BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Minat tersebut sebagian disebabkan karena kasus-kasus yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini di dalam dunia kerja setiap pekerja dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya profesi akuntan telah banyak diakui oleh berbagai kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan bisnis di suatu negara telah tumbuh. berkembang dengan ditandai oleh masuknya para pelaku bisnis baru dalam

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan etika.etika mempunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun praktisi (Dechow dan Skinner 2000; Merchant dan Rockness 1994) sebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. luhur, berkepribadian luhur, berilmu, berteknologi dan seni. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis. Pada umumnya, tujuan semua usaha bisnis adalah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada dua teori etika yang dikenal sebagai etika deontologi dan teleologi.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

Persepsi karyawan bagian akuntansi dan mahasiswa akuntansi tentang etika bisnis. Sari Septiana Purnomo F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan bahasa bisnis dan sistem informasi. Akuntansi tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LINGKUNGAN ETIKA DAN HUKUM PERTEMUAN KELIMA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Etika merupakan perilaku seseorang yang berhubungan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tema tentang independensi dan etika dalam profesi akuntan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Konsultan pajak berperan sebagai agen perpajakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

Perpsepsi terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi (studi kasus di Surakarta dan Yogyakarta) Oleh:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran akuntan dalam penatalaksanaan keuangan negara meningkat seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of. objek dan kejadian yang ada di sekitar lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan skala bisnis yang dimilikinya, tetapi harus responsif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang begitu pesat pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada dua teori etika yang dikenal sebagai deontologi dan teleologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat penting karena suatu organisasi dikembangkan demi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan dalam Putri, 2005). Oleh karena itu komitmen organisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien (Muhson, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. pandangan-pandangan moral. Sedangkan menurut Karl Barth mengungkapkan

Pertemuan 2 Bisnis dan Etika dalam Dunia Modern

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia

BAB I PENDAHULUAN. akuntan profesional di masa depan yang memiliki kompetensi, integritas, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (SURVEY DI PERGURUAN TINGGI WILAYAH SURAKARTA)

Etika Bisnis. Ritha F. Dalimunthe. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP I. SIMPULAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. telah meningkat belakangan ini, terlebih setelah kasus skandal-skandal khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaiki melihat kurangnya good corporate governance (Yulianti, 2006). Salah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran semakin mempengaruhi hampir seluruh kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Isu mengenai etika mendapatkan perhatian yang cukup besar pada masamasa saat ini. Minat tersebut sebagian disebabkan karena kasus-kasus yang bersifat meragukan atau perilaku tidak etis yang potensial dan yang berhubungan dengan biaya. Perilaku yang tidak etis merupakan permasalahan relevan bagi semua karyawan. Hal tersebut muncul dari tingkat dasar hingga puncak organisasi. Anggota-anggota organisasi semakin lama semakin mendapatkan diri mereka menghadapi dilema etis, situasi dimana mereka dituntut untuk mendefinisikan tindakan yang benar dan salah. Contohnya, haruskah mereka bersuara jika mereka menemukan adanya aktivitas ilegal di dalam perusahaan tempat mereka bekerja? Apakah mereka memberikan suatu evaluasi kinerja yang dikontrol kepada karyawan yang mereka sukai, karena mereka tahu pasti bahwa evaluasi seperti itu dapat menyelamatkan pekerjaan karyawan itu? Perkembangan dunia yang pesat dewasa ini haruslah diimbangi dengan kemajuan dunia pendidikan tinggi yang harus didisain sedemikian rupa agar tidak tertinggal dengan perkembangan dunia pada umumnya. Kesuksesan atau keberhasilan dalam dunia pendidikan tinggi tersebut tidak terlepas dari peran penting para pemimpin serta orang orang yang bekerja di dalam organisasi kampus tersebut. Pada era kompetisi yang ketat ini, perguruan tinggi dituntut 1

2 untuk memiliki sensitivitas etika yang merupakan keunggulan bersaing (competitive advantages) yang akan sulit untuk ditiru. Karyawan dituntut untuk memiliki profesionalisme di tempat mereka bekerja yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakan etis. Dengan adanya sikap dan tindakan etis tersebut diharapkan tidak akan ada lagi pelanggaran etis yang terjadi ditempat mereka bekerja, apabila mereka memiliki pengetahuan, pemahaman, dan penerapan etika secara memadai dalam pekerjaannya. Setiap pemegang profesi, dalam hal ini karyawan harus dituntut dua hal: agar ia menjalankannya secara bertanggungjawab, dan agar ia tidak melanggar pihak-pihak lain. Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan suatu perguruan tinggi Katolik. Sebagai perguruan tinggi Katolik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta mempunyai panggilan utama untuk menempatkan usaha pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pelayanan kependidikan yang lain dalam konteks iman kristiani. Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengusahakan: tercapainya kualitas akademik yang tinggi (strive for academic eccellence); keberpihakan kepada kaum lemah, meliputi semua pihak yang menderita baik karena kemiskinan, keterbelakangan, penindasan dan ketidakadilan (option for the poor); menghasilkan lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, bermoral tinggi, memiliki semangat dan keberanian menjadi men and woman for others (UAJY, Buku Pedoman, 2005, p.7). Sebagai perguruan tinggi, maka Universitas Atma Jaya Yogyakarta banyak mempekerjakan staf dan karyawan. Staf dan karyawan yang ada di Universitas Atma Jaya Yogyakarta ada pria dan wanita dengan latar belakang

3 umur yang berbeda serta terbagi dalam jabatan struktural yang telah ditentukan oleh yayasan. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah karyawan administrasi (non-akademis), yang tersebar ke dalam fakultas-fakultas dan unitunit yang ada di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Apa yang merupakan perilaku yang baik secara etis tidak pernah didefinisikan secara jelas. Lagi pula pada tahun-tahun terakhir ini, garis yang membedakan yang benar dan yang salah telah semakin kabur. Para karyawan melihat orang-orang disekitar mereka terlibat dalam praktik-praktik yang tidak etis. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis. Studi mengenai etika merupakan penelitian yang kompleks dan multidimensional. Ia melibatkan berbagai faktor atau variabel demografi yang mungkin mempengaruhi dalam keputusan etis (seperti pendidikan, orang tua, agama, umur, perbedaan jender, masa jabatan bekerja, dan budaya). Berbagai penelitian yang mengkaji keputusan etis telah banyak dilakukan, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain oleh Rianto (2008), Supriyadi (2004), Sidani et al (2009), Peterson et al (2001), Matlin (1992), Barnett and Karson (1989), Wimalasiri (2001), Stanga and Turpen (1991), Kohut and Corriher (1994), Ekin and Tezolmez (1999). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan subjek dari berbagai kelompok mulai dari pelaku bisnis hingga mahasiswa sebagai responden mereka. Hasil penemuan penelitian tersebut

4 beragam, ada yang menemukan terdapatnya perbedaan dalam keputusan etika dan adapula yang tidak menemukan adanya perbedaan dalam isu tentang etika. Rianto (2008), menemukan adanya perbedaan sensitivitas/ kepekaan etis secara signifikan antara mahasiswa akuntansi pria dan mahasiswa akuntansi wanita. Supriyadi (2004), menemukan bahwa tidak ada perbedaan sensitivitas etis antara pria dan wanita pada mahasiswa akuntansi terhadap aktivitas tidak etis yang terjadi di dalam Iingkungan akademik. Hasil penelitian Sidani et al (2009) menunjukkan perbedaan signifikan sensitivitas etis hanya pada empat dari 18 situasi dimana dalam semua kasus perempuan lebih sensitif dibandingkan laki-laki untuk isu-isu etis. Matlin (1992) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam tanggapan moral dan etika (dikutip dalam Sidani et al 2009). Peterson et al. (2001) menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan secara biologis cenderung untuk bertindak dengan cara tertentu dan kecenderungan ini membuat mereka berperilaku lebih etis atau kurang etis dalam situasi tertentu (dikutip dalam Sidani et al 2009). Faktor umur juga sering dijadikan sebagai variable untuk menguji dalam kaitannya dengan etika. Hasil penelitian yang dilakukan Sidani et al (2009) menunjukkan dari segi umur terdapat beberapa perbedaan etika antara responden di beberapa situasi. Barnett dan Karson (1989) menemukan bahwa responden yang lebih muda bertindak kurang etis di skenario etika dibandingkan dengan responden yang lebih tua (dikutip dalam Sidani et al 2009). Wimalasiri (2001) menemukan perbedaan yang signifikan antara responden yang lebih muda dan

5 lebih tua (dikutip dalam Sidani et al 2009). Stanga dan Turpen (1991) tidak menemukan perbedaan dalam penilaian etis yang dapat dihubungkan dengan usia dalam studi mereka (dikutip dalam Sidani et al 2009). Kohut dan Corriher (1994) tidak menemukan perbedaan usia yang signifikan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan etis (dikutip dalam Sidani et al 2009). Ekin dan Tezolmez (1999) menemukan bahwa umur tidak menjelaskan perbedaan dalam etika sejumlah manajer (dikutip dalam Sidani et al 2009). Etika mencakup penelitian mengenai pilihan dan masalah moral. Ia menyangkut benar versus salah, baik versus buruk, dan banyak bayangan kelabu dalam isu-isu yang diduga berwarna hitam dan putih (Kreitner and Kinicki 2005, p. 105). Perilaku etis ataupun tidak etis merupakan kombinasi dari berbagai pengaruh yang beragam, baik pada individu yang bersangkutan, pengaruh budaya, pengaruh ekonomi/ politis/ hukum, dan organisasi itu sendiri. Sensitivitas etika mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi konten etis dari suatu situasi tertentu (Spark and Hunt, dikutip dalam Sidani et al 2009). Hal ini berarti bahwa sensitivitas etika merupakan kemampuan seseorang untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan. Dengan jelas, meskipun beberapa orang memilih membuat keputusan tidak etis, bukan karena mereka memilih untuk berperilaku tidak etis, tetapi karena mereka tidak memiliki kapasitas untuk mengakui bahwa suatu situasi pasti memiliki satu komponen etika alami. Hunt dan Vitell (dikutip dalam Sidani et al 2009) mengembangkan sebuah model untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan etika, dimana langkah awal individual menerima masalah etika, sampai pada

6 pertimbangan etika (ethical judgment), berkembang pada niat, dan akhirnya terbawa pada perilaku. Faktor-faktor dimana Hunt dan Vitell memprediksi pengaruh kemampuan seseorang untuk mempersiapkan masalah etika meliputi lingkungan budaya, lingkungan industri, lingkungan organisasi, dan pengalaman personal. Sensitivitas etika adalah suatu faktor sifat dasar dalam pembuatan keputusan yang wajar, dan itu dipengaruhi oleh lingkungan dimana suatu keputusan dibuat dalam tambahan variable orang (Hunt and Vitell; Patterson dikutip dalam Sidani et al., 2009). Sensitivitas etika hanya satu bagian dari proses keputusan moral, yang terdiri atas: a. Kesadaran moral (moral awareness). Mengenai moral alamiah dari situasi yang ada. b. Keputusan moral (moral judgement). Membuat suatu keputusan yang secara moral benar dalam keadaan itu. c. Maksud moral (moral intent). Memutuskan menempatkan suatu nilai dalam norma moral daripada norma yang lainnya. d. Aksi Moral (moral action). Melibatkan dalam perilaku moral Penelitian ini menggunakan variabel perbedaan jender dan usia sebagai faktor demografi dalam keputusan seseorang dalam masalah etika. Dengan mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sidani et al (2009), penulis berupaya menguji sensitivitas etika pada karyawan administrasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta berdasarkan pada jender dan usia. Dengan demikian, maka penelitian ini penulis beri judul Perbedaan Sensitivitas Etika

7 Karyawan Administrasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Didasarkan Pada Jender dan Usia. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sensitivitas etika karyawan administrasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta? 2. Apakah terdapat perbedaan sensitivitas etika karyawan administrasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta berdasarkan jender? 3. Apakah terdapat perbedaan sensitivitas etika karyawan administrasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta berdasarkan usia? 1.3. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan dana, serta agar penelitian menjadi lebih fokus sehingga didapat hasil yang optimal, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut : 1. Karyawan administrasi yang dimaksud disini adalah karyawan administrasi yang bekerja di fakultas-fakultas dan unit-unit yang ada di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, meliputi Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Teknik, Fakultas Teknobiologi, Kantor Administrasi Akademik, Kantor Humas, Sekretariat, dan Protokol, Kantor Kemahasiswaan Alumni dan Campus Ministry, Kantor Keuangan, Kantor Kerjasama dan Promosi, Kantor Sarana dan Prasarana, Kantor

8 Pelatihan Bahasa dan Budaya, Kantor SDM, Kantor Sistem Informasi, KP2MA, LPPM, Pasca Sarjana, Penerbitan Yayasan Slamet Rijadi, Perpustakaan, Questoriat Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta, dan Sekretariat Senat Akademik Universitas. 2. Sensitivitas etis yang dimaksud mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi konten etis dari suatu situasi tertentu (Spark and Hunt, dikutip dalam Sidani et al 2009). Sensitivitas etis pada penelitian ini diukur dari 18 (delapan belas) situasi dalam bentuk pertanyaan kuisioner. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui sensitivitas etika karyawan administrasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2. Mengetahui perbedaan sensitivitas etika karyawan administrasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta berdasarkan jender. 3. Mengetahui perbedaan sensitivitas etika karyawan administrasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta berdasarkan usia. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan sebagai bahan perbandingan teori yang didapat dalam kuliah dengan praktek yang sebenarnya.

9 2. Bagi Universitas, penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan pemikiran yang mungkin berguna bagi Universitas dalam usaha membantu memecahkan masalah yang dihadapi dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada. 3. Bagi masyarakat, terutama perguruan tinggi, diharapkan penelitian ini dapat dimanfatkan menambah pengetahuan pembaca dan merupakan referensi yang dapat membantu penelitian sejenis. 1.6. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisi berbagai uraian konsep teori yang berhubungan erat dengan penelitian, yaitu mengenai sensitivitas etika. Dengan adanya uraian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami dan memecahkan masalah yang ada. BAB III Metode Penelitian Bab ini berisi sekilas tempat penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran data, metode pengujian instrumen, serta metode analisis data.

10 BAB IV Analisa Data dan Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dari pengolahan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dan pembahasannya. BAB V Penutup Berisikan kesimpulan, saran, dan implikasi manajerial dengan mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan serta keterbatasan penelitian.