BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

BAB 2 Perencanaan Kinerja

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

GAMBARAN PELAYANAN BPLH KOTA BANDUNG A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERJANJIAN KINERJA (PK) PEJABAT STRUKTURAL ESELON III PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

BAB II BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA. Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara ditetapkan Berdasarkan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

BAB I P E N D A H U L U A N

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR PENGUKURAN KINERJA ESELON 3 - TAHUN 2017

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI MANDAILING NATAL

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPj) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

TERWUJUDNYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUN INDIKATOR: INDEKS KUALITAS AIR

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KUTAI TIMUR KAWASAN BUKIT PELANGI TELP

RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (DLHK) PROVINSI BANTEN TAHUN 2017

PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Dinas Lingkungan hidup dan Kehutanan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi kewenangan Daerah. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Nomor 67 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Bab II, Pasal 4 dan 5, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan di Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Penataan dan Pemanfaatan Hutan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam, Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Perlindungan Hutan; b. Pelaksanaan kebijakan di Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Penataan dan Pemanfaatan Hutan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam, Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Perlindungan Hutan; c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Penataan dan Pemanfaatan Hutan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam, Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Perlindungan Hutan; Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 8

d. Pelaksanaan dan pembinaan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan dinas; dan e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa adalah sebagai berikut : 1) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2) Sekretariat; membawahkan 3 (tiga) Sub Bagian yaitu : a. Sub Bagian Program b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3) Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup; membawahkan 3 (tiga) seksi yaitu : a. Seksi Penataan Lingkungan Hidup; b. Seksi Pengkajian dan Penanganan Dampak Lingkungan Hidup; dan c. Seksi Pengembangan Kapasitas Dan Fasilitas Teknis Lingkungan Hidup 4) Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup; membawahkan 3 (tiga) seksi yaitu : a. Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun; b. Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup; dan c. Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup. 5) Bidang Bidang Penataan dan Pemanfaatan Hutan; membawahkan 3 (tiga) seksi yaitu : a. Seksi Penataan Hutan; b. Seksi Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan; dan c. Seksi Pengolahan, Pemasaran dan Iuran Kehutanan. 6) Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam; membawahkan 3 (tiga) seksi yaitu: a. Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; b. Seksi Pemberdayaan Masyarakat; dan c. Seksi Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. 7) Bidang Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Perlindungan Hutan; membawahkan 3 (tiga) seksi yaitu: a. Seksi Penyuluhan; b. Seksi Penegakan Hukum dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup; dan c. Seksi Perlindungan Hutan. Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 9

8) Balai Pengujian dan Laboratorium Lingkungan Hidup; membawahkan 1 satu) Subbag dan 2 (dua) seksi yaitu: a. Sub bag Tata Usaha; b. Seksi Pengujian Kualitas Lingkungan; dan c. Seksi Pengendalian Mutu Dan Pengembangan Laboratorium Lingkungan. 9) Balai Pengelolaan Hutan Wilayah I s.d IX; membawahkan 1 satu) Subbag dan 2 (dua) seksi yaitu: a. Sub bag Tata Usaha; b. Seksi Penyuluhan dan Perlindungan Hutan; dan c. Seksi Rehabilitasi Hutan dan lahan. 10) Balai Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I; membawahkan 1 satu) Subbag dan 2 (dua) seksi yaitu: a. Subbag Tata Usaha; b. Seksi Perencanaan Dan Pemanfaatan Taman Hutan Raya; dan c. Seksi Konservasi Sumber Daya Alam. 11) Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Baturraden; membawahkan 1 satu) Subbag dan 2 (dua) seksi yaitu: a. Subbag Tata Usaha; b. Seksi Perencanaan Dan Pemanfaatan; dan c. Seksi Konservasi Sumber Daya Alam. 12) Balai Perbenihan Tanaman Hutan; membawahkan 1 (satu) Subbag dan 2 (dua) seksi yaitu: a. Subbag Tata Usaha; b. Seksi Pengelolaan Persemaian; dan c. Seksi Perbenihan Tanaman Hutan 13) Balai Pemanfaatan Hasil Hutan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Wilayah I; membawahkan 1 satu) Subbag dan 2 (dua) seksi yaitu: a. Subbag Tata Usaha; b. Seksi Pengendalian Pemanfaatan Hasil Hutan; dan c. Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kehutanan dan Kelembagaan; dan 14) Balai Pemanfaatan Hasil Hutan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Wilayah II; membawahkan 1 satu) Subbag dan 2 (dua) seksi yaitu: a. Subbag Tata Usaha; b. Seksi Pengendalian Pemanfaatan Hasil Hutan; dan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10

c. Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kehutanan dan Kelembagaan. STRUKTUR ORGANISASI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA DINAS SEKRETARIAT SUB BAG PROGRAM SUB BAG UMUM & KEPEGAWAIAN SUB BAG KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PENATAAN, PENGKAJIAN DAMPAK DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN HIDUP BIDANG PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN, DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP BIDANG PENATAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN BIDANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN KONSERVASI SDA BIDANG PENYULUHAN, PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN PERLINDUNGAN HUTAN SEKSI PENATAAN LINGKUNGAN HIDUP SEKSI PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN SEKSI PENATAAN HUTAN SEKSI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI SEKSI PENYULUHAN SEKSI PENGKAJIAN DAN PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP SEKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP SEKSI PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKSI PENEGAKAN HUKUM DAN PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN SEKSI PENGEMBANGAN KAPASITAS DAN FASILITAS TEKNIS LINGKUNGAN HIDUP SEKSI PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP SEKSI PENGOLAHAN, PEMASARAN, DAN IURAN KEHUTANAN SEKSI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM SEKSI PERLINDUNGAN HUTAN BALAI PENGUJIAN DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP (BPL2H) BALAI PENGELOLAAN HUTAN (BPH) WILAYAH I S.D. IX BALAI PENGENDALIAN HASIL HUTAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN (BPHHPKK) I BALAI PENGENDALIAN HASIL HUTAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN (BPHHPKK) II BALAI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) KGPAA MANGKUNAGORO I BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BATURRADEN (BKTKRB) BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN (BPTH) BERDASARKAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH Gambar 2.1 Struktur Organisasi Provinsi Jawa Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tugas dan Fungsi Sekretariat, Bidang dan Balai di Bawah Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah : 1. Sekretariat Tugas : melaksanakan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas. Fungsi: a. Penyiapan bahan koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas; b. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan Kegiatan di lingkungan Dinas; c. Penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, kehumasan, kearsipan dan dokumentasi di lingkungan Dinas; Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 11

d. Penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Dinas; e. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah dan pengelolaan informasi; f. Penyiapan bahan pengelolaan barang milik/kekayaan Daerah dan pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Dinas; g. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan lingkungan hidup, pengkajian dan penanganan dampak lingkungan hidup dan pengembangan kapasitas dan fasilitas teknis lingkungan hidup. Fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan lingkungan hidup; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengkajian dan penanganan dampak lingkungan hidup; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kapasitas dan fasilitas teknis lingkungan hidup; dan d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya 3. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan sampah, limbah bahan berbahaya beracun, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan sampah dan limbah bahan berbahaya beracun; Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 12

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian kerusakan lingkungan hidup; dan d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 4. Bidang Penataan dan Pemanfaatan Hutan Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, serta pengolahan, pemasaran dan iuran kehutanan. Fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan hutan; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengolahan, pemasaran dan iuran kehutanan; dan d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan daerah aliran sungai, pemberdayaan masyarakat dan konservasi sumber daya alam dan ekosistem. Fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan daerah aliran sungai; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat; Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 13

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistem; dan d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6. Bidang Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Perlindungan Hutan Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyuluhan, penegakan hukum dan penyelesaian sengketa lingkungan hidup dan perlindungan hutan. Fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyuluhan; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang penegakan hukum dan penyelesaian sengketa lingkungan hidup; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang perlindungan hutan; dan d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.2 SUMBERDAYA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai unsur yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dimilikinya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah saat ini didukung oleh sumberdaya aparatur Pegawai Negeri Sipil yang memiliki latar belakang dari berbagai disiplin ilmu dan jenjang pendidikan formal. Sumber daya aparatur Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2 berikut ini. Tabel 2.1 Distribusi Berdasarkan Status Pegawai NO. STATUS JUMLAH 1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1140 2. Tenaga Kontrak 73 Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 14

Tabel 2.2 Distribusi Berdasarkan Esselonering Pegawai No. Unit Kerja Eselon Jumlah 1. Kepala Dinas II 1 2. Sekretaris III 1 3. Kepala Bidang III 5 4. Kepala Balai III 15 5. Kasubbag/ Kepala Seksi IV 61 Total 83 Berdasarkan tingkat pendidikannya, distribusi pegawai Dinas Lingkungan Hidup tabel berikut ini : dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah sebagaimana Tabel 2.3 Distribusi Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Doktoral (S3) 1 2. Pasca Sarjana (S2) 143 3. Sarjana (S1)/D4 510 4. Sarjana Muda/Diploma III (D3) 134 5. Diploma II (D2) - 6. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 345 7. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 6 (SLPTP) 8. Sekolah Dasar (SD) 1 Total 1.140 Pada awal tahun 2017, pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bertugas di kantor Induk Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 230 orang, dan yang bertugas di Balai lingkup Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 910 orang. Selain SDM, dalam pelaksanaan pelayanan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah didukung dengan sarana dan prasarana berupa aset yang tersebar di Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah maupun kantor UPTD. Kondisi aset Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah sampai dengan Januari 2017 sebagaimana Tabel 2.4 Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 15

Tabel 2.4 Aset Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Kondisi Januari 2017 No. Kelompok/ Jenis Barang *) Jumlah/ Volume 1. Tanah 11 2. Bangunan 146 3. Kendaraan Roda 4 27 4. Kendaraan Roda 2 29 5. Alat-alat besar 14 6. Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 6.108 7. Alat-alat Studio dan Komunikasi 411 8. Alat-alat Laboratorium 938 9. Gedung dan Bangunan/Bangunan air 51 kotor/ IPAL 10. Barang Lainnya 3.344 Total 7.611 2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi menyelenggarakan pelayanan di bidang lingkungan hidup mencakup: : 1) Pelayanan informasi status mutu air; 2) Pelayanan informasi status mutu udara ambien, dan 3) Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Pelayanan Urusan Lingkungan Hidup kepada masyarakat meliputi: layanan jasa uji kualitas lingkungan, layanan perijinan lingkungan, layanan informasi kualitas air, layanan informasi kualitas udara, layanan tindak lanjut pengaduan masyarakat/sengketa lingkungan, dan penegakan hukum lingkungan. Masing-masing layanan tersebut diuraikan sebagai berikut: b. Layanan Jasa Uji Kualitas Lingkungan Untuk mendukung upaya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup melalui upaya pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan, dan untuk mewujudkan pelayanan publik di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah memberikan layanan jasa uji kualitas lingkungan yang diselenggarakan oleh UPT Balai Pengujian dan Laboratorium Lingkungan Hidup (BPL2H). Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 16

c. Layanan Perijinan Lingkungan Layanan jasa analisa laboratorium lingkungan pada Dinas Lingkungan dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan oleh Balai Pengujian dan Laboratorium Lingkungan Hidup dan telah terakreditasi sebagai Laboratorium Pengujian dari KAN dengan nomor akreditasi LP- 661-IDN sejak tanggal 26 November 2012 dan teregistrasi sebagai Laboratorium Lingkungan dengan nomor registrasi 0052/LPJ/LABLING-1/LRK/KLH, tanggal 5 Maret 2013. d. Layanan Informasi Status Mutu Air Informasi status mutu air dilakukan melalui pemantauan sungai yang menjadi kewenangan provinsi. Berdasarkan hasil analisa kualitas air sungai tahun 2011 2015, kondisi sungai Garang, Serayu, Pemali, Lusi, Tuntang dan Serang memiliki status mutu air dalam kategori tercemar ringan sampai sedang. e. Layanan Informasi Status Mutu Udara Ambien dari Sumber tidak bergerak. Berdasarkan pengukuran kualitas udara ambien yang dilakukan tahun 2013 dan 2014 di 35 kabupaten/kota, dengan titik sampel pada 3 (tiga) lokasi pengukuran yakni kawasan perumahan, kawasan industri dan kawasan padat lalu lintas menunjukan bahwa nilai Hidrokarbon di semua titik sampel telah melebihi baku mutu. Sedangkan nilai Total Partikel Debu (TSP) di beberapa titik sampel menunjukkan sudah melebihi batas ambang baku mutu, sementara nilai SO2, NO2 dan CO masih di bawah baku mutu udara ambien. Jumlah HC yang sudah melebihi baku mutu menunjukkan bahwa kendaraan bermotor yang menggunakan premium dan solar masih cukup tinggi karena hasil proses pembakaran dari kendaraan bermotor menghasilkan 71-89% HC. Selanjutnya untuk jumlah pengaduan dugaan pencemaran/kerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti dari tahun 2014 sampai tahun 2015 tercapai 100%. Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 17

Tabel 2.5 Kinerja Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2016 No Indikator Tahun 2014 2015 2016 1 Informasi status mutu air (SPM) sungai 7 8 12 2 Informasi status mutu udara ambien (SPM) kabupaten/kota 3 Jumlah pengaduan akibat dugaan pencemaran/ kerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti (SPM) % 35 35 35 100 100 100 f. Layanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat/Sengketa Lingkungan Penegakan hukum dan penyelesaian sengketa lingkungan merupakan salah satu cara atau strategi dalam mendorong penaatan terhadap standar, baku mutu dan peraturan perundang undangan lingkungan hidup. Melalui pengawasan yang konsisten dan teratur maka berbagai bentuk pelanggaran izin dan peraturan perundang-undangan yang berpotensi mencemari dan merusak lingkungan dapat dicegah sedini mungkin. Perangkat pengelolaan lingkungan melalui Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan izin lingkungan dapat dijadikan tolok ukur pelaksanaan pemantauan atau pengawasan penataan dalam bentuk penegakan hukum administrasi yang dapat ditindaklanjuti dengan pembinaan dan atau penjatuhan sanksi administratif. Sanksi administratif berbentuk peringatan, paksaan pemerintah, pembekuan kegiatan atau bahkan penutupan kegiatan. Tabel 2.6 Tindak lanjut Pengaduan Masyarakat/ Sengketa Lingkungan Jumlah Jumlah Sanksi No. Tahun Pengaduan Pengaduan Administrasi Sisa yang yang Pengaduan Diterima ditindaklanjuti 1 2014 35 Kasus 35 Kasus 13 Sanksi administrasi - 2 2015 38 Kasus 38 Kasus 8 Sanksi administrasi - 3 2016 27 Kasus 27 Kasus 4 Sanksi administrasi - Kinerja pelayanan urusan kehutanan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : 1. Kinerja Pelayanan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilaksanakan di lahan hutan negara dan lahan milik. Pada Tahun 2016 Luas hutan di Jawa Tengah sebesar Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 18

1.289.104,54 Ha yang terdiri dari hutan negara seluas 651.214,02 Ha dan hutan rakyat seluas 637.890 Ha. Berdasarkan review lahan kritis yang dilakukan pada tahun 2013, luas lahan kritis di Jawa Tengah seluas 634.601 Ha. Penanganan dan peningkatan tutupan pohon pada lahan kritis dilakukan melalui aktifitas rehabilitasi hutan dan lahan. Kinerja penanganan lahan yang direhabilitasi meningkat dari 10,85% pada tahun 2014 menjadi 23,02 % pada tahun 2016. Perkembangan upaya penanganan lahan kritis tahun 2014-2016 dapat dilihat pada tabel 2.6. No. 1 Tabel 2.7 Kinerja Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Jawa Tengah Tahun 2014-2016 Luas (Ha) Luas hutan (dalam dan luar kawasan) Tahun 2014 2015 2016 1.289.104, 54 1.289.104,54 1.289.104,5 4 2 Luas lahan kritis 634.601 634.601 634.601 3 4 Lahan yang direhabilitasi % Lahan yang direhabilitasi 68.854 109.189 146.108 10,85*) 17,21 23,02 Upaya rehabilitasi hutan dan lahan didukung dengan pembangunan kebun Bibit Rakyat dan Gerakan One Billion Indonesian Trees. Aktifitas rehabilitasi lainnya adalah pemanfaatan lahan di kawasan hutan dengan pola integrated farming system dengan memanfaatkan tanaman di bawah tegakan. Capaian tahun 2016 telah dilakukan penanaman bawah tegakan seluas 40.919 ha, meningkat dibanding tahun 2015 seluas 30.869 ha. Komoditas yang ditanam/dikembangkan antara lain jahe, kunyit, temu lawak, jagung dan padi gogo. 2. Kinerja Pelayanan Penanganan Gangguan Keamanan Hutan Kerusakan kawasan hutan antara lain terjadi karena pencurian dan kebakaran hutan. Pada tahun 2016 telah terjadi pencurian kayu sebanyak 7.031 pohon atau seluas 9,38 ha dan kebakaran hutan seluas 116,20 ha. Gambaran tentang gangguan keamanan hutan di Jawa Tengah selama tahun 2014-2016 dapat dilihat dalam Tabel 2.8. Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 19

Tabel 2.8 Gangguan Keamanan Hutan di Jawa Tengah Tahun 2014-2016 No Uraian Tahun 2014 2015 2016 1. Luas pencurian pohon 30,74 4,49 9,38 2. Luas Kebakaran hutan 1.196,68 6.136 116,20 Total Luas Kerusakan hutan 1.227,42 6.140,49 125,58 Kebakaran hutan yang terjadi sejak tahun 2014 sampai dengan 2016 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan karena adanya badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Penurunan angka kebakaran hutan tahun 2016 dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya karena upaya pengamanan hutan dan perlindungan hutan terus menerus dilakukan melalui penyuluhan, pembentukan dan pembinaan Masyarakat Peduli Api dan Masyarakat Mitra Polhut (MMP). Pembentukan MMP dan MPA 2014-2016 dapat dilihat pada tabel 2.9. di Jawa Tengah selama tahun No Tabel 2.9 Jumlah MMP dan MPA di Jawa Tengah Tahun 2014-2016 Tahun Uraian 2014 2015 2016 Jumlah 1. Pembentukan MMP dan MPA 5 5 5 15 3. Kinerja pelayanan sertifikasi pengelolaan hutan dan pengolahan hasil hutan Terkait pemanfaatan hasil hutan, jumlah industri pengolahan hasil hutan kayu menunjukkan peningkatan. Arah pengembangan selanjutnya adalah mendorong dan meningkatkan industri pengolahan kayu yang bersertifikasi legal kayu (S istem Verifikasi Legalitas Kayu/SVLK dan Unit Manajemen Hutan Rakyat bersertifikat). Capaian unit pengolahan hasil hutan yang memiliki sertifikat/svlk dapat dilihat pada tabel 2.10 Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 20

Tabel 2.10 Peningkatan Unit Pengolahan Hasil Hutan di Jawa Tengah Yang bersertifikat Tahun 2014 2016 Uraian Unit Manajemen/Pengolahan Hasil Hutan Tahun 2014 2015 2016 14% (6 unit) 15% (12 unit) 16% (18 unit) 4. Kinerja pertumbuhan kontribusi sektor kehutanan Sektor kehutanan memberikan kontribusi terhadap pembangunan Jawa Tengah. Hal tersebut ditunjukkan oleh kontribusi PDRB sektor kehutanan seperti pada pada Grafik 2.11 berikut. Grafik 2.11. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2016 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016 Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan mencapai 0,1% sampai pada tahun 2015 (dari 0,53 menjadi 0,63%), meskipun mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 0,51 (ADHB). 5. Kinerja pelayanan pertimbangan teknis dalam proses pemantapan dan penatagunaan kawasan hutan Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Fasilitas Umum yang Bersifat Non Komersial dengan Luas Paling Banyak 5 (lima) Hektar ; Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pembangunan Fasilitas Umum yang Bersifat Non Komersial dengan Luas Paling Banyak 5 (lima) Hekt ar dan pertimbangan teknis penggunaan kawasan hutan. Kegiatan pengukuhan yang berhubungan dengan penataan batas suatu wilayah tertentu yang telah ditunjuk sebagai kawasan hutan kemudian dipakai untuk kepentingan umum. Pertimbangan teknis proses pemantapan dan penatagunaan kawasan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 21

hutan dalam kurun waktu Tahun 2014 s.d Tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.12 No Tabel 2.12 Pertimbangan Teknis Penggunaan Kawasan Hutan Tahun 2011 2016 Jumlah Permohonan Tindak Lanjut Tahun % terlayani Pertimbangan Teknis Permohonan 1. 2014 9 Pertek 9 Pertek 100 % 2. 2015 8 Pertek 8 Pertek 100 % 3. 2016 8 Pertek 8 Pertek 100 % Selanjutnya capaian kinerja urusan lingkungan hidup dan kehutanan dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dalam mendukung pencapaian misi ke-7 diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang mendukung pertumbuhan dan kelancaran perekonomian. Peningkatan tersebut dengan tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta antisipasi bencana dengan menerapkan konsep ramah lingkungan dalam setiap pembangunan. Untuk mewujudkan capaian sasaran terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan terdapat beberapa indikator kinerja sasaran yang telah dicapai oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan seperti yang terdapat pada tabel 2.13 Tabel 2.13 Capaian Kinerja Sasaran Strategis : Terwujudnya Pembangunan Berwawasan Lingkungan Indikator Kinerja Persentase pengaduan akibat dugaan pencemaran/ kerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perkotaan Persentase Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Kontribusi Sektor kehutanan terhadap PDRB Satuan Realisasi 2014 2015 2016 Target Akhir RPJMD Tahun 2018 % Capaian Thd. Target Akhir RPJMD Persen 100 100 100 100 100 Persen 66,03 77,01 47,84 40 100 Persen 10,80 17,20 20,03 30 76,77 Persen 0,59 0,60 0,56 0,93 60,21 Pencapaian kinerja pelayanan dan anggaran dan realisasi pendanaan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan disajikan pada Tabel 2.14 dan Tabel 2.15. Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 22

Tabel 2.14 Pencapaian Kinerja Pelayanan No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun ke Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1. Informasi status mutu air (SPM) 2. Pengaduan akibat dugaan pencemaran/ kerusakan lingkungan ditindaklanjuti (SPM) 3. Terlaksananya pengendalian dan pengawasan terhadap sumber pencemaran pada UMKM dan atau obyek domestik dan usaha 100% - - 7 (100%) 8 (100%) 9 (100%) 10 11 7 8 9...... 100 100 100...... (100%) (100%) (100%) (100%) (100%) 100% - - 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%...... 100 100 100...... - - - 8 UMKM - - - 265 usaha 8 UMKM 265 usaha 8 UMKM 265 usaha 8 UMKM 265 usaha 8 UMKM 28 18 8...... 100 100 100...... 265 usaha 175 243 100...... 66 92 38...... dan/atau kegiatan menengah/besar serta penanganan - - - 1 obyek kumuh 1 obyek kumuh 1 obyek kumuh 1 obyek kumuh 1 obyek kumuh 1 1 1...... 100 100 100...... serta penanganan perbaikan lingkungan di pemukiman kumuh - - - 2 bank sampah 2 bank sampah 2 bank sampah 2 bank sampah 2 bank sampah - 5 -...... - 50 -...... 4. Terlaksananya pembinaan perbaikan kinerja pengelolaan B-3 dan limbah B-3 pada pelaku usaha dan/kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan 5. Pengawasan pelaksanaan dan pengelolaan lingkungan hidup bagi usaha dan/kegiatan wajib AMDAL atau UKL-UPL - - - 100 100 100 100 100 100 100 100...... 100 100 100...... - - - 9 10 12 11 8 9 10 12...... 100 100 100...... 6. Penanaman bibit tanaman konservasi di kawasan lindung di luar kawasan hutan - - - 220 Ha 220 Ha 220 Ha 220 Ha 220 Ha 220 Ha 220 Ha 220 Ha...... 100 100 100...... 7. dan penanaman tanaman ungulan lokal daerah/langka 20 jenis 20 jenis 15 jenis 15 jenis 15 jenis 20 jenis 20 jenis 15 jenis...... 100 100 100...... Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 23

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 8. Jumlah luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perkotaan 9. Pencegahan kerusakan lingkungan ekosistem pesisir dengan penanaman mangrove 10. Informasi status mutu udara ambien (SPM) 11. Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaannya (Terwujudnya sekolah Adiwiyata di 35 Kab/Kota) 12. Tersedianya informasi lingkungan hidup Jawa Tengah (Jenis) 13. Persentase lahan kritis yang direhabilitasi 14. Luas hutan yang dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman bawah tegakan 15. Jumlah unit pengelolaan hutan dan pengolahan hasil hutan yang memiliki sertifikat/ SVLK 16. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 17. Persentase pertimbangan teknis dalam proses pemantapan dan penatagunaan kawasan hutan yang terlayani 18. Jumlah unit pengelolaan hutan yang potensi gangguan keamanannya menurun 19. Persentase unit usaha masyarakat di sekitar hutan yang berkembang - - - 40 40 40 40 40 40 40 40...... 100 100 100...... - - - 40 40 40 40 40 55,43 59,33 41,81...... 100 100 100...... 100% - - 35 Kab /Kota (100%) 35 Kab /Kota (100%) 35 Kab /Kota (100%) 35 Kab /Kota (100%) 35 Kab /Kota (100%) 35 Kab /Kota (100%) 35 Kab /Kota (100%) 35 Kab /Kota (100%)...... 100 100 100...... - - - 12 17 21 22 24 12 17 21...... 100 100 100...... - - - 3 3 3 3 3 3 3 3...... 100 100 100...... - - - 10 15 20 25 30 10,58 17,21 23,04...... 35 57 67...... - - - 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 15.109 30.869 40.919...... 30 62 82...... - - - 14 15 16 17 18 14 15 16...... 78 83 89...... - - - 0,53 0,63 0,73 0,83 0,93 0,59 0,60 0,56...... 63 65 60...... - - - 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%...... 100 100 100...... - - - 20 25 30 35 40 20 25 30...... 50 63 75...... - - - 14 15 16 17 18 14 15 16...... 78% 83% 88%...... Dari 19 kinerja pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdapat 18 layanan yang sesuai dengan target dan 1 layanan yang belum tercapai, yaitu pertumbuhan kontribusi sektor kehutanan. Adapun faktor yang mempengaruhi belum tercapainya layanan tersebut karena menurunnya permintaan bahan baku kayu. Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 24

No Jenis Dana Anggaran 2014 Realisasi % Tabel 2.15 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Anggaran 2015 Realisasi % Anggaran 2016 Realisasi % Rata-rata Pertumbuhan A. LINGKUNGAN HIDUP Anggaran Realisasi I. Belanja Tidak Langsung 11.243.934.000 9.983.501.088 88,79 13.951.882.000 13.006.563.477 93,22 13.946.763.000 13.147.894.930 94,27 4.648.921.000 4.382.631.643 Belanja Pegawai 11.243.934.000 9.983.501.088 88,79 13.951.882.000 13.006.563.477 93,22 13.946.763.000 13.147.894.930 94,27 4.648.921.000 4.382.631.643 II Belanja Langsung 33.123.393.000 30.458.208.920 91,95 31.337.180.000 26.900.766.838 85,84 28.355.700.000 26.193.918.634 92,37 (1.589.231.000) (1.421.430.095) a. Belanja Pegawai 2.089.520.000 1.922.653.800 92,01 1.634.255.000 1.371.568.800 83,93 1.969.080.000 1.864.487.000 94,68 (40.146.667) (19.388.933) b. Belanja Barang Jasa 26.769.551.000 24.698.818.120 92,26 26.193.759.000 22.473.322.738 85,80 18.555.460.000 18.056.120.384 97,31 (2.738.030.333) (2.214.232.579) c. Belanja Modal 4.264.322.000 3.836.737.000 89,97 3.509.166.000 3.055.875.300 87,08 7.831.160.000 6.237.311.250 80,10 1.188.946.000 800.191.417 JUMLAH (A) 44.367.327.000 40.441.710.008 91,15 45.289.062.000 39.907.330.315 88,12 42.302.463.000 39.341.813.564 93,00 3.059.690.000 2.961.201.548 B. KEHUTANAN I. Belanja Tidak Langsung 37.936.591.000 35.600.024.509 90,03 20.805.440.000 20.311.135.945 97,62 21.339.228.000 20.812.429.390 97,53 1.437.452.333 1.827.773.050 Belanja Pegawai 17.026.871.000 15.329.110.241 90,03 20.805.440.000 20.311.135.945 97,62 21.339.228.000 20.812.429.390 97,53 1.437.452.333 1.827.773.050 II Belanja Langsung 20.909.720.000 20.270.914.268 96,94 31.574.861.000 30.644.165.762 97,05 34.758.980.000 30.596.993.359 88,03 4.616.420.000 3.442.026.364 a. Belanja Pegawai 2.651.151.000 2.485.827.000 93,76 2.665.265.000 2.594.786.900 97,36 34.758.980.000 30.596.993.359 88,03 10.702.609.667 9.370.338.786 b. Belanja Barang Jasa 13.425.893.000 13.068.227.568 97,34 19.895.569.000 19.154.437.342 97,27 22.449.785.000 19.591.919.206 87,27 3.007.964.000 2.174.563.879 c. Belanja Modal 4.832.676.000 4.716.859.700 97,60 9.014.027.000 8.894.941.520 98,68 7.938.004.000 6.671.470.953 84,04 1.035.109.333 651.537.084 JUMLAH (B) 37.936.591.000 35.600.024.509 93,84 52.380.301.000 50.955.301.707 97,28 56.098.208.000 51.409.422.749 91,64 6.053.872.333 5.269.799.413 JUMLAH (A + B) 82.303.918.000 76.041.734.517 92,39 97.669.363.000 90.862.632.022 93,03 98.400.671.000 90.751.236.313 92,23 9.113.562.333 8.231.000.961 Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2014 s.d 2016 rasio antara realisasi dan anggaran dapat dikatakan baik dengan capaian di atas 92%. Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 25

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN Tantangan pengembangan pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dalam kurun 5 (lima) tahun untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai salah satu instansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah: 1. Peningkatan kebutuhan ruang, air bersih, sanitasi dan ekploitasi sumberdaya alam sebagai akibat dari pertumbuhan jumlah penduduk dapat mengancam kelestarian lingkungan; 2. Terbatasnya luasan Ruang Terbuka Hijau di daerah perkotaan yang dapat digunakan untuk mempertahankan berlangsungnya proses alamiah dan menjaga keseimbangan lingkungan hidup; 3. Tingginya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh usaha dan/atau kegiatan UMKM, menengah/besar, pertanian, domestik, rumah sakit, hotel, transportasi dan industri; 4. Tingginya kerusakan lingkungan karena adanya kebakaran hutan dan lahan, pertambangan serta meningkatnya fenomena perubahan iklim; 5. Masih lemahnya penegakan hukum bidang lingkungan hidup; 6. Data dan informasi kehutanan belum dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh masyarakat guna kepentingan pembangunan kehutanan; 7. Meningkatnya kebutuhan layanan penggunaan kawasan hutan untuk pembangunan di luar kehutanan yang harus dijamin kepastian hukum dan ketertibannya guna tetap menjamin kelestarian sumber daya hutan; 8. Potensi hasil hutan bukan kayu dan keanekaragaman hayati baik flora dan fauna belum sepenuhnya dioptimalkan pemanfaatannya guna mendukung peningkatan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat; 9. Potensi hutan lindung dan hutan konservasi perlu ditingkatkan pemanfaatannya dengan tetap menjaga prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari; 10. Kebutuhan bahan baku industri hasil hutan kayu dan konsumsi kayu bagi masyarakat yang semakin meningkat perlu diantisipasi dengan meningkatkan pengendalian produksi hasil hutan, peningkatan efisiensi bahan baku, pemanfaatan limbah kayu dan peningkatan produktivitas hutan baik di kawasan hutan maupun hutan hak; 11. Tuntutan sertifikasi hutan lestari atas produk hasil hutan oleh konsumen internasional perlu diantisipasi dengan upaya peningkatan/percepatan pemenuhan Sertifikasi Pengelolaan Hutan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 26

Lestari dan Sistem Legalitas Kayu agar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor kehutanan dapat meningkat; 12. Angka kemiskinan masyarakat di sekitar hutan relatif masih tinggi sehingga perlu upaya peningkatan kualitas pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dengan memperhatikan kondisi permasalahan yang bersifat lokal; 13. Penerapan prinsip pengelolaan DAS terpadu menuntut peningkatan komunikasi dan koordinasi lintas sektor dan lintas program guna menjamin efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang mampu meningkatkan daya ungkit program dan kegiatan guna peningkatan kualitas pembangunan yang berbasis DAS; 14. Adanya arus perubahan regulasi baik yang terkait peraturan perundangan di bidang pemerintahan daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan tuntutan transparansi untuk mewujudkan pemerintahan yang bebas korupsi. Peluang pengembangan Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah meliputi: 1. Meningkatnya jumlah komunitas masyarakat yang menuntut hak atas ketersediaan lingkungan hidup yang baik dan sehat; 2. Banyaknya instrumen untuk meningkatkan prestasi dan kinerja pengelolaan lingkungan hidup dari berbagai stakeholder, seperti SPM bidang lingkungan hidup, PROPER, ADIPURA, ADIWIYATA, KALPATARU; 3. Pengelolaan dan penanggulangan permasalahan lingkungan hidup akibat pemanasan global masih menjadi isu internasional; 4. Ketersedian laboratorium untuk menguji lingkungan baik di provinsi maupun di kabupaten/kota meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya; 5. Kepedulian swasta dalam penanganan masalah lingkungan melalui dana coorporate social responsibility (CSR); 6. Meningkatnya animo masyarakat dalam menanam pohon perlu difasilitasi dan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas hutan dan lahan; 7. Kebutuhan produksi hasil hutan baik kayu maupun bukan kayu semakin meningkat, sehingga meningkatkan peluang subsektor kehutanan untuk meningkatkan kontribusinya bagi perekonomian daerah; 8. Kawasan hutan negara dan lahan kritis yang cukup luas sangat potensial untuk ditingkatkan produktivitas guna mendukung Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 27

pemenuhan kebutuhan hasil hutan dan peningkatan kualitas lingkungan; 9. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi baik di bidang lingkungan hidup dan kehutanan memberikan peluang yang besar untuk dimanfaatkan guna meningkatkan pelayanan. Berdasarkan tantangan dan peluang tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan melanjutkan dan meningkatkan 19 layanan dengan mendekatkan layanan melalui unit pelaksana teknis yang tersebar di seluruh Jawa Tengah. Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 28