BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH. Di SDN 1 Gabel Kecamatan Sumoroto Kabupaten Ponorogo

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan penyakit,langkahlangkah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

BAB I PENDAHULUAN. yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Anak usia sekolah merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun. Penyakit yang sering

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

PROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare adalah suatu keadaan dimana penderita mengalami defekasi

PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usia prasekolah antaralain mengenal warna, mengenal angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Periode ini juga disebut sebagai periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan kebiasaan yang biasanya cenderung menetap sampai dewasa (Hariyanti, 2008). Beban untuk menanggulangi masalah kesehatan anak usia sekolah juga terus meningkat dikarenakan permasalahan kesehatan yang masih banyak terjadi di kalangan anak usia sekolah. Penyakit yang sering dihadapi anak sekolah dasar biasanya berkaitan dengan kebiasaan hidup bersih dan sehat, seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang sampah sembarangan (Depkes, 2007). Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit diare. Dari 88% kasus tersebut berkaitan dengan pasokan air yang tidak aman serta sanitasi dan hygiene yang tidak memadai. Di Indonesia, Diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita dan nomor tiga pada bayi, serta nomor lima pada semua umur. Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2000 diketahui bahwa penyakit kecacingan pada anak SD mencapai 60-80%, untuk penyakit karies anak usia 12 tahun sebesar 74,4% (SKRT, 2001). Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, untuk angka kejadian diare golongan usia anak sekolah juga mengalami 1

2 peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah kasus diare sebesar 12.157, pada tahun 2009 kasus diare sebesar 12.511, dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 12.802. Sedangkan wilayah yang memiliki angka kejadian diare tertinggi untuk usia anak sekolah adalah di wilayah Kecamatan Rambipuji yaitu sebesar 621 kasus atau sebesar 4,85% dari total kasus seluruhnya sebanyak 12.802 kasus (Dinkes Jember, 2009).Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan pada tahun 2011 diperoleh angka kesakitan diare sebesar 26,06 per 1000 penduduk. Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun 2012 sebesar 27,29 per seribu penduduk. Hal ini menunjukkan kenaikan jumlah penderita diare pada tahun 2012 dibanding dengan tahun sebelumnya namun tidak ada kematian balita akibat diare (Dinkes Magetan, 2013).Demikian halnya dengan fenomena yang terjadi di SDN Lembeyan Wetan 2 Kabupaten Magetan, Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang menjaga kesehatan dirinya. Masih banyak siswa yang kukunya panjang dan malas cuci tangan sebelum maupun sesudah makan jajanan di sekolah. Oleh karena itu orang tua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan anaknya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat mulai dari hal yang paling sederhana seperti cuci tangan dengan sabun. Melalui pola asuh yang baik dan benar. Pola asuh yang dilakukan secara tepat oleh orang tua terkait dengan PHBS seperti perilaku cuci tangan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat pada anak. Sebaliknya pola asuh yang kurang baik dimungkinan dapat menjadikan perilaku PHBS pada anak yang tidak sesuai dengan norma-norma kesehatan.

3 Menurut keterangan guru pengajar di SDN 2 Lembeyan pernah ada kejadian diaredan sakit perut pada beberapa siswa, kejadian gatal-gatal akibat mandi di sungai, serta terdapat beberapa siswa yang giginya rusak akibat karies gigi. Selain hal tersebut, di SDN 2 Lembeyan belum pernah diadakan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri. Kesehatan diri adalah segala usaha dan tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri dalam batas kemampuannya, agar mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja yang sebaik-baiknya. Menjaga kesehatan diri harus diterapakan sedini mungkin agar menjadi kebiasaan positif dalam memelihara kesehatan. Indikator menjaga kesehatan diri disekolah antara lain kebersihan anggota tangan (mencuci tangan), mandi, merawat kebersihan rambut, merawat kesehatan gigi dan mulut, istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur. Unsur-unsur yang tercakup dalam kesehatan diri adalah pemeliharaan kebersihan kulit, kuku, rambut, mata, hidung, telinga, mulut dan gigi, serta pakaian. Pada dasarnya banyak penyakit akan menyerang seseorang di antaranya karena unsur-unsur dari bagian tubuh yang belum terjamin kebersihannya. Kuku yang kotor dan tidak terawat misalnya maka akan menjadi media bagi bibit penyakit dapat masuk ke dalam tubuh seseorang, contohnya saja adalah penyakit yang menyerang alat pencernaan seperti cholera, diare, typhus (Iswanto, 2007). Diare dan cacingan sangat erat kaitannya dengan kebersihan tangan dan kuku, kebersihan kuku merupakan salah satu komponen kecil yang sangat penting namun seringkali diabaikan oleh anak sekolah, karena diusia tersebut

4 merupakan usia dimana anak cenderung tidak memperdulikan penampilan dan kebersihan dirinya. Sebagian besar anak SD memiliki masalah kebersihan diri, disebutkan bahwa sejumlah 53% dari murid tidak biasa untuk memotong kuku. Perilaku kurangnya menjaga kebersihan kuku ini dapat menjadi masalah kesehatan yang serius dan dapat menurunkan angka kualitas kesehatan anak usia sekolah dasar (Susenas, 2004). Sosialisasi penerapan pola hidup sehat menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah melalui penyuluhan. Kebersihan diri merupakan salah satu point yang menjadi sasaran pengamatan dan penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pengontrolan serta pemberian contoh perilaku menjaga kebersihan diri oleh tenaga kesehatan kepada anak-anak dapat menjadi salah satu cara penerapan pola hidup sehat yang efektif pada anak usia sekolah dalam menumbuhkan kebiasaan perilaku hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga dapat tercapai dengan terciptanya pengetahuan dan sikap yang baik dari tiap individu pada tiap-tiap tatanan. Menurut Permata, pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai suatu hal, cenderung akan mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan dengan masalah yang dihadapi (Sarifudin, 2011). Berdasarkan data yang ada diketahui perilaku menjaga kebersihan diri masih kurang terutama di kalangan anak usia sekolah, keadaan tersebut menyebabkan sebagian anak terserang penyakit seperti diare dan cacingan. Dengan adanya masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

5 penelitian tentang Perilaku Anak Usia Sekolah Dalam Menjaga Kesehatan Diri Di SDN Lembeyan Wetan 2 Magetan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya yaitu Bagaimana Perilaku Anak Usia Sekolah Dalam Menjaga Kesehatan Diri Di SDN Lembeyan Wetan 2 Magetan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku Anak Usia Sekolah Dalam Menjaga Kesehatan Diri Di SDN Lembeyan Wetan 2 Magetan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Diharapkan dijadikan sebagai bahan masukan atau sumber data bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan tema yang sama. 1.4.2 Manfaat Praktis 1) Bagi Profesi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan terkait dengan perilaku anak usia sekolah dalam menjaga kesehatan diri.

6 2) Bagi Instansi Pendidikan a) Prodi DIII Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan, yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan diri. b) SDN 2 Lembeyan Wetan Magetan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan program kegiatan bimbingan, pembinaan, dan konseling dalam upaya peningkatan pengembangan pemeliharaan kesehatan siswa serta meningkatkan kesadaran siswa dalam berperilaku hidup sehat. 3) Bagi Masyarakat Dapat menjadi sumber informasi kesehatan bagi masyarakat mengenai upaya pemeliharaan kesehatan diri, sehingga mampu berperilaku hidup sehat dan terhindar dari penyakit. 1.5 Keaslian Penelitian 1. Elsa Nindha Ayu Septiyani. 2012. Perilaku Menggosok Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 1 Gabel Kecamatan Sumoroto Kabupaten Ponorogo. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah populasi 40 siswa di SDN 1 Gabel Kecamatan Sumoroto Kabupaten Ponorogo. Dari hasil penelitian terhadap 40 responden didapatkan sebagian besar (52,5%) atau 19 responden berperilaku baik dalam menggosok gigi, dan

7 hampir setengahnya (47,5%) atau 21 responden berperilaku buruk dalam menggosok gigi. 2. Wasrini. 2010. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Orang Tua Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Di SD Negeri Dermaji 1 Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas. Penelitian ini adalah semua siswa kelas 1 dan 2 yang berada di SD Negeri Dermaji I berjumlah 70 anak dengan sampel 60 anak, ditentukan secara Proporsional Random Sampling. Analisa statistik yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian adalah Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu tentang kebersihan gigi dan mulut (r=0,076; p=0,652) dan antara pengetahuan ibu dengan kejadian karies gigi anak (r= -0,163; p= 0,213). Ada hubungan bermakna antara sikap dengan praktik ibu tentang kebersihan gigi dan mulut (r = 0,262; p = 0,043), sikap ibu dengan kejadian karies gigi anak (r = -0,330; p = 0,010) dan praktik ibu dengan kejadian karies gigi anak dengan nilai (r = -0,381; p = 0,003). 3. Tiara Putri Winda Garini. 2013. Dengan judul Pengetahuan Anak Usia Sekolah Dasar Akan Hygiene Makanan Dengan Sikap Menghindari Jajan Sembarangan Di SDN Sumber Sawit 1 Sidorejo Magetan. Desain penelitian ini adalah korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh siswa kelas di SDN Sumber Sawit 1 Sidorejo Kabupaten Magetan sejumlah 67 responden. Teknik analisa data menggunakan Uji Statistik Chi Square dengan tabel 2x2. Dari hasil penelitian terhadap 67 responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 12 responden (17,9%)

8 mempunyai pengetahuan tinggi tentang Hygiene Makanan dengan sikap baik dalam Menghindari Jajan Sembarangan, 16 responden (23,9%) mempunyai pengetahuan rendah tentang Hygiene Makanan dengan sikap baik dalam Menghindari Jajan Sembarangan, 25 responden (37,3%) mempunyai pengetahuan tinggi tentang Hygiene Makanan dengan sikap buruk dalam Menghindari Jajan Sembarangan,14 responden (20,9%) mempunyai pengetahuan rendah tentang Hygiene Makanan dengan sikap buruk dalam Menghindari Jajan Sembarangan.