BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin maju masyarakat,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan. Palangka Raya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumbangan pemikiran bagi penulis, di antaranya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Daradjat (1982: 56) menyebutkan ada tiga fungsi agama

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB II KERANGKA KONSEP KEGIATAN. penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertentangan dengan hukum dan undang-undang. Tingkat krminalitas di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mellyarti Syarif. Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Terhadap Pasien. Disertasi. Kementrian Agama RI. Jakarta hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam Islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah swt. yang. berkedudukan mulia dan dalam keluarga dia memiliki kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang sangat bergantung pada kondisi anak-anak sekarang. Anak

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kebingungan, kecemasan dan konflik. Sebagai dampaknya, orang lalu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, sehingga setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tolak ukur segala hal mengenai harapan dan tujuan dari bangsa

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lesi Oktiwanti, 2014 Pembinaan Kesadaran Beragama Berbasis Pendidikan Orang Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syofiyatul Lusiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Layanan perpustakaan..., Destiya Puji Prabowo, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. religious), yaitu makhluk yang memiliki rasa keagamaan dan kemampuan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

kesepakatan dalam masyarakat terhadap penyalahgunaan NAPZA perbuatan jahat yang harus diberantas dengan pendekatan hukum (saja) ;

BAB I PENDAHULUAN. karena terkadang banyak hal dan permasalahan yang dialami berasal dari pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan. masa ini remaja banyak mengalami perubahan baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk-makhluk Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. bisa terjadi pada anak dimana apabila anak terkena pidana. Adapun pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

NILAI ANAK BAGI ORANG TUA DAN DAMPAK TERHADAP PENGASUHAN

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Manusia dengan segala aspek kehidupannya itu melaksanakan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Negara indonesia adalah negara hukum rechstaats. 1 Sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial. Dalam kenyataannya, kenakalan remaja merusak nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya, Dalam usahanya untuk mencapai tujuan hidup tidak jarang manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Faridah Rusdiani,2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan tidak adanya ketenangan dalam masyarakat. Kejahatan merupakan

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masalah pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran tertentu 2. Topik

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kuantitas dari bentuk kejahatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

Pengertian dan Sejarah Singkat Pemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pandangan hukum terhadap narapidana anak di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari paksaan fisik, orang yang tidak dirampas hak-haknya, orang yang

BENTUK-BENTUK DISTORSI KOGNITIF NARAPIDANA WANITA YANG MENGALAMI DEPRESI DI LAPAS SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. JUDUL LEMBAGA PEMASYARAKATAN Yang Berorientasi Kepada Pembentukan Suasana Pendukung Proses Rehabilitasi Narapidana

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mempengaruhi diri dan pola perilaku manusia. Tidak jarang

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA PENCURIAN PADA SAAT TERJADI BENCANA ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Indonesia merupakan negara hukum. Hal itu dibuktikan melalui Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB IV. Pembinaan Narapidana, untuk merubah Sikap dan Mental. Narapidana agar tidak melakukan Tindak Pidana kembali setelah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kurun waktu, setiap zaman memiliki penjahatnya sendiri atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar. Zakiah Daradjat menyebutkan ada tiga fungsi agama terhadap mereka yang meyakini kebenarannya, yaitu: a). memberikan bimbingan dalam hidup. b). menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya, jalan yang ditunjukkan agama tidak seluruhnya diikuti oleh manusia, bahkan sebagian besar mengingkarinya. Pengingkaran terhadap agama ini tidak hanya terjadi pada zaman jahiliyah saja, tetapi terjadi juga pada zaman modern ini. Proses modernisasi telah membawa perubahan pola hidup manusia. Terutama dalam cara berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari yang mana perubahan tersebut akan membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari modernisasi antara lain: adanya perubahan tata nilai dan tata kehidupan yang serba keras, bahkan tradisi nenek moyang yang dikenal beradab telah terkikis oleh budaya baru yang serba modern. Perubahan tata nilai tersebut dikarenakan lemahnya keyakinan beragama, sikap individual dan matrealis. Hal ini karena tuntutan hidup yang semakin tinggi dan semakin banyak yang kurang terpenuhi. Akibatnya persaingan hidup semakin tajam dan penuh ketegangan. Sikap kebersamaan sukar didapatkan, apalagi dalam lingkungan masyarakat yang tidak menjadikan agama sebagai way of life. Rasa keterkaitan antara kelompok, keluarga, dan sesama tetangga terasa semakin 1 Zakiah Daratjad, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1995, h. 56. 1

2 longgar. Salah satu keprihatinannya adalah munculnya pergaulan bebas di kalangan remaja, longgarnya pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya dan tuntutan pemenuhan ekonomi ditambah lagi krisis ekonomi yang berkepanjangan, mengakibatkan terjadinya penyelewengan moral yang mengarah kepada perbuatan yang dilarang agama dan norma masyarakat. Salah satu ciri kehidupan masyarakat modern dewasa ini adalah kegoyahan norma-norma, termasuk norma-norma yang kita pergunakan dalam menilai problema manusia sebagai anggota masyarakat. Kondisi demikian merupakan faktor yang dapat mengganggu keseimbangan jiwa bagi mereka yang tidak kuat mental agamanya. Pada tingkat permulaan mungkin berupa ketegangan (stress), frustasi, dan sampai melakukan tindak kejahatan. Di sisi lain, agama digunakan sebagai pendekatan memberikan terapi melalui pembinaan, bimbingan dan latihan. Karena hanya agamalah yang dapat memuaskan jiwa, yang dapat menghilangkan konflik atau pertentangan, perasaan berdosa dan kekecewaan. Dalam al-qur an surat Yunus ayat 57, Allah SWT berfirman: Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. 2 2 Yunus [10]: 57.

3 Peran agama dalam kehidupan masyarakat sangat penting. Setiap manusia menginginkan keselamatan, baik dalam kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat kelak. Usaha untuk mencapai cita-cita tersebut tidak boleh dianggap ringan begitu saja. Jaminan untuk mencapai cita-cita itu dapat ditemukan dalam agama, karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama (homo religious) yang dapat mencapai titik itu, entah itu manusia yang hidup dalam masyarakat primitif maupun masyarakat modern. Oleh sebab itu, setiap orang baik yang berstatus social tinggi atau berstatus sosial rendah dapat menemukan kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu yang mungkin sama-sama diinginkan, yaitu ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa ini dibutuhkan bagi setiap orang, baik di desa maupun di kota, baik kaya maupun miskin. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin maju masyarakat, semakin banyak komplikasi hidup yang dialaminya. Banyak persaingan, perlombaan dan pertentangan karena semakin banyak kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi. Akibat semakin sulitnya memenuhi kebutuhan itu, sebagian orang melakukan tindak kejahatan. Disisi lain, permasalahan tindak kejahatan yang dilakukan adalah masalah yang kompleks karena merupakan pelanggaran hukum, sosial dan agama, merugikan masyarakat sekitar, dan menjadi cela dalam kehidupan sosial. Orang yang melakukan perbuatan salah atau tindak kejahatan secara umum dikenal oleh masyarakat dengan panggilan narapidana.

4 Perilaku tersebut dapat menyebabkan seseorang masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang menampung, merawat dan membina narapidana. Dapat dikatakan juga bahwa LAPAS adalah merupakan sarana pembinaan narapidana dalam sistem pemasyarakatan. 3 Lembaga Pemasyarakatan merupakan suatu tempat bagi penampungan dan pembinaan narapidana yang karena perbuatannya dinyatakan bersalah dan diputuskan oleh hakim pidana penjara. Satu-satunya Lembaga Pemasyarakatan yang berada di kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah adalah Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya. Pembinaan keagamaan untuk memberikan bekal bagi narapidana agar kelak setelah bebas menjalani masa pidana menjadi orang yang lebih baik, maka pihak Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya menyelenggarakan program pembinaan bagi narapidana, yang meliputi pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian. Pembinaan kemandirian meliputi pembinaan keterampilan dan pembinaan fisik, sedangkan untuk pembinaan kepribadian antara lain meliputi pembinaan kesadaran beragama dan pembinaan intelektual. Dan pembinaan keagamaan termasuk dalam pembinaan kesadaran beragama. Pembinaan keagamaan yang baik, secara teoritis akan melahirkan hasil binaan yang baik bagi manusia. Begitu pula pembinaan keagamaan pada narapidana yang baik juga akan melahirkan karakter narapidana yang baik bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Akan tetapi, fenomena yang ditemukan masih h.137. 3 Tolib Setiady, Pokok-Pokok Hukum Panitensier Indonesia, Bandung: Alfabet, 2010,

5 ada juga sebagian dari mereka yang terjaring dalam kasus yang sama beberapa kali, yang nyata-nyata dilarang oleh norma-norma agama dan masyarakat. Kartono menjelaskan bahwa secara umum alasan seseorang kembali ketindak kejahatan dikarenakan gangguan psikis (balas dendam, frustasi, petualangan, broken home, dll), gangguan ekonomi (tekanan ekonomi keluarga, krisis moneter, dll), serta gangguan budaya (lingkungan tempat tinggal, pelanggaran norma sosial dan budaya, pelanggaran norma agama, dll). 4 Untuk mengembalikan dan memulihkan kepercayaan diri, harga diri, harkat dan martabat mereka ke kehidupan masyarakat kelak dan layak serta secara normatif sesuai dengan norma ajaran Islam, maka perlu didekati dengan sentuhan nilai-nilai agama Islam. Sejalan dengan ini, maka pembinaan keagamaan sangat berperan dalam rangka mempercepat proses rehabilitasi tersebut. Inti pelaksanaan pembinaan keagamaan adalah penjiwaan agama dalam hidupnya, ia dibina sesuai dengan tingkat dan situasi psikologisnya. 5 Kaitannya dengan hal tersebut, maka perlu kiranya untuk dikaji secara mendalam pelaksanaan pembinaan keagamaan khususnya pada narapidana yang beragama Islam yang selama ini dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya maupun pada pihak yang ikut terkait. Oleh sebab itu, peneliti akan meneliti yang berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi narapidana yang beragama Islam, metode yang diterapkan dalam pembinaan keagamaan bagi narapidana yang beragama Islam, meteri yang diberikan dalam pembinaan keagamaan bagi narapidana yang beragama 4 Kartini Kartono, Psikologi Anak, Bandung: Alumni, 1982,h. 222. 5 M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, h. 25.

6 Islam, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan keagamaan bagi narapidana yang beragama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya. Setelah melihat beberapa pokok pikiran di atas, peneliti merasa tergugah untuk meneliti dan mengangkat sebuah tema topik penelitian yang berjudul PEMBINAAN NARAPIDANA BERAGAMA ISLAM DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A PALANGKA RAYA. B. Rumusan Masalah Berpijak pada latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pembinaan narapidana beragama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya? 2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembinaan narapidana beragama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan pembinaan narapidana beragama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya.

7 2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembinaan narapidana beragama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain sebagai berikut: 1. Manfaat praktis: a. Bagi Lembaga: dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap pola pembinaan yang selama ini telah dilakukan dan juga sebagai acuan untuk perkembangan pembinaan di masa yang akan datang. b. Bagi Peneliti: sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal untuk terjun ke dalam masyarakat yang sebenarnya terutama yang ada kaitannya dengan dunia pendidikan. c. Bagi Narapidana: dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan dan acuan dalam menjalani pembinaan keagamaan sehingga ketika sudah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan tidak melakukan tindak pidana lagi. 2. Manfaat teoritis Dapat memperkaya kepustakaan dan menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang pelaksanaan pembinaan narapidana beragama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palangka Raya.

8 E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan urutan rangkaian penyajian sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Kajian Pustaka, meliputi penelitian terdahulu, deskripsi teoritis, kerangka pikir dan pertanyaan penelitian. BAB III : Metode Penelitian, meliputi tempat dan waktu penelitian, pendekatan, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, pengabsahan data dan analisis data. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, gambaran subjek penelitian, hasil penelitian dan analisis data. BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran