PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

GAMBARAN STATUS KARIES PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB YPAC MANADO

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang yang mengusahakan kesehatan atau membersihkan diri akan

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Penelitian untuk mengetahui perbedaan status kebersihan gigi dan mulut

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga kesehatan gigi mempunyai manfaat yang besar dalam menunjang. kesehatan dan penampilan, namun masih banyak orang yang tidak

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

Gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa berkebutuhan khusus di SLB YPAC Manado

Maria Victa Agusta R.*, Ade Ismail AK**, Muhammad Dian Firdausy*** ABSTRAK

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK AUTIS DI KOTA MANADO

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN

Status gingiva siswa tunagrahita di sekolah luar biasa santa anna tomohon

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kajian,

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

GAMBARAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK PENDERITA DOWN SYNDROME DI SLB YPAC MANADO

Keyword: Parenting, The States of Cooperative in Children, Children Aged 6-12 years old

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa jenis antara lain; tunanetra, tunarungu/tunawicara, tunagrahita,

EFEKTIVITAS DENTAL HEALTH EDUCATION DISERTAI DEMONSTRASI CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM:

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERSIHAN RONGGA MULUT ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB-C YAYASAN TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN JEMBER

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

1 Indah J. Larete 2 Liesbeth F. J. Kandou 2 Herdy Munayang.

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

Hubungan konsumsi jajanan dan status karies gigi siswa di SMP NEGERI 1 Tareran

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone

Abstrak. Abstract. Pendahuluan. Hardiani et al., Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kebersihan Rongga Mulut Anak Retardasi...

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan perasaan takut anak terhadap perawatan gigi dengan kebersihan gigi dan mulut di RSGM Unsrat Manado

GAMBARAN STATUS GINGIVA MENURUT KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 70 MANADO

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK TUNAGRAHITA USIA TAHUN DI SLB NEGERI WIDIASIH KECAMATAN PARI KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :..

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. American Public Health Association mendefinisikan anak cacat sebagai

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

LUH PUTU MEITA PRIMAYUNI YADNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan dan penelitian mengenai kesehatan gigi dan mulut pada penderita

GAMBARAN PENCABUTAN GIGI MOLAR SATU MANDIBULA BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI BALAI PENGOBATAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT MANADO TAHUN 2012

POLA ASUH KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK TUNAGRAHITA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT(YPAC) MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu

KATA PENGANTAR. dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Antara Pola Asuh Orang

GAMBARAN TINGKAT STRES ORANG TUA DENGAN ANAK TUNAGRAHITA DAN TUNADAKSA DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) MEDAN TAHUN 2013.

Pengaruh nilai intelligence quotient (IQ) terhadap status karies gigi siswa di SMA Binsus Manado

Fath, et al, Efektivitas Penyuluhan Metode Aplikasi Inovatif GIGI SEHAT dan Pertunjukan Panggung...

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

Gambaran Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Anak Tunarungu Usia Sekolah di Sekolah Luar Biasa GMIM Damai Tomohon

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. American Health Association mendefinisikan bahwa anak-anak. kerja, atau melakukan hal-hal yang anak-anak lain diusia yang sama bisa

BAB III METODE PENELITIAN. kebersihan gigi dan mulut pada pasien pra-pengguna gigi tiruan cekat.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HASIL ANALISIS DATA. Kelompok Usia Responden. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tahun 33 64,7 64,7 64,7

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bayi usia 9 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS FABRUARI 2012 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

ABSTRAK. Kata kunci: pengetahuan orang tua, cara menyikat gigi, tingkat kebersihan rongga mulut. Universitas Kristen Maranatha

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

CAREGIVER BURDEN PADA KELUARGA DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)DI SDLB LABUI BANDA ACEH

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP KARIES ANAK DI TK HANG TUAH BITUNG

KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL USIA SEKOLAH DI SLB NEGERI SEMARANG Herry Susanto 1 ; Tri Irmawati 2

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Yogyakarta berdiri di atas lahan dengan luas 2150 m 2 dengan luas

EFEKTIVITAS SIKAT GIGI MASSAL DI SEKOLAH DASAR BINAAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES PONTIANAK BERDASARKAN ANGKA KARIES GIGI TAHUN 2013

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi sebagian. 3 Salah satu kelemahan

GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

KEMAMPUAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Transkripsi:

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 215 PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON 1 Vivie Indahwati 2 Max F. J. Mantik 3 Paulina N. Gunawan 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran 3 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: vivieindahwati@yahoo.com Abstract: Special need children is children with disability mental, physical, and emotion which different with the normal children, thus their more needed parents help in keeping hygene especially oral hygene. Every disability they have influenced the behaviour of special need children in keeping their oral hygiene. This study aimed to obtain the difference of oral hygiene between special needs children in SLB-B and SLB-C in Tomohon.This was a descriptive analytical study. Samples were obtained by total sampling method. This study was conducted at SLB-B GMIM Damai Tomohon and SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon. There were 11 children in this study. The results of independent t test showed that there were significant differences between the mean value of OHI-S status at SLB-B (1.86) and the mean value OHI-S status at SLB-B ( 2.5) with a P value of <,5. Conclusion: Oral hygiene of SLB-B children was significantly better than of SLB-C children. Keywords: oral hygiene, special need children Abstrak: Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki keterbatasan mental, fisik dan emosi yang berbeda dengan anak normal, sehingga mereka memerlukan bantuan dalam menjaga kebersihan diri khusunya kebersihan gigi dan mulut. Perbedaan keterbatasan yang mereka miliki, memengaruhi perilaku anak berkebutuhan khusus dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbedaan status kebersihan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus di SLB-B dan SLB-C kota Tomohon, Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Pengambilan sampel penelitian ini secara total sampling. Pengambilan data dilaksanakan di SLB-B GMIM Damai Tomohon dan SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon. Jumlah anak dalam penelitian sebanyak 11 anak. Hasil penelitian diolah dengan uji statistik t tidak berpasangan (independent t test).dari uji statistik diperoleh bahwa terdapat perbedaan rerata yang bermakna, antara status OHI-S SLB-B dengan nilai rata-rata 1,86 dibandingkan status OHI-S SLB-C dengan nilai rata-rata 2,5 dan nilai p<,5. Simpulan: Rerata status kebersihan gigi dan mulut SLB-B lebih baik secara bermakna dibandingkan dengan SLB-C. Kata kunci: kebersihan gigi dan mulut, anak berkebutuhan khusus Kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting. Beberapa masalah gigi dan mulut bisa terjadi karena kurangnya 361 menjaga kebersihan gigi dan mulut misalnya karies atau lubang pada gigi, karies dapat mengenai siapa saja tanpa

mengenal usia. Anak merupakan usia rentan terhadap karies dan penyakit mulut lainnya karena masih memerlukan bantuan dari orang tua maupun keluarga untuk membimbing dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya begitu pula pada anak berkebutuhan khusus yang memiliki resiko yang sangat tinggi pada masalah kebersihan gigi dan mulutnya karena memiliki keterbatasan dalam dirinya. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki keterbatasan mental, fisik dan emosi yang berbeda dengan anak normal. Anak berkebutuhan khusus mengalami gangguan dalam berkembang, baik dari segi fisik maupun mentalnya serta memerlukan pelayanan yang spesifik. Berbeda dengan anak pada umumnya, mereka mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan baik permanen maupun temporer yang disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor dalam diri anak sendiri, atau kombinasi keduanya. Sesuai dengan UU RI No.23 Tahun 23 tentang Perlindungan Anak, yang disebut Anak yaitu Seseorang yang belum berusia 18 tahun (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, termasuk anak yang menyandang Autisme. 1 Pendidikan yang diterima di SLB dibuat agar anak berkebutuhan khusus ini dapat beraktivitas sehari hari dengan baik walaupun dibatasi dengan kekurangnya. Misalnya dalam hal menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Anak berkebutuhan khusus tentunya diberikan pendidikan agar dapat melakukan aktivitas yang memelihara kesehatan fisiknya. Beberapa penelitian telah dilakukan pada anak berkebutuhan khusus tentang gambaran kebersihan gigi dan mulut pada Indahwati, Mantik, Gunawan: Perbandingan status kebersihan... 362 anak cacat di SLB YPAC Manado dengan hasil persentase kebersihan gigi dan mulut baik 9 anak (29,3), sedang 18 anak (58,7) dan buruk 4 anak (12,9) dengan mengambil jenis kecacatan pada anak tunadaksa 4 orang, tunagrahita 17 orang, dan tunarungu 1 orang. 2 Berdasarkan penelitian tersebut peneliti tertarik untuk melihat perbandingan status kebersihan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah khusus jenis kelainanya di SLB yang berada di kota Tomohon yaitu SLB-B GMIM Damai Tomohon dan SLB-C Katolik Santa. Anna Tomohon. Menurut survei awal, kedua SLB ini merupakan satu-satunya SLB khusus Tunarungu dan Tunagrahita yang berada di Tomohon dan belum pernah dilakukan penelitian. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5-12 Juni 215. Populasi pada penelitian ini seluruh anak berkebutuhan khusus yaitu berjumlah 121 yang terdaftar di SLB-B GMIM Damai Tomohon berjumlah 71 anak berusia 6 24 tahun dan SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon berjumlah 5 anak, berusia 1-26 tahun. Metode pengambilan sampel yang digunakan metode total samplingyaitu suatu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memakai seluruh populasi dalam pelaksanaan penelitian yang berjumlah 11anak yang sesuai kriteria inklusi. Variabel penelitian ini yaitu status kebersihan gigi dan mulut dan anak berkebutuhan khusus. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yatu alat pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S)dan biodata siswa. Pengukuran status kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan suatu Indeks OHI-S dengan menjumlahkan skor debris dan kalkulus dengan cara melibatkan 6 gigi yang diperiksa yaitu gigi 16, 11, 26, 31, 36, 46 kemudian hasil dari pemeriksaan dicatat

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 215 pada lembar formulir Pemeriksaan OHI-S. Data yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan (Independent t test) digunakan untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan status kebersihan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus di SLB-B dan SLB- Cdata diperoleh p<,5 yang berarti terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara dua kelompok data dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dideskripsikan berdasarkan distribusi frekuensi dan hasil analisis data. HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kota Tomohon yang terdapat dua sekolah luar biasa khusus tunarungu (SLB-B) dan khusus tunagrahita (SLB-C). Jumlah anak dalam penelitian ini yaitu berjumlah 11 anak, dari 61 anak SLB-B dan anak SLB-C. Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik anak berdasarkan jenis kelamin di SLB-B GMIM Damai Tomohon Jenis Frekuensi (%) Kelamin laki-laki 18 45 Perempuan 22 55 Total 4 1 Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik anak berdasarkan jenis kelamin di SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon Jenis Kelamin Frekuensi (%) laki-laki 26 42,6 Perempuan 35 57,4 Total 61 1 Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik anak berdasarkan umur di SLB-B GMIM Damai Tomohon dan SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon Umur (Tahun) SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon SLB-B GMIM Damai Tomohon Frekuensi % Frekuensi % 1 3 7,5 1 16,4 11 5 12,5 2 3,3 12 6 15 1 1,6 13 4 1 3 4,9 14 3 7,5 6 9,8 15 3 7,5 4 6,6 16 3 7,5 8 13,1 17 5 12,5 4 6,6 18 3 7,5 1 16,4 19 2 2 5 4 4 6,6 6,6 21 1 2,5 22 1 2,5 3 4,9 23 24 1 2,5 2 3,3 Total 4 1 61 1 363

Indahwati, Mantik, Gunawan: Perbandingan status kebersihan... Tabel 4. Distribusi frekuensi Status kebersihan gigi dan mulut di SLB-B GMIMDamai Tomohon Kategori OHI-S Frekuensi % BAIK 22 36,1 SEDANG BURUK Total 39 61 63,9, 1 Tabel 5. Distribusi frekuensi Status kebersihangigi dan mulut di SLB-C Katolik Santa AnnaTomohon Kategori OHI-S Frekuensi % BAIK 6 15 SEDANG 21 52,5 BURUK Total 13 4 Tabel 6. Hasil analisis perbedaan rerata status kebersihan gigi dan mulut di SLB-B dan SLB-C kota Tomohon. 32,5 1 Status OHI-S N Rerata±SD p SLB-B 61 1,86±,75, SLB-C 4 2,5±,98 BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan status kebersihan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus SLB-B dan SLB-C kota Tomohon. Pada penelitan ini anak berjumlah 11anak, dari 61 anak SLB-B dan 4 anak SLB-C. Pada Tabel 1 menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik anak berdasarkan jenis kelamin di SLB-B yang terdiri dari laki-laki 26 anak (42,6%) dan perempuan 35 anak (57,4%) sedangkan Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik anak berdasarkan jenis kelamin di SLB-C yang terdiri dari lakilaki 18 anak (45%) dan perempuan 22 anak (55%) dengan demikian di SLB-B dan SLB-C memiliki jumlah anak perempuan lebih banyak dibandingkan dengan anak laki-laki. Tabel 3 menunjukkan distribusi frekuensi karakteristik anak berdasarkan umur anak yang aktif mengikuti kegiatan belajar sampai bulan juni 215 di SLB-B 364 dan SLB-C, diperoleh umur paling banyak di SLB-B pada anak berumur 12 tahun berjumlah 6 anak dan umur paling sedikit pada anak umur 21, 22, 23 tahun dengan rata-rata berjumlah satu anak. sedangkan di SLB-C diperoleh umur paling banyak pada anak berumur 1 tahun dan 18 tahun dan umur paling sedikit pada anak umur 12 tahun berjumlah satu anak. Pada Tabel 4 Menunjukkan status kebersihan gigi dan mulut anak di SLB-B. Tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada anak tunarungukebersihan gigi dan mulutnya tergolong baik diperoleh 22 anak (36,1%) termasuk kategori baik, dan tergolong sedang 39 anak (63,9%). Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Putra di Manado padatahun 211 diperoleh hasil penelitian bahwaanak tunarungu mempunyai kebersihan gigi dan mulut baik dan sedang hal ini dikarenakan kesehatan fisik yang hampir sama dengan anak normal lainnya tidak menghambat anak tunarungu dalam menjaga kebersihan gigi

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 215 dan mulutnya meskipun memilki keterbatasan dalam mendengar dan berkomunikasi. 2 Pada Tabel 5 menunjukkan status kebersihan gigi dan mulut anak di SLB-C. Tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada anak tunagrahita kebersihan gigi dan mulutnya tergolong sedang sebanyak 22 anak (53,5%). Tergolong baik sebanyak enam anak (15%) dan buruk sebanyak 13 anak (32,5%). Menurut Hardiani hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor perilaku anak, kemampuan anak dalam melayani diri yang kurang, frekuensi menyikat gigi yang jarang dan kurangnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak tunagrahita sehingga mengakibatkan kebersihan gigi dan mulut kurang terpelihara dengan baik. 2,3 Berdasarkan prosedur penelitian tersebut, pada Tabel 6 denganmenggunakan uji statistik t tidak berpasangan (independent t test) diperoleh bahwa terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara status OHI-S SLB-B dan status OHI- S SLB-C. Terdapat selisih perbedaan rerata sebesar,64 antara status OHI-S SLB-B dan SLB-C karena nilai p<,5 maka diambil kesimpulan rerata status kebersihan gigi dan mulut SLB-B lebih baik secara bermakna dibandingkan dengan SLB-C. Hal ini dikarenakan karena anak berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan dalam dirinya, pada anak tunagrahita yang memiliki cara berpikir sederhana, daya tangkap dan daya ingat yang lemah, dengan pengertian bahasa dan berhitung juga sangat lemah, dengan daya tangkap yang lemah membuat orang tua lebih sulit mengajarkan sikat gigi pada anak tunagrahita karena lebih membutuhkan pengulangan dan perhatian khusus sehingga kemampuan anak dalam menyikat gigi dengan baik dan benar sangat kurang dan daya ingat yang lemah pada anak tunagrahita membuat anak tunagrahita sering lupa dalam menyikat gigi. Dibandingkan dengan anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam mendengar 365 yang mengakibatkan kurangnya informasi yang didapatkan, termasuk informasi tentang kebersihan gigi dan mulut akan tetapi memiliki daya tangkap dan daya ingat hampir sama dengan anak normal sehingga anak tunarungu masih dapat menjaga kebersihan gigi dan mulutnya sendiri. 3-6 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SLB-B GMIM Damai Tomohon dan SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon, dapat disimpulkan: 1. Terdapat perbedaan yang bermakna antara status kebersihan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus di SLB-B GMIM Damai Tomohon dan SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon.. 2. Kebersihan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus di SLB-B GMIM Damai Tomohon tergolong sedang dan SLB-C Katolik Santa Anna Tomohon tergolong buruk. SARAN 1. Pelayanan kesehatan untuk anak berkebutuhan khusus perlu dilaksanakan melalui sistem pelayanan kesehatan yang ada seperti UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah), puskesmas, dan pelayanan kesehatan lainnya. Pemeriksaan rutin kesehatan disekolah dilakukan sesuai dengan keterbatasan yang anak miliki sehingga dapat diperoleh hasil yang efektif. 2. Perlu diberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut serta cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang baik bagi anak berkebutuhan khusus, guru, serta orang tua. Pada saat guru, maupun dokter dari pihak sekolah memberikan penyuluhan akan lebih baik jika disertai praktek langsung oleh masing-masing anak dan dilakukan secara berulang-ulang, sehingga anak akan lebih mengingat dan dapat melakukannya sendiri. 3. Untuk anak tunagrahita (retardasi

Indahwati, Mantik, Gunawan: Perbandingan status kebersihan... mental atau keterbelakangan mental) dapat dibantu oleh orang tua/wali atau guru dalam melakukannya. Disinilah orang tua sangat berperan penting untuk dapat terus membantu, mengawasi, maupun memberikan motivasi bagi anak dalam upaya menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Anak tunagrahita juga memerlukan penanganan terpadu dari berbagai disiplin ilmu, baik kedokteran, pendidikan khusus, psikologi, psikiatri, keperawatan maupun komunikasi. Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dari berbagai disiplin ilmu tersebut, dan dapat dilakukan penelitian yang melihat status kebersihan gigi dan mulut pada anak tunagrahita yang menggunakan sikat gigi elektrik dan sikat gigi biasa. Sedangkan untuk anak tunarungu memerlukan layanan khusus yaitu layanan bina bicara dan layanan bina presepsi bunyi dan irama. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan pada Prof. Dr. dr. Adrian Umboh,Sp.A (K) dan drg. Michael A. Leman, M.MedEd serta semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah menumbuhkan ide atau gagasan dalam pemikiran penulis. DAFTAR PUSTAKA 1. Mulyadi K. Sutadi R. Autism is Curible. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 214. h. 1-3. 2. Putra N, Kandou J, Leman MA. Gambaran kebersihan gigi dan mulut pada anak cacat di SLB YPAC Manado. 211. h. 31. 3. Hardiani KA, Kiswaluyo, Hadnyanawati H. Hubungan pola asuh orang tua dengan kebersihan rongga mulut anak retardasi mental di SLB-C Yayasan Taman Pendidikan dan Asuhan Jember. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 212. h. 1-6. 4. Hanun AN. Komunikasi antarpribadi tunagrahita. Jurnal Penelitian Komunikasi ; 213. 16(2): 14-141. 5. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 1995. h. 192. 6. Widasari D. Perbedaan status kesehatan gigi dan mulut pada anak tunarungu dengan anak tidak tunarungu usia 6 sampai 12 tahun. [Serial Online] 21 [Diakses April 215] Tersedia dalam URL: http://www.repository.unej.ac.id/hand le/123456789/22177.html. 366