BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator pembangunan. kesehatan dasar. Di negara-negara ASEAN, Indonesia menempati posisi

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi pada ibu dan janin (Manuaba, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat resiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target

BAB I PENDAHULUAN. karena berbagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan adanya pelayanan kesehatan bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia saat ini masih tinggi. World. Healthy Organization (WHO) mencatat tiap tahunnya lebih dari 500

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2003 di Indonesia AKI mencapai 309 per kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berencana (KB). (Maritalia ; h.111)

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. (Fraser, 2009 h. 635). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seseorang yang pernah

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia. wanita di Negara berkembang tidak memiliki cara mencegah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan dengan SDKI tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan dan telah ditetapkan dalam tujuan pembangunan Millenium Developmen Goals (MDG s), namun AKI di Indonesia masih tinggi bahkan tertinggi di Asia. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 AKI di Indonesia sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup. Perlu diketahui bahwa target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk itu kesehatan ibu hamil perlu diperhatikan (Depkes RI, 2007). Kebijakan Departemen Kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI adalah dengan mengupayakan agar setiap persalinan didampingi oleh minimal satu bidan dan menempatkan bidan sebagai pelayan kesehatan di masyarakat. Dengan kehadiran seorang bidan yang lebih dekat dengan masyarakat diharapkan bisa melayani masyarakat saat membutuhkan pertolongan kesehatan, terutama untuk pelayanan obstetrik atau pemeriksaan kehamilan supaya ibu bisa mengetahui sejak dini usia kehamilannya. Dengan pemeriksaan kehamilan yang lebih awal, maka taksiran umur kehamilan makin mendekati kebenaran. Hal ini untuk memastikan umur kahamilan sudah 42 minggu/lebih atau belum (Saifuiddin AB, Adriaansz G, dkk, 2006; Sastrawinata S, dkk, 2004; h. 13).

Kejadian rata-rata kehamilan postterm adalah 10%, dan kejadian ini bisa turun dengan penentuan usia kehamilan yang tepat. Namun kebanyakan para ibu-ibu di desa tidak mengetahui dengan pasti tanggal haid terakhir. Hal ini yang menyebabkan tenaga kesehatan mengalami kesulitan dalam penentuan usia kehamilan, maka dari itu para ibu-ibu dihimbau agar malakukan pemeriksaan kehamilannya sedini mungkin. Pemeriksaan kehamilan secara dini diharapkan dapat diketahui adanya masalah kesehatan yang timbul pada ibu dan dapat dicegah kemungkinan komplikasi-komplikasi sehubungan dengan kehamilan postterm (Prawirohardjo S, 2005; h. 317). Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm adalah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap disebut sebagai kehamilan postterm (Prawirohardjo, 2005; h. 317). Menurut Manuaba IBG (1998) penyebab terjadinya kehamilan postterm pada umumnya tidak diketahui secara pasti. Pada kehamilan yang normal, umumnya setelah kehamilan aterm akan terjadi penurunan hormon progesteron dan terjadi peningkatan hormon oksitosin. Hal ini akan menyebabkan otot rahim menjadi sensitif bila ada rangsangan. Pada kehamilan postterm kejadiannya berbeda dimana terjadi sebaliknya, sehingga otot rahim tidak sensitif terhadap rangsangan. Diagnosa pada kehamilan postterm akan mudah bila siklus haid teratur dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Biasanya bagi ibu-ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal dengan teratur maka usia kehamilan bisa ditentukan secara pasti. Namun bila hal ini tidak diketahui bisa dilakukan dengan

pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan ini untuk menilai keadaan janin dan jumlah cairan ketuban atau pemeriksaan yang lain (Prawirohardjo S, 2005; h. 318). Penatalaksnaan pada kehamilan postterm diutamakan untuk memonitor kesejahteraan janin dan keselamatan ibu. Kehamilan bisa berlanjut dengan harapan persalinan spontan, namun bila hal ini menimbulkan kecemasan pada diri ibu lebih baik dibicarakan dengan ibu dan keluarga untuk dilakukan induksi persalinan atau seksio sesarea (Llewllyn-Jones D, 2001; h. 142). Angka kejadian persalinan dengan kehamilan postterm di RSUD Banjarnegara pada tahun 2010 adalah 6,4% dari 1737 jumlah seluruh persalinan dan ini perlu diperhatikan dengan cara deteksi dini dan upaya penatalaksanaan agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat. Bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat mempunyai andil yang cukup besar dalam rangka menurunkan AKI di indonesia, diharapkan bidan tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan dan mendeteksi adanya komplikasi. Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan dengan mengambil kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Postterm Pada Ny. S G 1 P 0 A 0 Umur 21 Tahun Umur Kehamilan 42 Minggu 3 Hari Di Ruang Menur RSUD Banjarnegara.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Postterm Pada Ny. S G 1 P 0 A 0 Umur 21 Tahun Umur Kehamilan 42 Minggu 3 Hari Di Ruang Menur RSUD Banjarnegara? C. Tujuan Penyusunan KTI 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memberikan asuhan persalinan yang aman pada kegawat daruratan ibu bersalin sesuai dengan wewenang dan kompetensi bidan sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu di indonesia. 2. Tujuan Khusus a) Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu bersalin dengan kehamilan postterm secara lengkap dan sistematis. b) Mampu menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan ibu bersalin dengan kehamilan postterm. c) Mampu merumuskan diagnosa potensial yang terjadi pada masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi. d) Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan pada kasus kehamilan postterm. e) Mampu menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang terjadi sehingga dapat teratasi.

f) Mampu melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan masalah. g) Mampu mengevaluasi hasil perkembangan ibu bersalin dengan kehamilan postterm. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Sasaran pada kasus ini yaitu, ibu bersalin dengan kehamilan postterm. 2. Tempat Asuhan kebidanan dilaksanakan di ruang Menur RSUD Banjarnegara. 3. Waktu a. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dilakukan dari bulan Desember 2010 sampai dengan bulan April 2011. b. Pengambilan kasus dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 April 2011. E. Manfaat 1. Manfaat teoritis Memperoleh hasil Karya Tulis Ilmiah dengan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan postterm sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam pembangunan kesehatan terutama asuhan ibu bersalin. 2. Manfaat praktis Untuk dapat dijadikan sebagai masukan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan postterm dan dapat memberikan penanganan yang tepat pada ibu bersalin dengan postterm sehingga diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu.

F. Metode Pengumpulan Data Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara menggali data primer dan sekunder. 1. Data Primer a. Wawancara Pada saat pasien datang dan sudah dikondisikan di ruang bersalin, penulis memulai wawancara untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan secara tatap muka. Dalam wawancara yang penting diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan ke data yang relevan (Hidayat A, Sujiyatini, 2010; h. 114-5). 1) Auto anamnesa Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dari pasien (Notoatmojo, 2002). 2) Allo anamnesa Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dari keluarga pasien, bidan, perawat, termasuk keterangan dari bidan yang merujuk, catatan rekam medik dan semua keterangan yang diperoleh dari pasien (Matonandang, 2002). b. Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan dengan memakai instrumen/alat pengukur. Tujuannya untuk memastikan batas dimensi angka, irama, kuantitas c. Observasi Observasi adalah pengumpulan data melalui indra penglihatan untuk menilai perilaku, tanda fisik, kecacatan dan ekspresi wajah. Melalui indra pendengaran untuk menilai bunyi jantung, bunyi nafas. Melalui

indra penciuman dan indra perabaan untuk menilai suhu badan, nadi. 2. Data Sekunder a. Dokumentasi Penulis menggunakan rekam medic di RSUD Banjarnegara yang ada kaitannya dengan pasien. Contohnya : status pasien, register ibu bersalin, dan pemeriksaan penunjang (USG staff). b. Studi Pustaka Studi ini menggunakan beberapa refrensi diantaranya buku-buku diklat dan hasil pembelajaran yang berhubungan dengan persalinan posterm. G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, manfaat, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka membahasa tentang : a. Tinjauan Medis Tinjauan medis meliputi definisi, etiologi, faktor predisposisi, fisiologi/patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis. b. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Tinjauan asuhan kebidanan menggunakan kerangka berfikir varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian, interpretasi data (diagnosa dan masalah) diagnosa potensial dan

identifikasi kebutuhan akan tindakan segera untuk mencegahnya, perencanaan, tindakan dan evaluasi. c. Landasan Hukum Kewenangan Bidan Berisi tentang peraturan-peraturan atau landasan hukum maupun Kepmenkes, kompetensi bidan, dan standar pelayanan kebidanan yang berkaitan dengan kasus yang diambil. BAB III TINJAUAN KASUS Terdiri dari tinjauan kasus meliputi penerapan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kehamilan postterm. Mulai pengkajian, interprestasi data, diagnosa masalah/potensial, identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, merencanakan asuhan kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi serta perkembangan dengan menggunakan SOAP. BAB IV PEMBAHASAN Terdiri dari pembahasan kasus meliputi pembahasan masalah kesenjangan teori dan kenyataan pada asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu bersalin dengan kehamilan postterm. BAB V PENUTUP a. Kesimpulan, merupakan sintesa dari hasil pembahasan yang dapat menjawab permasalahan dan tujuan penyusunan KTI b. Saran, berupa masukan berdasarkan hasil pembahasan. Saran hendaknya bersifat operasional/ dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN