BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Yogyakarta merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Letak Geografis. terbagi dalam Kotamadya Yogyakarta (32,5 km 2 ), Kabupaten Bantul (506,85

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB I PENDAHULUAN. di sektor jasa yang disebut industri pariwisata, oleh karena itu banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

PUSAT INFORMASI DAN PROMOSI HASIL KERAJINAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara,misalnya dengan mengadakan pameran seni dan budaya, pertunjukkan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jumat, 28 Agustus 2009, 17:22:07. 1 Perkembangan Pariwisata Indonesia,

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung. negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

KHM 203 ONLINE PR SEKSI 10. NAMA : SRI CICI KURNIA NIM : TEMA BLOG : WARNA WARNI YOGYAKARTA :

BAB I PENDAHULUAN. menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya. Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DAMPAK KERUSUHAN MALUKU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI STAKEHOLDER PENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA PANTAI NAMALATU KOTA AMBON TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, masyarakat dan

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PASIR KENCANA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR REGIONALISM BERTEMA EKOTURISME

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Beragam objek wisata yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bali merupakan nama salah satu kota wisata di Indonesia. Kota ini

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Selain itu juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang dengan pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat transportasi tetapi juga sebagai identitas seseorang, terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

PERENCANAAN KEMBALI OBYEK WISATA PANTAI PURWAHAMBA INDAH KABUPATEN TEGAL

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

III. METODE PENELITIAN. dari berbagai aspek yaitu teori, sejarah, filosofi,struktur dan komposisi, formalitas

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB III METODE PENELITIAN. empiris, yaitu penelitian hukum yang objek kajiannya meliputi ketentuanketentuan

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Yogyakarta merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki banyak potensi wisata, antara lain dilihat dari letak geografis, sejarah, dan budaya yang tetap terjaga hingga saat ini. Yogyakarta menjadi terkenal di kalangan wisatawan, mulai wisatawan domestik hingga wisatawan mancanegara. Beberapa objek wisata di Yogyakarta yang mengandalkan letak geografis meliputi wisata alam, wisata bahari, dan wisata buatan. Beberapa objek wisata alam di Yogyakarta terdapat di wilayah Gunung Merapi seperti Kaliurang, Kaliadem, dan Lava Tour. Selain wisata alam yang terdapat di wilayah Gunung Merapi, ada beberapa wisata alam lainnya, seperti Goa Selarong yang terkenal dengan sejarah Pangeran Diponegoro, Goa Maria yang menjadi wisata religi, Goa Kiskendo dengan cerita pewayangannya, dan masih banyak goa-goa yang dapat menarik para wisatawan untuk datang berkunjung ke Yogyakarta. Adapun wisata bahari di Yogyakarta seperti di Pantai Parangkusumo, Pantai Parangtritis, Pantai Pandansimo, Pantai Glagah Indah yang terkenal dengan ombaknya, Pantai Krakap, dan Pantai Baron yang terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pasir Putihnya, Pantai Samas, dan Pantai Bugel yang masih kental dengan budaya masyarakat, dan pantai-pantai lainnya yang tidak kalah indah. Sedangkan wisata buatan di Yogyakarta seperti kebun binatang Gembiraloka yang juga sering dijadikan tempat para peneliti satwa, Waduk Sermo

2 yang terletak di Kokap-Kulonprogo. Selain itu, ada wisata buatan yang berbentuk agrowisata seperti agrowisata kalibawang, agrowisata Congot, dan juga agrowisata salak di Turi. Wisatawan juga dapat berkunjung di daerah yang banyak menjual cinderamata khas Yogyakarta seperti di daerah Malioboro, Pasar Ngasem, dan Kota Gede yang terkenal dengan kerajinan peraknya. Yogyakarta juga menyimpan potensi yang berasal dari peninggalanpeninggalan sejarah dan budaya seperti Candi Prambanan (terkenal juga dengan sebutan Candi Sewu dan Candi Roro Jongrang), Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Gebang, Candi Ratu Boko, Candi Sambisari, dan candi-candi yang lain. Di Yogyakarta juga terdapat Keraton Yogyakarta, Keraton Pakualaman, Makam Panembahan Senopati, Museum Sonobudoyo, Museum Sasmitaloka, Museum Panglima Sudirman, Benteng Vredeburg, dan lain-lain yang dapat dikategorikan sebagai potensi wisata sejarah. Banyaknya objek wisata di Yogyakarta menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan terhadap Yogyakarta. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang tertarik untuk berkunjung ke Yogyakarta. Pada tahun 2003 terjadi penurunan jumlah wisatawan baik domestik (22,26%) maupun mancanegara (21,61%). Penurunan wisatawan disebabkan pada akhir tahun 2002, tepatnya pada 12 oktober 2002 terjadi peristiwa peledakan bom di bali yang memakan korban dalam jumlah yang besar. Sebagian besar korban merupakan wisatawan mancanegara yang tengah berwisata di pulau dewata bali. Bali yang selama ini menjadi tempat wisata favorit wisatawan ternyata tidak lepas dari sasaran aksi peledakan bom sehingga membuat dunia pariwisata bali terpukul.

3 Banyak wisatawan yang langsung membatalkan kepergiannya sehubungan dengan aksi peledakan bom tersebut. Tingkat hunian hotel melorot sampai hanya menjadi 5, 89 % saja. 1 Akibat dari serangan peledakan bom di Bali tersebut, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat bali pada khususnya, tetapi juga oleh bangsa Indonesia pada umumnya. Sehingga dampaknya dirasakan oleh dunia pariwisata Indonesia secara keseluruhan, termasuk Yogyakarta. Pemerintah langsung mengambil langkah untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan dengan berbagai kebijakan. Salah satunya, kebijakan dalam bidang keamanan. Dengan kembalinya keamanan dan kenyamanan, diharapkan dapat mengembalikan citra Indonesia di mata wisatawan sehingga kembali berkunjung ke tempat-tempat wisata di Indonesia, tidak terkecuali Yogyakarta. Faktor keamanan menjadi sangat penting untuk mengembalikan citra Indonesia, karena wisatawan dalam berwisata bertujuan untuk melepas lelah dari segala rutinitas sehari-hari dan mendapatkan kesenangan, sehingga jika perjalanan wisata mereka diwarnai keresahan karena tidak amannya daerah tujuan wisata yang mereka kunjungi, maka pastilah mereka tidak mau mengunjungi daerah wisata yang tidak aman itu. Selain dipengaruhi oleh situasi dan kondisi keamanan secara global di negara tujuan, kondisi keamanan di lokasi obyek wisata juga ikut menentukan tingkat keamanan yang dirasakan wisatawan. Adanya perasaan takut dan tidak 1 http://www.hubungan-antara-persepsi-profesionalisme-polisi-pariwisata-dengan-rasa-aman-padawisatawan-di-yogyakarta-pdf-doc.htm

4 aman yang dirasakan wisatawan di sebuah obyek wisata tertentu, membuat mereka tidak mau mengunjungi obyek wisata tersebut. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu adanya suatu perlindungan dari gangguan tindak pidana kejahatan maupun perlakuan yang mengganggu ketentraman wisatawan. Peran berbagai pihak, termasuk dari pihak kepolisian, maupun dari pihak wisatawan itu sendiri amat diperlukan demi terciptanya kondisi yang aman dan nyaman dalam melakukan kunjungan kepariwisataan. Pernyataan itu dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang kepolisian, pada Pasal 5 yang menyatakan bahwa : Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Masalah keamanan khususnya berkaitan dengan kepolisian, dimana secara substansialnya Polri adalah lembaga yang bertugas untuk melaksanakan pengamanan di negeri ini, termasuk terhadap sarana pariwisata dan wisatawan, baik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara yang sedang berwisata di kawasan pariwisata serta objek-objek wisata. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Pengamanan Pariwisata Polda DIY pada tahun 2003 2009 diketahui bahwa terjadi peningkatan tindak kriminal yang terjadi pada wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. 2 2 Dokumen Dit. Pam Par Polda DIY, 2009.

5 Untuk memberikan rasa aman bagi wisatawan dan juga pengelolaannya, maka di tempat wisata perlu didirikan beberapa fasilitas, sarana dan prasarana penting antara lain: Gedung Pengelolaan, Pusat Informasi Wisatawan, Poliklinik Kesehatan, Pos Polisi, dan Pemadam Kebakaran. Bahwa pembenahan pariwisata dimulai dari pengamanan aset-aset wisata, sehingga dapat memberikan rasa aman saat berwisata dan diharapkan akan merangsang para wisatawan untuk berkunjung. Atas dasar keinginan untuk meningkatkan keamanan para wisatawan yang berkunjung ke daerah kunjungan wisata, maka dibentuk Polisi Pariwisata. Polisi Pariwisata ini merupakan polisi yang khusus ditugaskan untuk mengamankan dan memperlancar kegiatan wisata yang dilakukan oleh para wisatawan. Pada kenyataan di lapangan, banyak wisatawan maupun masyarakat luas yang belum mengetahui secara jelas tugas dan ruang lingkup dari polisi pariwisata. Sehingga penulis ingin mencoba mengkaji upaya-upaya dari polisi pariwisata dalam memberikan perlindungan kepada wisatawan serta kendalakendala yang dihadapi dalam upaya tersebut. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian dengan judul PERANAN POLISI PARIWISATA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA WISATAWAN DI YOGYAKARTA

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Upaya apakah yang dilakukan oleh aparat kepolisian yang bertugas dalam wilayah hukum POLDA Yogyakarta dalam melindungi wisatawan di Yogyakarta. 2. Kendala apakah yang dihadapi oleh polisi pariwisata khususnya di wilayah hukum Kepolisian Daerah Yogyakarta dalam memberikan perlindungan kepada wisatawan di Yogyakarta C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh polisi pariwisata dari POLDA Yogyakarta dalam memberikan perlindungan kepada wisatawan di Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh polisi pariwisata dari POLDA Yogyakarta dalam memberikan perlindungan kepada wisatawan di Yogyakarta. 3. Sebagai syarat bagi penulis untuk menyelesaikan program studi ilmu hukum pada jenjang pendidikan strata satu.

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini adalah : 1. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan, menambah pengetahuan, dan wawasan kepada aparat kepolisian, wisatawan, maupun masyarakat pada umumnya mengenai perlindungan wisatawan di Yogyakarta. 2. Memberikan kesadaran hukum bagi aparat kepolisian, wisatawan, maupun masyarakat terhadap hak dan kewajiban masing-masing pihak sehingga tercipta situasi yang kondusif dalam dunia pariwisata. E. Keaslian Penelitian Dengan ini penulis menyatakan bahwa Penulisan Hukum / Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, bukan merupakan duplikasi maupun plagiasi dari hasil karya penulis lain. Jika penulisan Hukum / Skripsi ini terbukti merupakan duplikasi maupun plagiasi dari hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan / atau sanksi hukum yang berlaku. F. Batasan konsep Batasan - batasan konsep atau pengertian istilah yang berkaitan dengan peranan polisi pariwisata terhadap perlindungan wisatawan di wilayah hukum POLDA Yogyakarta di dalam Penulisan Hukum / Skripsi ini adalah sebagai berikut :

8 1. Polisi menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 2 tahun 2002 tentang hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang undangan. 2. Polisi pariwisata Yogyakarta dibentuk berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/58/X/2002 tanggal 17 oktober 2002 tentang Pembentukan Direktorat Pengamanan Pariwisata Polda D.I. Yogyakarta dan Polda Bali. 3. Perlindungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat berlindung, hal (perbuatan) memperlindungi. 4. Wisatawan adalah seorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi. 3 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian a. Penelitian lapangan ( field research) atau penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang ditujukan untuk memperoleh data primer dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak yang terkait dengan objek yang diteliti. b. Penelitian kepustakaan ( library research), dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yaitu buku-buku, karya ilmiah, peraturan perundang-undangan, yang terkait dengan objek yang diteliti. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah 3 http://wapedia.mobi/id/pariwisata

9 a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung berdasarkan pada hasil penelitian di lapangan, berupa hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden dan narasumber. Serta observasi (pengamatan) di lokasi penelitian terhadap peristiwa hukum yang menjadi objek kajian. 4 b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan, berupa bukubuku, karya ilmiah, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya yang bersangkutan dengan objek yang diteliti. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Cara yang pertama untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan melalui wawancara langsung dengan responden dan narasumber. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan pedoman daftar pertanyaan yang telah disusun sehubungan dengan masalah yang akan diteliti. b. Cara yang kedua untuk mendapatkan data sekunder dengan mempelajari buku-buku, karya ilmiah, perundang-undangan yang relevan dengan objek yang diteliti. 4 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, hal 170, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

10 c. Cara yang ketiga dengan obsevasi melalui proses pengamatan dan interaksi langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. 4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. 5. Populasi dan Metode Penentuan Sampel a. Populasi adalah seluruh objek atau individu yang terdapat dalam suatu unit yang diteliti. Dalam hal ini populasi penelitian adalah seluruh polisi pariwisata Yogyakarta. b. Metode penentuan sampel Dari populasi tersebut lalu ditarik suatu sampel dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan memilih sebagian populasi dari keseluruhan populasi yang ada sebagai perwakilan, ditentukan berdasarkan ciri-ciri dan karakter tertentu yang berhubungan erat dengan permasalahan yang diteliti. Jadi dalam hal ini peneliti menentukan sendiri responden mana yang dianggap dapat mewakili populasi. 5 Ciri-ciri dan karakter yaitu : 1. Pihak-pihak yang memiliki dedikasi yang besar dalam upaya memberikan perlindungan kepada wisatawan. 5 Burhan Ashsofa, metode penelitian hukum, rineka cipta, Jakarta, 1998, hlm 91

11 6. Responden dan narasumber Responden dan narasumber dalam penelitian ini adalah subjek yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang diteliti, yaitu; Responden terdiri dari 15 orang polisi pariwisata Yang dimaksud dengan narasumber adalah individu yang dianggap ahli atau berwenang dan mempunyai keterkaitan atau relevansi dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian ini. Narasumber dalam penelitian ini adalah AKBP Drs. M. Khaerudin selaku pejabat Direktur Pengamanan Wisata Polda DIY. 7. Metode Analisis Data Keseluruhan data dari hasil penelitian baik diperoleh di lapangan maupun di perpustakaan diolah dan dianalisa secara kualitatif yakni perolehan data tersebut disusun secara sistematis dan disajikan dalam bentuk uraian kalimat. Kemudian dengan menggunakan metode berfikir induktif didapatkan kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan pada suatu hal ( fakta-fakta) yang bersifat khusus.