Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI...

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

PERENCANAAN PERLUASAN RUANG TUNGGU TERMINAL DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Terminal penumpang bandar udara

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Konveyor check in adalah interface antara penumpang dan sistem penanganan bagasi. Konveyor ini didesain untuk menjamin kapasitas loading yang mudah.

TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

PROYEKSI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TERMINAL BUILDING BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

BAB I PENDAHULUAN. Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan

2016, No Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment/GSE) dan Kendaraan Operasional yang Beroperasi di Sisi Udara; Mengingat : 1.

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: Jl. Garuda Singkep, Kel. Dabo, Kec. Singkep, Kab. Lingga, Kepulauan Riau, Telephone : Fax : Telex : - -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat. sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung

BAB II: STUDI PUSTAKA

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

-9- keliru. Personel AOC melakukan landing yang menyimpang dari prosedur

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

Evaluasi dan Proyeksi Kebutuhan Terminal Building Bandar Udara (Studi Kasus Minangkabau International Airport)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAPAT BAGASI PENUMPANG YANG HILANG ATAU RUSAK

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al-

BAB III LANDASAN TEORI. Gambar 3.1. Bandar udara dibagi menjadi dua bagian utama yaitu sisi udara (air

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT (SHIA)

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

standar Peraturan Direktur Jenderal EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG INTERNASIONAL BANDAR UDARA JUANDA

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN KEDATANGAN DAN PEMBERANGKATAN PESAWAT UDARA (STUDI KASUS PADA BANDARA HANG NADIM BATAM)

KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BANDARA MUARA BUNGO. Latar Belakang Pembangunan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 14 TAHUN 1989 TENTANG PENERTIBAN PENUMPANG, BARANG DAN KARGO YANG DIANGKUT PESAWAT UDARA SIPIL

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENGOPERASIAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Evaluasi Fasilitas Peralatan Baggage Handling Di Bandar Udara Hang Nadim Batam Evaluation On Baggage Handling Equipment Facility In Hang Nadim Airport, Batam Jeni Sartika Damanik Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Udara e-mail : sartikajeni@gmail.com INFO ARTIKEL Histori Artikel : Diterima : 1 Oktober 2012 Disetujui : 17 Desember 2012 Keywords: baggage, baggage claim, equipment Kata kunci: bagasi, penanganan bagasi, peralatan ABSTRACT / ABSTRAK Baggage handling has an important role in aviation services because this part has responsibilities in handling passengers baggages in a flight. Thus, it is expected that every airport has a baggage handling system that implements time efficiency and always provides security to the passengers belongings as one of the assessment from the passengers. It can be realized if procedure, condition, number of baggage handling equipment in Hang Nadim Airport, Batam meet the standards although there are equipments that do not meet the standards. Baggage handling mempunyai peranan penting dalam usaha jasa penerbangan karena bagian ini yang menangani dan bertanggung jawab terhadap bagasi semua penumpang dalam suatu penerbangan. Untuk itu diharapkan agar semua bandara memiliki sistem baggage handling yang menerapkan efisiensi waktu dan selalu menjaga keamanan barang, tas yang dimiliki penumpang karena hal tersebut yang menjadi salah satu penilaian penumpang. Hal tersebut dapat tercapai bila prosedur, kondisi, jumlah peralatan baggage handling di bandara Hang Nadim Batam masih memenuhi standar yang ditetapkan walaupun masih ada beberapa peralatan yang masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. 409 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012

PENDAHULUAN Latar Belakang Bandar Udara Hang Nadim atau dikenal juga dengan nama Bandar Udara Internasional Hang Nadim adalah sebuah bandar udara yang terletak di Batam, Kepulauan Riau. Bandara ini memiliki landas pacu sepanjang 4.025 meter dan dapat menampung delapan belas pesawat jenis Boeing 767. Bandar udara ini mulai beroperasi tahun 1960. Secara resmi pada tahun 1965 melayani penerbangan domestik dan pada tahun 1970 sudah melayani penerbangan internasional. Sebagai bandara internasional bandara Hang Nadim harus memperhatikan kepuasan penumpang seperti pelayanan penanganan bagasi penumpang (baggage handling), dimana penanganan bagasi penumpang harus baik dan tepat waktu, hal ini dapat tercipta jika disertai dengan fasilitas peralatan penanganan bagasi (baggage handling) yang baik. Baggage Handling (penanganan bagasi) adalah proses penanganan barang bawaan yang sudah tempatkan di Check-in counter sampai ke bagasi pesawat. Prosedur penanganan bagasi (baggage handling) meliputi beberapa proses, yaitu : security check pemeriksaan terhadap bagasi yaitu dengan melewati security check baggage inspection seperti X-ray untuk memastikan bahwa bagasi yang dibawa oleh penumpang tidak berbahaya dan bukan barang terlarang yang akan di masukan ke dalam pesawat, seperti Narkoba, dan lain-lain. Kemudian setelah barang tersebut lolos dari pemeriksaan maka bagasi tersebut dilakukan penimbangan dan diberikan label pada bagasi tersebut (baggage claim tag), baggage claim tag berisi Nomor kode, Flight Number dan lainlain, apabila bagasi melebihi ketentuan maka harus membayarnya sesuai dengan ketentuan. Setelah itu bagasi di masukan ke dalam pesawat loading, kemudian bagasi tersebut dimuat loading ke dalam pesawat, dan diberangkatkan menuju bandara tujuan. Secara garis besar fasilitas peralatan penanganan bagasi (baggage handling) dapat dilihat dari SKEP/75/III/2001 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara. Baggage handling (penaganan bagasi) mempunyai peranan penting dalam usaha jasa penerbangan karena bagian ini yang menangani dan bertanggung jawab terhadap bagasi semua penumpang suatu penerbangan. Baggage handling mempunyai tiga tugas utama, yaitu: memindahkan tas/ barang bagasi dari check-in area ke gerbang keberangkatan, memindahkan tas/ barang bagasi penumpang dari pesawat awal ke pesawat yang akan dinaiki kembali, selama proses transfer untuk penumpang transit di suatu bandara dan memindahkan tas/barang bagasi dari gerbang kedatangan ke daerah conveyor belt atau tempat pengantrian bagasi. Untuk itu diharapkan agar semua bandara memiliki sistem penanganan bagasi (baggage handling) yang menerapkan efisiensi waktu dan selalu menjaga keamanan barang, tas yang dimiliki penumpang karena hal tersebut yang Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012 410

menjadi salah satu penilaian penumpang untuk melihat kinerja suatu perusahaan penerbangan dalam menangani bagasi selama penerbangan. Rumusan Masalah Sistem penanganan bagasi (baggage handling) yang menerapkan efisiensi waktu dan selalu menjaga keamanan barang, tas yang dimiliki penumpang selama penerbangan merupakan salah satu penilaian penumpang dalam melihat kinerja suatu perusahaan penerbangan, sehingga perlu dilakukan analisis standar fasilitas peralatan penanganan bagasi (baggage handling) di bandar udara agar tercipta kepuasan penumpang. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui fasilitas dan karakteristik peralatan penanganan bagasi (baggage handling) di bandar udara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi standar fasilitas peralatan penanganan bagasi (baggage handling) dalam memberikan pelayanan bagasi penerbangan di Indonesia. Ruang Lingkup Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, maka ruang lingkup pengkajian ini mencakup : a. Inventarisasi peraturan yang berkaitan dengan tata cara pemeriksaan bagasi penumpang b. Inventarisasi fasilitas peralatan penanganan bagasi (baggage handling) di bandara c. Inventarisasi jumlah peralatan penanganan bagasi (baggage handling) di bandara d. Inventarisasi kondisi peralatan penanganan bagasi (baggage handling) di bandara e. Analisis dan evaluasi kondisi peralatan penanganan bagasi (baggage handling) di bandara f. Rekomendasi. TINJAUAN PUSTAKA Dasar Hukum 1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan; 4) Peraturan Menteri Perhubungan KM 9 Tahun 2010 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional; 5) Peraturan Direktur Jenderal 75/III/2001 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara; 6) Peraturan Direktur Jenderal 77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara; 7) Peraturan Direktur Jenderal 80/VI/ 2005 tentang Pedoman Teknis Spesifikasi Peralatan Fasilitas Sisi Udara dan Sisi Darat Bandara; 411 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012

8) Peraturan Direktur Jenderal 2765/XII/2010 tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara Dan Orang Perseorangan. Pengertian / Definisi 1) Penanganan bagasi (baggage handling) adalah proses penanganan barang bawaan yang sudah tempatkan di Check-in counter sampai ke bagasi pesawat. 2) Barang adalah segala sesuatu yang diangkut dan atau akan diangkut dengan pesawat udara. 3) Bagasi adalah barang yang dibawa oleh penumpang untuk diangkut dengan pesawat udara bersamasama penumpang yang bersangkutan. 4) Bagagge claim tag adalah pemberian label pada bagasi yang sudah ditimbang di Check-in counter. 5) Mesin X-Ray adalah mesin yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang tanpa dibuka. 6) Conveyor adalah alat pemindahan/angkut barang bagasi penumpang pesawat terbang dari mulai penimbangan (check in counter) sampai dengan barang tersebut ke area break down (bongkar muat) untuk pengangkutan gerobak di sisi air side menggunakan ban berjalan. 7) Timbangan Digital adalah alat yang digunakan untuk menimbang barang atau bagasi penumpang pesawat udara. 8) Baggage Cargo Cart adalah kereta/gerobak yang mampu mengangkut bagasi penumpang. 9) Baggage Towing Tractor (BTT) adalah traktor/kendaraan yang digunakan untuk menarik kereta/gerobak untuk mengangkut bagasi penumpang. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dalam penelitian ini antara lain meliputi, kebutuhan data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. 1. Kebutuhan Data Terdiri dari kebutuhan data sekunder dan data primer a. Data Sekunder : data jumlah peralatan baggage handling. b. Data Primer : berupa hasil wawancara dan observasi pada lokasi survei. 2. Metode Pengumpulan Data Kebutuhan dalam menganalisa dan mengevaluasi atas pokok permasalahan dalam penelitian, maka perlu pengumpulan data sebagai berikut : a. Pengumpulan data primer meliputi observasi dan wawancara kepada pengelola bandara dan maskapai penerbangan. b. Pengumpulan data sekunder dengan studi kepustakaan yang bersumber pada literatur dokumen-dokumen atau tulisan-tulisan, peraturanperaturan serta studi penelitian Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012 412

sejenis yang ada hubungannnya dengan penelitian ini. 3. Metode Analisis Data Analisis yang digunakan adalah analisis deskriftif dengan menggunakan variabel-variabel seperti kondisi dan jumlah fasilitas peralatan baggage handling (penanganan bagasi). PENGUMPULAN DATA Data Sekunder Data sekunder yang telah diperoleh pada pelaksanaan survei dalam pengkajian ini adalah data-data yang mendukung untuk hasil analisis dari data primer. Data sekunder yang akan disajikan dalam kajian ini sebagai berikut: 4. Kebutuhan Data Terdiri dari kebutuhan data sekunder dan data primer. a. Data Sekunder : data jumlah peralatan baggage handling. b. Data Primer : berupa hasil wawancara dan observasi pada lokasi survei. 5. Metode Pengumpulan Data Kebutuhan dalam menganalisa dan mengevaluasi atas pokok permasalahan dalam penelitian, maka perlu pengumpulan data sebagai berikut : a. Pengumpulan data primer meliputi observasi dan wawancara kepada pengelola bandara dan maskapai penerbangan. b. Pengumpulan data sekunder dengan studi kepustakaan yang bersumber pada literatur dokumen-dokumen atau tulisan-tulisan, peraturanperaturan serta studi penelitian sejenis yang ada hubungannnya dengan penelitian ini. 6. Metode Analisis Data Analisis yang digunakan adalah analisis deskriftif dengan menggunakan variabel-variabel seperti kondisi dan jumlah fasilitas peralatan baggage handling (penanganan bagasi). PENGUMPULAN DATA Data Sekunder Data sekunder yang telah diperoleh pada pelaksanaan survei dalam pengkajian ini adalah data-data yang mendukung untuk hasil analisis dari data primer. Data sekunder yang akan disajikan dalam kajian ini sebagai berikut: Profil Bandara Hang Nadim - Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim adalah sebuah bandar udara yang terletak di Batam, Kepulauan Riau. Bandar udara ini mulai beroperasi tahun 1960. Secara resmi pada tahun 1965 melayani penerbangan domestik dan pada tahun 1970 sudah melayani penerbangan internasional. Jarak bandara dari pusat kota Batam ± 26 km dari pusat kota Batam. Bandara ini memiliki landas pacu sepanjang 4.025 meter. Prosedur Pengoperasian Peralatan Baggage Handling a. Timbangan Elektronik (Electronic Scale) adalah alat yang digunakan untuk menimbang barang atau bagasi penumpang pesawat udara. 413 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012

Prosedur pengoperasian Timbangan Elektronik (Electronic Scale) sebagai berikut: - Tekan tombol ON lalu perhatikan display apakah sudah menyala. - Lakukan uji coba menimbang dengan cara meletakkan batu timbangan seberat 10 kg, apakah tertimbang utuh seberat 10 kg, bila tidak lakukan setting ulang kalibrasi timbangan tersebut. - Berat bagasi yang ditimbang direkam secara elektronik dan didisplay papan display digital yang dapat dibaca baik operator/petugas check in counter maupun oleh penumpang yang bersangkutan. - Bila terjadi hal-hal yang tidak diiinginkan matikan power utama. b. Conveyor Belt adalah alat pemindah barang/bagasi penumpang pesawat terbang dari mulai penimbangan (check in counter) sampai dengan barang tersebut ke area break down (bongkar muat) dan diangkut oleh gerobak. Prosedur pengoperasian Conveyer Belt sebagai berikut: - Hubungkan handle power pada panel dekat conveyor - Tekan tombol ON pada panel, maka unit conveyor akan beroperasi secara terus menerus. - Bila sudah tidak dipergunkana kembali, tekan tombol OFF pada panel maka conveyor akan mati (OFF). - Bila terjadi barang-barang terjepit, tekan tombol Emergancy Stop. - Bila terjadi shut down, jika ingin menghidupkan kembali harus dibuka dengan membuka tombol tersebut dengan anak kunci. c. Baggage Cargo Cart adalah kereta/gerobak yang mampu mengangkut bagasi penumpang. Prosedur pengoperasian Baggage Cargo Cart sebagai berikut: 1) Bagasi penumpang dimasukkan kedalam kereta/gerobak 2) Muatan kereta tidak boleh melebihi 1500 kg 3) Kondisi kereta hendaknya stabil dalam kondisi penuh atau kosong. sehingga dapat ditarik dalam kecepatan 30 km/jam. Produksi Angkutan Udara Produksi angkutan udara yang dihasilkan meliputi pergerakan pesawat, penumpang, bagasi, barang dan pos dapat dilihat pada Tabel 1. Data Primer Data primer dalam kajian ini adalah hasil pengisian responden yaitu kuesioner yang telah diberikan kepada Pengelola Bandara dan Maskapai Penerbangan di bandara hang Nadim - Batam. Pada tabel dibawah ini adalah hasil pengisian kuesioner dari pengelola Bandar udara Hang Nadim Batam. Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012 414

Tabel 1. Produksi Angkutan Udara Domestik Bandara Hang Nadim-Batam Tahun 2008 s.d 2011 Tahun Pesawat Penumpang Bagasi Barang Pos 2008 23.286 2.474.431 24.313.150 24.535.161 503.604 2009 23.127 2.654.471 25.247.235 22.584.300 592.671 2010 23.386 3.050.859 27.978.454 24.614.065 866.835 2011 17.926 2.320.207 19.926.085 18.232.573 651.986 Sumber : Ditjen. Perhubungan Udara, Buku Informasi Angkutan Udara, Tahun 2011 Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Domestik Bandara Hang Nadim-Batam Tahun 2008 s.d 2011 Data Primer Data primer dalam kajian ini adalah hasil pengisian responden yaitu kuesioner yang telah diberikan kepada Pengelola Bandara dan Maskapai Penerbangan di bandara hang Nadim - Batam. Pada tabel dibawah ini adalah hasil pengisian kuesioner dari pengelola Bandar udara Hang Nadim Batam. 415 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012

Tabel 2. Jawaban Responden dari Perusahaan Angkutan Udara di Bandara Hang Nadim - Batam No Pertanyaan PT. Garuda Indonesia PT. Metro Batavia Air 1. Undang-undang dan peraturan apa yang dipakai untuk standar fasilitas peralatan Baggage handling di Bandar udara Hang Nadim Batam? 2. Apa saja fasilitas peralatan Baggage handling yang digunakan? 3. Bagaimana kondisi dan jumlah fasilitas peralatan Baggage handling Bandar udara Hang Nadim - Batam, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan? 4. Bagaimana sistem/prosedur Baggage handling di bandar udara Hang Nadim Batam, apakah sudah sesuai dengan ketentuan? - PBHM (Passenger dan Baggage Handling Manual) - IATA Dangerous Good Regulation - Station Manual - Belt Conveyor Loader (BCL) - Baggage Cart Truck (BCT) - Baggage Towing Tractor (BTT) Sudah sesuai dengan kebutuhan. Sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku - Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan pasal 131-133 - Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara SKEP Nomor 75/III/2001 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara. - Belt Conveyor Loader (BCL) - Baggage Cart Truck (BCT) - Baggage Towing Tractor (BTT) Kondisi dan jumlah fasilitas peralatan baggage hanling (penanganan bagasi) dalam kondisi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku Kami telah melaksanakan pelayanan bagasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tertera pada SOP 5. Bagaimana dan apa yang dilakukan dalam melakukan pemeliharaan fasilitas peralatan Baggage handling di Bandar udara Hang Nadim - Batam? Secara berkala mengadakan inspeksi dan memeriksa keadaan fisik fasilitas, dan segera mengadakan perbaikan apabila menemukan fasilitas yang rusak. - Perawatan dilakukan secara berkala dengan Preventive Maintenance Instruction (PMI) untuk masing-masing peralatan. - Untuk pelaporan hariannya dimasukkan dalam daily log book maintenance ANALISIS PEMBAHASAN Penanganan bagasi (baggage handling) adalah proses penanganan barang bawaan yang sudah tempatkan di Check-in counter sampai ke bagasi pesawat, peralatan yang digunakan dalam penanganan bagasi (baggage handling) adalah : Conveyor Belt dan Baggage Cargo Cart (BCT), Baggage Towing Tractor (BTT). diketahui terdapat 2 (dua) jenis conveyor yaitu conveyor belt pada terminal keberangkatan dan conveyor belt pada terminal kedatangan. Pada terminal keberangkatan ada 2 (dua) buah conveyor yaitu conveyor penimbang dan conveyor panyalur dan pengumpul. Standar Peralatan Conveyor Belt Berdasarkan SKEP Nomor 80/VI/2005 diketahui standar dari peralatan Conveyor Belt, dimana Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012 416

Gambar 3. Conveyor Belt Penyalur dan Pengumpul Gambar 4. Conveyor Belt Pada Terminal Kedatangan Berdasarkan SKEP Nomor : 77/VI/2005 Tentang Persyaratan Teknik Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara dimana bentuk / jenis conveyor kedatangan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 4. Jenis Pesawat dan Jumlah Seat No Jenis Pesawat Seat Panjang Conveyor Belt minimum (m) 1 F27 30 52 60 2 F28 600 65 85 3 DC9 32 115 127 4 B737 200 86 125 5 DC10 40 295 310 6 B747 300 408 561 3 4 4 5 4 7 5 7 14 16 19 20 Jenis Conveyor Belt Gravity Roller Linier Linier Linier Linier Circle Circle 417 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012

Tabel 5. Standar Peralatan Conveyor Belt No Standar Peralatan Kondisi Existing 1 2 Conveyor di Terminal Keberangkatan: a) Conveyor Penimbang, standar dari alat ini adalah: - Terbuat dari kerangka baja - Ban terbuat dari bahan PVC atau karet olahan - Sisi kanan dan kiri dibatasi oleh galang dan penutup yang terbuat dari stainless steel dengan permukaan yang halus, untuk melindungi barang yang bergerak dari conveyor. - Lebar 0,7 m - Lebar Ban 0,6 m - Tinggi terhadap lantai 0,5 m - Panjang 1,25 m - Kecepatan 0,5 m/detik - Untuk jenis timbangan: digital/elektronik b) Conveyor Penyalur dan Pengumpul yaitu alat yang digunakan untuk menyalurkan bagasi ke tempat pengumpulan bagasi di bagian belakang gedung terminal, untuk selanjutnya diangkut dengan gerobak ke pesawat. Standar alat dari alat ini adalah: - Terbuat dari kerangka baja - Ban terbuat dari bahan PVC atau karet olahan - Sisi kanan dan kiri dibatasi oleh galang dan penutup yang terbuat dari stainless steel dengan permukaan yang halus, untuk melindungi barang yang bergerak dari conveyor. - Lebar 1,15 m - Lebar Ban 0,8 m - Tinggi terhadap lantai 0,45 m - Panjang 18 m/dapat disesuaikan kebutuhan - Kecepatan 0,5 m/detik - Kapasitas 150 kg/m 2 Conveyor Belt Pada Terminal Kedatangan - Terbuat dari kerangka baja - Ban terbuat dari bahan PVC atau karet olahan - Lebar 1,06 m - Lebar Ban 1 m - Tinggi terhadap lantai 0,4 m - Kecepatan 0,35 m/detik - Kapasitas 150 kg/m 2 Kondisi eksisting dari Conveyor Belt Penyalur dan Pengumpul dari Bandara Hang Nadim Batam dapat dilihat pada Gambar 3 bahwa kondisi dari conveyor tidak memenuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan yang berlaku, dimana dari gambar diketahui sisi kanan dan kiri tidak keseluruhan dibatasi oleh galang dan penutup yang terbuat dari stainless steel dengan permukaan yang halus, yang berfungsi untuk melindungi barang yang bergerak dari conveyor. Kondisi seperti ini dapat membuat barang/bagasi yang berjalan di conveyor dapat terjatuh yang mungkin dapat menyebabakan kerusakan pada barang/ bagasi penumpang tersebut. Untuk kondisi peralatan Conveyor Belt Kedatangan sudah memenuhi standar begitu juga jenis Conveyor yang digunakan sudah sesuai dengan SKEP Nomor : 77/VI/2005 dimana jenis Conveyor Belt pada Bandara Hang Nadim - Batam adalah Circle sesuai dengan jenis pesawat yang dilayani di Bandara Hang Nadim Batam adalah B747-300. Dapat dilihat pada Gambar 4. Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012 418

Standar Peralatan Baggage Cargo Cart (BCT) Baggage Cargo Cart (BCT) adalah kereta/gerobak yang mampu mengangkut bagasi penumpang. Berdasarkan SKEP Nomor 75/III/2001 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara, diketahui standar dari peralatan Baggage Cargo Cart yaitu antara lain: Gambar 5. Baggage Cargo Cart (Kereta/Gerobak Dorong) Tabel 5. Standar Peralatan Baggage Cargo Cart (BCT) No Standar Peralatan Kondisi Eksisting 1 a. Dapat menampung muatan dengan berat total sampai dengan berat total 1500 kg (3.300 lb). b. Gerobak hendaknya didesain untuk mampu ditarik dengan a. Pada bagian belakang dan depan disediakan dinding dan dikedua sisi kiri dan kanannya disediakan pintu traktor dalam rangkaian yang mencapai sampai dengan 5 (lima) terali/pagar tetapi tidak sesuai buah chart (kereta). dengan standar, dinding terlalu c. Pada bagian belakang daan depan disediakan dinding dan rendah sehingga bagasi/barang dikedua sisi kiri dan kanannya disediakan pintu terali/pagar untuk menjaga agar muatan tidak jatuh. d. Chasis terpasang pada sumbu belakang roda, semua bagian dari chasis dari bahan logam yang kuat. kurang aman karena dapat terjatuh. b. Semua sudut dari dinding tidak diberi alat pelapis / bantalan yang memadai. e. Batang penarik hendaknya dipasang pada bagian depan dan belakang, yang memiliki kekuatan yang cukup. c. Terali/pagar samping hendaknya diberi engsel untuk dapat membuka f. Batang penarik hendaknya cukup panjang untuk menghindarkan terjadinya benturan/ gesekan antara 2 (dua) unit cart (kereta) yang berdekatan dalam 1 (satu) rangkaian. ke samping/ke bawah. d. Isi dari kereta/ gerobak melebihi muatan total sampai yang dapat g. Platform (lantai) hendaknya terdiri dari 2 (dua) bagian yang masing-masing miring maksimum 5 0 dan disediakan saluran air mengakibatkan kereta / gerobak sulit untuk bergerak/ membelok. yang memadai untuk menghindarkan adanya genangan air diatas platform (lantai). h. Panjang kesatuan dari satu unit gerobak hendaknya tidak melebihi 3,5 m (138 inchi), sedangkan panjang platform muatan sekurang-kurangnya 2 m (79 inchi). i. Tinggi lantai (platform) dari permukaan tanah tidak lebih dari 0,6 m (24 inchi) j. Semua sudut dari dinding hendaknya diberi alat pelapis / bantalan yang memadai. k. Terali/pagar samping hendaknya diberi engsel untuk dapat membuka ke samping/ke bawah. l. Gerobak dilengkapi dengan 4 (empat) roda yang menggunakan steering system. 419 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012

Gambar 6. Baggage Cargo Cart (Kereta/Gerobak Dorong) Gambar 7. Baggage Towing Tractor (BTT) Pada Gambar 6 merupakan kereta / gerobak (Baggage Cargo Cart) yang hampir memenuhi standar walaupun masih belum memenuhi standar secara keseluruhan karena ketinggian dari dinding kerta/gerobak masih kurang dari standar yang ditentukan. KESIMPULAN Dari hasil analis diketahui bahwa kondisi peralatan Baggage handling di Bandara Hang Nadim Batam masih cukup baik, walaupun ada beberapa peralatan yang kurang memenuhi standar. Tabel 6. Standar Peralatan Baggage Towing Tractor (BTT) No Standar Peralatan Kondisi Existing 1 a. Harus menyediakan kabin pengemudi dan tow hith yang berada di posisi belakang unit. b. Kapasitas penarikan 20.000 kg c. Panjang traktor keseluruhan tidak boleh melebihi 2,5 m (100 inchi) d. Lebar traktor keseluruhan tidak boleh melebihi 1,3 m (51 inchi) e. Ketinggian traktor keseluruhan tidak melebihi 1,7 m (67 inchi) f. Tow hitch belakang harus dapat dilihat dari tempat duduk kemudi g. Traktor harus mempunyai kemampuan untuk dikemudikan pada kecepatan 10 km/jam (6,5 mph) dengan menarik towing 10.000 kg. h. Kecepatan maksimum tanpa muatan tidak boleh kurang dari 25 km/jam ( 16 mph) i. Dilapisi pelindung karet pada bagian depan bumper. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa kondisi peralatan Baggage Towing Tractor (BTT) secara garis besar kondisi peralatan ini masih memenuhi standar yang ditetapkan dan untuk kedepannya diperlukan pemeliharaan yang berkala sehingga Baggage Towing Tractor (BTT)dapat beroperasi dengan baik. Standar Peralatan Baggage Towing Tractor (BTT) Baggage Towing Tractor (BTT) adalah traktor/kendaraan yang digunakan untuk menarik kereta/gerobak untuk mengangkut bagasi penumpang. 1. Baggage Cargo Cart (Kereta/Gerobak Dorong) diharapkan diganti dengan peralatan yang memenuhi standar. 2. Jumlah peralatan Baggage handling yang ada di Bandara Hang Nadim - Batam sudah mencukupi, sesuai Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012 420

dengan pertumbuhan dari jumlah penumpang. SARAN 1. Pengawasan berkala / pengontrolan dari Kementerian Perhubungan terhadap fasilitas peralatan baggage handling, agar peralatan tersebut dapat memenuhi standar. 2. Diharapkan pengelola Bandara dan jasa ground handling bekerjasama untuk melakukan pemeriksaan dan pemeliharan terhadap peralatan baggage handling sehingga proses baggage handling berjalan lancar. Peraturan Direktur Jenderal 2765/XII/2010 tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara Dan Orang Perseorangan. DAFTAR PUSTAKA Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan. Peraturan menteri Perhubungan KM 9 Tahun 2010 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional. Peraturan Direktur Jenderal 75/III/2001 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara; Peraturan Direktur Jenderal 77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara; Peraturan Direktur Jenderal 80/VI/ 2005 tentang Pedoman Teknis Spesifikasi Peralatan Fasilitas Sisi Udara dan Sisi Darat Bandara. 421 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol. 38 No. 4 Desember 2012