BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71 TAHUN 2016 PERHITUNGAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TEMUKAN PEMBOROSAN AIR BERSIH SENILAI Rp791 MILIAR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TARIF AIR MINUM

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA BANGKA

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR: 22 TAHUN 2013 TENTANG TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA,

FORMULA PERHITUNGAN DAN MEKANISME PENETAPAN TARIF PADA BUMD AIR MINUM

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

I. Latar belakang penyesuaian tarif air minum tahun 2013 meliputi :

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB III URAIAN TEORI PAJAK AIR PERMUKAAN DAN DATA TARGET SERTA REALISASI PAJAK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

OPERASIONAL PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PELAYANAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN NGADA

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SATRIA KABUPATEN BANYUMAS. NOMOR : 3 Tahun 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Optimalisasi Kinerja Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. salah satu peusahaan BUMD yang bergerak di bidang pelayanan air bersih.

2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685);

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA

5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Raperda (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 6 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah yang berdasarkan undang-undang penetapan pajak yang langsung. dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH

PEMERINTAH PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. akuifer berproduksi sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan keterusan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berkualitas adalah sebuah perusahaan yang memiliki

GAMBARAN UMUM PERHITUNGAN TARIF FCR PADA PDAM, SERTA TATA CARA PEMBERIAN SUBSIDI DAN TAHAPANNYA DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 05 TAHUN 2008

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH

Analisis Perhitungan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Pada Dispenda Provinsi Kepulauan Riau

I. PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah ini, pembangunan daerah berperan sebagai bagian. bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 2 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR : 13 TAHUN 2004 T E N T A N G PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 10 TAHUN 2016

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PELAKSANAAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DI KOTA BONTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

PENJELASAN ATAS RANCANGANPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA. saat thedakan pada tahun Pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada NV

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 9 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK RESTORAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH, Menimbang :

PEMERINTAH KOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN

PEMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2012 SERI B.3 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK RESTORAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PASIR NOMOR: 2 TAHUN: 1999 SERI: A NOMOR: 02

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK REKLAME

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 09 TAHUN 2006 PAJAK PENERANGAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan a. Langkah-langkah dalam perhitungan Pajak Air Permukaan di PDAM Kota Surakarta 1) Kegiatan Pencatatan Volume Air Permukaan a) Bidang produksi PDAM Kota Surakarta menghitung jumlah air yang diambil, air yang terdistribusi, dan air yang terjual setiap bulannya. b) Setelah laporan data tentang jumlah air yang diambil, air yang terdistribusi, dan air yang terjual terkumpul selama satu bulan, data tersebut dihitung untuk mengetahui volume air bawah tanah dengan menggunakan rumus : Air yang Terjual c) Jika volume air permukaan yang telah diambil sudah diketahui besarnya, bidang produksi PDAM Kota Surakarta menyetorkan rekapitulasi data selama satu bulan kepada kantor pusat PDAM Kota Surakarta bagian keuangan untuk menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) kepada DPPKAD Kota Surakarta untuk pembayaran pajak air permukaan jenis aliran air Sungai Bengawan Solo Surakarta. 1

Kemudian PDAM Kota Surakarta mendapatkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dimana di dalamnya sudah berisi ketetapan pajak yang akan dibayarkan. d) Langkah selanjutnya adalah PDAM Kota Surakarta melakukan seksi pembayaran dan pelunasan di DPPKAD Surakarta. e) Setelah seksi pembayaran dan pelunasan selesai, PDAM Kota Surakarta memperoleh Bukti pembayaran sebagai bukti bahwa telah melakukan pembayaran dan pelunasan Pajak Air Permukaan. f) Untuk perhitungan pajak air tanahnya, volume dikalikan dengan harga dasar air/ M3 dan kemudian dikalikan dengan tarif pajak air tanah sebesar 20%. Nilai Perolehan Air = Volume Pajak Air Permukaan Harga Dasar Air/m 3 Pajak Air Permukaan Terutang = Nilai Perolehan Air Tarif Pajak Air g) Setelah Pajak Terhutang ditetapkan, PDAM Kota Surakarta membayar besarnya pajak pada masing-masing kantor DPPKAD Kota Surakarta. h) Pembayaran pajak harus dilaksanakan dalam batas waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari sejak tanggal ditetapkan.

Apabila melewati batas waktu akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% sebulan. b. Besarnya Pajak Air Permukaan di PDAM Kota Surakarta pada tahun 2013 dan tahun 2014 Tabel 3.1 Data Volume Air Permukaan Menurut Perhitungan PDAM Kota Surakarta Bulan Pengolahan Air Jurug Pengolahan Air Jebres Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014 Januari 220.132,68 226.289,74 104.847,58 122.390,51 Pebruari 273.029,73 248.559,61 92.828,49 112.554,34 Maret 212.081,30 270.568,20 120.339,26 129.649,07 April 229.723,87 264.163,90 137.339,84 113.905,98 Mei 218.675,60 261.476,60 127.213,40 123.018,34 Juni 251.252,37 255.118,18 123.646,62 101.020,26 Juli 267.461,44 264.944,61 124.597,36 99.172,62 Agustus 266.090,85 253.420,29 136.187,76 113.116,50 September 240.973,36 243.346,90 127.686,16 106.141,26 Oktober 245.910,60 252.244,89 131.067,54 114.662,34 November 257.213,57 221.834,68 130.474,68 114.570,78 Desember 268.196,42 262.938,10 122.041,20 116.310,30 Jumlah 2.950.741,79 3.064.905,74 1.478.269,89 1.366.512,30 ( Sumber : Bidang Produksi PDAM Kota Surakarta )

Tabel 3.2 Data Air Permukaan yang Dibayar oleh PDAM Kota Surakarta Pengolahan Air Jurug Pengolahan Air Jebres Bulan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014 Januari 202.133 206.290 104.848 122.391 Pebruari 253.030 227.035 92.829 112.555 Maret 212.082 270.510 120.340 129.649 April 229.724 264.164 137.340 113.906 Mei 218.676 261.477 127.214 123.019 Juni 251.253 255.119 123.647 101.020 Juli 267.462 264.945 124.598 99.173 Agustus 266.091 253.421 136.188 113.117 September 240.974 243.346 127.687 106.142 Oktober 245.911 252.245 131.068 114.663 November 257.214 221.835 113.475 97.398 Desember 268.197 262.939 122.042 116.311 Jumlah 2.912.747 2.983.326 1.461.276 1.349.344 ( Sumber : Bidang Keuangan PDAM Kota Surakarta )

Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 menunjukkan data air permukaan PDAM kota Surakarta bersumber dari instalasi pengolahan air jurug dan instalasi pengolahan air jebres selama dua tahun. Kedua tabel tersebut berbeda jumlahnya. Tabel yang pertama merupakan hitungan volume air permukaan menurut PDAM Kota Surakarta, sedangkan tabel kedua merupakan data volume air permukaan yang dibayarkan oleh PDAM kepada DPPKAD Kota Surakarta. Kedua tabel tersebut mengalami selisih setiap tahunnya. Jumlah volume yang dihitung oleh bidang produksi tidak sama dengan jumlah volume yang dibayarkan untuk keperluan pembayaran pajak air tanah. Tahun 2013 pada Instalasi Pengolahan Air Jurug, perhitungan volume menurut bidang produksi adalah sebesar 2.950.742 namun yang dibayarkan oleh PDAM sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta adalah sebesar 2.912.747. Jadi terdapat kurang bayar atas volume 37.995 m 3. Tahun 2013 pada Instalasi Pengolahan Air Jurug, perhitungan volume menurut bidang produksi adalah sebesar 3.064.906 namun yang dibayarkan oleh PDAM sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta adalah sebesar 2.983.326. Jadi terdapat kurang bayar atas volume. 81.580 m 3. Tahun 2013 pada Instalasi Pengolahan Air Jebres, perhitungan volume menurut bidang produksi adalah sebesar 1.478.270 namun yang dibayarkan oleh PDAM sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta adalah sebesar 1.461.276. Jadi terdapat kurang bayar atas volume 16.994 m 3. Tahun 2014 pada Instalasi Pengolahan Air Jebres, perhitungan

volume menurut bidang produksi adalah sebesar 1.366.513 namun yang dibayarkan oleh PDAM sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta adalah sebesar 1.349.344. Jadi terdapat kurang bayar atas volume 17.169 m 3. Data tersebut diperoleh dari bagian produksi dan kemudian diserahan kepada kantor pusat PDAM Kota Surakarta bagian keuangan untuk segera melakukan pembayaran pajak air permukaan. Besarnya air permukaan setiap bulannya mengalami perbedaan. Volume air permukaan paling besar ada pada instalasi pengolahan air jurug dan paling rendah ada pada instalasi pengolahan air jebres. Besarnya air permukaan dalam masing-masing instalasi pengolahan air mengalami perbedaan di setiap bulannya, hal ini disebabkan oleh tiga faktor yaitu: a. Jumlah debit volume air yang diambil, b. Jumlah debit volume air yang terdistribusi, dan c. Jumlah debit volume air yang terjual. Semakin besar volume air permukaan, maka semakin besar pajak terhutang yang harus dibayar oleh PDAM Kota Surakarta. Untuk pembayaran pajak air permukaan ini dilakukan sesuai dengan tempat dimana instalasi pengolahan air berada. Disini kedua instalasi tersebut dibayarkan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Surakarta. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan disajikan penulis contoh cara perhitungan volume air permukaan di PDAM Kota Surakarta.

Tabel 3.3 Perhitungan Air Permukaan (AP) Sumber Mata Air Permukaan Volume Air/M 3 Instalasi Pengolahan Air Jurug 3.064.905,74 Instalasi Pengolahan Air Jebres 1.366.512,30 Distribusi 1.554.815,93 Air Terjual 1.116.591,00 ( Sumber : Bidang Keuangan PDAM Kota Surakarta )

Tabel 3.4 Rekapitulasi Pajak Terutang Pajak Air Permukaan Menurut Jumlah Volume Perhitungan AP oleh PDAM Kota Surakarta Pengolahan Air Jurug Pengolahan Air Jebres Bulan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014 Januari 3.301.995,00 3.394.350,00 1.567.260,00 1.835.865,00 Pebruari 4.095.450,00 3.728.400,00 1.392.435,00 1.688.325,00 Maret 3.181.230,00 4.057.650,00 1.805.100,00 1.944.735,00 April 3.445.860,00 3.962.460,00 2.060.100,00 1.708.590,00 Mei 3.280.140,00 3.982.155,00 1.908.210,00 1.845.285,00 Juni 3.769.000,00 3.826.785,00 1.855.000,00 1.515.500,00 Juli 4.011.930,00 3.974.175,00 1.869.000,00 1.487.595,00 Agustus 3.991.500,00 3.801.315,00 2.043.000,00 1.696.755,00 September 3.615.000,00 3.650.190,00 1.915.305,00 1.592.130,00 Oktober 3.688.665,00 3.783.675,00 1.966.020,00 1.719.945,00 November 3.858.210,00 3.327.525,00 1.703.000,00 1.461.970,00 Desember 4.022.955,00 3.994.085,00 1.830.630,00 1.744.665,00 Jumlah 44.261.935,00 45.482.765,00 21.915.060,00 20.241.360,00 ( Sumber : Bidang Keuangan PDAM Kota Surakarta )

Tabel 3.5 Rekapitulasi Pajak Terutang Pajak Air Permukaan yang Dibayarkan oleh PDAM Kota Surakarta Pengolahan Air Jurug Pengolahan Air Jebres Bulan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014 Januari 3.031.995,00 3.094.350,00 1.567.260,00 1.835.865,00 Pebruari 3.796.000,00 3.405.525,00 1.392.435,00 1.688.325,00 Maret 3.181.230,00 4.057.650,00 1.805.100,00 1.944.735,00 April 3.445.860,00 3.962.460,00 2.060.100,00 1.708.590,00 Mei 3.280.140,00 3.982.155,00 1.908.210,00 1.845.285,00 Juni 3.769.000,00 3.826.785,00 1.855.000,00 1.515.500,00 Juli 4.011.930,00 3.974.175,00 1.869.000,00 1.487.595,00 Agustus 3.991.500,00 3.801.315,00 2.043.000,00 1.696.755,00 September 3.615.000,00 3.650.190,00 1.915.305,00 1.592.130,00 Oktober 3.688.665,00 3.783.675,00 1.966.020,00 1.719.945,00 November 3.858.210,00 3.327.525,00 1.702.125,00 1.460.835,00 Desember 4.022.955,00 3.994.085,00 1.830.630,00 1.744.665,00 Jumlah 43.692.485,00 44.859.890,00 21.914.185,00 20.240.225,00 ( Sumber : Bidang Keuangan PDAM Kota Surakarta )

Tabel 3.6 Perhitungan Rekapitulasi Pajak Terutang antara tabel 3.4 dan 3.5 Tabel Pengolahan Air Jurug Pengolahan Air Jebres Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2013 Tahun 2014 Tabel 3.4 44.261.93 45.482.76 21.915.060 20.241.36 Tabel 3.5 43.692.48 44.859.89 21.914.185 20.240.22 Lebih (Kurang) Bayar (569.450) (622.875) (875) (1.135) Total Lebih (Kurang) Bayar ( Sumber : Data Olahan Sendiri ) (1.192.325) (2.010) Tabel 3.4 menunjukkan data rekapan pajak terhutang pajak air permukaan yang seharusnya ditanggung oleh PDAM Kota Surakarta jika menggunakan volume AP yang sebenarnya. Sedangkan Tabel 3.5 merupakan data rekapan pajak terhutang pajak air permukaan yang sudah dibayarkan oleh PDAM Kota Surakarta. Setiap bulan PDAM Kota Surakarta harus membayar kepada pemerintah untuk memenuhi sebagai kewajiban wajib pajak. Berdasarkan peraturan pemerintah, Pelunasan pajak terutang harus dilaksanakan dalam waktu paling lama 20 (dua puluh) hari sejak tanggal ditetapkan. Jika melewati batas waktu yang telah ditetapkan, maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% sebulan. Tabel 3.6 merupakan perbandingan rekapitulasi pajak terutang dari Tabel 3.4 dengan Tabel 3.6. Tabel 3.6 berguna agar pembaca lebih mudah memahami berapa lebih (kurang) bayar pajak terutang pajak air permukaan yang harus dibayarkan.

Tahun 2013 pada Pengolahan Air Jurug, perhitungan pajak menurut data perhitungan volume AP di bidang produksi adalah sebesar 44.261.935 namun yang dibayarkan oleh PDAM sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta adalah sebesar 43.692.485. Jadi terdapat kurang bayar sebesar 569.450. Sedangkan pada Tahun 2014 pada Pengolahan Air Jurug, perhitungan pajak menurut data perhitungan volume AP di bidang produksi adalah sebesar 45.482.765 namun yang dibayarkan oleh PDAM sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta adalah sebesar 44.859.890. Jadi terdapat kurang bayar sebesar 622.875. Tahun 2013 pada Pengolahan Air Jebres, perhitungan pajak menurut data perhitungan volume AP di bidang produksi adalah sebesar 21.915.060 namun yang dibayarkan oleh PDAM sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta adalah sebesar 21.914.185. Jadi terdapat kurang bayar sebesar 875. Sedangkan pada Tahun 2014 pada Pengolahan Air Jebres, perhitungan pajak menurut data perhitungan volume AP di bidang produksi adalah sebesar 20.241.360 namun yang dibayarkan oleh PDAM sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta adalah sebesar 20.240.225. Jadi terdapat kurang bayar sebesar 1.135. Berdasarkan data selama dua tahun tersebut, pajak terutang pajak air permukaan PDAM Kota Surakarta mengalami penurunan yang fluktuasi. Hal ini disebabkan jumlah volume air yang diambil, jumlah volume air yang

terdistribusi, dan jumlah air yang terjual mengalami penurunan yang semakin kecil dan besar. Dan selain itu disebabkan oleh harga dasar air yang tidak tetap. Semakin tinggi jumlah volume air permukaan, maka semakin tinggi pajak yang harus dibayar oleh PDAM Kota Surakarta. Semakin rendah volume air permukaannya, semakin rendah pula pajak yang harus dibayarkan oleh PDAM Kota Surakarta. Harga dasar air di Kota Surakarta ditetapkan sebesar 150/M 3 yang belum mengalami perubahan selama dua tahun terakhir ini. 2. Penetapan Tarif untuk Pemakaian Air Bersih a. Besarnya Tarif Pemakaian Air di PDAM Kota Surakarta Besarnya tarif pemakaian air bersih di PDAM Kota Surakarta ditetapkan berdasarkan pada prinsip: a. Keterjangkauan dan Keadilan; b. Mutu Pelayanan; c. Pemulihan Biaya; d. Efisiensi Pemakaian Air; e. Transparansi dan Akuntabilitas; dan f. Perlindungan Air Baku.

Dengan prinsip diatas maka tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus terjangkau oleh daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dangan Upah Minimum Provinsi. Sedangkan dalam memenuhi prinsip keterjangkauan, apabila tarif atau biaya pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum tidak melampaui 4% (empat persen) dari pendapatan masyarakat pelanggan, maka penentuan tarif dengan memenuhi prinsip keterjangkauan tersebut harus diperhatikan dengan berbagai perhitungan agar tidak merugikan salah satu pihak. Prinsip keadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui penerapan tarif diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan, jadi dengan prinsip keadilan ini bisa sedikit menutup permasalahan prinsip keterjangkauan bagi pelanggan karena dengan prinsip keadilan pelanggan di kelompokkan dalam beberapa kelompok. Sesuai dengan PERMENDAGRI Nomor 23 Tahun 2006, tarif ditetapkan dengan mempertimbangkan keseimbangan dengan tingkat mutu pelayanan yang diterima oleh pelanggan, dimana lagi-lagi harus mempertimbangkan pendapatan PDAM yang harus memenuhi prinsip pemulihan biaya. Pemulihan biaya sendiri secara penuh dicapai dari hasil perhitungan tarif rata-rata minimal sama dengan biaya dasar ditambah tingkat keuntungan yang wajar. Sedangkan tingkat keuntungan yang wajar dicapai berdasarkan rasio laba terhadap aktiva produktif sebesar 10% (sepuluh persen).

Dengan berbagai dasar prinsip tersebut didapat efisiensi pemakaian air dicapai antara lain melalui penerapan tarif progresif, tarif progresif ini diperhitungkan melalui penetapan blok atau kelompok konsumsi pada pelanggan. Ditetapkannya tarif progresif ini selain guna efisiensi pemakaian air ada juga tujuan yang penting untuk perlindungan air baku sendiri. Tetapi tarif sendiri tidak ditetapkan oleh PDAM Kota Surakarta sendiri, penetapan tarif di PDAM Kota Surakarta mengacu pada Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta Nomor: 35/08, tanggal 31 Desember 2008 serta Keputusan Walikota Surakarta Nomor: 690/02/1/2009 tanggal 5 januari 2009. Maka rekening air minum mulai bulan Januari 2009 yang dibayar pada bulan Pebruari 2009 diberlakukan tarif baru sesuai dengan periode kenaikan tarif secara otomatis, dengan tabel penyesuaian tarif sebagai berikut:

Tabel 3.7 Tarif Air Minum Kel. TARIF Blok Periode Kenaikan Tarif I II III IV 0-10 500 550 600 650 Sosial Umum 11-20 500 550 600 650 (S1) 21-120 500 550 600 650 I > 120 1500 1650 1800 1950 0-10 650 750 850 950 Sosial Khusus 11-20 1150 1250 1400 1550 (S2) 21-120 1650 1850 2000 2300 > 120 2100 2350 2600 2850 II III IV Rumah Tangga 1 (R1) Rumah Tangga 2 (R2) Rumah Tangga 3 (R3) Rumah Tangga 4 (R4) Sekolahan (P1) Pemerintahan (P2) Niaga (N1) Niaga (N2) 0-10 1350 1500 1650 1850 11-20 1800 2000 2200 2450 21-120 2400 2700 2950 3250 > 120 3000 3350 3700 4100 0-10 1650 1850 2050 2250 11-20 2400 2650 2900 3250 21-120 3000 3350 3700 4000 > 120 3300 3700 4100 4500 0-10 2450 2750 3050 3350 11-20 3000 3350 3700 4050 21-120 3600 4050 4500 4900 > 120 4200 4700 5200 5700 0-10 2900 3250 3600 4000 11-20 3600 4050 4450 4900 21-120 4200 4700 5200 5700 > 120 4500 5050 5600 6150 0-10 2550 2850 3200 3500 11-20 3000 3350 3750 4050 21-120 3600 4050 4450 4900 > 120 4050 4550 5050 5500 0-10 4000 4450 4950 5400 11-20 4550 5100 5700 6250 21-120 5250 5900 6500 7150 > 120 5750 6500 7200 7850 0-10 4500 5050 5550 6150 11-20 5400 6050 6700 7350 21-120 6250 7000 7750 8500 > 120 7050 7940 8700 9600 0-10 4950 5550 6150 6750 11-20 5800 6500 7150 7850 21-120 6600 7400 8200 9000 > 120 9300 10450 11550 12700

PDAM Kota Surakarta dapat menentukan kebijakan jenis-jenis pelanggan pada masing-masing kelompok berdasarkan kondisi dan karakteristik pelanggan di daerah masing-masing sepanjang tidak mengubah jumlah kelompok pelanggan. Jadi setiap ada pelanggan yang akan melakukan pasang baru harus mengisi formulir dengan lengkap dan benar, setelah pihak PDAM menerima pengajuan tindakan selanjutnya melakukan survey langsung ke lapangan dimana pelanggan tersebut tinggal dan termasuk dalam kelompok yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Barulah pelanggan mengetahui tarif yang harus dibayarkan setiap bulannya. b. Pengaruh Pajak Air Permukaan Terhadap Penetapan Tarif di PDAM Kota Surakarta Pajak Air Permukaan yang menjadi beban PDAM Kota Surakarta yang dibayarkan sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Kota Surakarta tidak mempengaruhi sedikitpun dengan penetapan tarif yang diberlakukan kepada pelanggan. Penetapan tarif sendiri telah diputuskan oleh Walikota Surakarta dengan surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor: 690/02/1/2009, dimana dalam surat keputusan tersebut berisikan daftar tarif lengkap sesuai dengan kelompok masingmasing. Jadi seberapa besar pajak air permukaan yang dibayarkan oleh PDAM Kota Surakarta tidak berdampak terhadap tarif yang berlaku.

Namun PDAM mengambil keuntungan dari biaya administrasi yang telah di tetapkan dengan mempertimbangkan beban-beban yang dikeluarkan selama proses produksi. Pajak air permukaan juga merupakan beban bagi PDAM Kota Surakarta yang berpengaruh terhadap perhitungan biaya administrasi tersebut, tetapi hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil dibandingkan dengan beban yang harus di keluarkan untuk proses produksi sumur dalam yang dimiliki PDAM Kota Surakarta. c. Tanggapan pelanggan PDAM Kota Surakarta terhadap tarif pajak air permukaan yang diberlakukan sekarang Semakin banyak jumlah air yang dipakai pelanggan, maka semakin banyak pula jumlah tagihan air yang ditanggung. Namun pelanggan tidak hanya menanggung jumlah tagihan air saja, pelanggan juga harus menanggung pajak air sebesar 20%. Hal ini tentu memberikan dampak positif dan negatif dari para pelanggan. Masalah seperti ini didukung dalam petikan wawancara dari pihak pelanggan PDAM Kota Surakarta sebagai berikut: Menurut saya, tidak terlalu keberatan ya mas. Karena dengan tarif segitu sudah sangat terjangkau bagi pelanggan. Dengan dibebankannya pajak air sebesar 20% tidak terlalu membebankan saya mas. Lagipula pengenaan tersebut masuk ke pendapatan PDAM agar bisa membenahi sarana dan prasarana agar lebih baik lagi dalam melayani semua pelanggan (PP)

Setelah melakukan wawancara dengan pelanggan PDAM Kota Surakarta, penulis dapat menyimpulkan bahwa tanggapan pelanggan PDAM Kota Surakarta terhadap tarif pajak air permukaan yang berlaku adalah pelanggan tidak mengalami keberatan, karena dengan membayar pajak kita dapat membantu secara tidak langsung pembangungan sarana dan prasarana yang lebih baik bagi pelanggan dan semakin meningkatkan mutu pelayanan di PDAM Kota Surakarta. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pajak air tanah di PDAM Kota Surakarta Besarnya beban pajak air tanah di PDAM Kota Surakarta tentunya akan mengalami perbedaan setiap bulannya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini didukung dalam petikan wawancara dari pihak PDAM Kota Surakarta sebagai berikut: Selama ini pajak air permukaan di PDAM Kota Surakarta mengalami fluktuasi atau perbedaan setiap bulannya. Terkadang bisa naik dan juga turun. Namun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Hal ini dipicu karena jumlah volume air yang diambil, yang terdistribusi, dan yang terjual setiap bulannya berbeda. Namun juga disebabkan karena harga dasar air yang tidak tetap (SG) Setelah mendengar jawaban dari pihak PDAM Kota Surakarta, penulis dapat menyimpulkan faktor apa saja yang dapat memperngaruhi besarnya pajak air tanah, antara lain: a. Jumlah volume air yang diambil atau dimanfaatkan

Besaran debit volume air yang diambil atau dimanfaatkan tergantung dari masing-masing kapasitas sumber air yang diproduksi. Hal ini disebabkan di setiap pengolahan air memiliki jam kerja produksi sendiri-sendiri dan memiliki debit volume air yang berbeda juga. b. Jumlah volume air yang terdistribusi Jumlah volume air yang terdistribusi adalah jumlah hasil perhitungan air yang diproduksi dari masing-masing pengolahan air jurug dan pengolahan air jebres. c. Jumlah volume air yang terjual Jumlah volume air yang terjual adalah jumlah air yang telah diambil oleh PDAM Kota Surakarta kemudian terjual ke pelanggan. Jumlah air yang terjual ini tidak selalu sama setiap bulannya. Tergantung dari jumlah air yang dipakai oleh pelanggan.jumlah air yang dipakai oleh pelanggan dapat dilihat dari membaca meter air di setiap rumah. Namun terkadang, masih ada pelanggan yang sengaja merusakkan meter air nya demi untuk membayar yang lebih murah. d. Harga dasar air di setiap daerah Harga dasar air di setiap daerah berbeda-beda menurut peraturan daerah masing-masing. Harga dasar air dihitung dari perkalian Harga Air Baku (HAB) dengan Faktor Nilai Air (FNA).

e. Tarif pajak air tanah yang ditetapkan Tarif pajak air permukaan yang ditetapkan adalah paling tinggi 20%. Untuk perhitungan pajak air tanahnya adalah dengan mengalikan Nilai Peolehan Air (NPA) dengan Tarif Pajak sebesar 20%. 3. Pelaksanaan Pelayanan di PDAM Kota Surakarta Pelayanan yang terdapat di PDAM Kota Surakarta berhungan langsung dengan hubungan langganan, dimana pelayanan ini memberikan informasi yang detail kepada pelanggan yang akan melakukan pasang baru maupun adanya keluhan atau gangguan dengan distribusi air. Dimana hubungan langganan ini terbagi dalam tiga bagian antara lain: a. Pelayanan Langganan b. Pelayanan Penertiban Tunggakan c. Pelayanan Informasi dan komunikasi Pelayanan langganan melayani pasang baru dari pelanggan yang membutuhkan air bersih dari PDAM Kota Surakarta, sebelum melakukan pasang baru pihak ini memberikan informasi berupa biaya yang harus dikeluarkan pelanggan untuk melakukan pasang baru sesuai dengan SK No. 769. Pelayanan penertiban tunggakan bertugas melakukan tindakan untuk menagih tunggakan atas pemakaian air bersih yang digunakan oleh

pelanggan. Dalam melakukan tindakan penertiban pihak ini memberikan toleransi 3 bulan pertama untuk membayar, tetapi apabila tunggakan 3 bulan pertama belum juga dilunasi pihak PDAM memberikan surat pernyataan untuk memberitahukan pelanggan tersebut menunggak pemakaian air selama 3 bulan, dan apabila tidak ada respon dari pelanggan maka pihak PDAM melakukan tindakan langsung kepada pelanggan dengan mengunjungi rumah yang bersangkutan. Setelah berkunjung pihak PDAM melihat dahulu etika pelanggan dalam menanggapi kedatangan tim penindak langsung dari PDAM. Apabila etika pelanggan tidak baik maka pihak PDAM akan membuat surat untuk melakukan penutupan meteran untuk pelanggan tersebut. Pelayanan informasi dan komunikasi bertugas menjalin komunikasi kepada pelanggan dan masyarakat di Kota Surakarta terkait dengan kebutuhan air bersih yang memadahi. Tetapi apabila ada kebocoran air dijalan pihak inilah yang menerima pengaduan tersebut dan membuatkan Surat Pengaduan Kebocoran (SPK) dan dikirim ke bidang terkait yang menangani langsung masalah kebocoran agar segera diperbaiki dan tidak menghambat pendistribusian air bersih untuk pelanggan. Dimana kebocoran ini dikenakan biaya untuk kebocoran setelah meteran yang terpasang di setiap rumah pelanggan, tetapi apabila terjadi kebocoran di luar meteran merupakan tanggung jawab pihak PDAM dan tidak dikenakan biaya perbaikan. Jadi masing-masing pelayanan terdapat pengawasan yang terpusat

sehingga kinerja pelayanan dapat dijamin mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak PDAM sendiri. A. Temuan Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta studi yang telah dilakukan, maka penulis menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan mengenai Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Terhadap Penetapan Tarif Serta Pengawasan Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Kota Surakarta. Kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Perhitungan pajak air permukaan di PDAM Kota Surakarta sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada dengan dikalikan tarif paling tinggi sebesar 20%. b. PDAM Kota Surakarta senantiasa berusaha meningkatkan penjualan air bersih kepada pelanggan dalam pemenuhan kebutuhan air pokok. Karena dengan meningkatkan penjualan akan berdampak pula pada pendapatan daerah Kota Surakarta. Semakin tinggi Nilai Perolehan Air (NPA) maka akan semakin tinggi pula pajak yang dibayarkan. c. Struktur organisasi di PDAM Kota Surakarta yang memisahkan tanggung jawab secara fungsional telah dilaksanakan oleh masing-masing fungsi yang terkait, sehingga tidak terjadi perangkapan fungsi dalam pelaksanaan tugasnya.

d. Pelayanan yang dilakukan oleh PDAM Kota Surakarta sudah memegang kendali sendiri-sendiri jadi pelaksanaan pelayanan terhadap pelanggan cepat dan tanggap sehingga memberikan kepuasan tersendiri kepada pelanggan. e. Penanganan terhadap tunggakan dan masalah kebocoran bisa cepat dapat diatasi PDAM Kota Surakarta. Dalam mengani tunggakan PDAM tegas dalam mengambil keputusan. Dalam masalah kebocoran PDAM cepat bertindak setelah ada informasi kebocoran dan segera memperbaiki. 2. Kekurangan Di samping kelebihan, penulis juga menemukan kelemahan dalam pelaksanaan studi ini. Diantaranya adalah: a. Data air permukaan yang dihitung oleh bagian produksi, tidak sesuai dengan data air permukaan yang sudah dibayarkan untuk membayar pajak air permukaan oleh PDAM Kota Surakarta. Jadi terjadi kurang bayar. b. Masih ada beberapa pelanggan PDAM Kota Surakarta yang sengaja merusakkan meteran air nya untuk mendapatkan tagihan air yang lebih murah dari biasanya. Dan ini akan berdampak pula pada Nilai Perolehan Air (NPA) yang dijadikan pedoman untuk pembayaran pajak air permukaan di daerah dan bisa mengurangi sumber daya air yang tersedia.