DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

dokumen-dokumen yang mirip
xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

TUGASAKHffi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR Y.KP.P. DENGAN SISTEM PRACETAK. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

xxiv r min Rmax Rnv Rnt

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

NOTASI DAFTAR. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat. penampang bruto

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

Universitas Sumatera Utara

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR GEDUNG YAYASAN PRASETIYA MULYA DENGAN LANTAI BETON BERONGGA PRATEGANG PRACETAK

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG STRUKTUR PORTAL GEDUNG PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA

Perencanaan Struktur Tangga

DAFTARSIMBOL. DAFTAR Sllv!BOL - HAL vii. tinggi blok persegi tegangan tekan ekivalen. Ast At. j arak s pada komponen struktur lentur tinggi.

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG LIPPO CENTER BANDUNG

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN SEMBILAN LANTAI DI YOGYAKARTA. Oleh : PRISKA HITA ERTIANA NPM. :

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

E c = Modulus elastisitas beton (MPa) E s = Modulus elastisitas baja tulangan (MPa) EI = Kekuatan lentur komponen struktur tekan f = Lendutan yang dii

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

Q p. r-i. tti 01" < < IX. 4 S --1 ,..J -13. r-i. r-i. r-i C<J. r-j

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beban angin. Menurut PPI 1983, pengertian dari beban adalah: lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah.

KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING) Winda Tri W, ST,MT

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN DINDING GESER DI BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

TUGAS AKHIR DESAIN STRUKTUR GEDUNG A KAMPUS TERPADU STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

Sebagai akibat cara elemen stmktur ini memikul beban dalam bidang (terutama dengan cara tarik dan tekan), stmktur cangkang dapat lebih tipis dan

DAFTAR NOTASI. ct cb. = Luas tulangan total tulangan longitudinal. = Jarak dari sumbu pusat penampang bruto ke serat tekan terluar atas.

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG SDN RANGKAH SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

BAB III LANDASAN TEORI. dan SNI 1726, berikut kombinasi kuat perlu yang digunakan:

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II LANDASAN TEORI

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PERENCANAAN APARTEMEN SOLO PARAGON TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

BAB V DESAIN TULANGAN ELEMEN GEDUNG. Berdasarkan hasil analisis struktur dual system didapat nilai gaya geser setiap

Transkripsi:

A cp Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C C m Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas bruto penampang (mm²) = Luas bersih penampang (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²) = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm²) = Luas bruto yang dibatasi oleh lintasan aliran geser (mm 2 ) = Luas penampang yang dibatasi oleh garis as tulangan sengkang (mm 2 ) = Luas tulangan tarik non prategang (mm²) = Luas tulangan tekan non prategang (mm²) = Luas satu kaki sengkang tertutup pada daerah sejarak s untuk menahan torsi (mm²) = Luas tulangan geser pada daerah sejarak s atau Luas tulangan geser yang tegak lurus terhadap tulangan lentur tarik dalam suatu daerah sejarak s pada komponen struktur lentur tinggi (mm²) = Lebar daerah tekan komponen struktur (mm²) = Keliling dari penampang kritis yang terdapat tegangan geser maksimum pada pondasi (mm) = Lebar badan balok atau diameter penampang bulat (mm) = Jarak dari serat tekan terluar ke garis netral (mm) = Faktor lain yang menghubungkan diagram momen aktual dengan suatu diagram momen merata ekuivalen = Gaya pada tulangan tekan = Gaya tekan pada beton = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) d = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan (mm) xxvii

db = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang (mm) D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi ex = Jarak kolom kepusat kekakuan arah x ey = Jarak kolom kepusat kekakuan arah y E = Pengaruh beban gempa atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan gempa Ec = Modulus elastisitas beton (MPa) E s = Modulus elastisitas baja tulangan (MPa) E cb = Modulus elastisitas balok beton E cp = Modulus elastisitas pelat beton EI = Kekuatan lentur komponen struktur tekan f = Lendutan yang diijinkan (mm) fc = Kuat tekan beton yang disyaratkan (MPa) fy = Kuat leleh yang disyaratkan untuk tulangan non prategang (MPa) f vy = Kuat leleh tulangan torsi longitudinal (MPa) f ys = Kuat leleh tulangan sengkang torsi (MPa) h = Tinggi total dari penampang hn = Bentang bersih kolom I = Momen inersia penampang yang menahan beban luar terfaktor (mm 4 ) I x = Momen inersia terhadap sumbu x (mm 4 ) I y = Momen inersia terhadap sumbu y (mm 4 ) I g = Momen inersia penampang bruto terhadap garis sumbunya dengan mengabaikan tulangannya (mm 4 ) I b = Momen inersia terhadap sumbu pusat penampang bruto balok I p = Momen inersia terhadap sumbu pusat penampang bruto pelat k = Faktor panjang efektif komponen struktur tekan l = Panjang bentang balok (mm) xxviii

ln l d l db l hb l dh l x l y Mu Mn Mnb Mnc Mnx Mny M tx M ty M lx M ty Mox Moy MRx MRy M 1 M 2 = Bentang bersih balok = Panjang penyaluran (mm) = Panjang penyaluran dasar (mm) = Panjang penyaluran kait (mm) = Panjang kait (mm) = Ukuran bentang terkecil pelat (mm) = Ukuran bentang terbesar pelat (mm) = Momen terfaktor pada penampang (Nmm) = Kekuatan momen nominal jika batang dibebani lentur saja (Nmm) = Kekuatan momen nominal persatuan jarak sepanjang suatu garis leleh = Kekuatan momen nominal untuk balok yang tak mempunyai tulangan tekan (Nmm) = Kekuatan momen nominal terhadap sumbu x = Kekuatan momen nominal terhadap sumbu y = Momen tumpuan arah sumbu x (Nmm) = Momen tumpuan arah sumbu y (Nmm) = Momen lapangan arah sumbu x (Nmm) = Momen lapangan arah sumbu y (Nmm) = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu x untuk aksial tekan yang nol = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah x = Momen puntir arah y = Momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada Komponen tekan; bernilai positif bila komponen struktur melengkung dengan kelengkungan tunggal, negatif bila struktur melengkung dengan kelengkungan ganda (Nmm) = Momen ujung terfaktor yang lebih besar pada Komponen tekan; selalu bernilai positif (Nmm) xxix

M 1ns M 2ns M 1s M 2s Nu P cp P b P c P CP Ph P n P o = Nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan akibat beban yang tidak menimbulkan goyangan kesamping yang berarti, dihitung dengan analisis konvensional (orde pertama). Bernilai positif bila komponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan ganda (Nmm) = Nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan akibat beban yang tidak menimbulkan goyangan kesamping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional (Nmm). = Nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung pada komponen struktur tekan akibat beban yang menimbulkan goyangan kesamping yang berarti, dihitung dengan analisis konvensional (orde pertama). Bernilai positif bila komponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan ganda (Nmm) = Nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan akibat beban yang menimbulkan goyangan kesamping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional (Nmm). = Beban aksial terfaktor = keliling luar penampang beton (mm) = Kuat beban aksial nominal pada kondisi regangan seimbang (N) = Beban kritis (N) = Keliling penampang beton (mm) = Keliling dari garis as tulangan sengkang torsi = Kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas yang diberikan (N) = Kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas nol (N) xxx

P u = Beban aksial terfaktor pada eksentrisitas yang diberikan (N) S = Jarak sengkang (mm) S max = Jarak maksimum sengkang yang diijinkan (mm) Tc = Kuat momen torsi nominal yang disumbangkan beton Tn = Kuat momen torsi nominal (Nmm) Ts = Kuat momen torsi nominal yang disumbangkan oleh Tulangan tarik Tu = Momen torsi tefaktor pada penampang (Nmm) Vc = Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N) V n = Kuat geser nominal (N) Vs = Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser (N) Vu = Gaya geser terfaktor pada penampang (N) x = Dimensi pendek bagian berbentuk persegi dari penampang x 1 = Jarak dari pusat ke pusat yang pendek dari sengkang tertutup (mm) y = Dimensi panjang dari bagian berbentuk persegi dari penampang (mm) y 1 = Jarak dari pusat ke pusat yang panjang dari sengkang tertutup (mm) α = Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur dari pelat dengan lebar yang dibatasi secara lateral oleh garis panel yang bersebelahan pada tiap sisi balok α m = Nilai rata-rata α untuk semua balok tepi dari suatu panel β = Rasio bentang dalam arah memanjang terhadap arah memendek dari pelat dua arah βd = Rasio beban aksial tetap terfaktor maksimum tehadap beban aksial terfaktor maksimum ρ A = Rasio tulangan tarik S bd xxxi

A ρ = Rasio tulangan tekan S ' bd ρ b = Rasio tulangan yang memberikan kondisi regangan yang seimbang ρ max = Rasio tulangan tarik maksimum ρ min = Rasio tulangan tarik minimum = Faktor reduksi kekuatan ζ = Tegangan ijin baja (kg/cm 2 ) ζ o = Tegangan yang terjadi pada suatu penampang (kg/cm 2 ) η = Tegangan geser yang diijinkan (kg/cm 2 ) η o = Tegangan geser yang terjadi pada suatu penampang (kg/cm 2 ) ε = Regangan (mm) ε c = Regangan dalam beton (mm) ε cu = Regangan beton maksimum dimana terjadi keretakan (mm) ε s = Regangan pada baja tarik (mm) ε s = Regangan pada baja tekan (mm) λ d = Panjang penyaluran (mm) λ db = Panjang penyaluran dasar (mm) λ dh = Panjang penyaluran kait standar tarik diukur dari penampang kritis hingga ujung luar kait (bagian panjang penyaluran yang lurus antara penampang kritis dan titik awal kait (titik garis singgung) ditambah jarijari dan satu diameter tulangan).(mm) λ hb = Panjang penyaluran dasar dari kait standar tarik (mm) λ n = Bentang bersih untuk momen positif atau geser dan rata-rata dari bentang-bentang bersih yang bersebelahan untuk momen negatif λ u = Panjang bebas (tekuk) pada kolom δ ns = Faktor pembesaran momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan pengaruh kelengkungan komponen struktur diantara ujung-ujung komponen struktur tekan xxxii

δ s = Faktor pembesaran momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan pengaruh penyimpangan lateral akibat beban lateral dan gravitasi xxxiii

xxxiv Halaman ini sengaja dikosongkan