BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menghadapi perkembangan zaman dan informasi diperlukan kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi cerdas, bertanggung jawab dan produktif. Berbagai upaya. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pemahaman secara bertahap dan beruntun. Pemahaman konsep

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran media saat ini sangat penting. Media menyajikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi manusia, jika ide pokok di dalam wacana tersebut tidak dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah SMP N 3 Bayat memiliki permasalahan dalam pembelajaran membaca

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bermanfaat untuk mencapai keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan tersebut masing-masing harus dimiliki oleh siswa untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca merupakan salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

RIA ANGGRAINI A

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat oprasional di kelas(suprijono,2012:45-46) banyak sekolah-sekolah saling berlomba dan mempunyai kesempatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sesuatu informasi agar saling memahami satu sama lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi kelas yang termotivasi menurut Brown(1994) pengajar hendaknya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model, pendekatan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi perkembangan zaman dan informasi diperlukan kualitas hasil pendidikan Tingkat Menengah Pertama sebagai program pendidikan dasar di Indonesia. Hal ini dikarenakan pendidikan sangatlah penting di dunia informasi dan kehidupan. Berhasil tidaknya program pendidikan dasar ditentukan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah guru karena guru langsung berhadapan dengan anak didik (Sriwinarsih, 2007:1). Salah satu bekal kemampuan yang harus ditanamkan oleh guru kepada siswa adalah kemampuan dan keterampilan membaca. Membaca merupakan langkah awal memasuki pengetahuan yang tidak pernah habis-habisnya dan kunci untuk memperoleh informasi lengkap dan menyeluruh dari berbagai disiplin ilmu. Membaca sangatlah penting karena seseorang akan mengetahui hal-hal yang sulit dari bacaan yang telah dibaca. Tujuan utama membaca adalah mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan (Tarigan, 2005:9-10). Membaca harus memerlukan dasar pengetahuan yang baik dan keterampilan yang telah dikuasai. Di dalam kegiatan membaca pengetahuan yang diperlukan adalah pengetahuan yang berkaitan dengan kebahasaan dan non kebahasaan. Sedangkan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pembaca mencakup aspek mekanik dan pemahaman. Pada aspek pemahaman berkaitan dalam menangkap isi bacaan, baik pemahaman secara ekstensif maupun intensif (Haryadi, 2006:5). 1

Yusuf Rosyidi (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan membaca sangat bermanfaat terkait dengan pemahaman siswa dalam mentransfer pengetahuan dari penulis melalui media tulisan. Tidak semua orang dapat membaca dan mampu memahami kandungan makna sebuah tulisan. Begitupun dengan siswa, siswa harus selalu dibimbing dan dilatih cara membaca yang benar dan memahami makna dan maksud sebuah tulisan. Kemampuan memahami isi teks berita sangat diperlukan bagi seorang siswa untuk menangkap pesan, ide secara menyeluruh dan bulat. Kemampuan memahami isi teks berita dimulai dari menghadapi kata-kata/rangkaian kata. Rangkaian kata itu bukanlah isi bacaan melainkan wadah atau wahananya. Dalam rangkaian kata itu terdapat isi ataupun pesan yang tersurat maupun tersirat (Rosyidi, 2012) Hal tersebut berkaitan dengan materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus kelas VIII SMP semester II dengan standar kompetensi 11, yakni memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring. Sedangkan kompetensi dasarnya 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif. Informasi tersebut dapat kita peroleh dari teks berita yang menyajikan fakta yang sedang terjadi dan hangat dibicarakan. Materi berita ini memberikan sumbangan informasi teraktual dan dapat dijadikan bahan diskusi karena isi yang terkandung 5W + 1H (Apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana). Kegiatan proses belajar mengajar di kelas melibatkan berbagai faktor, antara lain: faktor guru, siswa, media, metode dan tempat berlangsungnya pembelajaran. 2

3 Dalam kegiatan pemahaman bacaan, peranan guru sangat penting sebagai penyampai bahan ajar sekaligus sebagai perancang pembelajaran. Posisi guru sebagai perancang pembelajaran harus menciptakan suasana yang mendukung keberhasilan keterampilan membaca. Guru harus menciptakan suasana kelas yang kondusif agar siswa dapat memusatkan perhatian pada kegiatan membaca. Tanpa adanya perhatian atau konsentrasi maka akan sulit untuk memperoleh pemahaman terhadap apa yang dibacanya. Disamping guru harus pandai mengatur strategi, memilih metode atau teknik yang tepat ketika menyampaikan bahan ajar membaca sehingga siswa dapat memperoleh hasil keterampilan membaca yang baik. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang, Kabupaten Dairi, bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah. Hal ini tampak dari hasil belajar siswa di beberapa kelas yang berada di bawah standar ketuntasan minimal, yang mana nilai ketuntasan minimalnya 75. Berdasarkan pengamatan penulis, hal yang menjadi penyebab kemampuan membaca pemahaman siswa rendah yaitu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang sesuai. Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru belum berusaha secara maksimal, terkhusus dalam pengelolaan kelas. Pada kegiatan pembelajaran, guru masih terbiasa menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan Teacher Centered yaitu pembelajaran menjadi terpusat pada guru, guru memberikan teori pada siswa lalu memberikan penugasan atau latihan secara berkelompok. Siswa menjadi pribadi yang pasif karena sikap guru yang mendominasi, sementara siswa hanya mendengar dan menerima apa yang

4 diperintahkan oleh guru. Kalimat perintah buka halaman sekian, baca dalam hati lalu diskusikan dengan teman sebangku sudah biasa didengar oleh siswa bahkan peneliti sekalipun ketika masih berada di bangku sekolah. Tentu saja hal ini membuat siswa bosan dan dapat menurunkan motivasi belajar siswa. Tidak heran jika model belajar guru dahulu dengan sekarang belumlah mengalami perbaikan nyata. Selain itu tema bacaan dalam buku paket yang menjadi sumber bacaan siswa sudah tidak aktual lagi. Maka tampaklah situasi belajar yang kurang efektif karena terlihat beberapa siswa tidak fokus pada tugas yang sudah diberikan oleh guru, hal ini menyebabkan suasana kelas tidak terkontrol dengan baik dan mengakibatkan hasil belajar yang tidak maksimal. Melihat kenyataan di atas, perlu diadakan suatu pembelajaran inovasi mengenai membaca pemahaman dengan model pembelajaran yang tepat dan mampu mengaktifkan siswa. Salah satu model pembelajaran yang menurut penulis sesuai untuk masalah ini yaitu penerapan model pembelajaran complete sentence. Pembelajaran complete sentence pernah diujicobakan oleh Ensi Ratika Saragih, alumni Universitas Negeri Medan. Dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Metode Complete Sentence Dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Teks Berita Rumpang Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Dolok Masihul Tahun Pembelajaran 2011/2012, diperoleh hasil kemampuan siswa meningkat dari nilai rata-rata 70,51 menjadi 80,25 setelah menerapkan complete sentence dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Riwati Sigalingging bahwa complete sentence berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model ini. Merujuk pada

5 pernyataan tersebut penulis memilih model complete sentence sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan memahami teks berita pada siswa. Dengan menggunakan model ini siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut aktif untuk menemukan sendiri informasi yang ada pada teks berita serta dapat memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui lembar kerja yang dibagikan. Model Complete Sentence merupakan satu cara pemberian pengalaman belajar bagi peserta didik dalam memenuhi standar kompetensi membaca yaitu memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif. Melalui penggunaan model pembelajaran Complete Sentence tersebut diharapkan tingkat pemahaman siswa dalam memahami teks berita dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Complete Sentence Terhadap Kemampuan Memahami Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Identifikasi masalah dilakukan agar penelitian lebih efektif. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalahnya sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah, 2. metode pengajaran yang digunakan oleh guru kurang sesuai,

6 3. kurangnya inovasi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran dan model yang kurang bervariatif, 4. siswa menjadi pribadi pasif disebabkan sikap guru yang mendominasi, 5. motivasi belajar siswa rendah, 6. tema sumber bacaan yang digunakan tidak aktual. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian perlu dilakukan untuk menghindari luasnya kajian dan untuk mengefektifkan serta menciptakan hasil yang lebih baik. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti memusatkan perhatian pada kemampuan membaca pemahaman siswa dengan cara mengkaji informasi pada teks berita yang sedang aktual dengan menggunakan model pembelajaran Complete Sentence pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2013/2014. D. Rumusan Masalah Sebagaimana yang terlihat dalam pembatasan masalah yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan memahami teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang sebelum menggunakan model pembelajaran Complete Sentence?

7 2. Bagaimana kemampuan memahami teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang sesudah menggunakan model pembelajaran Complete Sentence? 3. Apakah model pembelajaran Complete Sentence berpengaruh signifikan terhadap kemampuan memahami teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang? E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan selalu mempunyai tujuan tertentu. Dengan adanya tujuan tertentu maka kegiatan yang akan dilakukan dapat terarah dan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan memahami teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebelum menggunakan model pembelajaran Complete Sentence, 2. untuk mengetahui kemampuan memahami teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2013/2014 sesudah menggunakan model pembelajaran Complete Sentence, 3. untuk mengetahui apakah kemampuan memahami teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran Complete Sentence berpengaruh secara signifikan atau tidak.

8 F. Manfaat Penelitian Selain memiliki tujuan, suatu penelitian juga diharapkan mempunyai manfaat. Dengan mengetahui tujuan penelitian ini sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini juga memiliki manfaat. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu bagi peneliti dan pengembangan ilmu di bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Manfaat praktis 1. Bagi siswa untuk meningkatkan minat membaca mereka, 2. sebagai gambaran dan sumber informasi bagi guru Bahasa Indonesia di sekolah SMP Negeri 1 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2013/2014, 3. bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti topik yang sama dengan peneliti, 4. memberikan masukan kepada pihak sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam memicu minat belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar, 5. menambah wawasan bagi pembaca tentang model pembelajaran Complete Sentence.