WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI ARAH DALAM MEMPERKUAT KETAHANAN NASIONAL NEGARA INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

Modul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:

Wawasan Nusantara KELOMPOK 1 CIVIC EDUCATION

PLEASE BE PATIENT!!!

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA : GEOPOLITIK-GEOSTRATEGI. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: 11Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik

4.4 Uraian Materi Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

Modul ke: 09TEKNIK GEOPOLITIK. Nanang Ruhyat. Fakultas. Program Studi Teknik Mesin

BAB VI REALISASI PANCASILA

Wawasan Nusantara dan Otonomi Daerah

Pancasila dan Implementasinya

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG POLITIK, HUKUM, SOSIAL BUDAYA, DAN PERTAHANAN KEAMANAN. Nurohma, S.IP, M.

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Pancasila sebagai Ideologi Negara

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Geopolitik. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

Pancasila sebagai Dasar Negara-2

PENDIDIKAN PANCASILA

BAHAN TAYANG MODUL 5

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

PENDIDIKAN PANCASILA

A. Pengertian Pancasila

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Pancasila sebagai Ideologi Negara

Landasan-landasan ketahanan nasional Pancasila sebagai landasan ideal. Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukan

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Abstrak

PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: 10FEB GEOPOLITIK. Fakultas SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

LEARNING OUTCOMES PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

GEOPOLITIK. Kewarganegaraan (10) A. Pengertian Geopolitik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

maksud dan tujuan serta pendekatan dan metode pengkajian yang digunakan dalam pembahasan. Bab dua berisi studi terhadap peran pelaku ekonomi dalam

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA

BAB IV VISI DAN MISI

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

TUGAS AKHIR. Irton, SE, M.Si STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA DOSEN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : RANTI SUDERLY

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruh isi paparan ini dengan mencantumkan sumber kutipan atas nama Komite Ekonomi dan Industri Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

SEKOLAH TINGGI ILMU INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

Tugas Praktikum 4 Artikel Ilmiah Implementasi Nilai Pancasila Dalam Penyelenggaraan Negara di Lingkungan Legislatif

Ketahanan Nasional A. LATAR BELAKANG

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Pendidikan Pancasila. Makna dan Akrualisasi Sila Persatuan Indonesi Dalam Kehidupan Bernegara. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI

Transkripsi:

datang dari luar yang disebabkan arus globalisasi dan teknologi informasi. Agar Indonesia mampu mewujudkan hal tersebut Indonesia harus memiliki suatu ketahanan nasional yang kuat di semua subsistem kemasyarakatan dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Untuk dapat memiliki ketahanan nasional yang kuat Indonesia harus menjalankan atau membangun ketahanan nasional tersebut Landasan Teori 1. Konsep Wawasan Nusantara Wawasan nasional (Wawasan nusantara) memiliki konsepsi kewilayahan, politik maupun ketatanegaraan dan di dalam wawasan nusantara memiliki isi yaitu perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ideologi, politik, satu kesatuan ekonomi, dan satu kesatuan di bidang sosial budaya maupun satu kesatuan pertahanan keamanan. Wawasan berasal dari bahasa Jawa wawas = melihat, memandang, Seperti terdapat dalam istilah mawas-muwus = melihat-mengucap, mawas diri melihat diri pribadi. Kata wawasan selain menunjukan isi juga melukiskan cara tinjau, cara penglihatan dan cara tanggap inderawi. Wawasan berarti cara pandang sebagai salah satu aspek dari falsafah hidup yang berisi dorongandorongan, ransangan-ransangan untuk mewujudkan aspirasi dalam mencapai tujuan hidup. Nusantara berasal dari dua kata yaitu nusa yang berarti pulau dan antar. pulau-pulau yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Pasifik dan Hindia). diartikan sebagai tanah air Indonesia, yaitu kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau yang terletak di antara dua samudra (Pasifik dan Hindia) dan dua benua (Asia dan Australia). jadi, wawasan nusantara adalah berdasarkan wawasan nusantara. Agar semua subsistem di dalam ketahanan nasional menjadi sesuatu yang bersifat positif dan sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia itu sendiri karena sudah dibuat berdasarkan wawasan nusantara. Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana wawasan nusantara sebagai arah dalam memperkuat ketahanan nasional negara Indonesia? cara pandang bangsa Indonesia tentang dirinya dengan memperlihatkan kondisi geografis, latar belakang sejarah dan kondisi sosial budayanya dalam rangka ingin mencapai cita-cita serta tujuan nasional. Berdasarkan pengertian wawasan nusantara secara harfiah bahwa kata wawasan dibentuk dari lafal wawas yang berarti pandangan dengan ditambah akhiran -an maka kata wawas menjadi wawasan yang berarti cara pandang yang mengandung makna baik caranya maupun isi substansinya, dan kata nusa berarti pulau dan antar yang berarti berada di tengahtengah dua benua, Asia dan Australia dan dua samudra, Hindia dan Pasifik. Di mana cara pandang itu mengajarkan kepada kita bagaimana membina persatuan dan kesatuan aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mengejar cita-cita dan tujuannya sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya. Di mana cita-cita tersebut dirumuskan atau dijadikan dasar untuk menentukan tujuan nasionalnya. 2. Kedudukan Wawasan Nusantara Setiap bangsa mempunyai wawasan nasionalnya, yaitu cara pandang bangsa untuk menempatkan diri terhadap lingkungannya. Seperti wawasan nusantara pada Indonesia, bagi bangsa Indonesia yang wilayahnya terdiri dari lautan dan terdiri dari banyak pulau serta kedudukannya yang terletak di antara dua benua dan dua samudera sangatlah penting untuk

menentukan wawasannya yang dikenal sebagai wawasan nusantara. Menurut Muhammad, wawasan nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta mengajarkan kepada kita bagaimana membina persatuan dan kesatuan aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mengejar cita-cita dan tujuannya sebagai ajaran yang diyakini kebenaran itulah maka wawasan nusantara dinamakan sebagai doktrin dasar nasional yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh warga negara Indonesia. (Muhammad, 2006) Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah dicetuskan oleh seluruh Pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda yang intinya bertekad untuk bersatu dan merdeka dalam wadah sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seharusnya untuk menghadapi keadaan negara yang serba sulit sekarang ini kita bangsa Indonesia bangkit bersatu mengatasi masalah bangsa secara bersamasama. Oleh karena itu wawasan nusantara memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai pedoman dalam penyelenggaraan negara. monopluralis, atau dengan kata lain membangun martabat manusia. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian penulisan karya ilmiah ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitan yuridis normatif. Dipilihnya tipe penelitian ini ditujukan guna mendapat hal-hal yang bersifat teoritis, prinsip, konsepsi, doktrin. Pendekatan yang digunakan adalah 3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSOSBUD HANKAM Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu realiasasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun menurut Kaelan, pembangunan dirinci dalam berbagai macam bidang antara lain POLEKSOSBUD HANKAM. Dalam bidang kenegaraan penjabaran pembangunan dituangkan dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapaiannya. (Kaelan M.S, 2010) Sehubungan dengan hal di atas Kaelan berpendapat pembangunan yang merupakan realisasi praksis dalam negara untuk mencapai tujuan seluruh warga harus mendasarkan pada hakekat manusia sebagai subjek pelaksana sekaligus tujuan pembangunan. Hakekat manusia adalah monopluralis artinya meliputi berbagai unsur yaitu rohani-jasmani, individumahluk sosial serta manusia sebagai pribadi-mahluk tuhan yang maha esa. (Kaelan M.S, 2010) Oleh karena itu hakekat manusia sebagai sumber nilai bagi pengembangan POLEKSOSBUD HANKAM. Hal inilah yang sering diungkapkan dalam pelaksanaan pembangunan bahwa pembangunan hakekatnya membangun manusia secara lengkap, secara utuh meliputi seluruh unsur hakekat manusia Pendekatan konseptual (conceptual approach) Adapun teknik pengumpulan bahan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan system kartu (card system). Digunakan sistem ini adalah untuk mempermudah menganalisis bahanbahan hukum yang dimaksud. Bahan-bahan hukum itu meliputi :Bahan primer berupa : Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

dan bahan peraturan lainnya yang dipergunakan dalam rangka mempertajam analisis yang kaitannya dengan subtansi rumusan masalah tersebut di muka; Bahan sekunder yaitu : bahan yang memberikan penjelasan atas bahan primer, berupa: hasilhasil penelitian yang berhubungan dengan wawasan nusantara sebagai arah dalam memperkuat ketahanan nasional negara Indonesia dan pendapat ahli/pakar ilmu berupa : kamus bahasa Indonesia dan kamus hukum. HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia sebagai negara berkembang dan sebagai negara yang memiliki segala potensi untuk menjadi negara yang maju sekaligus sebagai negara yang memiliki potensi untuk terpecah belah harus selalu bergerak ke arah yang positif agar dapat menjadi negara yang maju dan menjadi negara yang disegani dalam percaturan negara-negara di asia khususnya dan di dunia pada umumnya. Untuk mewujudkan hak tersebut Indonesia harus memiliki strategi, karena suatu tujuan dapat tercapai hanya dengan perencanaan yang matang, apalagi secara eksplisit tujuan negara Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam alenia ke 4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.., untuk mewujudkan hal tersebut bukanlah hal yang mudah tetapi tidak juga sulit asal Indonesia memiliki komitmen yang kuat serta sungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Faktor yang mempengaruhi kemajuan serta perkembangan negara Indonesia adalah faktor internal dan faktor hukum khususnya hukum pemerintahan dan bidang lainnya yang berhubungan dengan wawasan nusantara sebagai arah dalam memperkuat ketahanan nasional negara Indonesia, baik dalam bentuk buku, tesis, makalah, dan jurnal; Bahan tersier yaitu bahan yang dapat memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan primer dan sekunder, eksternal. Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam negara Indonesia itu sendiri seperti kemajemukan suku, adat, ras, etnis, budaya dan agama serta faktor eksternal yang merupakan faktor yang datang dari luar negara Indonesia seperti arus globalisasi serta perkembangan terknologi informasi yang dapat masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, agar dapat menjadi negara yang maju serta mewujudkan tujuan dan cita-cita negara Indonesia harus memiliki ketahanan nasional yang kuat di semua subsistem kemasyarakatan yaitu dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Untuk memperkuat seluruh subsistem dalam ketahanan nasional tersebut harus memiliki perencanaan yang matang yang pada gilirannya dapat diimplementasikan pada tataran empiris. Agar dapat memiliki suatu perencanaan yang matang di semua subsistem kemasyarakatan harus mengacu kepada rambu yang tepat karena jika sudah salah dalam perencanaan berarti sudah merencanakan kegagalan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketahanan nasional di semua subsistem kemasyarakatan tersebut harus dibuat berdasarkan wawasan nusantara yaitu pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 serta kearifan nasional bangsa Indonesia.

Pembahasan mengenai subsistemsubsistem ketahanan nasional dapat diuraikan pertama: ketahanan nasional dalam bidang ideologi, Ideologi adalah hal yang prinsip yang harus dimiliki oleh setiap negara. Negara tanpa ideologi bagai manusia tanpa jiwa. Artinya, ideologi memiliki kedudukan yang sangat penting pada sebuah negara. Ideologi berada pada tataran filosofis, sehubungan dengan itu Soerjanto Poespowardojo berpendapat pada hakekatnya ideologi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. ( Soerjanto Poespowardojo, 1992) Pada negara Indonesia ideologi yang digunakan adalah ideologi yang terdapat atau terkandung dalam pancasila. Ideologi pancasila adalah ideologi yang mengambil unsur positif pada idelogi liberal dan unsur positif pada ideologi komunis. Unsur positif pada ideologi liberal yaitu penghargaan terhadap hak asasi manusia, dan unsur positif pada ideologi komunis yaitu mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan individu warga negara. Kedua hal ini diterapkan secara seimbang dalam ideologi pancasila lalu ditambahkan dengan karakteristik asli bangsa Indonesia oleh para founding fathers. Ideologi pancasila memiliki esensi yang baik dan tidak ekstrim serta mencerminkan karakteristik bangsa Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut menurut Soerjanto Poespowardojo pancasila merupakan ideologi nasional yang meliputi dan memayungi segenap orientasi di dalamnya. Artinya, adanya pandangan hidup-pandangan hidup dalam masyarakat diakui dan dibernarkan untuk berkembang, baik dengan mengeksplisitkan potensi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, maupun melalui akulturasi. ( Soerjanto Poespowardojo, 1992) Oleh karena itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjunjung tinggi nilainilai yang terdapat dalam ideologi pancasila tersebut jangan sampai ada upaya-upaya perlawanan untuk menggantikan ideologi pancasila dengan ideologi-ideologi lain agar Indonesia memiliki ketahanan nasional yang kuat dalam bidang ideologi. Kedua: ketahanan nasional dalam bidang politik, politik merupakan hal yang sangat penting ada pada suatu negara. Politik menjadi alat atau cara untuk mencapai suatu tujuan khususnya kekuasaan. Setiap negara memiliki penguasa mulai dari level terendah sampai level tertinggi. Politik sebagai cara untuk mencapai tujuan tersebut jika dikaitkan dengan wawasan nusantara merupakan hal yang harus benar-benar dipahami dengan baik. Untuk mewujudkan suatu ketahanan nasional yang kuat di Indonesia dalam bidang politik maka harus memiliki wawasan nusantara di dalam bidang tersebut. Jika merujuk kepada pancasila sebagai dasar negara Indonesia secara esensi sistem politik yang terkandung dalam pancasila adalah sistem politik demokrasi. Namun perlu dipahami sistem politik demokrasi yang terkandung di dalam pancasila tidaklah sama dengan demokrasi yang ada di Amerika, hal ini berhubungan juga dengan ideologinya. Demokrasi yang ada di Indonesia adalah demokrasi yang mencerminkan kearifan dan karakteristik masyarakat yang tidak individual serta mengedepankan musyawarah mufakat untuk mengambil suatu keputusan sebagaimana yang tersirat dalam sila ke 4 pancasila. Artinya sistem politik yang tepat untuk Indonesia berdasarkan pancasila adalah demokrasi tidak langsung. Berkaitan dengan hal tersebut Alfian menyatakan ditinjau dari segi politik, hakekat demokrasi adalah bahwa kedaulatan atau kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam

mewujudkan kedaulatan rakyat itu berbagai masyarakat atau bangsa memperlihatkan berbagai macam paham yang melandasinya, serta gaya, proses dan prosedur dalam pelasanaannya. (Alfian, 1992) Oleh karena itu inilah rambu yang harus dipatuhi oleh elit politik yang ada di Indonesia dalam menjalankan kehidupan politik supaya tercipta suatu kondusifitas dan kestabilan politik di Indonesia. Karena sudah dibuat berdasarkan wawasan nusantara yaitu sila ke 4 pancasila agar pada gilirannya dapat memperkuat ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam bidang politik. Ketiga: Ketahanan nasional dalam bidang ekonomi, Perekonomian merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan sebuah negara, semakin kuat tingkat ekonomi sebuah negara maka semakin maju pulalah negara tersebut. Demikian halnya di Indonesia, sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia harus membangun kehidupan ekonominya dengan baik apalagi Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang sangat baik jika dikelola secara benar. Terkait hal tersebut dalam pembangunan ekonomi di Indonesia dalam rangka memperkuat ketahanan nasional pemerintah dan masyarakat harus memahami terlebih dahulu sistem ekonomi yang ada di Indonesia. Pancasila secara implisit menentukan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang menjadikan pelaku ekonomi skala mikro kecil, dan menengah sebagai tonggak dalam pembangunan ekonomi di Indonesia bukan pelaku ekonomi besar yang memonopoli perekonomian di Indonesia. Hal inilah yang harus betul-betul dipahami oleh masyarakat khususnya oleh pemerintah. Berkaitan dengan itu Mubyarto berpendapat : Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan ekonomi bangsa, negara, dan masyarakat Indonesia memiliki esensi pada sila pertama : roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan-rangsangan ekonomi, sosial dan moral. Sila kedua : ada kehendak kuat dari seluruh masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial (egalitarian) sesuai asas-asas kemanusiaan. Sila ketiga : prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan perekonomian yang tangguh. Ini berarti nasionalisme menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi. Sila keempat : koperasi merupakan sokoguru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama. Sila kelima : adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi untuk mencapai keadilan ekonomi dan keadilan sosial. (Mubyarto, 1992) Berangkat dari sistem ekonomi kerakyatan tersebut harus menjadi acuan dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait bidang ekonomi karena hal itulah yang menjadi wawasan nusantara bangsa Indonesia dalam bidang ekonomi agar tercipta suatu sistem ekonomi yang kuat yang berpengaruh pula pada ketahanan nasional bangsa Indonesia dan pada gilirannya jika ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam bidang ekonomi sudah kuat maka akan mempercepat kemajuan negara Indonesia. Keempat: Ketahanan nasional dalam bidang sosial budaya, Indonesia adalah negara besar yang majemuk. Artinya Indonesia tersusun atas segala macam perbedaan yang ada di dalamnya baik itu suku, ras, adat, etnis, budaya dan agama. Keanekanragaman yang ada di Indonesia ini jika tidak disikapi dengan bijaksana baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat dapat menjadi

ancaman terhadap integritas dan keutuhan bangsa Indonesia. Karena semua perbedaan dan kemajemukan tersebut jika tidak diiringi dengan sikap yang bijak seperti ego sektoral dan individualisme serta primordialisme kedaerahan yang sempit dapat menjadi pemicu perpecahan di Indonesia. Sejalan dengan itu Sastrapatedja mengatakan pancasila harus mampu mempengaruhi kehidupan budaya bangsa Indonesia. Ini mengimplikasikan kebutuhan akan politik kebudayaan yang didasarkan pada pancasila. Dengan kata lain, untuk menciptakan budaya bangsa yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila diperlukan suatu rekayasa kebudayaan atau suatu strategi kebudayaan. (M. Sastrapatedja, 1992) Oleh karena itu untuk membangun ketahanan nasional dalam bidang sosial budaya Indonesia perlu memiliki wawsaan nusantara yang mengacu kepada sila ke 3 pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Artinya, bangsa Indonesia baik pemerintah maupun masyarakat harus selalu bersatu dan tidak boleh membedabedakan suku, adat, ras, etnis, budaya dan agama namun justru harus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, tenggang rasa, dan kekeluargaan untuk menyikapi semua perbedaan tersebut. Khususnya bagi pemerintah wawasan nusantara ini dapat menjadi strategi dalam menyusun kebijakan-kebijakan terkait sosial budaya. Jika ketahanan nasional Indonesia dalam bidang sosial budaya sudah kuat maka ancaman disintegritas dan perpecahan dapat diminimalisir dan Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dan disegani oleh negaranegara lain. Kelima: Ketahanan nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan, pertahanan dan kemanan merupakan simbol kekuatan sebuah negara. Jika pertahanan dan keamanan suatu negara kuat maka akan semakin disegani oleh negara lain. Dalam negara Indonesia pertahanan dan keamanan harus betul-betul dijaga dengan baik mengingat Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang tersusun atas pulau besar dan pulau-pulau kecil baik yang sudah bernama maupun yang belum memiliki nama, baik yang sudah berpenghuni maupun yang belum berpenghuni. Dengan kondisi geografis seperti ini Indonesia sangat rentan akan ancaman pertahanan dan keamanan baik ancaman yang datang dari dalam maupun ancaman yang datang dari luar. Oleh karena itu pemerintah harus betul-betul memahami kondisi wilayah Indonesia yang menjadi wawasan nusantara dalam menyusun kebijakan-demi kebijakan terkait masalah pertahanan dan keamanan. Karena dengan memiliki wawasan nusantara dalam bidang ini berarti pemerintah sudah mengambil suatu langkah yang tepat demi menjaga pertahanan dan keamanan. Misanya dalam menentukan kebutuhan TNI dan Polri dilihat berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduk, dalam menentukan kebutuhan alutsista dilihat berdasarkan kondisi geografis negara. Dengan kuatnya ketahanan nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan maka Indonesia akan menjadi negara yang disegani dan diperhitungkan di kancah negara-negara internasional. Sehubungan dengan itu Saafroedin Bahar berpendapat : pembangunan bidang pertahanan dan keamanan ditujukan untuk membangun kemampuan bangsa dalam rangka menghadapi segala macam ancaman dan gangguan, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Di samping itu pembangunan bidang pertahanan keamanan juga ditujukan untuk membangun kemampuan bangsa dalam rangka mendukung pelaksanaan, mengamankan hasil-hasil serta menjamin

kelanjutan pembangunan nasional. (Saafroedin Bahar, 1992) Oleh karena itu merupakan suatu keniscayaan agar negara Indonesia dapat memperkuat ketahanan nasional di seluruh subsistem kemasyarakatan dan harus mengacu kepada wawasan nusantara sebagaimana yang terdapat dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta kearifan nasional yang ada di Indonesia. Jika seluruh subsistem kemasyarakatan sudah kuat maka dapat meminimalisir adanya intervensi dan intimidasi baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar yang dapat merusak tatanan negara Indonesia dan dapat menganggu intergritas dan persatuan negara Indonesia. negatif yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar negara. DAFTAR PUSTAKA Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2010. Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, Rajawali Pers, Jakarta, 2010. Oesman dan Alfian, Pancasila Sebagai Ideologi, BP-7 Pusat, Jakarta, 1992. PT Balai Pustaka LEMHANNAS (Lembaga Ketahanan Nasional). Jakarta 1997. The Free Encyclopedia. Wawasan nusantara, 2012. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Untuk memiliki ketahanan nasional yang kuat agar tidak mudah dipengaruhi oleh hambatan baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar negara Indonesia harus memiliki kekuatan pada seluruh subsistem kemasyarakatan dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, untuk memperkuat subsistem kemasyarakatan tersebut Indonesia harus memiliki wawasan nusantara yang mengacu kepada pancasila, Undang-Udang Dasar 1945, dan kearifan nasional negara Indonesia. Saran Untuk pemerintah perlu melakukan revitalisasi terhadap kebijakan-kebijakan terkait seluruh subsistem kemasyarakatan yang disesuaikan dengan wawasan nusantara negara Indonesia, bagi masyarakat perlu ditingkatkan kembali pemahanan mengenai wawasan nusantara untuk memperkuat rasa nasionalisme agar Indonesia menjadi negara yang kuat dan tidak mudah dipengaruhi oleh pengaruh