BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Al Qur an dan Ilmu Kimia

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. yaitu logam besi (ferro) dan logam bukan besi (non ferro). Logam ferro yaitu

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

أ و ل م ی ر ال ذ ین ك ف ر وا أ ن ال سم او ات و الا ر ض ك ان ت ا ر ت ق ا ف ف ت ق ن اھ م ا و ج ع ل ن ا م ن ال م اء ك ل ش ي ء ح ي أ ف لا ی ؤ م ن و ن

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Bacaan Tahlil Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Namun pemanfaatannya masih sebatas buah-buahan saja. Terlebih

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hukum mengingkari kehidupan akhirat

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu kondisi yang turut

BAB I PENDAHULUAN. (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal biasanya menyebabkan

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari adalah energi yang tidak terbarukan. Sehingga

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

KHUTBAH GERHANA MATAHARI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Al-Samii' dan Al-Bashiir

BAB I PENDAHULUAN. industri. Menurut Napiah (2009) ketersediaan BBM indonesia hanya akan mencapai

BIOLOGI SEL. Chapter I : Apersepsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN. 1 A.Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta,Rineka Cipta, 2000), hlm 5.

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

BAB I PENDAHULUAN. dan keanekaragaman hayati flora dan fauna yang tinggi. Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. energi baru yang potensial adalah energi nuklir. Energi nuklir saat ini di dunia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

BAB I PENDAHULUAN. mencegah proses kehamilan pada pasangan suami istri yang memiliki usia subur.

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah. pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8).

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara otomatis, terintegrasi, dan terkoordinasi sehingga dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

ISBN:

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الا نبياء والمرسلين :و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد

TAFSIR SURAT AL-QAARI AH

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima 1. Informasi adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

التسهيل يف معرفة قواعد لغة التنزيل. Bab V. Al-Af'aal (Fi il-fi il) 1. Fi'il Madhi, Fi'il Mudhari' dan Fi'il Amr

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati teguhkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-mu. HR Muslim no 2654

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki

Akidah Akhlak peserta didik kelas III-B dengan nilai t hitung > t tabel atau 3,395 > 2,030 pada taraf positif signifikan 5%, (2) Ada pengaruh yang

TAFSIR SURAT AL- AADIYAAT

Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan fosil itu berkaitan dengan pengetahuan sejarah flora dan fauna. Terkuburnya tulang yang menjadi fosil selama jutaan tahun dapat mempengaruhui histologi, porositas, kadar kalsium, dan kristalinitas apatit tulang. Sedangkan fosil kayu umumnya ditemukan di perut bumi atau di dasar sungai, karena sedimentasi dan proses pelapukan yang menghancurkan kayu sehingga hal itu yang menyebabkan kayu berubah menjadi fosil. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan pada fosil tulang dan kayu yang sudah terkubur di dalam tanah. Dilihat pada kondisi lingkungan langsung seperti tanah, komposisi sedimen, hidrologi tanah dan ph, suhu, tekanan mekanis dan faktor biologis. [1] Umumnya penentuan umur fosil dengan menggunakan metode penanggalan radiokarbon (radiocarbon dating), di mana metode ini yang didasarkan pada karbon-14 terhadap karbon udara yang relatif tidak berubah, semenjak zaman purba sehingga sisa aktivitas radioaktif suatu sampel karbon berkolerasi dengan umur sejak sampel tersebut menunjukkan aktivitas kehidupan, yang dihitung bedasarkan pemakaian angka waktu paruh peluhuran karbon-14 [2] akan tetapi penentuan umur dengan radiokarbon ini memerlukan biaya yang cukup mahal karena itu penentuan kadar kalsium, silikon dan besi menjadi pembanding untuk mencari tingkat keterkaitan antara umur dengan kadar Ca, Fe dan Si pada fosil tulang dan kayu yang ditentukan dengan metode X-ray Flourescence (XRF). Analisis unsur pada fosil yang berkaitan dengan ilmu arkeologi dipandang untuk mengetahui presentase unsur seiring bertambanya umur fosil tersebut. Distribusi unsur yang terdapat pada sampel fosil tulang dan kayu memberikan kecocokan dengan penentuan umur, dan struktur pada kurva kelimpahan unsur rasio Ca/Fe, Ca/Si dan Si/Fe akan memberikan bukti ketika fosil yang sudah terkubur di dalam tanah terdapat unsur silikon dan besi akibat proses sedimentasi di dalam tanah. Keberhasilan integrasi informasi histologis pada XRF adalah teknik paling kuat untuk menafsirkan peristiwa biologis melalui sebuah elemen unsur yang terdapat pada sampel fosil tulang dan kayu. [3] Di dalam Al-Qur an menjelaskan bahwa ketika tulang-belulang dan benda-benda mati yang sudah terkubur di dalam tanah akan menjadi batu atau besi yang dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 49-50 di bawah ini :

ظ ام و ر ف ات ا نء أ ل م ب و ثوع ن خ ل اق ج يد اد ٤٩ يد اد ٥٠ الق و او ء أ اذ ك ان ع ق ل او نوك ح اج ر ة أ و ح Artinya : Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan bendabenda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru? Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi (Qs. Al-Isra ayat 49-50). Dari ayat di atas memberikan gambaran ketika tulang-belulang dan benda mati terkubur di dalam tanah akan menjadi besi dan batu. Adanya proses fosilisasi yang akan mengandung barbagai macam mineral beserta oksida-oksidanya. Ketika suatu organisme mati, bangkainya akan terkubur dan lambat laun berubah menjadi fosil. Biasanya bagian-bagian terkeras, seperti cangkang atau tulang yang masih terawetkan. Kadang-kadang bangkai tersebut perlahan-lahan membatu. Molekul-molekul aslinya digantikan oleh berbagai jenis mineral seperti kalsit atau besi pirit. Penelitian tentang penentuan distribusi unsur pada pada sampel fosil tulang dan kayu dengan menggunakan XRF telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian tentang penentuan unsur pada sampel tulang panjang sauropoda dengan menggunakan metode XRF. Analisis yang dilakukan dengan XRF mengungkapkan bahwa distribusi unsur pada tulang yang sudah terkubur ratusan tahun lamanya di dalam permukaan tanah. Dalam rongga tulang panjang sauropoda terdapat mineral terutama kalsit. Mineral ini mengandung berbagai unsur di samping unsur kalsium misalnya Fe, Mn, Si, Cu, Zn, P dan Pb. Dalam peta distribusi unsur memungkinkan kolerasi antara tulang dengan unsur-unsur kimia yang dikandungnya.

Kalsium menunjukkan distribusi tertinggi pada fosil tulang pada spektrum XRF. [4] Di daerah-daerah yang mengandung zat besi yang tinggi kadar kalsiumnya ada walaupun rendah akan tetapi Si, Mn dan Ni lebih tinggi di daerah ini. [3] Sedangkan penelitian untuk menguji efek kalsium terhadap pembentukan kayu yang menunjukkan bahwa kalsium dapat berpengaruh signifikan pada struktur dan fisiologi pembentukan kayu. [5] Dalam penelitian ini sampel tulang dan kayu yang diambil dari daerah Yogyakarta, Flores dan Semarang. Ada beberapa sampel fosil tulang yang sudah ditentukan umurnya oleh peneliti dari Museum Geologi Bandung dan juga digunakan metode penanggalan radiokarbon dengan teknis pencacahan pada fasa gas dengan memanfaatkan karbon-14 yang nanti terbentuk dengan wujud gas asetilena. Keadaan struktur sampel yang berpori sehingga menyebabkan terjadinya kontaminasi dengan senyawa yang berada di dalam tanah seperti [6] senyawa karbonat dan karbon sekunder. Lebih dari 99% kalsium tubuh ditemukan dalam bentuk tulang dan gigi. Sementara tulang memiliki peranan yang jelas yang berfungsi sebagai reservoir dalam tubuh. Kalsium juga penting untuk mengkontraksi otot dan transmisi syaraf. Tulang dapat juga dimobilisasi dan [7] digunakan untuk tujuan lain bila diperlukan. Kalsium merupakan salah satu mineral pembentuk utama tulang, saat ini sudah ada bukti bahwa kalsium dapat mencegah pengeroposan tulang. Sebuah percobaan menunjukkan suplemen kalsium dapat mengurangi pengeroposan tulang pinggul sekitar 25-75%, pada tulang belakang 23%, dan pada pergelangan tangan 14%. [8] Kalsium menempati posisi yang unik karena bertindak sebagai regulator penting dalam banyak proses yang terkait dengan pertumbuhan dan respon terhadap tekanan lingkungan. Karena kalsium berfungsi untuk pembelahan sel, sintesis dinding sel dan berfungsi dalam pertahanan tanaman. Kalsium sebagai penyusun utama pada tulang dan penurunan kalsium terbukti sangat mempengaruhi pembentukan kayu sehingga penentuan kadar kalsium dapat memberikan informasi yang penting terhadap penentuan umur fosil tulang dan kayu. [9] Silikon adalah salah satu unsur yang menempati urutan kedua dalam kerak bumi dalam bentuknya sekitar 5 40% dalam tanah liat dan 200 300 g pada tanah berpasir. Sehingga setiap benda yang terkubur lamanya di dalam tanah akan terindikasi membentuk unsur silika. [10] Besi adalah mineral yang relatif larut terhadap fosil tulang atau benda yang masuk ke dalam tanah. [11]

Dari latar belakang tersebutlah maka perlu dilakukan penelitian terhadap kadar Ca, Fe dan Si dengan analisis menggunakan X-ray Flourescence yang nantinya akan memberikan distribusi rasio Ca/Fe, Ca/Si dan Si/Fe yang terdapat pada sampel fosil tulang dan kayu yang sudah terkubur lamanya di dalam permukaan tanah. Sehingga dapat mengetahui informasi tingkat keterkaitan antara penentuan Ca, Si dan Fe dengan penentuan umur. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang perlu dirumuskan adalah sebagai berikut: 1.Apakah perbedaan jenis sampel fosil dapat mempengaruhi jumlah distribusi unsur yang dihasilkan dengan metode X-ray Flourescence? 2.Bagaimana mempelajari adanya keterkaitan antara presentasi rasio dengan umur sampel fosil tulang? 3.Pada umur berapa kadar kalsium-hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) mengalami proses subtitusi dengan unsur Si dan Fe pada sampel fosil tulang? 1.3 Batasan Masalah Untuk meneliti permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini akan dibatasi pada beberapa masalah berikut: 1. Analisis rasio Ca, Fe dan Si dengan menggunakan metode X-ray Flourescence dan penentuan umur dengan penanggalan radiokarbon 14 C. 2. Sampel fosil tulang yang digunakan diperoleh dari koleksi peneliti di Museum Geologi Bandung. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui perbedaan jenis sampel fosil dapat mempengaruhi jumlah distribusi unsur yang dilahasilkan dengan metode X-ray Flourescence.

2. Dapat mempelajari adanya keterkaitan antara presentasi rasio dengan umur sampel fosil tulang? 3. Mengetahui kadar kalsium-hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) mengalami proses subtitusi dengan unsur Si dan Fe pada sampel fosil tulang?. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan informasi umumnya dalam bidang arkeologi yang berkaitan dengan ilmu kimia, khususnya dalam kaitan perubahan kadar unsur dalam fosil seiring bertambah umur fosil tersebut.