PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN DAN HALUSINASI DI RSJD DR. RM SOEDJARWADI KLATEN

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

Eni Hidayati Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan, Kampus Kedungmundu Rektorat, Semarang, Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Renidayati, N.Rachmadanur (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

UNIVERSITAS INDONESIA TELENURSING UNTUK PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN JIWA. Disusun oleh: DENI SUWARDIMAN NPM.

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DI KABUPATEN MAGELANG

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 18 No.3, November 2015, hal pissn , eissn

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

GAMBARAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL SETELAH PEMBERIAN SOCIAL SKILLS THERAPY DI RUMAH SAKIT JIWA. Sukma Ayu Candra Kirana

BAB 1 PENDAHULUAN. Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka

LEMBAR METODOLOGI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PERILAKU PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH MELALUI COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY

I Ketut Sudiatmika*), Budi Anna Keliat**), dan Ice Yulia Wardani***)

RPKPS Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut yang disertai dengan perilaku mengamuk yang tidak dapat dibatasi

PENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH

PENGARUH COGNITIVE BEHAVIORAL SOCIAL SKILLS TRAINING

PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN: TERAPI GENERALIS TERHADAP KETIDAKBERDAYAAN PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keadaan fisik, mental, dan sosial, dan bukan saja keadaan yang bebas dari

Key words: social skills training therapy, social isolated, behavioral system model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB

Desi Pramujiwati, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani ABSTRAK. Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

ABSTRAK ABSTRACT. Sri Nyumirah. Sri Nyumirah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

APLIKASI TERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI RSMM JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku,

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

PENURUNAN TINGKAT DEPRESI KLIEN LANSIA DENGAN TERAPI KOGNITIF DAN SENAM LATIH OTAK DI PANTI WREDHA

Jurnal Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo 2015

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

PENINGKATAN RESPON KOGNITIF DAN SOSIAL MELALUI RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY PADA KLIEN PERILAKU KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

ABSTRAK. Kata kunci : Isolasi Sosial, Social Skill Training, Supportive Therapy, Self Help Group ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

NASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Muzayyin 1, Abdul Wakhid 2, Tri Susilo 3 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN ABSTRAK

Kata Kunci: CBT, CBSST, Halusinasi, Isolasi Sosial,Gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

Pengaruh Terapi Individu Generalis Dengan Pendekatan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terhadap Frekuensi Halusinasi Pada Pasien Halusinasi

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia Dengan Gejala Halusinasi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT KLIEN HDR DI KOTA TASIKMALAYA. Oleh Ridwan Kustiawan.

MANAJEMEN KASUS SPESIALIS JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DI RW 02 DAN RW 12 KELURAHAN BARANANGSIANG KECAMATAN BOGOR TIMUR

Manajemen Kasus Spesialis Jiwa Defisit Perawatan Diri pada Klien Gangguan Jiwa di RW 02

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien

STUDI KASUS PADA KLIEN ANSIETAS DENGAN PENDEKATAN TEORI ADAPTASI STUART

Aristina Halawa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Transkripsi:

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH Sri Wahyuni Dosen PSIK Universitas Riau Jl Pattimura No.9 Pekanbaru Riau Hp +62837882/+6287893390999 uyun_wahyuni2@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien harga diri rendah di Ruang Yudistira RSMM Bogor. Asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien harga diri rendah adalah pengkajian terhadap psikodinamika terjadinya gangguan jiwa, perencanaan dan tindakan keperawatan generalis terhadap pasien secara individu berdasarkan standar asuhan keperawatan dan secara kelompok yaitu Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). Tindakan generalis terhadap keluarga adalah pendidikan kesehatan. Tindakan spesialis yang dilakukan untuk individu adalah terapi kognitif, untuk kelompok logoterapi, dan untuk keluarga dilakukan terapi keluarga triangle. Hasil karya tulis ilmiah ini menunjukkan adanya peningkatan secara bermakna (p>0,05) terhadap kemampuan pasien harga diri rendah setelah dilakukan asuhan keperawatan.hasil karya tulis ilmiah ini merekomendasikan untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan dimulai dari tindakan generalis sampai tindakan spesialis untuk meningkatkan harga diri pasien. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa LATAR BELAKANG Skizofrenia adalah gabungan gejala positif dan negatif yang ditemukan secara bermakna selama satu bulan dan menetap sampai paling sedikit 6 bulan. Gejala positif dan negatif pasien skizofrenia merupakan bagian diagnosa keperawatan yang sering ditemukan dan menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) diantaranya harga diri rendah,kerusakan komunikasi verbal, gangguan sensori persepsi: halusinasi, kerusakan interaksi sosial, gangguan proses berfikir (Stuart & Laraia, 2005). Harga diri rendah selalu ditemukan pada pasien skizofrenia dan masalah ini umumnya melatarbelakangi munculnya masalah keperawatan lebih lanjut. Harga diri rendah pada kondisi depresi diindikasikan dengan penolakan terhadap diri sendiri dan membenci diri sendiri, yang diekspresikan secara langsung atau tidak langsung oleh klien. Salah satu penelitian menunjukkan depresi yang diakibatkan harga diri rendah, yaitu 5.600 siswa sekolah di Amerika, tingkat 6 sampai dengan 0, ternyata juga mengalami harga diri rendah yang diakibatkan karena sering menjadi korban pengintimidasian/pengejekan pada tingkat sebelumnya (Halley, 2007). Perkembangan dilapangan yang ditemukan penulis pada Desember 2007 di ruang Yudistira Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor, 45% pasien setelah pemberian asuhan keperawatan generalis dan pengelolaan pelayanan di ruangan, klien sering kembali kepada kondisi gangguan (relaps) karena tindakan yang sudah dilakukan hanya melatih perilaku dalam menggunakan aspek positif tersebut tanpa merubah asumsi tentang pikiran, keyakinan, sikap dan persepsi yang

negatif terhadap diri sendiri yang merupakan gejala dominan pada kondisi klien harga diri rendah kronis. Untuk mengoptimalkan tindakan keperawatan generalis tersebut perlu dilanjutkan dengan tindakan keperawatan tingkat spesialis yang dilakukan pada klien harga diri rendah di seluruh tatanan pelayanan kesehatan jiwa. TUJUAN. Teridentifikasi masalah harga diri rendah pada pasien Ruang Yudistira RSMM Bogor. 2. Tersusun rencana tindakan keperawatan dan pengelolaan pelayanan terhadap pasien dengan harga diri rendah di ruang Yudistira RSMM Bogor. 3. Terlaksana tindakan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah di ruang Yudistira RSMM Bogor. 4. Teridentifikasi evaluasi asuhan keperawatan dan pengelolaan pelayanan terhadap pasien dengan harga diri rendah di ruang Yudistira RSMM Bogor. 5. Teridentifikasi rencana tindak lanjut terhadap asuhan keperawatan pasien dengan harga diri rendah di ruang Yudistira RSMM Bogor. MANFAAT PENELITIAN. Memberikan gambaran yang jelas kepada pihak rumah sakit tentang perlunya asuhan keperawatan, 2. Memberikan gambaran kepada perawat pentingnya untuk memberikan asuhan keperawatan secara berkelanjutan dalam suatu proses asuhan keperawatan METODE Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pre test dan pos test design. Pemilihan pasien dengan total populasi yaitu seluruh pasien ruang Yudistira RSMM Bogor, dengan sampel purposif. Pelaksanaan dilakukan di ruang Yudistira periode bulan Februari April 2008 dengan total pasien yang dirawat adalah 49 pasien, dan yang dirawat dengan diagnosa harga diri rendah berjumlah 25 pasien. Pasien yang mendapatkan terapi lanjut psikoterapi secara lengkap mulai dari terapi individu sampai terapi keluarga berjumlah 8 pasien. Tindakan yang dilakukan adalah proses asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa, rencana keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi, dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan pengukuran distribusi frekuensi terhadap data univariat dan untuk bivariat digunakan Uji T.

HASIL Karakteristik pasien yang dirawat, secara rinci dapat dilihat pada table. Tabel Distribusi Pasien yang mengalami HDR di ruang Yudistira RSMM periode Februari April Tahun 2008 (n = 8 ) No Variabel Jumlah %. Umur - < 3 tahun - > 3 tahun 3 5 37,5 62,5 2. Status perkawinan - kawin - tidak kawin - duda 6 75 3. Jaminan kesehatan - Kelas III - Askes miskin 7 87,5 4. Lama sakit - < 3 tahun - > 3 tahun 4 4 50 50 5. Perawatan ke - < 2 kali - > 2 kali 3 5 37,5 62,5 Pasien harga diri rendah (HDR) yang dilakukan asuhan keperawatan sampai tahap lanjut berjumlah 8 pasien, yang mempunyai kombinasi diagnosa keperawatan HDR + halusinasi 4 pasien, HDR + kerusakan komunikasi verbal pasien, HDR + halusinasi + berduka disfungsional 2 pasien, HDR + Risiko perilaku kekerasan pasien. Untuk masalah halusinasi, pasien sudah mampu mengontrol dan mengatasi halusinasi secara kognitif dan perilaku. Pada 4 pasien masih timbul halusinasi - 2 kali sehari pada saat rasa HDR kembali timbul, pada 4 pasien lainnya sudah tidak pernah mengalami halusinasi selama dirawat di ruang Yudistira. Diagnosa medis yang ditemukan adalah skizoprenia paranoid pada 6 pasien dan skizoprenia hebefrenik 2 pasien. Asuhan keperawatan generalis dalam bentuk pelaksanaan aspek positif sebanyak 5 aspek positif yang dilakukan tiap individu sesuai dengan aspek positif yang dimiliki masing-masing pasien dapat dilakukan selama 2 minggu. Untuk tiap pasien dilanjutkan dengan tindakan pelaksanaan terapi kogntif sebanyak 9 sesi. Kemudian dialakukan tindakan terapi kelompok yang generalis dalam bentuk Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) harga diri rendah dan dilanjutkan terapi spesialis dalam bentuk Logoterapi yang dilakukan sebanyak 5 sesi. Setelah keseluruhan terapi individu dan kelompok terlaksana, seluruh pasien dapat mengikuti Triangle terapi yang merupakan terapi keluarga yang dipilih oleh peneliti. Keseluruhan proses rencana dan tindakan keperawatan dapat berjalan dalam waktu 3 bulan. Evaluasi dilaksanakan dengan SOAP dan dilakukan post test

PEMBAHASAN Sebagian besar pasien harga diri rendah yang dirawat didiagnosa medis skizoprenia. Sesuai dengan yang disebutkan Stuart dan Laraia (2005) bahwa pada klien skizofrenia, diagnosa keperawatan yang ditemukan diantaranya kerusakan komunikasi verbal, gangguan sensori persepsi: halusinasi, gangguan harga diri, kerusakan interaksi sosial, gangguan proses berfikir. Harga diri rendah lebih banyak terjadi pada usia dewasa, termasuk tn. BR. Data ini sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga (SKMRT) yang dilakukan di kota oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia tahun 995, yang mendapatkan hasil 85 per.000 penduduk rumah tangga dewasa memperlihatkan gejala gangguan kesehatan jiwa. (http://www.kompas.com/kompas-cetak/00/2/ nasional/pema25.htm, diperoleh tanggal 26 Mei 2008). Data lain terkait dengan terjadinya harga diri rendah pada usia dewasa terdapat pada salah satu penelitian di Amerika yang menemukan yang mengalami harga diri rendah diakibatkan karena sering menjadi korban pengintimidasian/pengejekan pada tingkat sebelumnya (http://faculty.mckendree.edu/scholars/200/wilde.htm: diambil 3 Desember 2007). Data ini menunjukkan bahwa harga diri rendah tidak terjadi begitu saja pada usia dewasa, tetapi dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang telah terjadi dalam waktu yang lama, dan baru terlihat perubahan perilaku setelah individu berusia dewasa Setelah terapi terjadi peningkatan harga diri yang dapat dilihat dari berkurangnya respon maladaptif yang ditampilkan oleh pasien. Kondisi ini dapat dilihat khususnya dari respon psikologis pasien yaitu meningkatnya kemampuan pasien menghargai orang lain dan menunjukkan rasa cinta pada orang lain. Hal ini juga terjadi terhadap pasien yang mendapat terapi kognitif, latihan logoterapi dan terapi triangle secara lengkap. Ketiga terapi ini dapat diberikan jika pasien memiliki kemampuan kognitif yang memadai. Menurut Rogers (974, dalam Notoatmodjo, 2003), kognitif adalah salah satu domain yang sangat penting didalam perubahan perilaku seseorang terhadap kesehatannya, diharapkan melalui kemampuan kognitif terjadi proses adopsi perilaku. Keterampilan merubah pikiran negatif dengan cara meng-counter pikiran negatif menjadi positif, memaknai hidup dan mampu menerima sikap keluarga ataupun orang lain yang dilakukan berorientasi pada kegiatan dalam mengubah pikiran yang negatif dan perilaku yang maladaptif menjadi pikiran yang positif dan perilaku yang adaptif. Hambatan yang paling besar ditemukan adalah kesulitan melaksanakan tindakan apabila pasien sudah merasa tidak termotivasi. Kurangnya motivasi pasien karena kurangnya dukungan dari keluarga, seperti keluarga membesuk hanya pada saat hendak membayar tagihan, dan kadangkadang tidak bertemu dengan pasien dengan berbagai alasan. Townsend (2005) menyebutkan hubungan dalam keluarga sebagai suatu faktor yang utama mempengaruhi perkembangan terhadap adanya penyakit atau gangguan yang dialami oleh seseorang. Situasi keluarga yang tidak mendukung dirasakan pasien sebagai suatu penolakan dan keluarga tidak menghargainya. Namun secara keseluruhan terlihat perubahan yang signifikan pada pasien. Perubahan yang ditampilkan oleh pasien menunjukkan bahwa pasien mampu beradaptasi dengan kondisi sakitnya, dengan tetap memanfaatkan kemampuan tertinggi yang masih dimiliki. Hal ini sesuai dengan konsep sentral filosofi Caring Watson (2004) tentang manusia, yang menyebutkan setiap

individu memiliki potensi untuk bertanggungjawab bagi diri sendiri melalui proses belajarmengajar interpersonal. KESIMPULAN DAN SARAN Terapi yang diberikan pada pasien yaitu terapi generalis individu dan keluarga, terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi harga diri rendah, terapi spesialis individu: terapi kognitif. Terapi kelompok logoterapi dilakukan terhadap 8 pasien. Pada keluarga diberikan triangle therapy terhadap 6 keluarga pasien yang berkunjung. Hasil yang diperoleh setelah diberikan terapi terjadi peningkatan harga diri rendah dari respons perilaku dan kognitif berdasarkan nilai pre test dan nilai post test. Faktor lain yang mendukung asuhan adalah komunikasi, perubahan lingkungan, perilaku, dan psikofarmakologi Hendaknya selalu menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan sehingga intervensi yang diberikan pada pasien tepat dan adekuat sesuai respons pasien, dan melakukan koordinasi dengan pihak lain seperti perawat dan dokter untuk kesinambungan perawatan DAFTAR PUSTAKA Mohr, W. K. (2006). Psychiatric-mental health nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. NANDA (2005). Nursing diagnoses : definitions & classification, Philadelphia : AR Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo,S (2003). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan, Yogyakarta: Andi Offset. Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (8 th ed.). St.Louis : Mosby Tomey, A.M. (2000). Guide to nursing management and leadership. (6 th ed). St Louis: Mosby.