BAB I PENDAHULUAN. Pengertian tersebut mencakup di dalamnya terjadi perubahan tingkah laku peserta

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ahmad Mulkani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diperoleh melalui kegiatan ilmiah yang disebut metode ilmiah (Depdiknas,

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, manual, dan sosial yang digunakan. Gunungsitoli, ternyata pada mata pelajaran fisika siswa kelas VIII, masih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sains khususnya biologi sangat penting perannya dalam mendorong kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. didik setelah mengikuti suatu kegiatan. Tirtarahadja (2000, h. 34) mengatakan,

BAB I PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Rasionalitas atau kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

I. PENDAHULUAN. yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses penemuan (Depdiknas, 2003(a)). Oleh karena itu, tuntutan untuk terus. melakukan aktivitas ilmiah (Hidayat, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan objek luas yang mencakup seluruh pengalaman

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Neneng Anisah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan guru, siswa dengan lingkungan, dan siswa dengan sesamanya serta siswa. dan penyampaian (media informasi pendidikan) yang tepat.

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Materi Pokok Sifat -Sifat Cahaya Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran dipahami sebagai proses belajar mengajar yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buldan Abdul Rohman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

maupun minat. Selain bahan dan kegiatan-kegiatan belajar kita perlu atau keberanian. Pada tingkat Pendidikan Dasar, keterampilan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan belajar siswa. Belajar yang efektif dapat membantu siswa

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan Ilmu

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai proses pembentukan pribadi. Pengertian tersebut mencakup di dalamnya terjadi perubahan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti suatu kegiatan. Tirtarahadja (2000:34) mengatakan, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Dengan pendidikan di harapkan mampu menciptakan suatu kepribadian yang luhur dan berwawasan internasional dengan mengedepankan nilai-nilai kebangsaan. Dalam mewujudkan hal tersebut diperlukan kerjasama antara komponen-komponen pendidikan, diantaranya pendidik dan peserta didik. Dalam suasana belajar mengajar di lapangan dalam lingkungan sekolahsekolah sering kita jumpai beberapa masalah. Para siswa tampak kurang mampu menerapkan apa yang diperoleh di sekolah, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap ke dalam situasi yang lain. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa pada saat ini adalah keterampilan proses. Jika siswa memiliki keterampilan proses yang baik, maka keterampilan tersebut dapat digunakan untuk menemukan pengetahuan, konsep serta dapat mengembangkan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki. Para siswa memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagai informasi, sedangkan mereka sendiri tidak dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi tersebut (Semiawan, 1999:18). 1

2 Adapun tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa sampai setinggi yang dia bisa (Lie, 2010:5). Salah satu kemampuan yang harus dimiliki dan ditingkatkan oleh siswa adalah keterampilan proses, oleh karena itu di dalam kegiatan pembelajaran harus diterapkan pendekatan keterampilan proses. Ada 4 alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar. Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat, sehingga tidak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Kedua, anak-anak lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh kongkrit. Ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak mutlak benar, namun bersifat relatif. Semua konsep yang ditemukan masih terbuka untuk dipertanyakan dan diselidiki. Keempat, dalam proses belajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam proses Pembelajaran Berbasis Praktikum akan dihasilkan Keterampilan Proses Sainsnya karena dari Keterampilan Proses Sains itu siswa diharapkan mampu untuk mengamati mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan,

3 merumusakan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan berkomunikasi. Dalam kaitan dengan keterampilan proses menurut Nuryani (2005:77) mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar yaitu: 1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. 2. Para ahli umumnya berpendapat bahwa anak-anak musa memahami konsepkonsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit. 3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya bersifat relatif 4. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. Berdasarkan hal tersebut Nuryani, (2005:76) mendefinisikan pendekatan keterampilan proses sebagai pengembangan sistem belajar yang mengaktifkan siswa dengan cara mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik akan menemukan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus. Pembelajaran Berbasis Praktikum pada dasarnya pembelajaraan yang menggunakan strategi belajar mengajar dengan melakukan praktikum. Praktikum dapat diartikan sebagai salah satu strategi belajar mengajar yang berhubungan

4 dengan pengamatan langsung sehingga menambah pemahaman, pengertian dan menghayatan terhadap suatu objek atau fakta yang di perlukan. Praktikum merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran sains. Hal ini karena kegiatan praktikum dan menginterprestasikan hasil observasi (Kloper, 2004:19). Pabelon dan Menzoda (2008:13) menyatakan bahwa praktikum merupakan metode yang memfasilitasi berbagai keterampilan-keterampilan yang meliputi keterampilan merencanakan, keterampilan merususkan masalah, keterampilan mengumpulkan, memproses informasi, keterampilan interprestasi dan keterampilan komunikasi. Menurut Rustaman et al., (2003:124) bahwa kegiatan praktikum dapat membentuk ilustrasi dan prinsip sains. Menemukan teori dari kegiatan tersebut maka pemahaman peserta didik untuk membuktikan teori, menemukan teori dari kegiatan tersebut maka pemahaman peserta didik terhadap suatu pelajaran telah merasionalisasi. Kegiatan praktikum bukan hanya membantu siswa untuk memahami konsep, namun mendorong siswa untuk belajar, membuat siswa bisa mengerjakan sesuatu dan membuat siswa belajar mengerjakan sesuatu. Melihat begitu besar potensi pembelajaran berbasis praktikum ini sebagai pembelajaran yang mendukung hasil belajar siswa, maka penulis berinisiatif melakukan sebuah penelitian yang belum pernah dilakukan orang lain. Adapun apabila ada kesamaan-kesamaan dalam penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian lain, itu semata-mata merupakan kekayaan intelektual.

5 Pembelajaran praktikum di SMAN 5 GARUT memiliki masalah diantaranya pelaksanaan praktikum hanya dapat diterapkan pada materi tertentu., ketersediaan waktu, ketersediaan alat dan bahan dan pembiasaan siswa dalam memanfaatkan alat dalam laboratorium untuk membantu memecahkan masalah dinilai kurang. Agar keterampilan proses sains tercapai secara optimal, perlu dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perubahan paradigma dari mengajar siswa menjadi membelajarkan siswa, serta menekankan pada proses belajar siswa (Suparno, 1997:12) Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki tujuan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan proses sains menggunakan pembelajaran berbasis praktikum. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu Analisis Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaraan Berbasis Praktikum Pada Sub Konsep Protozoa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang maslah yang diuraikan di atas, muncul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Keterampilan Proses Sains pada pembelajaran berbasis praktikum sangat kurang. 2. Situasi pembelajaran yang efektif belum tercipta karena pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered). 3. Pembelajaran berbasis praktikum belum dimanfaatkan secara maksimal.

6 4. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi karena tidak dibantu dengan pelaksanaan secara langsung. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah keterampilan proses sains siswa memenuhi indikator yang dikembangkan? 2. Apakah metode pembelajaran berbasis praktikum dapat mengoptimalkan keterampilan proses sains siswa? D. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok masalah yang diteliti, maka batasan masalah yang ditetapkan adalah: 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA 5 Garut. 2. Keterampilan proses sains yang dikembangkan mencangkup lima aspek yaitu alat dan bahan, melaksanakan percobaan, mengelompokan, mengamati dan berkomunikasi. 3. Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran berbasis praktikum. 4. Materi yang dipelajari adalah materi protozoa.

7 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk memperoleh informasi tentang: analisis Keterampilan Proses Sains siswa melalui pembelajaran praktikum pada Sub Konsep Protozoa. 1. Penerapan pembelajaran berbasis praktikum pada Sub Konsep Protozoa. 2. Keterampilan Proses Sains yang ditunjukkan siswa kelas X MIIA 5 setelah menggunakan pembelajaran berbasis praktikum. F. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa Diharapkan dapat memberikan pengalaman, pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam proses pembelajaran pada Sub Konsep Protozoa. b. Bagi Guru Memberikan gambaran tentang aplikasi pembelajaran berbasis praktikum terhadap Keterampilan Proses Sains pada Sub Konsep Protozoa. c. Bagi Peneliti Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang Keterampilan Proses Sains melalui pembelajaran berbasis praktikum pada Sub Konsep Protozoa.

8 G. Kerangka Pemikiran Temuan masalah di SMAN 5 GARUT Solusi 1. Dalam pembelajaran biologi guru seringkali menerapkan metode ceramah. 2. Interaksi yang sangat sering terjadi pada saat pembelajaran hanya berjalan satu arah (antara guru dan siswa saja). 3. Siswa kurang di berikan kesempatan dalam kemampuan dirinya. Penerapan metode pembelajaran berbasis praktikum Keunggulan metode pembelajaran berbasis praktikum Tujuan yang ingin di capai Keterampilan Proses Sains Instrumen berupa tes obyektif dan lembar observasi 1. Dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar biologi. 2. Membangkitkan motivasi belajar biologi bagi para siswa. 3. Dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan diri dan pengetahuannya. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

9 Adapun asumsi-asumsi dalam penelitia ini sebagai berikut. 1. Menurut Sudjana (2004:28) pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik dan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan 2. Menurut Djamarah dan Zain (2002:95) memberi pengertian bahwa metode praktikum adalah proses pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya. 3. Menurut Semiawan (2010:17) keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru 4. Keterampilan proses sains dapat membantu guru dalam mengerjakan sains karena siswa lebih termotivasi untuk belajar, siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri dan siswa menjadi lebih ingat informasi yang mereka dapatkan (Myers, 2005:11). Berdasarkan asumsi diatas maka hipotesis penelitian ini adalah Dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis praktikum dapat terpenuhinya lima aspek keterampilan proses sains yang dikembangkan yaitu :

10 alat dan bahan, melaksanakan percobaan, mengelompokan, mengamati dan berkomunikasi. H. Definisi Operasional 1. Keterampilan Proses Sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengamati, mengelompokkan, melaksanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, dan berkomunikasi. 2. Pembelajaran Berbasis Praktikum dalam penelitian ini berguna untuk melihat keterampilan proses sainsnya. Keterampilan proses sains yang diukur pada Sub Konsep Protozoa yaitu mengamati, klasifikasi/mengkelompokan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, dan berkomunikasi yang diukur dengan instrumen dan lembar observasi. I. Struktur Organisasi Skripsi A. Bagian Pembuka Skripsi B. Bagian Skripsi 1. BAB I Pendahuluan 2. BAB II Kajian teori 3. BAB III Metode Penelitian 4. BAB IV Hasil Penelitian 5. BAB V Kesimpulan C. Bagian Akhir Skripsi