BAB II DASAR TEORI. commit to user 3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

K BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dibidang otomotif dari waktu kewaktu terus mengalami

BAB IV PENGUJIAN ALAT

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pembakaran yang lebih cepat dan mengurangi emisi gas buang yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB III LANDASAN TEORI


Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

BAB II TINJAUAN LITERATUR

MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN DAN PERBAIKAN MESIN SEPEDA MOTOR HONDA S90 Z TAHUN 1970 PROYEK AKHIR

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

BAB III METODE PENELITIAN

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berkaitan dengan judul yang diambil. Berikut beberapa referensi yang berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

contoh makalah teknik mesin

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

Spark Ignition Engine

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Gambar 2.1 Kinerja mesin motor 4 langkah dengan konsumsi bahan bakar premium dan pertamax. (Sukidjo, 2011)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Di unduh dari : Bukupaket.com

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI Rekondisi sepeda motor Honda C86 tahun 1986 bertujuan untuk mengembalikan performa mesin dan memperbaiki semua komponen. Dasar teori yang membantu dalam melakukan rekondisi didapat dari buku manual Honda C86 yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Dasar teori tersebut menyangkut beberapa hal, antara lain: pengertian rekondisi dan modifikasi, proses rekondisi dan modifikasi, bagian-bagian yang direkondisi dan modifikasi, peralatan dan alat ukur yang digunakan, serta dasar teori yang mencangkup rekondisi dan modifikasi sepeda motor Honda C86. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini : 2.1. Pengertian Rekondisi dan Modifikasi Rekondisi adalah mengembalikan kondisi suatu objek atau benda pada keadaan semula atau standar dengan memperbaiki kerusakan yang ada (Andy Huryoko: 2006). Dalam hal ini merekondisi semua sistem pada sepeda motor yang mengalami kerusakan agar berfungsi sebagaimana mestinya. Rekondisi yang dilakukan bisa berupa perbaikan sistem kelistrikan, rangka, dan bagian mesin. Sedangkan modifikasi adalah cara merubah bentuk suatu barang yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya (anonim: 2010). Dalam hal ini memodifikasi komponen-komponen dari sepeda motor Honda C86 sehingga mempunyai tampilan Clasik. Bagian-bagian tersebut antara lain: lampu kepala, lampu belakang, sistem kelistrikan, rangka dan bodi sehingga mempunyai tampilan Clasik. 3

4 2.2. Proses Rekondisi dan Modifikasi Proses rekondisi adalah suatu proses melakukan perbaikan pada suatu objek atau benda agar dapat berfungsi kembali. Proses rekondisi ini menyangkut perbaikan suatu sistem yang mula-mula tidak berfungsi atau berfungsi kurang baik menjadi berfungsi dengan baik, dengan mencari kerusakan lalu diperbaiki. Bila tidak dapat diperbaiki, maka diganti dengan yang baru. Sedangkan proses modifikasi yaitu suatu proses merubah suatu objek atau benda supaya mempunyai tampilan atau hal yang lebih baik dari yang semula. Modifikasi juga bisa diartikan memberikan suatu inovasi pada suatu produk agar produk tersebut berbeda dengan produk aslinya dengan tidak merubah fungsi dari komponen tersebut. 2.3. Bagian yang Direkondisi dan Dimodifikasi Mesin merupakan bagian yang tepenting dari suatu kendaraan. Apabila mesin ini mengalami kerusakan maka kendaraan bisa dikatakn rusak. Hal- hal yang bisa direkondisi pada bagian mesin antara lain: 1. Kepala silinder Bagian paling atas dari kontruksi mesin sepeda motor adalah kepala silinder. Kepala silinder berfungsi sebagai penutup lubang silinder pada blok silinder dan tempat katup, cam shaft,dan dudukan busi. Kepala silinder bertumpu pada bagian atas blok silinder. Titik tumpunya disekat dengan gasket (packing) untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran kompresi, disamping itu agar permukaan metal kepala silinder dan permukaan bagian atas blok silinder tidak rusak. Kepala silinder biasanya dibuat dari bahan Aluminium campuran, supaya tahan karat juga tahan pada suhu tinggi serta ringan. Biasanya bagian luar kontruksi kepala silinder bersirip, ini untuk membantu melepaskan panas pada mesin berpendingin udara.

5 Gambar 2.1 Kepala silinder 2. Blok Silinder Blok silinder merupakan tempat bergerak piston. Tempat piston berada tepat di tengah blok silinder. Silinder liner piston ini dilapisi bahan khusus agar tidak cepat aus akibat gesekan. Meskipun telah mendapat pelumasan yang mencukupi tetapi keausan lubang silinder tetap tak dapat dihindari. Karenanya dalam jangka waktu yang lama keausan tersebut pasti terjadi. Keausan lubang silinder bisa saja terjadi secara tidak merata sehingga dapat berupa keovalan atau ketirusan. Masing-masing kerusakan tersebut harus diketahui untuk menentukan langkah perbaikannya. Cara mengukur keausan silinder: a. Lepaskan blok silinder b. Lepaskan piston c. Ukur diameter lubang silinder dengan dial indikator bagian yang diukur bagian atas, tengah dan bawah dari lubang silinder.pengukuran dilakukan dua kali pada posisi menyilang.

6 Gambar 2.2 Blok silinder 3. Piston Piston mempunyai bentuk seperti silinder. Bekerja dan bergerak secara translasi (gerak bolak-balik) di dalam silinder. Piston merupakan sumbu geser yang terpasang presisi di dalam sebuah silinder. Dengan tujuan, baik untuk mengubah volume dari tabung, menekan campuran bahan bakar dalam silinder. Piston terdorong sebagai akibat dari ekspansi tekanan sebagai hasil pembakaran. Piston selalu menerima temperatur dan tekanan yang tinggi, bergerak dengan kecepatan tinggi dan terus menerus. Temperatur yang diterima oleh piston berbeda-beda dan pengaruh panas juga berbeda dari permukaan ke permukaan lainnya. Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah) sebagai langah hisap, selanjutnya piston kembali ke TMA (titik mati atas) sebagai langkah kompresi, selanjutnya piston kembali ke TMB (titik mati bawah) sebagai langkah usaha, selanjutnya piston kembali ke TMA (titik mati atas) untuk membuang gas sisa pembakaran.

7 Gambar 2.3 Piston saat melakukan langkah kerja Sumber: hmmunsika.blogspot.com Bagian atas piston pada mulanya dibuat cembung untuk meningkatkan efisiensi motor, terutama agar kompresi lebih terjaga. Bentuk permukaan yang cembung gunanya untuk menyempurnakan pembakaran campuran udara dan bahan bakar. Gambar 2.4 Piston Piston pada mesin pembakaran dalam digunakan untuk melakukan langkah kerja yaitu langkah kompresi, langkah hisap, langkah usaha dan buang. Piston bergerak di dalam silinder secara naik turun, gerakan naik turun ini diubah menjadi gerak putar oleh poros engkol, piston ini dihubungkan ke poros engkol oleh batang piston dan pena torak dilengkapi dengan cincin/ring kompresi dan ring oli, cincin ini tetap dan mengikuti gerakan piston, fungsi dari ring piston adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran oli atau dan kebocoran kompresi. Celah antara torak dan silinder secara umum adalah 0,02-0,05 mm, bila terlalu kecil torak akan bergesekan dengan dinding silinder dan mengakibatkan kerusakan, sebaliknya jika terlalu besar akan terjadi kebocoran, hal ini akan menyebabkan kompresi berkurang.

8 Gambar 2.5 Celah ring pada silinder Ring piston mesin empat langkah sedikit berbeda dangan ring piston mesin dua langkah. Ring piston mesin empat langkah biasanya 3 buah, yang pertama dan keduanya berfungsi sebagai ring kompresi, ring ketiga untuk mejaga oli tidak masuk keruang pembakaran. Pemasangan ring piston dapat dilakukan tanpa alat bantu tetapi harus hati-hati karena ring piston mudah patah. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ring piston empat langkah dapat berakibat: a. Dinding silinder bagian dalam cepat aus. b. Mesin tidak stasioner. c. Suara mesin pincang. d. Tenaga mesin kurang. e. Mesin sulit dihidupkan. f. Kompresi mesin lemah. 4. Batang piston (Connecting rod) Batang Piston adalah lengan/stang yang menghubungkan antara Piston dengang poros engkol atau As Bandul. Dan panjang stang piston berhubungan dengan kapasitas/cc mesin biasa disebut Stroke/langkah.

9 5. Poros engkol (crankshaft) Gambar 2.6 Batang piston (connecting rod) Sumber: Andrialatberat36.blogspot.com Fungsi poros engkol adalah mengubah gerak naik turun atau lurus piston menjadi gerak putar. Poros engkol adalah salah satu komponen penting suatu mesin, selain merubah gerak bolak balik piston menjadi gerak putar, poros engkol juga menerima beban dan tekanan yang sangat tinggi dari hasil pembakaran oleh piston untuk itu poros engkol haruslah terbuat dari bahan yang sangat kuat dan tahan lama. Poros engkol atau crankshaft terbuat dari baja karbon tinggi. Gambar 2.7 Poros engkol (crankshaft) Sumber: Part katalog (1994) Poros engkol terbuat dari baja karbon, bagian poros engkol antara lain: - Pena engkol, yaitu bagian yang berhubungan dengan batang piston, terdapat dua tipe pena engkol yaitu tipe terpisah untuk motor satu silinder dan tipe menyatu untuk motor multi silinder. Pada pena engkol tipe terpisah antara pena engkol dengan batang piston dipasang bearing tipe jarum, sedangan pada pena engkol tipe menyatu menggunakan metal.

10 - Jurnal (crank journal), yaitu bagian yang berhubungan dengan bak engkol (crank case). Pada tipe pena engkol terpisah crank journal ditumpu oleh bearing (ball bearing), sedangkan tipe pena engkol menyatu ditumpu dengan metal (insert type bearing). - Bobot balance (counterbalance weight), merupakan bagian yang berfungsi untuk menyeimbangkan fluktuasi gaya yang yang bekerja pada poros engkol, selama poros engkol putaran atau mesin hidup. Gambar 2.8 Komponen-komponen poros engkol (crankshaft) Sumber: Part katalog (1994) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani Separated type counterbalance weight adalah: a. Periksa kondisi permukaan bidang gesek balance dari keausan. b. Periksa bearing poros bobot balance dari keausan. c. Periksa bidang kontak gigi dari keausan. 6. Cara Kerja Mesin 4 Langkah Bensin Dalam motor bensin 4 langkah, piston melakukan 2 kali langkah kerja dalam 1 kali langkah usaha antara lain : a. Langkah langkah hisap Pada langkah ini terjadi langakah hisap yaitu piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah) yang didukung dengan

11 membukanya katup hisap pada ruang silinder,pada saat itu campuran masuk ke ruang bakar. b. Langkah kompresi Pada langkah ini terjadi langkah kompresi yaitu piston bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas) dan pada saat bersaman posisi kedua katup menutup, pemicu pembakaran adalah percikan api dari busi dan campuran bahan bakar yang bertekanan karena di kompresi. c. Langkah usaha Pada langkah ini terjadi langkah usaha yaitu piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah) dan saat bersamaan kedua katup tertutup. 2. Langkah buang Pada langkah ini terjadi langkah buang yaitu piston bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas) dan saat bersamaan katup buang membuka untuk pembuangan gas buang sisa pembakaran. Gambar 2.9 Proses langkah kerja mesin 4 langkah Sumber: Bagustanjungbala.blogspot.com. Kelebihan dan kekurangan mesin 4 langkah di banding 2 langkah yaitu: a. Kelebihan - Lebih hemat bahan bakar. - Tidak menggunakan oli samping jadi lebih ekonomis. - Tenaga yang di hasilkan lebih stabil dan besar, jadi akselari yang di hasilkan cocok untuk medan tanjakan. - Emisi gas buang lebih ramah lingkungan. b. Kerugian

12 - Perawatan lebih sulit karena konstruksi lebih rumit di banding motor 2 langkah. - Oli mesin lebih cepat encer karna melumasi smua bagian mesin. - Suara mesin lebih kasar dan gaduh. 7. Transmisi Transmisi adalah komponen mesin yang berfungsi untuk merubah kecepatan dan tenaga putar dari mesin ke roda, sehingga dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Seperti telah kita ketahui bahwa transmisi terdiri atas beberapa tingkat kecepatan, salah satunya adalah sepeda motor dengan 3 kecepatan. Bahkan ada juga yang lebih dari 3 kecepatan, bahkan ada yang 5 sampai 6 kecepatan. Tujuan perubahan tingkat kecepatan ini adalah untuk menghasilkan tenaga dan untuk merubah laju kecepatan kendaraan. Seperti telah Anda ketahui bahwa dalam pengendaraan sepeda motor setiap tingkat kecepatan memiliki fungsi yang berbeda dalam pengendaraannya. Untuk start awal kita selalu menggunakan percepatan 1 atau gigi 1, lalu kita rubah kecepatannya secara bertahap sesuai dengan situasi dan kebutuhan dalam pengendaraan. Pada sepeda motor gigi pemutar dihubungkan dengan as masuk transmisi / input shaft transmisi, jadi gigi yang pemutar mendapatkan tenaga putar dari mesin. Sementara gigi yang diputar mendapat hubungan dengan output atau as keluaran dari transmisi.

13 8. Kopling (clucth) a. Fungsi kopling Gambar 2.10 Transmisi Sumber: www.praoto.com Fungsi kopling adalah sebagai penghubung dan pemutus tenaga putaran mesin dari poros engkol. Pada umumnya kopling terletak diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe lain yang terletak pada poros engkol. Ada dua jenis kopling yang digunakan pada sepeda motor yaitu: 1) Kopling Otomatis Kopling Otomatis adalah kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri. Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan menempatkan kanvas kopling dan pelat kopling merenggang, hal ini berbeda dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual, dimana antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran lambat, kanvas dan pelat kopling masih merenggang sehingga putaran mesin dari poros engkol belum terhubung menuju transmisi dan roda belakang. Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling, hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran

14 mesin dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda belakang. 2) Kopling Manual Kopling Manual adalah kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh pengendara itu sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol yang akan diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat kanvas kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mesin dari poros engkol menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang. Kopling adalah alat yang berfungsi sebagai berikut : a. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling). b. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi. c. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur-angsur secara merata tanpa hentakan. b. Bagian-bagian kopling Gambar 2.11 Komponen-komponen kopling Sumber: Riqoardiansyah.wordpress.com Kopling terdiri atas dua bagian utama: a. Rumah kopling (Clutch outer drum) yang ikut bérputar dengan poros engkol digerakkan oleh roda gigi pada ujung poros engkol.

15 b. Pusat kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling. Gambar 2.12 Rumah kopling dan Pusat kopling Sumber: Part katalog (1994) Untuk meneruskan perputaran rumah kopling ke pusat kopling dipakai susunan pelat-pelat gesek (kanvas kopling) dan pelat-pelat baja yang saling bersentuhan. a. Pelat-pelat gesek (friction plates) mengikuti gerak memutar rumah kopling (lidah-lidahnya terkait pada rumah kopling). b. Pelat pelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya terkait pada spie-spie pada pusat kopling). c. Prinsip Kerja Kopling 1) Kopling Mekanik atau manual Gambar 2.13 Rangkaian kanvas dan pelat kopling Sumber: diecimoto.wordpress.com Cara kerja kopling mekanik ialah apabila mesin dihidupkan dan perseneling masuk, maka otomatis kopling bekerja menghubungkan putaran mesin sampai ke poros primer persneling, putaran poros engkol diteruskan

16 oleh roda gigi utama (primer) poros engkol ke roda gigi utama (primer) kopling, sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut berputar. Karena kanvas kopling dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan pegaspegasnya, maka putaran kanvas diteruskan ke pelat-pelat tersebut, selanjutnya putaran ini diteruskan ke poros primer persneling.apabila pada saat mesin hidup dan persnelmg masuk, dan ditahan maka kopling menarik tuas dan tuas mendorong pen pendorong. Pen pendorong menekan tutup pegas sehingga pelat dasar mundur, dengan demikian pelat-pelat penjepit kanvas kopling merenggang, yang berarti pula putaran mesin hanya sampai ke kanvas kopling saja, hal inilah yang disebut kopling memutus hubungan. Pada saat kendaraan sedang berjalan proses pemindahan gigi adalah sebagai berikut : - Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, kopling akan memutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah tempat. - Hal ini akan menyebabkan kamvas pengangkat terdorong dan selanjutnya akan mendorong kopling luar (outer cluth), akibat terdorong outer cluth maka posisi pelat kopling yang sedang ditekan oleh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan pelat dan kanvas kopling kembali merenggang sehingga pengoperan gigi dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat merenggangnya kanvas dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi terputus. 9. Magnet motor Magnet adalah alat yang menyelimuti lilitan tembaga (spul) yang membantu lilitan tembaga untuk menghasilkan aliran listrik untuk system kelistrikan dan pengapian. Sedangkan lilitan tembaga (spul) adalah alat yang menghasilkan aliran listrik yang dibantu magnet agar terjadi aliran listrik untuk sistem kelistrikan dan pengapian.

17 Gambar 2.14 Magnet sepeda motor 10. Sistem pengapian Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektronik sebagai penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapian elektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI merupakan system pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional). Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut Thyristor switch). SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu : a. Keuntungan Mekanik : 1) Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR, sehingga tidak terjadi keausan komponen. 2) Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek seperti pada sistem pengapian konvensional.

18 3) Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan komponen) sehingga bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran lebih sempurna. 4) Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat dikemas kedap air. b. Keuntungan Elektrik: 1) Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan. 2) Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna. c. Adapun kekurangan sistem pengapian elektronik adalah : 1) Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu unit. 2) Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal. Sistem Pengapian Elektronik (CDI) dibagi 2 : - Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI) Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). - Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI) Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).

19 11. Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI) Gambar 2.14 Sistem pengapian. a. Komponen Sistem Pengapian AC-CDI 1. Alternator - Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Ketika dua batang magnet yang dihadapkan kutub magnet selatan dan kutub magnet utara, maka akan terjadi gaya tarik menarik di kedua kutub. Gaya tarik menarik kedua kutub ini disebut garis gaya magnet.ketika sebuah kawat penghantar listrik dilewatkan di tengah-tengah garis gaya magnet maka terjadi pemotongan garis gaya magnet, maka pada kawat itu akan timbul tegangan induksi (Jalius Jama: 2008). Gambar 2.16 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik (Julius Jama, 2008) - Fungsi dari alternator yaitu sebagai sumber arus listrik AC (alternating Current). Komponen altenator terdiri dari rotor dan stator.

20 R S Gambar 2.17 Komponen Alternator - Cara kerja alternator Ketika magnet (rotor) berputar dan melintasi kumparan, maka akan timbul garis gaya magnet di sekitar kumparan. Apabila magnet telah melintasi kumparan, maka terjadi pemotongan garis gaya magnet. Akibat terjadi pemotongan garis gaya magnet, maka akan dihasilkan tegangan induksi pada kumparan. Besarnya tegangan induksi yang dihasilkan tergantung kecepatan magnet, besarnya medan magnet dan banyaknya lilitan pada stator. 2. Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. Kunci kontak untuk pengapian AC merupakan tipe pengendali massa. Gambar 2.18 Kunci kontak Sumber: Pjmpart.indonetwork.co.id 3. Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Dalam koil pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan

21 plat besi tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 0,9 mm, dengan jumlah lilitan 200 400 kali, sedangkan diameter kawat pada kumparan sekunder 0,05 0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 2000 15.000 kali. Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbul induksi tegangan tinggi sebesar 20.000 volt. Gambar 2.19 Komponen koil (Julius Jama, 2008) 4. CDI adalah sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam dengan memanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor dan digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi ke koil pengapian sehingga dengan output tegangan tinggi koil akan menghasilkan bunga api di busi. Semakin besar energi yang tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat bunga api yang dihasilkan oleh busi. Keunggulan CDI dibandingkan platina adalah sebagai berikut: 1. Tidak memerlukan penyetelan berkala. 2. Tegangan listrik yang dihasilkan lebih besar dan stabil. 3. Saat pengapian lebih tepat, sesuai putaran mesin.

22 Gambar 2.20 CDI Prinsip kerja CDI yaitu arus yang mengalir dari Pulser coil akan mengalir menuju CDI. Arus yang mengalir menuju CDI akan disearahkan oleh dioda kemudian sebagian arus akan disimpan oleh capasitor didalam CDI dan sebagian lagi menuju komponen lain didalam CDI. Pada waktu pengapian arus akan mengalir dari generator pulsa pada Pulser coil menuju CDI. Arus ini merupakan arus sinyal pengapian. Arus dari generator pulsa ini akan mengaktifkan SCR (thyrister). Setelah SCR aktif, maka arus yang disimpan di dalam capasitor akan mengalir menuju kumparan primer koil pengapian (M. Suratman: 2003). 5. Busi (spark plug) adalah salah satu bagian penting pada sistem pengapian. Tujuan utama dari sistem pengapian adalah menghasilkan loncatan bunga listrik pada kedua elektroda busi. Busi menerima tegangan listrik sekitar 10 KV sampai 14 KV. Pada saat terjadi proses pembakaran didalam mesin, maka busi dapat mencapai temperatur sekitar 2000 0 C.

23 Gambar 2.21 Bagian-bagian busi (Toyota, 1995) Bagian tengah busi yang sering disebut elektroda tengah dibuat dari bahan nikel campuran agar tahan terhadap suhu dan karat. Bagian tengah sebagian dibalut oleh isolator keramik. Celah busi pada sepeda motor berbeda-beda tetapi berkisar antara 0,7 mm 1,00 mm. Pada kerenggangan tersebut didapatkan loncatan bunga api yang paling panas. Busi digolongkan berdasarkan tingkat panasnya, antara lain: busi panas, busi sedang, busi dingin. Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek. Permukaan yang bersinggungan dengan api kecil dan jalur radiasi (perambatan) panasnya pendek, maka mempunyai perambatan panas yang baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi. Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan mempunyai permukaan singgung dengan api yang luas, sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Gambar 2.22 Tipe Busi (Toyota,1995)

24 2.4. Peralatan dan Alat Ukur Proses rekondisi dan modifikasi tidak bisa begitu saja dilakukan tanpa alat penunjang. Sebelum menggunakan suatu alat alangkah baiknya untuk mengkalibrasi alat tersebut agar mempunyai nilai yang tepat saat digunakan. Peralatan yang sering digunakan antara lain : - Kunci pas, ring dan shock - Kunci T - Kunci L - Tang - Palu - Kompresor - Multimeter - Jangka sorong