Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

HUBUNGAN SIKAP DAN SANITASI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA PELAJAR SDN BERIWIT-1 KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

Zakiyah,et al, Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen...

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN DAN JENIS PELAYANAN YANG TERSEDIA DENGAN PEMANFAATAN MUHAMMADIYAH MEDICAL CENTER (MMC) OLEH MAHASISWA UMS

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

Karya Tulis Ilmiah. Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Transkripsi:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETUGAS KEBERSIHAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PUSKESMAS KOTA BANJARBARU Norsita Agustina, Hilda Irianty, Nova Tri Wahyudi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin Email : norsita.agustina@gmail.com Abstrak Petugas kebersihan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan pemantauan harian terhadap sistem pengelolaan sampah. Dengan demikian, harus memiliki akses langsung kesemua anggota staf puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan pengelolaan sampah dan karakteristik petugas kebersihan di Puskesmas Kota Banjarbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini petugas kebersihan di 8 puskesmas di Kota Banjarbaru yang berjumlah sebanyak 15 orang. Sampel yang digunakan adalah total populasi, yaitu sebanyak 15 petugas kebersihan di puskesmas kota Banjarbaru. Pengumpulan data melalui kuesioner. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank dengan taraf signifikasi α=,5. Ada hubungan antara usia dengan tindakan pengelolaan sampah dengan nilai p-value=.29 < α=.5 dan nilai korelasi sebesar -.564. Tidak ada hubungan antara pelatihan dengan tindakan pengelolaan sampah dengan nilai p-value=.474 > α=.5 dan nilai korelasi sebesar.2. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tindakan pengelolaan sampah dengan nilai p-value=.847 > α.5 dan nilai korelasi sebesar.55. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengelolaan sampah dengan nilai p-value=.79 > α=.5 dan nilai korelasi sebesar.468.tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah dengan nilai p-value=.179 > α=.5 dan nilai korelasi sebesar.367. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan hanya usia yang ada hubungan dengan tindakan pengelolaan sampah sedangkan masa kerja, pelatihan, pengetahuan dan sikap tidak ada hubungan dengan tindakan pengelolaan sampah. Kata-kata kunci: Karakteristik petugas kebersihan, pengelolaan sampah Abstract The hygiene officer is responsible for daily activities and monitoring of the waste management system. Thus, it must have direct access to all members of the health centers staff. The purpose of this research is to know the action of garbage management and the characteristic of cleaning officer at health centers Banjarbaru city in 216. The research method used is analytical survey with cross sectional approach. The population in this study of hygiene officers at 8 puskesmas in Banjarbaru city which amounted to 15 people. The sample used is total population, that is as much as 15 janitor in Banjarbaru city health center. Data collection through questionnaires. Data analysis using Spearman Rank test with significance level α=.5. There is correlation between age and waste management action with p-value= of.29 < α=.5 and correlation value of -.564. There is no correlation between training with waste management measures with p-value=.474> α=.5 and correlation p- value=.2. There is no correlation between work period and waste management action with p- value=.847 > α=.5 and correlation p-value=.55. There is no correlation between knowledge with waste management action with p-value=.79> α.5 and correlation value of.468. There is no correlation between attitude and waste management action with p-value=.179> α=.5 and correlation p-value=.367. From the research result it can be concluded that only the age that there is correlation with the action of waste management while the working period, training, knowledge and attitude have no correlation with waste management action. Keywords: Characteristic of hygiene officer, waste management PENDAHULUAN Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 29 terdapat subsistem Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dengan tiga tingkatan upaya kesehatan yaitu upaya kesehatan primer, upaya kesehatan sekunder dan upaya kesehatan tersier. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus 217 62

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya (1). Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah hasil dari peran petugas salah satunya adalah petugas kebersihan di puskesmas. Petugas kebersihan adalah orang yang dalam tugasnya memelihara kebersihan dan memberikan pelayanan kebersihan di suatu tempat atau instansi. Petugas kebersihan sangatlah dibutuhkan dalam menciptakan kenyamanan di tempat kerja dan juga termasuk kenyamanan dalam bekerja karyawan atau pasien dalam hal kebersihan dan pelayanan puskesmas (2). Petugas kebersihan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan pemantauan harian terhadap sistem pengelolaan sampah. Dengan demikian, harus memiliki akses langsung ke semua anggota staf puskesmas. Petugas kebersihan bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Petugas kebersihan harus bekerja sma dengan tenaga pengontrol infeksi, kepala bagian farmasi, dan teknisi radiologi agar memahami prosedur yang di dalam penanganannya dan pembuangan sampah patologi, farmasi, kimia dan limbah radioaktif. Petugas kebersihan diberi latihan khusus mengenai proses pengangkutan sampah, sedangkan pengawasan dan pengelolaan sampah di puskesmas dilakukan oleh tenaga sanitasi terdidik. Sampah dari setiap unit layanan fungsional puskesmas dikumpulkan oleh perawat, khususnya jika berkaitan dengan pemisahan sampah medis dan non-medis, sedangkan di ruang lain dapat dilakukan dilakukan oleh petugas kebersihan. Petugas kebersihan harus dibekali dengan alat pelindung diri (APD) atau pakaian kerja yang memadai, seperti sepatu, baju, celana, sarung tangan, topi dan masker (3). Terkait dengan pengelolaan limbah medis dan non-medis puskesmas di wilayah kerja dinas kesehatan kota Banjarbaru terdapat kendala berdasarkan observasi penulis pada survei pendahuluan, yaitu sering tercium bau limbah obat-obatan yang dikarenakan bak sampah tidak tertutup, tidak adanya bak sampah bak sampah medis dan non-medis, tidak adanya pemisah antara tempat penampungan sampah sementara, terjadi penumpukan sampah medis dan non-medis, peran petugas belum dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi pokok masing-masing sehingga terdapat adanya limbah yang belum tertangani secara serius dan pengelolaan sampah di puskesmas masih belum bisa disebut sempurna dikarenakan belum lengkapnya sarana dan prasarana yang ada. Selain itu, pengelolaan yang dilakukan belum memenuhi persyaratan sistem pengelolaan limbah dan dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku di puskesmas tersebut. Berdasarkan data di atas penelitian inimengetahui hubungan karakteristik petugas kebersihan dengan pengelolaan sampah di puskesmas kota Banjarbaru tahun 216. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalahusia, masa kerja, pengetahuan dan sikap. Sedangkan variabel dependen (terikat) adalah tindakan pengelolaan sampah medis dan sampah non-medis. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas kebersihan di 8 puskesmas di kota Banjarbaru yang berjumlah sebanyak 15 orang. sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 15 sampel. Pengambilan sampel dengan teknik Simple total atau sampel keseluruhan dimana seluruh anggota populasi mendapat peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Analisis data yang digunakan adalah Uji Korelasi Spearman Rank, karena untuk mengukur derajat erat tidaknya hubungan antara satu variabel terhadap variabel lainnya. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Usia, Masa Kerja Variabel Frekuensi Persentase (%) Usia Awal Masa Dewasa Pertengahan Tua Masa Kerja Baru Lama Pengetahuan Tinggi Sedang Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus 217 63 4 11 6 9 12 3 26,7 73,3 4 6 8 2

Rendah Variabel Frekuensi Persentase (%) Sikap Positif Negatif Pengelolaan Sampah Baik Cukup Kurang 13 2 86,7 13,3 8 7 53,3 46,7 Total 15 1 Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa distribusi berdasarkan usia yang paling muda adalah 34 tahun dan yang paling tua adalah 51 tahun. Hasil data berdasarkan usia tersebut menjelaskan bahwa paling banyak responden penelitian berusia 4-6 tahun, yaitu sebanyak 11 orang atau 73,3%, yang paling sedikit adalah responden dengan umur 18-29 tahun, yaitu sebanyak orang atau %. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja adalah ada 6 orang atau 4% responden yang masa kerjanya < 5 tahun dan ada 9 orang atau 6% responden yang masa kerjanya 5 tahun. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 12 orang atau 8% dan pengetahuan sedang yaitu sebanyak 3 orang atau 2% dan tidak ada responden yang pengetahuannya rendah. Karakteristik responden berdasarkan sikap yang positif terhadap tindakan pengelolaan sampah yaitu sebanyak 13 orang atau 86,7% dan hanya 2 orang atau 13,3% yang memiliki sikap negatif. Karakteristik responden berdasarkan tindakan pengelolaan sampah yang baik 8 orang atau 53,3%, dan tindakan pengelolaan sampah cukup 7 orang atau 46,7% dan tidak ada yang melakukan tindakan pengelolaan sampah kurang. B. Analisis Bivariat Tabel 2. Distribusi Pengelolaan Sampah berdasarkan Usia Petugas Kebersihan r -,564 Usia p,29 Hasil analisis menggunakan uji Spearman Rank didapatkan hasil nilai p,29 < α,5 artinya ada hubungan antara usia dengan tindakan pengelolaan sampah. Nilai korelasi sebesar -,564 menunjukan kekuatan hubungan yang kuat. Nilai korelasi negatif menunjukan bahwa jika usia responden meningkat maka tindakan pengelolaan sampah semakin berkurang. Hasil Analisis Masa Kerja dengan Pengelolaan Sampah di Puskesmas Kota Banjarbaru.Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mar atus dan Sholikah (4) yang mengatakan nilai p=,9 > α=,5 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan perilaku membuang sampah. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (5) yang menyebutkan usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin banyak. Tabel 3. Distribusi Pengelolan sampah dengan Masa Kerja Petugas Kebersihan r,55 Masa Kerja p,847 Hasil analisis menggunakan uji Spearman Rank didapatkan hasil nilai p,847 > α,5 artinya tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tindakan pengelolaan sampah. Nilai korelasi sebesar,55 menunjukan kekuatan hubungan yang sangat lemah. Nilai korelasi positif menunjukan bahwa jika masa kerja responden meningkat maka tindakan pengelolaan sampah semakin bagus. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (6) yang mengatakan masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran yang di petik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam perjalanan hidupnya. Makin lama tenaga kerja bekerja, maka makin banyak pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya makin singkat masa kerja, maka makin sedikit Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus 217 64

pengalaman yang diperoleh. Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja, sebaliknya terbatasnya pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki makin rendah. Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja yang bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Pengaruh positif bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif bila dengan semakin lamanya masa kerja maka akan menimbulkan kebiasaan pada tenaga kerja (7). Tabel 4. Distribusi Pengelolan sampah dengan Pengetahuan Petugas Kebersihan r,468 Pengetahuan p,79 Hasil analisis menggunakan uji Spearman Rank didapatkan hasil nilai p,79 > α,5 artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengelolaan sampah. Nilai korelasi sebesar,468 menunjukan kekuatan hubungan yang cukup. Nilai korelasi positif menunjukan bahwa jika pengetahuan responden meningkat maka tindakan pengelolaan sampah semakin bagus. Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh (7) yang mengatakan dari hasil uji Chi-Square nilai p=,129 > α=,5 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan tindakan pembuangan sampah. Dari hasil penelitian ini pengetahuan dengan tindakan pengelolaan masih dalam kategori baik, dari 15 responden didapat 12 responden memiliki pengetahuan baik diikuti dengan 3 orang memiliki pengetahuan sedang dan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kurang. Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (8) bahwa pengetahuan tidak selalu berhubungan dengan perilaku seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, lingkungan, baik fisik maupun non fisik dan sosial budaya yang kemudian pengalaman tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak dan akhirnya menjadi tindakan. Pengetahuan mungkin bukanlah faktor yang berpengaruh langsung terhadap tindakan pengelolaan sampah. Adanya pengaruh yang kuat dari variabel yang lain seperti lingkungan responden dengan kebiasaan yang tidak sejalan dengan pengetahuan yang dimiliki responden sehingga meskipun pengetahuan responden dalam kategori baik maupun tidak menjadi pemicu pada responden untuk melakukan apa yang mereka ketahui lewat tindakan secara nyata. Dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan semua responden mengetahui tentang sampah dan sumber sampah yang ada di puskesmas, ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan semua responden menjawab benar pertanyaan no 1,2,3 dan 4 yang berkaitan dengan definisi sampah di puskesmas. Untuk pengetahuan responden tentang alur pengelolaan sampah sudah cukup bagus ini dilihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan 9 dari 15 responden menjawab benar. Dan untuk pengetahuan tentang pemisahan dan penampungan sampah di puskesmas responden sudah sangat baik karena semua responden menjawab benar. Sedangkan untuk pengetahuan pengangkutan sampah hamper semua responden belum paham tentang pengangkutan sampah puskesmas yang benar Tabel 5. Distribusi Pengelolan sampah dengan Sikap Petugas Kebersihan r,367 Sikap p,179 Hasil analisis menggunakan uji Spearman Rank didapatkan hasil nilai p,179 > α,5 artinya tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah. Nilai korelasi sebesar,367 menunjukan kekuatan hubungan yang cukup. Nilai korelasi positif menunjukan bahwa jika sikap responden meningkat maka tindakan pengelolaan sampah semakin bagus. Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh (9) yang mengatakan dari hasil uji chi-square nilai p=,51 > α=,5 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II Kelurahan Istiqlal Kecamatan Wenang kota Manado. Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (9) yang menjelaskan bahwa sikap adalah suatu system evaluasi positif atau negative, yakni suatu kecenderungan untuk menyetujui atau menolak. Sikap positif akan terbentuk apabila rangsangan yang dating pada seseorang memberi pengalaman yang menyenangkan. Sebaliknya sikap negative akan timbul, bila rangsangan yang Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus 217 65

dating memberi pengalaman yang tidak menyenangkan. Perbedaan sikap berhubungan dengan derajat kesukaan atau ketidaksukaan seseorang terhadap objek yang dihadapi, atau dengan kata lain sikap menyangkut kesiapan individu untuk bereaksi terhadap objek tertentu berdasarkan konsep penilaian positif-negatif. Oleh karena itu, sikap merupakan pernyataan evaluative, baik yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan mengenai objek, orang atau peristiwa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan karakteristik petugas kebersihan dengan pengelolaan sampah di Puskesmas Kota Banjarbaru dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan tindakan pengelolaan sampah dengan baik adalah 53,3%. Hubungan tindakan pengelolaan sampah dengan usia petugas kebersihan dengan menggunakan uji Spearman Rank didapatkan hasil nilai p=,29 < α,5 dengan nilai korelasi sebesar -,564. Hubungan tindakan pengelolaan sampah dengan masa kerja petugas kebersihan dengan menggunakan uji Spearman Rank didapatkan hasil nilai p=,847 > α,5 dengan nilai korelasi sebesar,55. Hubungan tindakan pengelolaan sampah dengan pengetahuan dengan menggunakan uji Spearman Rank didapatkan hasil nilai,79 > α,5 dengan nilai korelasi sebesar,468 Hubungan tindakan pengelolaan sampah dengan sikap petugas kebersihan dengan menggunakan uji Spearman Rank didapatkan hasil nilai p,179 > α,5 dengan nilai korelasi sebesar,367. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. Pedoman Pengelolaan Limbah Medis di Puskesmas. Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 26. 2. Adisasmito W. Sistem Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 27. 3. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 27. 4. Mar atus dan Sholikah. Pengelolaan Sampah Medis di RSUD Gambiran Kediri Tahun 23. Skripsi: Universitas Airlangga. 23. 5. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 23. 6. Prayitno & Doelhadi AS. Pengaruh Keterlibatan Kerja, Kepuasan Kerja, dan Ciri Pribadi Terhadap Sikap Disiplin Pada Peraturan Kesehatan Keselamatan Kerja. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 25; 1(2). 7. Sarwanto dan Ajik. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Pekerja Remaja terhadap Penyakit Menular Seksual serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi terjadinya Hubungan Seks Pranikah. Jurnal: Cermin Dunia Kedokteran. http: //www.kalbe.co.id/files/24 (diakses 5 Juni 216). 24. 8. Sumitro. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. 1998. 9. Maimunah. Gambaran Perilaku Petugas Rumah Sakit Terhadap Sistem Pengelolaan Sampah Medis Di Rumah Sakit Kusta Sinacang Belawan Tahun 22. Medan: Universitas Sumatera Utara Digital Library (diakses 5 Juni 216). 22. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus 217 66