BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng. Gondomanan, Jl. Brigjend. Katamso No.3, Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KESIMPULAN. (Ch I). Empat Binatang Langit yang menaungi atau melindungi lokasi. Putih, Naga Hijau dan Burung Phoenix.

TESIS PENELITIAN RUMAH IBADAT KELENTENG DENGAN KAJIAN ILMU FENG SHUI STUDI KASUS PADA BANGUNAN RUMAH IBADAT KELENTENG HOK LING MIAU, GONDOMANAN,

BAB IV KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Kesesuaian Feng Shui..., Stephany Efflina, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul

PERANCANGAN ULANG KOMPLEKS KELENTENG HOK AN KIONG MUNTILAN

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

DASAR-DASAR FENG SHUI

BAB I PENDAHULUAN. Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad

Sejarah dan Arsitektur Kawasan Pecinan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

I. 1. LATAR BELAKANG I. 1. A. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kesesuaian Feng Shui..., Stephany Efflina, FIB UI, 2009

KAJIAN FENG SHUI ALIRAN BENTUK PADA RUMAH TOKO ETNIS TIONGHOA DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB II KELENTENG PADA UMUMNYA, TERUTAMA KELENTENG DI YOGYAKARTA. bangunan ibadat Kelenteng dimana setiap umat beragama Konghu Chu

Makna Arsitektur Klenteng Teng Swie Bio di Kecamatan Krian, Sidoarjo. Muhammad Nizar Alieffudin.

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam semua kebudayaan, manusia mempunyai kepercayaan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka sebut sebagai kepercayaan Tri Dharma. Perpindahan masyarakat Tiongkok

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku bangsa (etnik) yang tersebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Salatiga merupakan kota kecil yang berada di lereng gunung Merbabu.

AKU = KEPRIBADIAN + SHIO + FENG SHUI?

Gambar 38. Perkiraan denah ming-tang 明堂, dengan 4 ruang skywell, dian-jing 天井 disekeliling ruang pusat. (

FENG SHUI PADA TATA LETAK MASSA BANGUNAN DI KELENTENG SAM POO KONG

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

JURNAL TUGAS AKHIR JUDUL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PERAHU WARAG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi manusia dalam beradaptasi terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RAGAM ORNAMEN ATAP KLENTENG JIN DE YUAN SEBAGAI SALAH SATU ASET DI KAWASAN KOTA TUA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari

API TANAH LOGAM KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

INTERIOR KLENTENG ZHEN LING GONG YOGYAKARTA DITINJAU DARI FENG SHUI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

MAKNA RAGAM HIAS BINATANG PADA KLENTENG KWAN SING BIO DI TUBAN

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

YIN FENG SHUI DITINJAU DARI ALIRAN ANGIN PADA KLENTENG LIONG TJWAN BIO PROBOLINGGO

MEMBACA PETA RBI LEMBAR SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

TRADISI FENG SHUI PADA KELENTENG DI PECINAN SEMARANG

MEMORIAL PARK DI MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL FILSAFAT DASAR CINA FENG SHUI KAMAR NOBITA. Oleh :

E-Book Kalender Feng Shui 2012

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan

6. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

E-Book Kalender Feng Shui 2009

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

PENDEKATAN FENG SHUI DENGAN METODE BA ZI PADA DESAIN INTERIOR. Tessa Eka Darmayanti 1) Stella Sondang 2)

Makna Pada Bangunan Pagoda Tian Ti di Kenpark, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara

TESIS PENERAPAN FENG SHUI PADA KELENTENG SAM POO KONG DI SEMARANG BENEDICTA SOPHIE MARCELLA S / PS/ MTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

Feng Shui dan Seksual

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga

E-Book Kalender Feng Shui 2013

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA SUMURUP. Sebelah barat berbatasan dengan desa sengon. 60. Gambar 4.1 Batasan Wilayah Kecamatan

Studi Komparasi Pada Interior Klenteng Tien Kok Sie Di Surakarta Dan Klenteng Fuk Ling Miao Di Yogyakarta Ditinjau Dari Aspek Fengshui Dan Budaya Jawa

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari

Penerapan Prinsip-prinsip Feng Shui Aliran Bentuk Pada Desain Interior Rumah Tinggal di Surabaya Timur (Studi Kasus Rumah Tinggal Bapak Joyo)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Nama : Charnan A/L Murliah COUSE CODE: MPU 2323.(G2) LECTURER S NAME: ENCIK AHMAD TARMIZI BIN ZAKARIA. SUBJECT: AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

BAB II KAJIAN TEORI. sesuatu hal. Efektivitas merupakan rangkaian input, proses dan output dalam

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB IV KESIMPULAN. Skripsi yang berjudul Makna Motif dan Warna Hollyebok ( 혼례복 ) dalam

ARAHAN PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA KORIDOR JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA SINGKAWANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kerja praktek merupakan sebuah kesempatan bagi. mahasiswa untuk mendapat pengalaman nyata di bidang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Panduan Membaca Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan

BAB I PENDAHULUAN. Parakan adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng Gondomanan, Jl. Brigjend. Katamso No.3, Yogyakarta Bangunan rumah ibadat yang dapat dikaitkan dengan ilmu Feng Shui diantaranya adalah bangunan yang biasanya digunakan oleh para kaum dan masyarakat Cina atau Tionghoa. Hal tersebut tentu saja dapat dipahami mengingat bahwa ilmu Feng Shui yang telah berkembang sejak Dinasti Hsia (sekitar 2205 SM), kemudian disebar-luaskan oleh para agama Tao dengan ajaran agamanya disebut Taoisme serta Confucianism (ajaran yang disebarluaskan oleh Kong Hu Chu) maupun para Suhu dan masyarakat awam Tionghoa sangat mengakar dalam tradisi masyarakat Tionghoa, yang kemudian diimplementasikan/diwujudkan pada bangunan rumah tinggal maupun rumah ibadahnya. Meyakini bahwa arsitektur Cina itu kuat dalam memasuki berbagai era atau orde, maka diperlukan penelitian khusus mengenai bangunan terkait. Pada umumnya Kelenteng mengikuti prinsip Feng Shui yang bersumber pada buku I-CHING, yang menjadi akar ajaran Tao dan Confusianism. Salah satu bangunan Kelenteng tempat para pemeluk kepercayaan agama Kong Hu Chu ini adalah bangunan Kelenteng di daerah 1

Gondomanan, tepatnya di jalan Brigadir Jendral Katamso No.3, Yogyakarta. Alasan pengkajian bangunan ibadat Kelenteng ini dikarenakan Kelenteng tersebut memiliki perbedaan arah orientasi dibandingkan Kelenteng serupa pada umumnya, seperti Kelenteng Kranggan yang lokasinya di kawasan jalan Poncowinatan, Yogyakarta. 1.1.2 Latar Belakang Permasalahan Arah orientasi bangunan ibadat menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa atau Cina adalah menghadap arah Selatan. Pernyataan tersebut didasari oleh sebuah teori menurut Vincent Koh, pelaku bisnis yang akhirnya mempelajari Feng Shui, yang meneliti berbagai bangunan yang diwujudkan dengan prinsip Feng Shui. Tata bangunan Cina pada umumnya menghadap Selatan. Khusus Kelenteng Gondomanan, digunakan pendekatan Feng Shui Aliran Bentuk yang mencakup kontur tanah, sisi kirikanan, serta membahas muka-belakang. Tidak diterapkannya ilmu Feng Shui Mata Angin dikarenakan posisi arah hadap bangunan Kelenteng Gondomanan tersebut tidak sesuai dengan terapan orientasi menghadap ke Selatan. Faktor penentu bahwa arah orientasi Kelenteng Gondomanan mengarah ke Barat bisa saja diartikan karena arah depan salah satu sisi bangunan itu mewakili Burung Phoenix Merah. Dalam karya Vincent Koh dijabarkan dan digambarkan bahwa, hamparan tanah Burung Phoenix Merah di depan seharusnya landai dan datar, hal ini signifikan dengan 2

kehidupan yang mudah dan dipenuhi kemewahan 1. Burung Phoenix Merah tersebut merupakan salah satu dari Empat Binatang Langit, yang sebenarnya hanya berupa simbol saja. Faktor lainnya lagi dikaitkan dengan teori oleh Vincent Koh, Macan Putih yang berada di sebelah kanan bangunan ibadat itu juga harus terbentuk bersama-sama dengan bukit Naga Hijau untuk menghasilkan energi menguntungkan, Chi. 2 Empat binatang langit tersebut adalah: - Naga Hijau (sisi Timur) - Macan Putih (sisi Barat) - Kura-kura Hitam (sisi Utara) - Burung Phoenix Merah (sisi Selatan) Gambar 1.1 Arah Hadap Klenteng pada umumnya dan Simbol Empat Binatang Langit (sumber Kalender Hsia 1924-2024, Vincent Koh, p.39) 1 Vincent Koh, 2000, Kalender Hsia 1924 2024, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, p.39. 2 Vincent Koh, 2000, Kalender Hsia 1924 2024, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, p.39. 3

Dalam pengamatan awal di lapangan, bangunan ibadat Kelenteng Gondomanan mengarah pada arah Barat, atau pada arah Macan Putih. Setelah mengetahui empat binatang langit tersebut di atas, maka diperlukan pula pemahaman pada Lima Unsur Energi, yang terdiri atas Kayu (Mu), Api (Huo), Logam (Chin), Tanah (T u), dan Air (Shui). Kelima unsur energi tersebut melambangkan sifat/karakter energi (Chi). Untuk pendekatan Lima Unsur Alam, maka ada sebuah skema yang wajib dipahami; Skema atau siklus kelahiran Gambar 1.2 Siklus Kelahiran Lima Unsur Alam (sumber: analisa penulis) Logam menghasilkan Air, Air menguatkan Kayu, Kayu dapat mengakibatkan Api, Api menghasilkan abu yang kemudian menjadi Tanah, 4

dan Tanah kembali dapat menghasilkan Logam, dan seterusnya siklus kelahiran kembali berjalan. 3 Apabila diteliti lebih jauh, posisi dari Kelenteng Gondomanan adalah pada posisi simbol Ular atau elemen Tanah. Posisi Burung Phoenix Merah adalah pada elemen api. Arah Barat yang menjadi orientasi bangunan Kelenteng Gondomanan tersebut adalah pada simbol Macan dengan elemennya Logam. Untuk memudahkan penjelasan, perhatikan diagram berikut: Gambar 1.3 Diagram Hubungan Unsur Alam dengan Simbol Hewan Penjaga Mata Angin (sumber: analisa penulis) Apabila posisi Kelenteng Gondomanan ada di bagian tengah, yaitu simbol Ular dan elemen Tanah, maka arah hadap Kelenteng yaitu pada 3 Paula Wong, 2009, Feng Shui Praktis untuk Rumah Tinggal, Yogyakarta, Shira Media, p.119. 5

simbol Macan dan elemen Logam (karena menghadap ke Barat). Apakah ada kaitannya antara API-TANAH-LOGAM atau PHOENIX-ULAR- MACAN? Bila kembali diulas tentang siklus kelahiran, maka Api menghasilkan Tanah, Tanah menghasilkan Logam. Atau, Bila diulas dari segi makna simbol, maka Macan Putih yang menjadi patokan orientasi Ular bisa saja dikarenakan Macan Putih yang adalah binatang gunung lebih diartikan buas, kuat, dan berkuasa daripada apabila Kelenteng dibangun mengarah pada orientasi Selatan yang disimbolkan dengan Burung Poenix Merah yang merepresentasikan hewan yang memiliki kewaspadaan, lemah lembut, penerimaan dan keanggunan (bagian Selatan adalah muka/depan bangunan). 1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN 1. Apa faktor pengaruh arah orientasi bangunan Kelenteng Gondomanan? 2. Apakah faktor tersebut ada hubungannya dengan Feng Shui? 3. Bila orientasi bangunan dan tata-aturnya memiliki keterkaitan dengan Feng Shui, apa sajakah penyesuaian-penyesuaian tata-aturnya terhadap norma Feng Shui? 4. Apa saja makna elemen tata atur atau pembentuk Kelenteng Gondomanan? 6

1.3 TUJUAN DAN SASARAN Mengkaji faktor-faktor pengaruh arah orientasi bangunan Kelenteng Gondomanan yang berhubungan dengan Feng Shui, serta mengkaji norma-norma Feng Shui. 1.4 LINGKUP PEMBAHASAN Lingkup pembahasannya adalah meneliti bangunan ibadat Kelenteng Gondomanan tersebut dalam hal arah orientasi bangunan atau arah hadap, serta keaslian bangunan. 1.5 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi para akademikiawan dalam merancang bangunan ibadat Kelenteng, baik dalam merencanakan, merancang, dan mengembangkan rumah ibadat Kelenteng. 1.6 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah cara deskriptif, yaitu: 1. Studi pustaka, 2. Observasi ke lapangan, 3. Menganalisis data dari observasi, 4. Mengambil kesimpulan dari intisari penelitian. 7

1.7 KEASLIAN PENELITIAN Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng dengan Kajian Ilmu Feng Shui ini merupakan penelitian yang berbeda dengan penelitian rumah ibadat Kelenteng pada umumnya. Hal tersebut di atas dapat dibuktikan dengan penelitian bahwa tidak semua bangungan rumah ibadat Kelenteng selalu menghadap ke arah Selatan, seperti halnya Kelenteng Gondomanan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa keaslian budaya dapat diaplikasikan dengan kajian Feng Shui pada arsitektur. Penelitian tersebut dilakukan langsung oleh peneliti untuk melihat dan membuktikan langsung teori serta bentuk fisik bangunan ibadat Kelenteng Gondomanan, seperti melakukan wawancara dengan penjaga Kelenteng, umat di Kelenteng, dan anggota dari organisasi Vihara Budha Prabha dan Hok Ling Miau atau Kelenteng Gondomanan tersebut. 1.8 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN BAB II KELENTENG PADA UMUMNYA, TERUTAMA KELENTENG DI YOGYAKARTA BAB III TEORI FENG SHUI BAB IV DATA KELENTENG GONDOMANAN BAB V METODOLOGI PENELITIAN BAB VI ANALISIS PENELITIAN BAB VII KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA 8