BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat Palembang sejak dahulu dan merupakan benda yang mengandung banyak nilai di dalamnya, seperti nilai intrinsik dan esktrinsik, nilai subjektif dan objektif, nilai keagamaan, nilai sosial, nilai kehidupan, nilai keindahan, dan nilai ekonomi. Kain songket Palembang adalah hasil budaya masyarakat Palembang yang memiliki proses pembuatan yang lama. Proses pembuatan kain songket Palembang melalui begitu banyak tahapan, mulai dari menentukan warna dan desain, mengolah benang, membuat pola, memasang benang, menenun, dan tahap akhir merapikan kain. Proses pembuatan kain songket yang lama juga berkaitan dengan tata nilai masyarakat Palembang. Masyarakat Palembang meyakini bahwa ketika penenun memiliki masalah, baik itu masalah rumah tangga atau lainnya, maka penenun tidak diperbolehkan untuk menenun. Proses menenun yang rumit harus dilakukan dengan kesungguhan, oleh karena itu masyarakat Palembang percaya apabila penenun sedang memiliki masalah maka penenun tidak akan menenun dengan sepenuh hati sehingga hasil tenunan tidak akan sempurna. Motif pada kain songket Palembang memiliki makna simbolik yang menceritakan kehidupan masyarakat Palembang, seperti kerajaan, politik, sistem pertahanan, dan lain sebagainya. Pesan dan cerita kemudian disampaikan dan dikemas dalam perpaduan ragam hias yang indah. Motif bunga mawar misalnya adalah motif songket yang dimaknai sebagai penawar malapetaka yang biasanya
digunakan pada acara marhaba atau pencukuran bayi. Motif bunga mawar digunakan pada acara tersebut karena diharapkan bayi yang menggunakan kain songket dengan motif tersebut akan terhindar dari bahaya dan selalu dilindunggi Tuhan Yang Maha Esa. Dimensi estetis pada kain songket bukan hanya terlihat dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kain songket memiliki unsur-unsur estetis menjadikannya sebuah karya seni yang memiliki nilai estetis yang tinggi. Unsurunsur estetis dalam kain songket antara lain kesatuan, kerumitan, keharmonisan atau keselarasan, kesimetrisan, kesungguhan, dan pertentangan atau konstradiksi. Dimensi estetis lain pada kain songket adalah simbol estetis. Kain songket mengandung banyak simbol-simbol yang melambangkan kehidupan masyarakat pada masa itu. Simbol Naga misalnya meyimbolkan penguasa sedangkan bola emas sebagai simbolisasi dari kekuasaan, kejayaan, dan kemakmuran. Pemahaman atas simbol ini adalah bahwa raja atau penguasa selalu dekat dengan kekuasaan, kejayaan, dan kemakmuran serta akan selalu memertahankannya dengan segala kekuatan (tenaga dan kesaktian naga) yang dimiliki. Simbol estetis pada kain songket bukan hanya terletak pada motifnya saja, melainkan juga terletak pada warna songket yaitu merah dan emas/kuning. Warna merah pada songket melambangkan keberanian. Pemahaman atas simbol warna merah ini adalah bahwa kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan yang memiliki keberanian dalam menghadapi musuh-musuhnya. Warna kuning melambangkan kejayaan, kekayaan, dan kemakmuran. Makna pada warna kuning dipahami sebagai simbol bahwa kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang kaya dan
makmur, serta memiliki kejayaan yang terlihat dari kekuasaan sebagai kerajaan maritim terbesar. Keindahan yang terkandung di dalam kain songket sebagai benda budaya juga merupakan bagian dari dimensi estetis kain songket Palembang. Songket memiliki nilai keindahan alam yang digambarkan melalui motif-motifnya, baik itu flora maupun fauna. Keindahan alam ini bukan hanya terlihat dari songketnya, namun pesan, makna, ataupun cerita yang disampaikan melalui motif tersebut. Keindahan lain pada songket adalah keindahan artifisial. Keindahan artifisial di sini bukan berarti keindahan yang merupakan tiruan alam tetapi lebih kepada pengungkapan emosi manusia pada saat menciptakannya. Kain songket Palembang terus mengalami perkembangan sejak awal tercipta dibuat hingga sekarang. Perkembangan kain songket Palembang bukan hanya karena pengaruh akulturasi budaya Palembang dengan budaya luar, tetapi perkembangan kain songket saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Songket yang awalnya merupakan benda budaya kemudian mengalami pergeseran makna menjadi benda komersil atau komoditi, sehingga mejadikan nilai-nilai dalam kain songket sendiri akhirnya memudar, bukan hanya ceritanya namun pembuatannyapun sekarang sudah tidak begitu mengindahkan kesakralannya. Kain songket sebagai hasil kebudayaan daerah senyatanya memiliki peran penting bagi kebudayaan nasional. Kain songket menjadi sebuah identitas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain dan berfungsi untuk memperkokoh kebudayaan nasional, sekalipun adat dan budaya daerah di Indonesia
beranekaragam tetapi tetap bersatu. Kain songket Palembang adalah salah satu kebudayaan daerah yang menjadi bagian dari kebudayaan nasional dan membuktikan bahwa di Indonesia walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu seperti semboyan bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika. Pancasila sebagai falsafah negara Indonesia adalah dasar bagi penyelenggaraan negara, sosial, politik, dan budaya. Oleh karena itu, kebudayaan yang ada di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai dalam Pancasila. Kain songket sebagai budaya Indonesia di dalamnya mengandung nilai-nilai Pancasila. Kebudayaan Indonesia, walaupun bisa dikreasikan tetapi tetap berlandaskan nilainilai Pancasila. Kain songket yang sejak awal terciptanya mengalami begitu banyak perkembangan, baik yang dipengaruhi oleh kebudayaan luar seperti Cina, Arab, dan India maupun dipengaruhi oleh kemajuan ilmu dan teknologi, tetapi tetap mengandung nilai-nilai Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai tersebut kemudian menuntun manusia Indonesia ke arah kebaikan, nilai dalam kain songket juga menjadi semacam aturan bagi kehidupan bersama masyarakat daaerah Palembang yang terlihat dari adanya hal yang boleh dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan. B. Saran Saran yang dapat diberikan oleh penulis, antara lain: 1. Bagi peneneiti Penelitian tentang songket Palembang ini menitikberatkan pada dimensi estetisnya. Dimensi estetis pada kain songket ini adalah karya seni yang memiliki
nilai estetis yang tinggi yang di dalamnya mengandung nilai estetis, unsur estetis, dan simbol estetis. Mengingat keterbatasan pada penelitian ini, maka peneliti berharap akan ada penelitian lebih lanjut tentang songket Palembang dan bukan hanya terbatas pada dimensi estetisnya saja. Untuk itu, penelitian dari berbagai kajian ilmu lain akan lebih baik untuk melengkapi penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian yang selanjutnya akan lebih bermanfaat apabila mengambil objek formal yang berbeda. Demikian penelitian ini dilakukan, semoga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan menjadi inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan mampu menarik minat pembaca untuk terus mengembangkan dan melestarikan kebudayan Indonesia. Peneliti menyarakan agar pembaca dapat memahami kebudayaan Indonesia bukan hanya sekedar peninggalan nenek moyang, melainkan memahami budaya dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sehingga dipahami dan dijadikan landasan hidup.