JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 1(2), , 2015 ISSN CETAK X ISSN ELEKTRONIK

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2),

INTISARI PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

Saftia Aryzki* dan Alfian R. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III/7B Kayu Tangi Banjarmasin 70123

Pengaruh Brief Counseling Terhadap Aktifitas Fisik pada Pasien Hipertensi Di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

KATA PENGANTAR. Dewan editor

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

KATA PENGANTAR. Dewan editor

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

INTISARI. Mahrita Sauriah 1 ; Yugo Susanto 2 ; Dita Ayulia 3

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

PENGARUH KEPATUHAN DAN POLA PENGOBATAN TERHADAP HASIL TERAPI PASIEN HIPERTENSI

Nur aeni, Anjar Mahardian K, Githa Fungie G. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DENGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASIEN DM TIPE 2 DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

Pengaruh Konseling Apoteker Terhadap Hasil Terapi Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT SEBAGAI VARIABEL ANTARA PADA PASIEN DM

KATA PENGANTAR. Dewan Editor

PENGARUH PEMBERIAN GARAM SODIUM RENDAH TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI BLUD RUMAH SAKIT UMUM PROF.DR.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

HUBUNGAN PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI DI RSUD PENAJAM PASER UTARA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016

PERBANDINGAN PENGARUH EDUKASI MELALUI LAYANAN PESAN SINGKAT DAN BOOKLET TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

JURNAL FARMASI SAINS DAN KOMUNITAS, November 2016, hlm Vol. 13 No. 2 p-issn: ; e-issn:

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

KAJIAN PENGGUNAAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD ISLAM ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

Korelasi Antara Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

PENGARUH INTERVENSI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN DAN GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD DR. M.

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

Hasil Guna Edukasi Diabetes Menggunakan Telemedicine terhadap Kepatuhan Minum Obat Diabetisi Tipe 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

PENGARUH PENYULUHAN OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS GUNUNG ANYAR SURABAYA TIMUR

Pengaruh Pemberian Informasi Obat...(Stefy Muliyani Muljabar, dkk) 143

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

SKRIPSI NUR AMALIA ROSTIKARINA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

Pengaruh Konseling Farmasis terhadap Kepatuhan dan Kontrol Hipertensi Pasien Prolanis di Klinik Mitra Husada Kendal

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

Transkripsi:

ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821 PERBAIKAN PERILAKU DAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN SETELAH PEMBERIAN LEAFLET EDUKASI HIPERTENSI DAN TERAPINYA Submitted : 19 Nov 2015 Edited : 15 Des 2015 Accepted : 21 Des 2015 Yugo Susanto, Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email : yugo.susanto@gmail.com ABSTRACT Hypertension is a condition of systolic blood pressure >140 mmhg and diastolic > 90 mmhg persistenly. Hypertension is as one of major risk factors for cardiovascular disease, kidney failure, and stroke. The prevalence of hypertension in South borneo is 30.8 %. The behavior is a key factor that inhibited blood pressure control that requires intervention to change patient behavior. The aim of this study were to investigate the influence of pharmacists educational leaflet of hypertension and treatment given to behavior and blood pressure patient of ambulatory hypertension patients at Internal Disease Policlinic Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin hospital. The study was conducted with quasi-experimental design. The ambulatory hypertension patients data were collected prospectively during the period of April until mei 2015. This study involved 45 patients who included in the inclusion and exclusion criteria. Data collection was conducted by to assess the level of the patient's behavior questionnaires and the blood pressure data were taken from their medical record. The results showed that giving educational leaflet of hypertension and treatment could increased knowledge, attitude, and practice significantly (p<0,05). The average of knowledge and attitude scores in pre measurement 2,60 ± 0,71, 2,44 ± 0,65 increased in post measurement 2,95 ± 0,20, 2,77 ± 0,51 were statistically different p=0,00. The average of practice scores in pre measurement 2,15 ± 0,85 increased in post measurement 2,48 ± 0,75 were statistically different p=0,03. The systolic and diastolic blood pressure also decreased with an average reduction of 14,44 ± 9,18 mmhg for systolic and diastolic was 9,55 ± 10,21 mmhg. Over all it can be conculed that the giving educational leaflet of pharmacist can improve patient behavior. Furthermore, it can decrease the blood pressure (p<0,05). Keywords : hypertension, educational leaflet of hypertension and treatment, behaviour, blood pressure PENDAHULUAN Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik > 140mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari > 90 mmhg. Diagnosis klinik hipertensi harus berdasarkan paling sedikit dua kali pengukuran tekanan darah pada posisi duduk tiap kunjungan, dan paling sedikit dua kali kunjungan (1). Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian. Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark jantung, stroke, dan gagal ginjal. Komplikasi hipertensi pada organ tubuh menyebabkan angka kematian yang tinggi. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama gangguan jantung, gagal ginjal, maupun penyakit serebrovaskuler (2). Badan penelitian kesehatan dunia WHO tahun 2013 menunjukkan, di seluruh dunia sekitar 982 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025 (3). Prevalensi hipertensi di Kalimantan Selatan menempati prevalensi hipertensi tertinggi kedua di Indonesia yaitu sebesar (30,8%) setelah Bangka Belitung (30,9%) (4). Prevalensi hipertensi AKADEMI FARMASI SAMARINDA 140

meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan stres psikososial di banyak negara. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini (5). Perilaku pasien terhadap terapi hipertensi adalah merupakan faktor kunci yang menghalangi pengontrolan tekanan darah sehingga membutuhkan intervensi untuk meningkatkan keberhasilan terapi (6). Pasien hipertensi kebanyakan hanya mengeluhkan penyakitnya berdasarkan gejala yang mereka rasakan pada saat itu tanpa memikirkan penanganan lebih lanjut tentang penyakit hipertensi yang dialaminya. Perilaku ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi dan cara penanganan yang tepat. Oleh karena itu intervensi farmasis mengenai pharmaceutical care pada pasien hipertensi sangat diperlukan untuk mengubah perilaku pasien dalam mengatasi masalah tersebut (7). Salah satu intervensi yang dapat dilakukan oleh farmasis kepada pasien hipertensi adalah dengan pemberian leaflet edukasi hipertensi dan terapinya. Pemberian leaflet edukasi hipertensi dan terapinya yang singkat, padat, menarik dan jelas juga dapat meningkatkan minat dari pasien untuk membacanya karena menurut pendapat Notoadmojo (8) bahwa sekitar 75% sampai 78% dari pengetahuan disampaikan melalui indera mata sedangkan leaflet edukasi hipertensi dan terapinya merupakan metode pendidikan kesehatan yang menggunakaan indera mata (8). Dari membaca leaflet edukasi hipertensi dan terapinya pasien akan mendapatkan pengetahuan yang akan merubah perilaku pasien menjadi lebih positif dan memperbaiki perilaku pasien dalam menjalani terapi hipertensi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian leaflet edukasi hipertensi dan terapinya oleh farmasis terhadap perilaku dan tekanan darah pada pasien hipertensi rawat jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD Dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan secara prospektif untuk mengetahui pengaruh pemberian leaflet edukasi hipertensi dan terapinya terhadap perubahan perilaku pasien hipertensi rawat jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Sampel diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling yaitu semua sampel yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria inklusi akan dimasukkan dalam penelitian sampai periode penelitian selesai. Penelitian menggunakan 45 pasien dengan metode one grup pretest post test yaitu pada suatu kelompok diberikan leaflet edukasi hipertensi dan terapinya diikuti dengan pemberian pre dan post kuisioner untuk menilai tingkat perilaku pasien. Kuesioner tingkat perilaku dipergunakan untuk menilai tingkat perilaku pasien terhadap penyakit hipertensi dan pengobatannya yang terdiri dari 9 pertanyaan. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa kuesioner valid dan reliabel dengan nilai Cronbach s alpha 0,683 (9). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien berusia antara 18-65 tahun yang berobat minimal satu kali di poliklinik penyakit dalam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh dan terdiagnosa oleh dokter menderita hipertensi tingkat pertama dan kedua. Kriteria eksklusinya adalah pasien yang mengalami ketulian, buta huruf dan sedang hamil. Data penelitian dikumpulkan dari April sampai Mei 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengisi kuisioner pengukuran tingkat perilaku pasien hipertensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan pengumpulan data klinik dan data sosiodemografi pasien. Berdasarkan data karakteristik pasien pada tabel 1 dapat dilihat bahwa subjek penelitian didominasi pasien perempuan (66,67%). Dari segi usia, subjek penelitian didominasi oleh pasien usia lebih dari 50 tahun. Dari segi tingkat hipertensi subjek penelitian didominasi oleh hipertensi tingkat pertama. Dari segi pendidikan subjek penelitian didominasi oleh pendidikan lebih dari 9 tahun dan dari segi pekerjaan subjek penelitian didominasi oleh pasien dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga. 141 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Tabel 1. Karakteristik pasien hipertensi Karakteristik Pasien Jumlah (N=45) % Jenis Kelamin Perempuan 30 66,67 Laki-Laki 15 33,33 Usia (tahun) 18-50 16 35,56 51-65 29 64,44 Tingkat Hipertensi Tingkat 1 34 75,56 Tingkat 2 11 24,44 Pendidikan 0-9 tahun 21 46,67 > 9 tahun 24 53,33 Pekerjaan PNS 6 13,33 Swasta 5 11,11 Wiraswasta 3 6,67 IRT 25 55,56 Tidak Bekerja 6 13,33 Riwayat Hipertensi Ada 26 57,78 Tidak Ada 19 42,22 Pada akhir penelitian setelah dilakukan post test didapatkan peningkatan presentase perilaku pasien hipertensi pada tingkat aksi (53,3%). Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa adanya perubahan tingkat perilaku yang besar karena setelah pemberian leaflet edukasi hipertensi dan terapinya tingkat perilaku prekontemplasi, kontemplasi, dan persiapan sebagian besar berubah menjadi tingkat aksi yaitu tahap di mana pasien telah melakukan perubahan perilaku dan harus mempertahankan perilaku baik dalam pengobatannya tersebut. Konsekuensinya target terapi hipertensi yaitu pengontrolan tekanan darah pasien dalam batas normal dapat tercapai. Perubahan tingkat perilaku pada pasien hipertensi disebabkan karena leaflet edukasi hipertensi dan terapinya yang diberikan oleh farmasis dianggap valid dan dapat dipercaya. Validasi leaflet ini dengan menggunakan validasi expert. Pengetahuan tersebut menumbuhkan kesadaran dan merubah perilaku pasien sehingga perilakunya menjadi tahap aksi. Pengetahuan yang didasari dengan kepercayaan dan kesadaran akan merubah sikap yang berlanjut mengubah perilaku dan hasil perubahan perilaku tersebut akan dapat bertahan lama (10). Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa pada domain kognitif, Afektif dan Psikomotorik mengalami peningkatan yang signifikan (p<0,05). Peningkatan ini disebabkan karena pengetahuan yang didapat dari pemberian leaflet edukasi hipertensi dan terapinya oleh farmasis berupa pengetahuan tentang hipertensi dan terapinya dapat merubah sikap pasien menjadi positif. Jadi pada akhirnya pasien akan mengambil suatu tindakan untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik dalam menjalani terapi hipertensi (7). Perilaku dalam pengobatan memegang peranan penting dalam mencapai target keberhasilan terapi, terutama untuk penyakit kronis seperti hipertensi. Perilaku baik pasien dalam pengobatan yang didasari dengan pengetahuan yang didapatkan akan membuat perilaku baik tersebut akan bertahan lebih lama. Kegagalan dalam pengobatan terutama untuk penyakit hipertensi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pasien tentang hipertensi dan pengobatannya sehingga perilaku pasien untuk menjalankan terapi hipertensi menjadi buruk dan target terapi tidak bisa tercapai. Perubahan perilaku pasien akan terjadi sejalan dengan proses yang awalnya tidak tahu menjadi tahu (kognitif), yang awalnya tidak mau menjadi mau (afektif), dan yang awalnya tidak bertindak menjadi bertindak (psikomotorik). Uraian perubahan perilaku tersebut menunjukan bahwa pengetahuan pasien tentang hipertensi dan pengobatannya memegang peranan yang sangat penting untuk mewujudkan perilaku yang baik dalam pengobatan hipertensi (11). AKADEMI FARMASI SAMARINDA 142

Tekanan darah di atas batas normal yang persisten dapat memperburuk pronosis penyakit hipertensi. Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, gangguan ginjal, dan penyakit serebrovaskuler (12). Penurunan tekanan darah merupakan tujuan terapi dari pengobatan hipertensi. Penurunan tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah ketepatan dalam pemilihan obat antihipertensi yang sesuai dengan kondisi pasien, modifikasi gaya hidup, dan faktor perilaku pasien dalam pengobatan (9). Pada tabel 4 tekanan darah sistolik dan diastolik pasien pada pengukuran pre dan post pengukuran samasama mengalami penurunan. Hasil uji yang diperoleh pada tekanan darah sistolik terjadi penurunan dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05) yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tekanan darah sistolik pada pre pengukuran dengan post pengukuran. Hasil uji pada tekanan darah diastolik juga memiliki nilai penurunan signifikan (p<0,05) yang menunjukan terdapat perbedaan bermakna antara tekanan darah diastolik pada pre pengukuran dengan post pengukuran. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa penurunan tekanan darah secara tidak langsung dipengaruhi oleh pemberian leaflet edukasi hipertensi dan terapinya melalui perubahan perilaku pasien menjadi lebih positif. Tabel 2. Tingkat Perilaku pasien pada awal dan akhir penelitian Tingkat Perilaku Prekontemplasi Kontemplasi Persiapan Aksi N % N % N % N % Pre 14 31,1 12 26,7 10 22,2 9 20 Post 1 2,2 9 20 11 24,4 24 53,3 Tabel 3. Perubahan skor domain perilaku pada awal dan akhir Domain Pre Post P Kognitif 2,60 ± 0,71 2,95 ± 0,20 0,00 Afektif 2,44 ± 0,65 2,77 ± 0,51 0,01 Psikomotorik 2,15 ± 0,85 2,48 ± 0,75 0,04 Keterangan : p adalah nilai signifikansi Tabel 4. Perubahan tekanan darah pada awal dan akhir penelitian Tekanan Darah Pre Post P Sistolik 150,66 ± 14,67 136,22 ± 11,53 0,00 Diastolik 89,55 ± 10,21 80,00 ± 0,00 0,00 Keterangan : p adalah nilai signifikansi 143 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

SIMPULAN Edukasi dengan menggunakan leaflet yang diberikan farmasis efektif untuk merubah perilaku pengobatan pasien hipertensi ke arah yang lebih baik. Seiring perubahan perilaku kepatuhan pasien kearah yang positif, maka semakin besar juga penurunan tekanan darah sehingga perbaikan perilaku pengobatan memiliki peranan besar dalam pengontrolan tekanan darah pasien hipertensi. DAFTAR PUSTAKA 1. Alhaiqa, F., Deane, K.H.O., Nawafleh, A.H., Clark, A., Gray, R., 2012, Adherence therapy for medication non compliant patients with hypertension:a randomised controlled trial, Journal of Human Hypertension 26, 117 126. 2. Depkes, 2007, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Depkes RI, Jakarta. 3. WHO, 2013, a global brief on hypertension, World Health Organization-International Society of Hypertension statement of Management of Hypertension 4. Kementerian Kesehatan, 2013, Riset Kesehatan Dasar, Jakarta, Kementerian Kesehatan RI. 5. Giles, T.D., Materson, B.J., Cohn, J.N., Kostis, J.B.B., 2009, Definition and Classification of Hypertension: An Update, J Clin Hypertens (Greenwich) ;11: 611 614. 6. Filho, A.D.O., Filho, J.A.B., Neves, S.J.F., Lyra, D.P.D., 2012, Association between the 8-item Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) and Blood Pressure Control, Arq Bras Cardiol; 99(1): 649-658 7. Alfian, R., 2014, Konseling Farmasis Merubah Perilaku Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit PKU MUhammadiyah Bantul, Indonesia, Media Farmasi, Vol. 11 No.1 8. Notoatmodjo, S., 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta, pp 26 9. Alfian, R., Akrom, Darmawan, E., 2013, Pharmacist Counseling Intervention By Oral Can Increase The Patients Adherence And Decrease Systolic Blood Pressure Of Ambulatory Hypertension Patients At Internal Disease Polyclinic PKU Bantul Hospital, Indonesia, Proceding Of The 3rd International Safety Management Of Central Cytotoxic Reconstitution, Indonesia, Editor: Widyaningsih, W., 21-26. 10. Kholid, A., 2012, Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya, Rajawali Press, Jakarta, pp 50-53 11. Sabouhi, F., Babae, S., Naji, H., Zadeh, A.H., 2010, Knowledge, awareness, attitudes and practice about hypertension in hypertensive patients referring to public health care centers in Khoor & Biabanak, IJNMR; 16(1): 34-40 12. Feldman, R.D., Zou, G.Y., Vandervoort, M.K., Wong, C.J., Nelson, S.A.E., Feagan, B.G., 2009, A Simplified Approach to the Treatment of Uncomplicated Hypertension: A Cluster Randomized, Controlled Trial, Hypertension; 53:646-653 AKADEMI FARMASI SAMARINDA 144