BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian diseluruh dunia. Bagi seorang ekonom, uang adalah persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi. Uang memiliki fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. Uang adalah alat tukar yang sah sehingga dari salah satu fungsi uang sebagai media pertukaran dapat dilakukan untuk transkasi oleh publik dan perseorangan. Transaksi yang dilakukan dengan uang salah satunya adalah dengan melakukan perdagangan. Untuk memperlancar proses perdagangan setiap Negara memiliki alat tukarnya yaitu mata uang masing-masing yang ada di Negara tersebut. Proses perdagangan yang dilakukan tidak hanya di suatu wilayah namun juga terjadi dan dilakukan antar Negara. Perbedaan mata uang suatu Negara dengan Negara lain dikenal dengan istilah kurs. Kurs menjadi salah satu alat untuk mengukur dan untuk mengetahui kondisi perekonomian di suatu Negara. Hal ini ditunjukkan ketika nilai mata uang stabil, maka Negara tersebut memiliki perekonomian yang stabil, dan sebaliknya ketika nilai mata uang di suatu Negara tidak stabil, maka perekonomian di Negara tersebut juga mengalami perekonomian yang tidak stabil. 1

Perubahan nilai mata uang suatu Negara bisa mengalami Apresiasi atau mengalami Depresiasi. Apresiasi adalah kenaikan nilai tukar Negara tertentu terhadap nilai mata uang Negara lain, sedangkan depresiasi mata uang adalah penurunan nilai tukar mata uang Negara tertentu terhadap nilai mata uang Negara lain. Mata uang yang digunakan sebagai acuan dan pembanding dalam transaksi tukar menukar salah satunya adalah mata uang Dollar Amerika Serikat, hal ini dikarenakan mata uang Dollar merupakan salah satu mata uang yang kuat, oleh karena itu mata uang Dollar menjadi acuan sebagian besar Negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Selain itu alasan menggunakan Dollar dan bukan menggunakan mata uang yang nilainya cenderung stabil seperti Euro, Yen, dll dikarenkan Dollar Amerika menjadi mata uang internasional yang ada dimana-mana dan mata uang Dollar menjadi acuan untuk melakukan transaksi perdagangan terbesar di dunia dan di Indonesia sendiri masih adanya ketergantungan terhadap mata uang Dollar karena perdagangan di Indonesia masih menggunakan Dollar Amerika. Indonesia pernah mengalami perubahan radikal antara tahun 1986-2003, yang pertama adalah apresiasi nilai tukar rupiah yang terus menerus terjadi sejak tahun 1986-1988 dan yang kedua adalah depresiasi drastis dari nilai tukar rupiah karena krisis keuangan asia yang terjadi tahun 1997. Indonesia mengalami krisis nilai tukar pada tahun 1997-1998 yang telah memberikan dampak negatif terhadap perekonomian di Indonesia. Krisis ekonomi tersebut membuat nilai tukar, inflasi, suku bunga dan variable ekonomi lainnya mengalami perubahan. 2

Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS tentu mempunyai faktorfaktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mempengaruhinya selain dari kondisi makro ekonomi yang digunakan sebagai variable yang bebas dalam mempengaruhi perubahan nilai tukar Rupiah adalah juga termasuk aspek perekonomian, politik, sosial dan psikologi. Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang mempunyai hubungan dengan nilai tukar. Inflasi menjadi suatu masalah disetiap Negara. Variabel inflasi mempunyai hubungan yang erat dengan variabel lainnya. Inflasi terjadi salah satunya karena terlalu banyak jumlah uang beredar di masyarakat, krisis energi, kenaikan upah dan masih banyak lagi yang mempengaruhi terjadinya inflasi. Secara teoritis, inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum dan berlangsung secara terus menerus akibat terjadinya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat. Oleh karena itu, menurut Sadono inflasi harus dapat diatasi, karena inflasi yang buruk menyebabkan penurunan investasi diikuti dengan turunnya kegiatan ekonomi, menambah pengangguran dan mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Indikator makro ekonomi lainnya yang mempengaruhi nilai tukar adalah tingkat suku bunga. Fluktuasi nilai tukar yang berimplikasi terhadap tingkat inflasi yang akhirnya mengakibatkan pula kebijakan Bank Sentral, dalam hal ini adalah Bank Indonesia membuat kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat bunga domestik. Kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral ini diharapkan dapat menciptakan stabilisasi nilai Rupiah. Hal ini disebabkan karena perubahan dari 3

tingkat suku bunga itu memberikan pengaruh terhadap aliran dana suatu Negara (investasi) yang akhirnya akan mempengaruhi pula permintaan atau penawaran nilai tukar mata uang. Selain itu, kondisi makro ekonomi lain yang menyebabkan perubahan nilai tukar Rupiah adalah Jumlah Uang Beredar. Telah diketahui bahwa variable-variabel ekonomi makro tersebut saling mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya. Jumlah uang beredar secara relatif mempengaruhi nilai tukar baik itu di dunia maupun di dalam negeri. Ketika jumlah uang beredar disuatu Negara tersebut tinggi, maka dapat menyebabkan nilai tukar megalami depresiasi dan sebaliknya ketika jumlah uang beredar tersebut rendah, maka akan menyebabkan nilai tukar mata uang tersebut akan mengalami apresiasi. Kebijakan ini dilakukan oleh Bank Sentral dalam mempengaruhi untuk menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar melalui instrumen-instrumen moneter. Dalam penelitian ini menggunakan M2 yang dikarenakan M2 merupakan uang beredar dalam artian luas dan M2 adalah sebagai likuiditas perekonomian dibandingkan dengan uang beredar seperti M1 dan M3. Variable ekonomi makro lainnya adalah Indeks Produksi Industri. Produksi industri adalah data bulanan yang mengukur total produksi dari seluruh industri seperti pabrik, pertambangan, dll. IPI memiliki hubungan yang erat dengan variable lainnya seperti tngkat inflasi dan suku bunga. Pengaruh IPI ini juga berhubungan dengan nilai tukar. Peningkatan IPI dapat menyebabkan penguatan (apresiasi) mata uang domestik. Dalam penelitian ini menggunakan variabel indeks produksi industri karena sektor industri merupakan salah satu tulang punggung perekonomian 4

Indonesia mengingat kontribusi sektor industri terhadap PDB sebesar 23,61% (tahun 2012). Sehingga PDB turut berperan dalam nilai tukar. Hal itulah yang mendasari penelitian ini menggunakan Indeks Produksi Industri sebagai variabel independen dalam penelitian ini 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 ER January-06 January-12 January-18 January-24 January-30 January-36 January-42 January-48 January-54 January-60 January-66 January-72 January-78 January-84 January-90 January-96 January-02 ER Sumber : Bank Indonesia Gambar 1.1 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah/Dollar AS Periode Bulanan, Tahun 2006-2014 dalam Rupiah/Dollar AS Dari gambar (1.1) maka dapat disimpulkan bahwa niai tukar Rupiah terhadap Dollar dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006 nilai tukar Rupiah berada di kisaran Rp.9.000/Dollar AS, dan terus berfluktuasi, sehingga pada tahun 2008 saat Indonesia mengalami krisis berpengaruh secara signifikan terhadap kurs 5

Rupiah yang terdepresiasi tajam ke kisaran Rp.11.000/Dollar AS, sampai dengan bulan September sehingga pada pertengahan tahun 2009, nilai tukar Rupiah kembali mengalami apresiasi menjadi Rp.9.000/Dollar AS, sampai pada akhir tahun 2013, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar kembali terdepresiasi seperti krisis yang terjadi pada tahun 2008 lalu. Seiring berjalannya waktu, sampai pada tahun 2014, nilai Rupiah terhadap Dollar berada di kisaran Rp.12.000/Dollar AS. Menurut Dornbusch (1976) mengatakan bahwa fluktuasi-fluktuasi mata uang jangka pendek adalah harga yang melekat jangka pendek dalam pasar komoditas dan tenaga kerja. Penyesuaian dari harga komoditas tersebut jauh lebih lambat dibanding dengan tingkat-tingkat suku bunga dan nilai tukar dalam pasar keuangan. Adapun model nilai tukar mata uang yang dimiliki oleh Dornbusch (1976) mengatakan bahwa peningkatan penawaran uang di Indonesia bisa mengurangi kekuatan untuk meminta rupiah dan mendorong rupiah menjadi depresiasi. Namun, disisi lain, ketika suku bunga di Indonesia lebih tinggi dibanding suku bunga Negara lain atau global, maka investor asing akan terdorong untuk berinvestasi di Indonesia. Ketika investasi meningkat, maka akan menyebabkan rupiah mengalami apresiasi, sedangkan kenaikan inflasi akan memicu naiknya barang-barang yang dibutuhkan masyarakat sehingga menyebabkan depresiasi pada nilai tukar rupiah. Dengan melihat penjelasan latar belakang diatas akan ada terdapat masalahmasalah yang ada maka penulis tertarik dan mengajukan judul skripsi ini yaitu, ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA TAHUN 2006-2014 6

1.2 Rumusan Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang. Meski demikian, Indonesia sama halnya dnegan Negara-negara lainnya selalu berusaha untuk menjaga kestabilan nilai tukar mata uang Rupiah. Dalam menjaga kestabilan tersebut, Pemerintah banyak melakukan berbagai kebijakan melalui Bank Sentral Indonesia yaitu Bank Indonesia dengan tujuan agar nilai tukar mata uang Rupiah dalam keadaan yang stabil. Hal ini bertujuan agar Indonesia terus berada pada perekonomian yang baik, karena salah satu cerminan suatu Negara yang ekonominya baik adalah kestabilan nilai tukar mata uangnya. Naik turunnya nilai tukar mata uang suatu Negara dalam hal ini adalah Rupiah tentu dari berbagai faktor yang bersifat ekonomi ataupun bersifat non ekonomi. Penggunaan variabel inflasi dengan indikator IHK, M2, BI Rate dan Indeks Produki Industri guna menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, menjadi hal yang menarik untuk di teliti. Mengapa hal ini menjadi menarik? Karena faktor-faktor tersebut merupakan aspek yang turut menunjukkan keadaan makroekonomi suatu Negara dalam hal ini adalah Indonesia. Selain itu, hal ini dapat menunjukkan bagaimana pengaruh atau seberapa besar pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Oleh karena alasan itulah perlu diadakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara Inflasi, M2, BI Rate dan IPI terhadap nilai tukar. Inflasi menggambarkan tingkat kenaikan harga barang yang terdapat di suatu masyarakat. Tingkat harga tersebut yang mempengaruhi bagaimana jumlah 7

permintaan dan bagaimana jumlah peawaran uang. Peningkatan sutau harga-harga barang dapat mendorong munculnya inflasi. Korelasi dari masalah ini adalah ketika terjadinya inflasi, akan menyebabkan daya beli masyarakat atau konsumen menjadi turun dengan kata lain konsumsi akan menurun, karena dengan jumlah uang yang sama pada saat tidak terjadi inflasi, uang tersebut tidak dapat membeli barang yang sama pada tahun ini pada saat terjadinya inflasi. Hal ini lah yang mendorong mata uang menjadi depresiasi. Jumlah Uang Beredar turut mempengaruhi nilai tukar. Saat jumlah uang beredar tinggi di masyarakat maka nilai tukar akan mengalami depresiasi. Hal ini disebabkan karena tingginya jumlah uang yang beredar akan membuat nilai dari uang tersebut semakin melemah. Variabel lain yang turut menentukan nilai tuakr Rupiah adalah BI Rate. Kebijakan yang melakukan untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Menurut Situmeang (2010) mengatakan bahwa investor yang berinteraksi secara global akan mencari Negara dengan tingat suku bunga yang menguntungkan. Ketika suku bunga meningkat atau lebih tinggi dibanding suku bunga Negara lain, maka investasi akan menurun, saat investasi menurun maka konsumsi juga akan turun karena masyarakat lebih cenderung saving. Oleh karena itu hal ini menyebabkan nilai mata uang mengalami depresiasi. Indeks Produksi Industri merupakan sebuah ukuran untuk mengetahui bagaimana produksi-produski dari perushaan atau industri di suatu Negara bekerja. 8

Ketika produksi industri tersebut tinggi artinya produksi dari industri-industri tersebut baik dan ketika ini terjadi maka mengakibatkan nilai mata uang akan mengalami apresiasi. Namun sebaliknya ketika nilai dari IPI tersebut rendah juga dapat menyebabkan nilai mata uang tersebut akan mengalami depresiasi. Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana Pengaruh Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat? 2. Bagaimana Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) pada Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat? 3. Bagaimana Pengaruh Suku Bunga (BI Rate) pada Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat? 4. Bagaimana Pengaruh Indeks Produksi Industri (IPI) pada Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelituan Tujuan yang ingin di capai dari peneliian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Inflasi terhadap nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika Serikat 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika Serikat 9

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Suku Bunga BI Rate terhadap nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika Serikat 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Indeks Produksi Industri (IPI) terhadap nilai tukar Rupiah/Dollar Amerika Serikat 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan di bidang ekonomi, sehingga penulis dapat menndalami dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi, Jurusan Ilmu EKonomi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, sehingga dapat memberikan banyak manfaat terhadap banyak orang. 2. Penelitian ini merupakan gambaran mengenai hubungan antara Inflasi, JUB, BI Rate dan IPI terhadap nilai tukar Rupiah dan dengan haraapan penelitian ini dapat membantu mencarijalan keluar dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan nilai tukar Rupiah. 3. Hasil dari penelitian ini diharapakan oleh penulis agar dapat menjadi bahan rujukan dan referensi dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 4. Hasil dari penelitian ini diharapkan oleh penulis dapat menjadi tambahan data dan dapat menjadi masukan bagi perumus kebijakan-kebijkan di Indonesia dalam penetapan kebijakan mengenai Inflasi, JUB, BI Rate dan IPI. 10

1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang unsure-unsur penelitian yang memuat penelitian-penelitian terlebih dahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian. Bab ini juga beriisi teori-teori yang mendasari dilakukannya penelitian variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dan hipotesis mengenai penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis dan sumber data, menjelaskan tentang variabel-variabel yang digunakan agar bisa mengoperasionalkan di dalam penelitian dan membahas metode analisis yang digunakan dalam peenlitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai data penelitian, menyajikan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dari analisis data. Bab ini juga membahas semua temuan-temuan dari hasil penelitian analisis. 11

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Bab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dari analisis yang dilakukan pada bagian bab sebelumnya. Simpulan ini juga harus telah menjawab pertanyaan-pertanyaan pada rumuasan masalah dan implikasi sebagai hasil dari simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah, sehingga pada bab ini dapat ditarik dari implikasi teoritis dari penelitian ini. BAGIAN AKHIR Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari dua hal, daftar pustaka yang disusun seperti pada rancangan penelitian dan lampiran dipakai untuk mendapatkan data atau keterangan yang lain dengan tujuan untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam bagian inti. 12