANDASAN TEORI 21 2 Julita dan Andoko (2013) 3 Khariry dan Yusniar (2016) 4 Kanita (2014) Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Makanan Dan Untuk menganalisis pengaruh aktiva, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap modal Untuk menganalisis dan menguji pengaruh ukuran perusahaan, aktiva, pertumbuhan penjualan dan risiko keuangan terhadap modal yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014 Untuk mengetahui apakah aktiva dan profitabilitas memiliki pengaruh Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Persamaan Regresi Secara simultan variabel bebas yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap modal. Dan secara parsial variabel aktiva, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap modal, dan variabel modal yang berpengaruh dominan terhadap kinerja PT Semen Gresik, Tbk adalah aktiva. Faktor ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, dan risiko keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan arah pengaruh positif terhadap modal. Faktor profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan dengan arah pengaruh negatif terhadap modal. Sedangkan faktor aktiva dan pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap modal. Struktur aktiva tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap modal, sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap modal pada

BAB II LANDASAN TEORI 22 5 Oktaviani dan Malelak (2014) 6 Agustini dan Budiyanto (2015) Minuman Analisa Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Struktur Modal Perusahaan Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal terhadap modal Untuk menemukan pengaruh antara variabel profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap keputusan modal perusahaan di industri properti pada periode 2008-2013 Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, aktiva, dan profitabilitas terhadap modal Metode Regresi Dengan Data Panel Analisa Regresi Berganda perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007-2009 Profitabilitas dan pertumbuhan yang diukur dengan perubahan total aset tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan modal perusahaan, sedangkan pertumbuhan penjualan, aktiva, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan modal perusahaan Ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan dan positif, aktiva berpengaruh signifikan dan positif terhadap modal, sedangkan tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap modal

BAB II LANDASAN TEORI 23 2.1.3 Rerangka Teori Gambar 2.1 Rerangka Teori Modal Internal Sources External Sources Modal Sendiri Modal Pinjaman Simple Capital Structure Complex Capital Structure Struktur Aktiva Profitabilitas Struktur Modal

BAB II LANDASAN TEORI 24 2.2 Rerangka Pemikiran Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran Gejala: Debt to Equity per tahun 2011-2013 perusahaan makanan dan minuman berada di bawah 1. Perusahaan lebih banyak menggunakan sumber dana dari modal sendiri untuk aktivitas investasinya. Variabel: Struktur Aktiva Profitabilitas Struktur Modal 1. Apakah terdapat pengaruh aktiva terhadap modal pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap modal pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah terdapat pengaruh aktiva dan profitabilitas terhadap modal pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia? Jenis Penelitian: Kausal Eksperimental Populasi: perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sampel: Perusahaan yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi dengan subsektor makanan dan minuman yang listing sampai dengan tahun 2013 Metode Sampling: Purposive Sampling Teknik Pengumpulan Data: Secondary Data Metode Analisis Data: Regresi Linier Berganda Umpan Balik Terdapat pengaruh aktiva terhadap modal pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia? Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap modal pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia? Terdapat pengaruh aktiva dan profitabilitas terhadap modal pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia?

BAB II LANDASAN TEORI 25 2.3 Pengembangan Hipotesis 2.3.1 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Aktiva atau aset merupakan sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk operasionalnya. Perusahaan yang sebagian besar memiliki aktiva tetap maka perusahaan tersebut akan mengutamakan pendanaan eksternal yaitu dengan berhutang. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan utang lebih banyak, karena aktiva tetap dapat dijadikan jaminan yang baik atas pinjaman-pinjaman perusahaan (Riyanto, 2008). Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets) (Dwilestari, 2010). Menurut Brigham & Gapenski (dalam Nugroho 2006) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika nilai aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan semakin besar, maka aktiva ini dapat digunakan sebagai jaminan yang semakin mengurangi risiko dari kesulitan seperti biaya tetap dari hutang. Bagian yang besar dari aktiva berwujud diharapkan berhubungan dengan leverage yang tinggi. Aktiva tetap seringkali digunakan sebagai jaminan dalam mendapatkan hutang, sehingga perusahaan yang banyak memiliki aktiva tetap akan mendapatkan hutang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aktiva tetap lebih sedikit.

BAB II LANDASAN TEORI 26 Dalam pecking order theories, suatu perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara menjual asset yang dimilikinya. Seperti menjual gedung (build), tanah (land), dan peralatan (inventory) yang dimilikinya dan asset-asset lainnya, termasuk dana yang berasal dari laba ditahan (retained earnings) (Fahmi, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustini dan Budiyanto (2015) menunjukkan bahwa aktiva berpengaruh signifikan terhadap modal. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: H1: Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap modal. 2.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Profitabilitas dalam perusahaan dapat digunakan untuk meramalkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memperoleh laba dimasa yang akan datang (Sugiarto, 2009). Frank dan Goyal mencatat bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, cenderung mempunyai tingkat utang yang rendah. Hal ini dapat dijelaskan melalui pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi mempunyai sumber dana internal yang melimpah (Mulyawan, 2015). Tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menjadikan penggunaan hutang yang relatif kecil, karena itu perusahaan yang mampu mendapatkan keuntungan yang tinggi (profitable) akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk keperluan investasi (Setyawan & Laksito, 2008).

BAB II LANDASAN TEORI 27 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kanita (2014) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap modal. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap modal. 2.3.3 Model Penelitian Gambar 2.3 Model Penelitian Struktur Aktiva H1 Profitabilitas H2 Struktur Modal