BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani,

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

pula kepercayaan publik terhadap auditor eksternal. dilakukan oleh beberapa KAP bahkan salah satu KAP berstatus big five

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgement yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran. mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. usahanya di tengah ketatnya persaingan di dunia usaha. Laba yang besar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh suatu entitas atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan selama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menaikan tingkat keandalan laporan perusahaan-perusahaan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh perusahaan. ISA (International Standard on Auditing) menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. dan kertas, dan komunikasi. Manajemen Enron telah melakukan window

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

perusahaan didenda oleh BAPEPAM (Winarno dalam Christiawan, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan dibidang usaha pada saat ini semakin meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pencapaian risiko audit dalam proses audit laporan keuangan sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal. mengalami kebangkrutan setelah opini terebut dikeluarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang telah listing di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman dunia usaha dan industri semakin cepat

BAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori agensi menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Gambar Umum Struktur Organisasi KAP. Partner

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Audit atas laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan terutama perusahaan go public. Audit ini bertujuan untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, pemegang saham, investor, kreditur, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen bebas dari salah saji yang material, kecurangan yang disengaja, dan memberikan assurance service. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 (2011) kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang- Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit atas informasi keuangan historis, jasa reviu atas informasi keuangan historis, dan jasa asurans lainnya (http://www.dpr.go.id). Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2014) assurance service (jasa asurans) merupakan jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa auditor dianggap sangat penting karena auditor dianggap sebagai pihak yang independen dan objektif berkenaan dengan informasi yang diperiksa. Hal ini juga ditegaskan dalam peraturan BAPEPAM Nomor KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan

Berkala Emiten atau Perusahaan Publik menyebutkan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan (http://www.bapepam.go.id). Namun adanya kasus gagal audit yang terjadi berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat kepada auditor dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan. Kasus yang paling menyita perhatian masyarakat Indonesia adalah kasus perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. yang terjadi pada akhir tahun 2001 dimana PT Kimia Farma (Persero) Tbk. terbukti telah mengelembungkan keuntungan perusahaan sebesar Rp 32.700.000.000,00. Sebelumnya PT Kimia Farma (Persero) Tbk. telah diaudit oleh KAP Hans Tuanakotta namun tidak ditemukan adanya kecurangan tersebut walaupun seluruh prosedur audit telah dilakukan dan tidak ditemukan adanya unsur kesengajaan membantu PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dalam penggelembungan keuntungan tersebut. Namun demikian Sdr Ludovicus Sensi W, rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sebesar Rp 100.000.000,00 karena atas resiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tersebut (http://www.bapepam.go.id). Kasus gagal audit dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan di masa depan. Seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme, hilangnya kepercayaan publik, dan kredibilitas sosial (Dezoort & Lord dalam Fitriani & Daljono, 2012). Oleh karena itu penting bagi auditor untuk memberikan opini dengan pertimbangan (judgment) yang tepat karena pertimbangan auditor dalam

menilai perusahaan digunakan berbagai kalangan pengguna laporan keuangan seperti pemengang saham, investor, kreditur, pemerintah, dan pemangku kepentingan. Opini auditor digunakan oleh para pemegang saham untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen, digunakan oleh para investor untuk menilai kondisi keuangan perusahaan, digunakan oleh para kreditur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayarkan hutang, digunakan oleh pemerintah untuk menilai apakah laporan keuangan yang disajikan sebagai dasar perhitungan pajak telah tepat, dan dapat membantu para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan. Menurut Arifuddin (2002) dalam Widjaya (2012) menyebutkan bahwa dasar memulai pertimbangan audit yang baik dengan mempertimbangkan permasalahan materialitas dan risiko. Audit atas laporan keuangan perlu untuk dilakukan karena ada kemungkinan bahwa laporan keuangan yang disajikan terdapat kesalahan ataupun kecurangan. Pertimbangan (judgment) auditor dibutuhkan untuk menilai apakah kesalahan ataupun kecurangan yang dilakukan bersifat material dan menilai risiko dari salah saji ataupun kecurangan yang material. Tidak hanya itu judgment auditor juga sangat diperlukan dalam menilai kondisi perusahaan yang sedang diaudit terutama ketika auditor sedang dihadapkan dengan keterbatasan waktu dan informasi yang didapat. Menurut Wibowo (2010) auditor judgment dilakukan pada setiap tahapan dalam pelaksanaan audit yaitu penerimaan perikatan, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan audit. Dimulai dari tahapan penerimaan perikatan dimana auditor akan melakukan judgment untuk menilai

apakah auditor mampu untuk melakukan tugasnya dengan baik. Lalu pada tahapan perencanaan audit, auditor akan melakukan judgment untuk menentukan penilaian awal terhadap materialitas dan menilai risiko audit. Setelah itu pada tahapan pelaksanaan pengujian audit, auditor akan melakukan judgment untuk mengambil jumlah sampel yang digunakan untuk melakukan inspeksi dokumen, catatan, dan laporan. Hal ini disebabkan karena auditor dihadapkan dengan keterbatasan waktu yang didapat dalam melakukan proses audit sehingga tidak memungkinkan bagi auditor untuk melakukan inspeksi terhadap seluruh dokumen, catatan, dan laporan. Kemudian pada tahapan pelaporan audit, auditor akan melakukan judgment dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan. Dasar bagi auditor dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan adalah bukti yang diperoleh selama proses audit berlangsung, namun karena auditor tidak melakukan pemeriksaan terhadap seluruh bukti yang ada maka judgment auditor sangat diperlukan dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan. Menurut Hogart (1992) dalam Fitriani & Daljono (2012) mengartikan bahwa judgment sebagai proses kognitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan sehingga judgment yang diberikan auditor dapat berbeda. Adanya proses yang berkesinambungan selama proses audit berlangsung. Ketika auditor mendapatkan informasi, auditor akan membuat pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak bedasarkan judgment auditor, lalu auditor akan menerima informasi lebih lanjut. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit judgment adalah gender, pengalaman audit, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, dan keahlian audit. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris faktor gender,

pengalaman audit, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, dan keahlian audit mempengaruhi audit Baron (2000) dalam Sanjaya (2012) mengartikan bahwa gender merupakan sebagian konsep diri yang melibatkan identifikasi individu sebagai seorang laki-laki dan perempuan. Gender diduga menjadi salah satu faktor level individu yang turut mempengaruhi audit judgment seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika (Yendrawati & Mukti, 2015). Dalam menghadapi tugas yang sulit atau kompleks wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi untuk pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Hal ini diduga karena wanita lebih memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan kunci keputusan dibandingkan dengan laki-laki yang cenderung memproses informasi secara terbatas. Wanita juga umumnya memiliki pertimbangan moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria, wanita diduga lebih melibatkan emosinya dibandingkan dengan pria. Wanita yang memiliki pertimbangan moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria juga cenderung akan memiliki tingkat kepatuhan etika yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria sehingga judgment yang dihasilkan wanita lebih baik dibandingkan dengan pria. Hasil penelitian Praditaningrum & Januarti (2012) menunjukkan bahwa gender berpengaruh terhadap audit Pengalaman Audit adalah pengalaman yang dimiliki seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan dari banyaknya penugasan berbeda yang pernah dilakukan dan juga lamanya auditor menjalankan profesinya serta dapat

menambah pengetahuan mengenai pendeteksian kekeliruan (Nadirsyah, Indriani, & Usman, 2011). Auditor yang lebih berpengalaman diduga akan memberikan judgment yang lebih baik dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman. Hal ini disebabkan karena auditor berpengalaman mempunyai kemampuan lebih baik dalam memproses informasi, menemukan adanya salah saji yang material, dan menemukan kecurangan yang disengaja. Auditor yang lebih berpengalaman telah terbiasa ketika menghadapi masalah yang rumit dan sulit dalam setiap penugasan. Pengalaman audit diukur dengan mengunakan satuan tahun berdasarkan lamanya auditor bekerja dan jumlah penugasan yang ditangani auditor. Semakin lama auditor menekuni profesinya dan semakin banyak jumlah penugasan yang dilakukan auditor, maka auditor dinilai semakin berpengalaman. Hasil penelitian Ariyantini, Sujana, & Darmawan (2014) menunjukkan bahwa pengalaman audit berpengaruh positif terhadap audit Kompleksitas tugas biasanya didefinisikan sebagai fungsi dari tugas itu sendiri, merupakan tugas yang sulit dan rumit (Wood (1986) dalam Fitriana, 2014). Menurut Jamilah, dkk. (2007) dalam Wijayantini, Yuniarta, & Atmadja (2014) mengungkapkan bahwa terdapat dua aspek penyusun kompleksitas tugas yaitu yang pertama mengenai tingkat sulitnya tugas selalu dihubungkan dengan banyaknya informasi tentang tugas tersebut dan yang kedua mengenai struktur tugas yang dihubungkan dengan kejelasan informasi (information clarity). Dalam melakukan proses audit, judgment auditor diperlukan untuk menyeleksi banyaknya informasi yang tersedia dan informasi yang tidak jelas dan

membingungkan sehingga proses audit tidak dapat berjalan dengan efisen dan efektif. Ketika auditor dihadapkan dengan tugas yang sulit maka semakin banyak aspek yang menjadi pertimbangan auditor dan auditor dituntut untuk mengambil keputusan dengan cepat sehingga membingungkan auditor dalam melaksanakan tugasnya sehingga semakin tinggi kompleksitas tugas yang dihadapi auditor maka judgment auditor cenderung menjadi kurang tepat. Dalam mengambil keputusan Bonner (1994) dalam Yustrianthe (2012) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuat keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit. Hasil penelitian Ariyantini, Sujana, & Darmawan (2014) menunjukkan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap audit Tekanan ketaatan adalah jenis tekanan pengaruh sosial yang dihasilkan ketika individu dengan perintah langsung dari perilaku individu lain (Brehm dan Kassin (1990); Lord dan DeZoort (2001) dalam Grediani & Sugiri (2010)). Dalam melaksanakan tugasnya, auditor sering kali menemui kesulitan seperti adanya tekanan dari atasan maupun klien. Auditor dihadapkan dengan pilihan apakah sebaiknya mengikuti perintah dari klien maupun atasan untuk melakukan tindak kecurangan atau melakukan semua proses audit dengan baik dan benar. Namun di

sisi lain auditor memiliki tanggung jawab profesional atas pekerjaan yang dilakukannya sehingga auditor harus melakukan proses audit dengan baik dan benar. Tekanan terhadap auditor dapat berupa tekanan emosional ataupun finansial akan berpengaruh terhadap judgment yang dihasilkan auditor. Auditor yang mendapatkan tekanan dari atasan ataupun klien akan merasa bimbang dalam mengambil keputusan dan cenderung berperilaku menyimpang dari standar profesional sehingga semakin tinggi tekanan yang dihadapi auditor maka judgment auditor dalam mengambil keputusan cenderung menjadi kurang tepat. Hasil penelitian Ariyantini, Sujana, & Darmawan (2014) menunjukkan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap audit Menurut Hayes-Roth, dkk. (1983) dalam Winantyadi & Waluyo (2014) mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut. Auditor dapat mengasah keahlian audit yang dimilikinya dengan terus meningkatkan pengetahuan dan pengalaman audit. Pengetahuan audit dapat ditingkatkan melalui jenjang pendidikan seperti seperti pendidikan profesi berkelanjutan sedangkan pengalaman dapat ditingkatkan melalui penugasan audit yang dikerjakan, mengikuti program pelatihan mengenai audit, dan dengan melakukan diskusi dengan rekan sekerja. Pengetahuan audit yang didapatkan auditor melalui jenjang pendidikan memastikan auditor telah memiliki kompetensi yang telah teruji dalam melaksanakan tahapan pelaksanaan audit dan pengalaman audit akan membantu auditor dalam menangani masalah yang terjadi pada tahapan pelaksanaan audit.

Auditor yang ahli cenderung akan memberikan judgment yang berkualitas dan akan melaksanakan tugasnya lebih maksimal dibandingkan dengan auditor yang kurang ahli dibidangnya. Hasil penelitian Margaret & Raharja (2014) menunjukkan bahwa keahlian auditor berpengaruh positif terhadap audit Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Ariyantini, Sujana, & Darmawan (2014) dengan perbedaan mendasar mengenai: 1. Menambah variabel independen gender yang mengacu pada penelitian Yustrianthe (2012) dan menambah variabel keahlian audit yang mengacu pada penelitian Margaret & Raharja (2014). 2. Objek penelitian adalah auditor senior dan telah memiliki pengalaman minimal 3 tahun di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta dan Tangerang pada tahun 2015. Sedangkan objek penelitian sebelumnya yang direplikasi adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Bali pada periode 2014-2015. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka judul penelitian ini adalah Pengaruh Gender, Pengalaman Audit, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, dan Keahlian Audit terhadap Audit Judgment. 1.2. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian dilakukan terhadap auditor senior dan telah memiliki pengalaman minimal 3 tahun di Kantor Akuntan Publik yang ada di Jakarta dan Tangerang pada tahun 2015. Variabel dependen yang

diteliti adalah Audit Judgment. Sedangkan variabel independen yang diteliti adalah gender, pengalaman audit, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, dan keahlian audit. 1.3. Rumusan Masalah Pertanyaan penelitian (research question) adalah sebagai berikut: 1. Apakah gender berpengaruh terhadap audit judgment? 2. Apakah pengalaman audit berpengaruh terhadap audit judgment? 3. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgment? 4. Apakah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment? 5. Apakah keahlian audit berpengaruh terhadap audit judgment? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan menganalisis: 1. Memperoleh bukti empiris gender berpengaruh terhadap audit 2. Memperoleh bukti empiris pengalaman audit berpengaruh terhadap audit 3. Memperoleh bukti empiris kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit 4. Memperoleh bukti empiris tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit 5. Memperoleh bukti empiris keahlian audit berpengaruh terhadap audit

1.5. Manfaat Penelitian Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Auditor Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan profesionalisme auditor khususnya dalam membuat audit 2. Kantor-kantor akuntan publik (KAP) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan SDM untuk meningkatkan kemahiran auditornya dalam membuat audit 3. Perusahaan pengguna KAP Memberikan kontribusi pada pimpinan perusahaan agar bisa memilih Kantor Akuntan Publik dan/atau auditor yang tepat untuk mengaudit laporan keuangan yang mereka terbitkan supaya bisa mendapat judgment dan/atau opini yang sesuai dari auditor. 4. Mahasiswa dan akademisi Dapat digunakan sebagai referensi dan bahan kajian untuk penelitian selanjutnya yang ingin melakukan kajian di bidang yang sama, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan landasan pijak untuk penelitian selanjutnya.

5. Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan tentang audit judgment, menjelaskan fenomena yang terjadi dalam pembuatan audit judgment, mengembangkan teori, menjadi referensi dan/atau direplikasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya oleh mahasiswa atau akademisi lain 1.6. Sistematika Penulisan Sebagaimana gambaran umum mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka disusunlah sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan laporan penelitian. BAB II: TELAAH LITERATUR Dalam bab ini berisi penguraian mengenai auditing, audit judgment, pengaruh gender terhadap audit judgment, pengaruh pengalaman audit terhadap audit judgment, pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment, pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment, pengaruh keahlian audit terhadap audit judgment, dan model penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi deskripsi tentang gambaran umum objek penelitian, model penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data.

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang deskripsi penelitian berdasarkan statistik deskriptif responden, statistik responden, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan.