BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini penulis ingin menggambarkan data-data dan menganalisis data secara objektif serta menggambarkan faktorfaktor yang menjadi penghambat pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010 /2011. 3.2 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan komite sekolah yang meliputi : a. Kepala Sekolah sebanyak 1 orang b. Guru dan Staf tata usaha sebanyak 42 orang c. Siswa sebanyak 555 orang d. Komite sekolah 3.3 Sampel Dalam penelitian ini berpedoman kepada pendapat Suharsimi Arikunto (1986: 120) yaitu bila "subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika subjeknya besar atau lebih dari 100, maka sampelnya dapat diambil antara 10-15 persen atau 20-25 persen".
Berdasarkan teori diatas, penelitian ini menggunakan teknik sampel purposive yaitu sampel berdasarkan pada kriteria yang ditetapkan peneliti dalam hal ini unit analisis yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan pendidikan. Unit analisis tersebut adalah : a. Pimpinan Sekolah 1 orang b. Guru dan staf tata usaha 42 orang c. Pengurus komite sekolah sebanyak 5 orang d. Siswa sebanyak 50 orang 3.4 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah faktor penghambat pemenuhan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri atas faktor Internal dan eksternal. 2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil penilaian dari keterpenuhan Standar nasional Pendidikan. 3.5 Definisi Operasional Variabel 3.5.1 Faktor internal : Merupakan faktor penghambat nasional pendidikan yang berasal dari dalam sekolah. Dapat dibagi menjadi beberapa indikator yaitu: a. Peserta didik
Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuannya masih sangat terbatas dibandingkan dengan kemampuan pendidik. Dalam pendidikan tradisional, peserta didik dipandang sebagai organisme pasif yang hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini dengan makin cepatnya teknologi perkembangan zaman, peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang sama bisa memiliki profil dan pengetahuan materi yang berbeda. Tentu hal ini tergantung pada konteks yang mendorong perkembangan peserta didik tersebut. Seperti lingkungan keseharian, lingkungan belajar, tempat belajar, dan lingkungan pendidikan optimal. b. Tenaga pendidik Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. Tenaga kependidikan meliputi administrator, pengelola, pengembang, pengawas dan pelayan teknis. Pendidik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen. Kepala Satuan Pendidikan adalah pimpinan tertinggi pada satuan pendidikan tertentu. c. Daya dukung pimpinan
Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah d. Sarana-prasarana setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan e. Ketersediaan dana Dalam menjalankan proses pembelajaran disebuah satuan pendidikan diperlukan dana untuk menunjang kegiatan tersebut agar berjalan dengan lancar. f. Pemahaman warga sekolah terhadap keterlaksanaan Standar Nasional Pendidikan
Apabila setiap warga sekolah dapat memahami pentingnya standar nasional pendidikan untuk terpenuhi maka akan menunjang keterlaksanaan standar nasional pendidikan di suatu satuan pendidikan. 3.5.2 Faktor eksternal : Merupakan faktor penghambat Standar nasional pendidikan yang berasal dari luar sekolah. Dibagi menjadi beberapa indikator yaitu: a. Letak geografis Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Strategisnya suatu sekolah dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar di dalam satuan pendidikan tertentu. b. Daya dukung masyarakat Pada dasarnya masyarakat,baik yang mampu maupun yang tidak mampu, golongan atas, menengah maupun yang bawah, memiliki potensi yang sama dalam membantu sekolah yang memberikan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Akan tetapi hal ini bergantung pada bagaimana cara sekolah mendekati masyarakat tersebut. Oleh karena itu, sekolah harus memahami cara mendorong peran serta masyarakat agar mereka mau membantu sekolah. c. Daya dukung pemerintah
Pemerintah memiliki peran yang sangat besar terhadap pemenuhan standar di suatu satuan pendidikan. Peran pemerintah ini dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan guna menunjang terpenuhinya standar nasional pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. 3.5.3. Hasil penilaian Standar nasional pendidikan Adalah hasil penialaian dalam proses pemenuhan standar nasional pendidikan yang telah dilaksanakan oleh sebuah satuan pendidikan, yang tardiri atas delapan standar agar sebuah satuan pendidikan tersebut dapat terukur apakah standar yang telah dilaksanakannya telah memenuhi standar kriteria atau belum. 3.6 Rencana Pengukuran Variabel Untuk mengukur variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan alat ukur berupa angket yang berisikan besaran tingkat keterlaksanaan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan, yaitu: a. Memenuhi Standar b. Kurang Memenuhi Standar c. Tidak Memenuhi Standar 3.7 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
3.7.1 Teknik Pokok Teknik pokok dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisikan pertanyaan kepada responden dengan tujuan untuk mengumpulkan data. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang secara tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian mengenai faktor-faktor penghambat pemenuhan standar nasional pendidikan di SMA Negeri 13 Bandar Lampung dan akan dijawab oleh responden penelitian yaitu para pendidik di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Kriteria pengukurannya adalah (a), (b), (c) yang masing-masing diberi skor yaitu: 1. Memilih alternatif (a) diberi skor 3 untuk jawaban yang sesuai dengan harapan 2. Memilih alternatif (b) diberi skor 2 untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan 3. Memilih alternatif (c) diberi skor 1 untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan Nilai tertinggi tiga (3) dan nilai terendah satu (1). 3.7.2 Teknik Penunjang a. Wawancara
Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi secara langsung pada objek penelitian untuk menunjang data penelitian. Dalam proses wawancara penulis mengumpulkan data atau informasi dengan cara melakukan tanya jawab dan bertatap muka secara langsung dengan informan sehingga informasi yang diperoleh lebih jelas. Wawancara dilakukan secara langsung oleh penulis dengan para pendidik, siswa serta pihak-pihak di SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang berkaitan dengan permasalahan dan variabel yang akan diteliti. b. Dokumentasi Penulis menggunakan teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data yang mendukung penelitian ini. Dalam pelaksanaannya penulis akan mencari sumber-sumber tertulis berupa naskah atau dokumen pada SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Data yang dikumpulkan diantaranya adalah sejarah sungkat berdirinya SMA Negeri 13 Bandar Lampung, letak geografis, data guru, data siswa, data sarana dan prasarana. 3.8 Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Validitas
Validitas merupakan tingkat kepercayaan dan kekuatan instrumen penelitian yang dilakukan dengan indikator. Untuk uji validitas dilihat dari logika validity dengan cara judgement yaitu dengan mengkonsultasikan kepada beberapa orang ahli penelitian dan tenaga pengajar di lingkungan FKIP UNILA. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakannya dengan cara konsultasi kepada dosen pembimbing. Berdasarkan konsultasi tersebut diadakan revisi atau perbaikan sesuai dengan keperluan. 3.8.2 Uji Reliabilitas Dalam penelitian ini untuk menentukan uji reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2006:180) Reliabilitas menunjukan bahwa instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai data instrumen tersebut sudah baik. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: a. Menyebar angket untuk uji coba kebada 10 orang responden b. Untuk menguji reliabilitas soal angket digunakan teknik belah dua/ganjil genap c. Selanjutnya mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan korelasi produck moment yaitu: x y XY r N XY 2 2 x y 2 2 x Y N N Keterangan :
Rxy = Hubungan variabel X dan Y X Y N = Variabel bebas = Variabel terikat = Jumlah responden (Sutrino Hadi, 1989: 318) d. Untuk reliabilitas angket dengan menggunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut : 2 rgg rxy 1 r gg Keterangan : rxy Rgg : Koefisien rehabilitas seluruh item. : Koefisien korelasi item ganjil dan genap. (Sutrisno Hadi, 1981 :37) e. Hasil analalisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas dengan kreteria, sebagai berikut : 0,90-1,00 : Reliabilitas Tinggi. 0,50 0,89 : Reliabilitas Sedang. 0,00 0,49 : Reliabilitas Rendah. (Suharsimi Arikunto, 1998 :78). 3.9 Teknik Analisis Data Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini menggunakan suatu analisis data kulitatif yaitu dengan menguraikan kata-kata dalam kalimat serta angka secara sistematis,
selanjutnya menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1982:12), yaitu : Keterangan I = Interval NT = Nilai Tinggi NR = Nilai Rendah K = Jumlah Kategori Kemudian menurut Muhammad Ali (1984:184), untuk mengetahui tingkat presentase digunakan rumus sebagai berikut: P F N Dimana: X100% P =Besarnya Presentase F =Jumlah alternatif seluruh item N =Jumlah perkalian antara item dan responden Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1986:196), untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut: 76% - 100% = Memenuhi Standar 56% - 75% = Kurang Memenuhi Standar 40% - 55% = Tidak Memenuhi Standar