KIAT MEMBIMBING SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERGAUL. Oleh Zainuddin 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan hasil pengembangan yang telah di bahas pada bab sebelumnya, penelitian

BAB V PENUTUP. hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII B

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: adanya permasalahan berupa kurangnya komitmen untuk

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan

PEMANFAATAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 BANJARMASIN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU. Noor Jannah

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang kemandirian belajar yang layak sebagai media layanan bimbingan bagi

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memenuhi persyaratan validitas isi dan memiliki harga koefisien reliabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja menurut Elizabeth B Hurlock, (1980:25) merupakan salah

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Kencana, 1993) Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, PT.Renaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm 94

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dari persepsi siswa terhadap Bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).

ANALISIS PELAKSANAANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SDN MOJOLANGU 1 MALANG SKRIPSI OLEH: YULIA FITRIANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB V PENUTUP. simpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa kelas IX di SMP N 6 Yogyakarta. Dari hasil analisis menunjukkan

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

BAB V PEMBAHASAN. yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair And Share (tps)

BAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahwa: ada pengaruh diskusi kelompok kecil (buzz group discussion)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK SELF-EFFICACY SISWA DAN IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN KONSELING SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan belajar di rumah

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB V KESIMPULAN, EMPLIKASI DAN SARAN. layanan bimbingan sebesar 33,2%, sedangkan sisanya sebesar 76,8% ditentukan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar

ARTIKEL PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA

BAB V PENUTUP. hasil penyajian data yang sudah penulis paparkan. a. memberikan motivasi. yang bersangkutan. e. Mengetahui hasil.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA

PELAKSANAAN BIMBINGAN PRIBADI DI MAN 3 MULAWARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Bakat Siswa

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS X SMK BINA KARYA PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia saat ini, tergantung

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB V PENUTUP. sebelumnya yang di dapatkan dalam penelitian ini, dapat di ambil kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219.

Transkripsi:

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 995 KIAT MEMBIMBING SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERGAUL Oleh Zainuddin 1 Abstrak : Percaya diri adalah pandangan seseorang, gambaran pemikiran dan perasaan yakin, kesanggupan dan keberanian seseorang terhadap segala aspek kemampuan yang dimilikinya. Sumber dari percaya diri adalah wawasan dan pengetahuan seseorang. Luasnya wawasan dapat memudahkan untuk menyesuaikan diri terhadap dalam segala kondisi. Untuk itu, giat dalam mengeksplorasi kemampuan sangat penting. Mengeksplorasi segenap kemampuan dengan giat belajar dan terus berlatih. Berani mencoba hal-hal baru dan tantangan-tantangan baru dalam tugas yang dipercayakan. Komunikasi dan interaksi terhadap orang lain juga sangat penting dalam meningkatkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan kepercayaan diri. Aktif berinteraksi seperti banyak berbicara dan berdiskusi mengenai pelajaran, masalah-masalah, atau kejadian-kejadian. Kata kunci : Kepercayaan diri, pergaulan Pendahuluan Dalam kehidupan seseorang, masa remaja merupakan fase yang sangat potensial bagi pertumbuhan dan perkembangan baik aspek fisik maupun aspek psikis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Remaja menganggap dirinya sudah bukan anak-anak lagi, tetapi orang-orang disekelilingnya masih menganggap mereka belum dewasa. Seringkali remaja ingin bertindak sebagaimana orang dewasa, tetapi perilaku mereka seringkali masih infulsif dan belum menunjukkan kedewasaan. Karena dorongan yang kuat ingin menemukan dan menunjukkan jati dirinya, remaja seringkali berusaha ingin melepaskan diri dari orang tuanya dan mengarahkan perhatiannya kepada lingkungan diluar keluarganya sehingga cenderung lebih senang bergabung dengan teman sebayanya. Melihat masa remaja sangat potensial dan potensi itu dapat saja berkembang ke arah positif maupun negatif, maka sudah barang tentu intervensi edukasi dalam bentuk pendidikan, bimbingan, maupun 1 Zainuddin adalah dosen Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 996 pendamping sangat diperlukan untuk mengarahkan perkembangan potensi remaja tersebut agar berkembang ke arah yang positif dan produktif. Intervensi edukasi ini harus sejalan dan seimbang, baik dari pihak keluarga/ orang tua, sekolah maupun masyarakat. Kerjasama yang baik antara ketiga komponen ini harus dijalin sebaik-baiknya agar secara simultan dapat mencegah remaja berkembang kearah yang lebih positif dan produktif. Dalam hal ini peran guru Pembimbing sangat membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa sebagai peserta didik di sekolah. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi yang dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan. Bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Sedangkan makna bimbingan yang secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005). Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005) Bimbingan dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai perkembangannya yang lebih optimal. Selanjutnya menurut Syamsu Yusuf (2005) bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan dapat membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Menurut Moh. Surya dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi (2002) Bimbingan adalah suatu proses pemberian

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 997 bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Percaya diri adalah pandangan seseorang, gambaran pemikiran dan perasaan yakin, kesanggupan dan keberanian seseorang terhadap segala aspek kemampuan yang dimilikinya. Kepercayaan diri adalah sebagai suatu prinsip yang terpisah lebih bersifat suatu nuansa yang keluar dari pengalaman. Jadikan pengalaman sebagai guru yang terbaik dan jadikan kegagalankegagalan sebagai proses belajar untuk pembentukkan kepercayaan diri. Rasa percaya diri sangat berhubungan dengan rasa keberanian. Dua hal itu terkait dengan tingkat yang elemental dan masing-masing merupakan komponen esensial dari kepemimpinan yang kuat (dalam konteks ini kemampuan memimpin diri sendiri). Rasa percaya diri akan menopang kita untuk mengatasi keraguan diri sendiri. Sumber dari percaya diri adalah wawasan dan pengetahuan seseorang. Luasnya wawasan dapat memudahkan untuk menyesuaikan diri terhadap dalam segala kondisi. Untuk itu, giat dalam mengeksplorasi kemampuan sangat penting. Mengeksplorasi segenap kemampuan dengan giat belajar dan terus berlatih. Berani mencoba hal-hal baru dan tantangantantangan baru dalam tugas yang dipercayakan. Komunikasi dan interaksi terhadap orang lain juga sangat penting dalam meningkatkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan kepercayaan diri. Aktif berinteraksi seperti banyak berbicara dan berdiskusi mengenai pelajaran, masalah-masalah, atau kejadian-kejadian. Kepercayaan Diri Dalam Bergaul Kepercayaan diri dalam bergaul berarti yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah. Dengan percaya diri, seseorang merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani kehidupan, sehingga dalam pergaulannya baik itu disekolah maupun di rumah, siswa dapat bergaul dengan rasa optimisme dengan mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri. Ciriciri perilaku yang mencerminkan percaya diri dalam adalah : a. Yakin kepada diri sendiri b. Tidak bergantung kepada orang lain

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 998 c. Tidak ragu-ragu d. Merasa diri berharga e. Tidak menyombongkan diri f. Memiliki keberanian untuk bertindak (Anita Lie :2003 : 4) Orang yang memiliki percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangannya dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas tersebut. Orang yang percaya diri mempunyai keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya sendiri. Selanjutnya orang yang percaya diri juga akan dipercayai oleh orang lain. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Dalam Bergaul Kepercayaan diri dalam bergaul adalah sesuatu yang sangat penting dalam meraih sukses. Pekerjaan apapun yang dimulai tanpa kepercayaan pada diri sendiri, tidak akan menghasilkan sesuatu yang besar. Memiliki kepribadian pemberani dan percaya diri dalam melakukan segala hal adalah keinginan setiap orang. Usaha dengan cara-cara yang mereka ketahui untuk menghilangkan sifat penakut, pengecut, ragu-ragu, pemalu dan minder telah mereka lakukan. Namun sebagian besar usaha tersebut gagal karena keinginan itu tidak bisa menjangkau alam bawah sadar diri mereka. Faktorfaktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang menurut Hakim (2002:121) muncul pada dirinya sebagai berikut: a. Lingkungan keluarga Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan setiap manusia, lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Berdasarkan pengertian di atas, rasa percaya diri baru bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil, jika seseorang berada di dalam lingkungan keluarga yang baik, namun sebaliknya jika lingkungan tidak memadai menjadikan individu tersebut untuk percaya diri maka individu tersebut akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada dirinya sendiri. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama yang sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang.

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 999 b. Pendidikan formal Sekolah bisa dikatan sebagai lingkungan kedua bagi anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga di rumah. Sekolah memberikan ruang pada anak untuk mengekpresikan rasa percaya dirinya terhadap teman-teman sebayanya. Hakim (2002:122) menjelaskan bahwa rasa percaya diri siswa di sekolah bisa dibangun melalui berbagai macam bentuk kegiatan sebagai berikut : 1) Memupuk keberanian untuk bertanya 2) Peran guru/pendidik yang aktif bertanya pada siswa 3) Melatih berdiskusi dan berdebat 4) Mengerjakan soal di depan kelas 5) Bersaing dalam mencapai prestasi belajar 6) Aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga 7) Belajar berpidato 8) Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler 9) Penerapan disiplin yang konsisten 10) Memperluas pergaulan yang sehat dan lain-lain c. Pendidikan non formal Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang dengan kepribadian yang penuh rasa percaya diri adalah memiliki kelebihan tertentu yang berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Rasa percaya diri akan menjadi lebih mantap jika seseorang memiliki suatu kelebihan yang membuat orang lain merasa kagum. Kemampuan atau keterampilan dalam bidang tertnetu bisa didapatkan melalui pendidikan non formal misalnya : mengikuti kursus bahasa asing, jurnalistik, bermain alat musik, seni vokal, keterampilan memasuki dunia kerja (BLK), pendidikan keagamaan dan lain sebagainya. Sebagai penunjang timbulanya rasa percaya diri pada diri individu yang bersangkutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut Angelis (2003:4) adalah sebagai berikut:

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1000 1) Kemampuan pribadi: Rasa percaya diri hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan. 2) Keberhasilan seseorang: Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan cita-citakan akan menperkuat timbulnya rasa percaya diri. 3) Keinginan: Ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat untuk mendapatkannya. 4) Tekat yang kuat: Rasa percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari kedua pendapat di atas, faktor yang sangat mempengaruhi timbulnya rasa percaya diri adalah dukungan orang tua terhadap anak dalam bergaul dan perkembangannya yang bertanggung jawab akan dapat mmberikan dampak yang baik dalam proses terbentuknya rasa percaya diri kepada anak. Selain itu kehadiran guru pembimbing sangat berpengaruh sekali dalam membantu meningkatkan rasa percaya diri pada siswa. Mereka merasa selalu di ayomi sehingga menghasilkan positif pada diri anak dalam bergaul. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi rasa percaya diri adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang dimiliki individu dalam mengerjakan sesuatu yang mampu dilakukannya, keberhasilan individu untuk mendapatkan sesuatu yang mampu dilakukan dan dicita-citakan, keinginan dan tekat yang kuat untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan hingga terwujud. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga di mana lingkungan keluarga akan memberikan pembentukan awal terhadap pola kepribadian seseorang. Yang kadua adalah lingkungan formal atau sekolah, dimana sekolah adalah tempat kedua untuk senantiasa mempraktikkan rasa percaya diri individu atau siswa yang telah didapat dari lingkungan keluarga kepada teman-temannya dan kelompok bermainnya. Yang ketiga adalah lingkungan pendidikan non formal temapat individu menimba ilmu secara tidak langsung belajar ketrampilan-keterampilan sehingga tercapailah keterampilan sebagai salah satu faktor pendukung guna mencapai rasa percaya diri pada individu yang bersangkutan.

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1001 d. Cara Membantu Meningkatkan Percaya Diri Dalam Bergaul Masalah percaya diri adalah masalah yang sangat krusial dan penting dalam kepribadian sebagai manusia. Saya banyak melihat, bahwa sebenarnya masalah kurang percaya diri ini banyak dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan kita tentang bagaimana membangunnya. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru pembimbing dalam membantu meningkatkan percaya diri adalah memberikan pemahaman tentang : a. Potensi diri Potensi diri pada masing-masing anak bisa berbeda-beda. Ada yang bisa digali dari hasil akademisnya atau prestasi di sekolahnya. Namun, bukan berarti anak yang tidak berprestasi di sekolah tak memiliki sumber percaya diri tersebut. Potensi diri anak bisa digali dari jalur lainnya, misalnya kemampuan menyanyi, menari, atau juga sifat baik hati, ringan tangan, dan sebagainya. Hal yang hampir sama dikemukakan International Director John Robert Power untuk Indonesia, Indayati Oetomo. Menurutnya, seorang anak yang percaya diri tidak selalu berarti pandai, namun ia berani tampil dan mampu bersosialisasi dengan baik. Anak itu juga biasanya atraktif, katanya di sela-sela acara pencarian anakanak percaya diri b. Menanamkan sikap percaya diri dalam bergaul Menanamkan sikap percaya diri hendaknya dilakukan sedini mungkin,.karena sifatnya bukan instan, sebaiknya rasa percaya diri dipupuk sejak kecil. Jika sejak kecil anak sudah memiliki rasa percaya diri yang kuat, lebih mudah untuk mengembangkan diri dan potensi yang ada pada dirinya. Percaya diri adalah bahan bakar utama keberhasilan seseorang dalam hidup ini. Begitu bahan bakar itu didapat, tercapainya keberhasilan dalam segala kegiatan hanya masalah waktu, tergantung usaha yang dilakukan seseorang. Saat orang tua ingin anaknya percaya diri, sebaiknya ia tidak overprotective Lepaskan anak untuk berkiprah dan orang tua mendorong dari belakang. Jangan terlalu banyak larangan, sehingga anak nanti ketakutan sendiri. Jangan menargetkan sesuatu untuk

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1002 anak. Obsesi orang tua justru akan menekan anak. Berikan anak kenyamanan, bukan tekanan. Akan tetapi Intervensi yang terlalu banyak dari orang tua, akan mematikan kreativitas anak. Makanya, ia menyarankan, orang tua melatih anak sedini mungkin untuk ikut berkompetisi, berani tampil, sehingga ia kelak menjadi percaya diri. Sumber : pikiran-rakyat.com c. Memberi pemahaman diri dalam bergaul Pemahaman tentang diri yang baik dimaksudkan dalam pengembangan diri ini adalah usaha untuk mampu mengatur kegiatan, memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, menemukan cara dalam bergaul yang tepat dan mampu mengatasi kesulitan yang timbul akibat dari tuntutan pelajaran yang diterimanya. Menurut Ketut Sukardi (2000:46) bahwa pengembangan pemahaman tentang diri yang perlu mendapatkan perhatian guru pembimbing meliputi : pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahankelemahan dan penanggulangannya dan usaha-usaha-usaha pencapaian cita-cita atau perencanaan masa depan. d. Mengenal diri sendiri secara utuh Segala hal tentang apa yang disukai berkenaan dengan diri sendiri dan segala yang diketahui dapat dilakukan dengan baik. Jika kesulitan melakukan ini, ingat tentang pujian yang telah diperoleh dari orang-orang Apa yang mereka katakan dan dicontoh dengan melakukannya dengan baik. Sebuah gagasan bagus untuk menuliskan semua ini, hingga bisa melihatnya lagi untuk mengibarkan rasa percaya diri kapanpun Anda membutuhkan inspirasi e. Sering latihan Kapanpun seseorang ingin merasakan rasa percaya diri, kuncinya adalah latihan sesering mungkin. Bahkan pelatihan itu dapat membawanya dalam tidur. Dengan kemampuan yang terlatih, tak akan kesulitan menampilkan rasa percaya diri kapanpun itu dibutuhkan f. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri dan berpikiran positif

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1003 Lingkungan membawa pengaruh besar pada seseorang. Jika seseorang terus menerus berbaur dengan orang yang memiliki rasa rendah diri, pengeluh dan pesimis, seberapa besarpun percaya diri yang dimiliki, perlahan tapi pasti akan pudar dan terseret mengikuti lingkungan. Sebaliknya, jika selalu dikelilingi orang-orang yang penuh kebahagiaan dan percaya diri, makan akan tercipta pula atmosfir positif yang membawa keuntungan bagi diri. e. Penutup Kepercayaan diri dalam bergaul adalah sesuatu yang sangat penting dalam meraih sukses. Pekerjaan apapun yang dimulai tanpa kepercayaan pada diri sendiri, tidak akan menghasilkan sesuatu yang besar. Memiliki kepribadian pemberani dan percaya diri dalam melakukan segala hal adalah keinginan setiap orang. Usaha dengan cara-cara yang mereka ketahui untuk menghilangkan sifat penakut, pengecut, ragu-ragu, pemalu dan minder telah mereka lakukan. Namun sebagian besar usaha tersebut gagal karena keinginan itu tidak bisa menjangkau alam bawah sadar diri mereka. Orang yang memiliki percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangannya dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas tersebut. Orang yang percaya diri mempunyai keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya sendiri. Selanjutnya orang yang percaya diri juga akan dipercayai oleh orang lain. Kepercayaan diri dalam bergaul berarti yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah. Dengan percaya diri, seseorang merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani kehidupan, sehingga dalam pergaulannya baik itu disekolah maupun di rumah, siswa dapat bergaul dengan rasa optimisme dengan mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri. Daftar Pustaka Anita Lei. (2004). 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak, Jakarta, Elex Media Kompotindo

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1004 Ahmadi Abu, (1991), Psikologi Perkembangan, Jakarta, Rineka Cipta, Ahyadi, Abdul Azis, (1993) Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, Sinar Baru. Andi Mappiare, (1984), Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Surabaya : Usaha Nasional Christiana Weni (2010) 101 Mencari Teman Dan Mempengaruhi Orang Lain. Jakarta. Media Pressindo D.Gunarsa. (2002). Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta : Gunung Mulia Dewa Ketut Sukardi, (1995), Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Surabaya : Usaha Nasional DEPDIKNAS, (2007) Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal Gunarso, Singgih, Yulia Singgih, 1991. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta Gunung Mulia Hadari Nawawi. (1999) Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Bumi Aksara Hibana S. Rahman, (2003), Bimbingan dan Konseling Pola 17, Yogyakarta : NCY Press Jalalludin. (1988). Psikologi Perkembangan, Jakarta, Grafindo Persada Prayitno dan Erman Amti, (2004) Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : Renika Cipta Rochamn Natawijaya, (1985), Bimbingan Penyuluhan di SPG, Jakarta : Depdikbud Roestiyah NK. (1982) Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Bandung: Bina Aksara Sofyan S. Willis, (2004) Konseling Individual Teori Dan Praktek,. Bandung : Alfabeta Suwarno. (1981). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru Sudarsono. (1990) Kenakalan Remaja.. Jakarta : Rineka Cipta Tafsir, Ahmad, (1994) Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung, Remaja Rosdakarya Tohirin, (2007), Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Usman, Uzer, (1990) Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya,. Will Glennon. (2007). Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Anak Perempuan. Jakarta. Arcan

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1005 Winkel, W.S (1985). Bimbingan dan Konseling Disekolah Menengah. Jakarta : Gramedia Yuline dkk. (2008) Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Pontianak : Universitas Tanjungpura Zakiyah Darajat. (1995) Remaja Harapan Dan Tantangan. Jakarta : Ruhama