HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

PERILAKU SEKSUAL WABAL DI TINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK TENTANG SEKSUALITAS S K R I P S I

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DAN GAYA PACARAN DENGAN KECENDERUNGAN MEMBELI KONDOM PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB V HASIL PENELITIAN

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak (S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seks pra-nikah. remaja Pondok Pesantren Modern sangat rendah.

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai naksir lawan

2016 HUBUNGAN ATTACHMENT ANAK TERHADAP ORANGTUA DAN PEER PRESSURE DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMAN 1 SUKATANI PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara. dua orang yang berlainan jenis kelamin (Dariyo, 2004).

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan dalam dua bentuk yang berbeda, baik. secara fisik maupun psikis, yang kemudian diberi sebutan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak perawan. (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) BKKBN. menganut seks bebas. Yayasan (Diskusi Kelompok Terarah) DKT

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. survey BKKBN tahun 2010 terdapat 52 % remaja kota medan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjanaa S-1 Diajukan oleh: FAHRIYANI FEBRIYANTY F 100 0800 011 FAKULTAS PSIKOLOGII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 20122 1

3 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYTAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Drajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : FAHRIYANI FEBRIYANTY F 100 080 011 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

4 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYTAH SURAKARTA Yang diajukan oleh : FAHRIYANI FEBRIYANTY F 100 080 011 Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji : Telah Disetujui Oleh : Pembimbing Utama Dra. Wiwien Dinar P, M.Si Surakarta, 11 Oktober 2012

5 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYTAH SURAKARTA Yang diajukan oleh : FAHRIYANI FEBRIYANTY F 100 080 011 Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 22 Oktober 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat. Penguji Utama (Dra Wiwien Dinar P, M.Si.) Penguji pendamping I (Drs. Mohammad Amir, M.Si) Penguji pendamping II (Dra. Zahrotul Uyun, M.Si Surakarta, November 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi Dekan,

6 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Fahriyani Febriyanty Wiwien Dinar Prastiti ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode kuantitatif dipilih sebagai metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan skala sebagai alat ukur. Responden penelitian ini diambil dari mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Alat ukur yang digunakan adalah skala regulasi emosi dan skala perilaku seksual pranikah yang kemudian dianalisis menggunakan SPSS versi 15.0. hasil penelitian menunjukan ada hubungan negative yang signifikan antara regulasi emosi dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa dengan nilai (r) sebesar -0,184; p = 0,050 ; (p<0,05). Sumbangan efektif regulasi emosi terhadap perilaku seksual pranikah pada mahasiswa sebesar 3,4%, masih terdapat 96,6% variabel lain yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada mahasiswa diluar dari regulasi emosi. Kata kunci: Regulasi emosi, perilaku seksual pranikah

2 PENDAHULUAN Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Permasalahan mahasiswa yang ada dewasa ini cukup kompleks. Salah satu yang paling sering kita dengar adalah permasalahan yang berkaitan dengan masalah seksual pranikah pada mahasiswa. Hal ini terjadi karena mahasiswa dalam perkembangannya memiliki tingkat seksual yang tinggi karena pada usia-usia mahasiswa dengan hormon seksual dan organorgan reproduksi mulai matang. Keadaan ini menyebabkan rentannya perilaku mahasiswa yang mengarah kepada keinginan untuk memenuhi dorongan seksual. mahasiswa yang dapat mengendalikan dorongan seksual dalam dirinya akan terhindar dari perilaku seksual yang menyimpang. Sebaliknya, para mahasiswa yang tidak dapat mengendalikannya, maka akan terjerumus ke dalam penyimpangan seksual, misalnya pemerkosaan, pornografi, dan seks bebas. Perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku seksual yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenisnya, yang dilakukan oleh orang sebelum menikah. Banyak mahasiswa yang melakukan hubungan seksual sebelum adanya ikatan pernikahan. Masalah seks khususnya pada pasangan yang belum menikah seringkali mencemaskan para orang tua dan juga masyarakat. Pada usia-usia remaja

3 hingga dewasa awal adalah masa seseorang mempersiapkan diri dan belajar menyesuaikan diri menuju masa dewasa, termasuk juga kehidupan seksualnya. Banyak di antara para remaja yang memutuskan untuk menjalin suatu hubungan dengan lawan jenisnya yang biasa disebut dengan pacaran. Di dalam berpacaran, para pasangan muda tersebut biasanya melakukan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, adapun bentukbentuk dari tingkah laku tersebut diantaranya adalah berkencan, berpegangan tangan, berciuman, bahkan ada yang sampai melakukan hubungan intim (Soetjiningsih, 2007). Walgito (dalam Wijayanti, 2011) mengemukakan faktor-faktor personal (percaya diri, gaya hidup, pengendalian diri dan emosi, serta aktifitas sosial) dan faktor lingkungan. Menurut Walgito, pengendalian emosi adalah usaha penekanan terhadap nafsu, keinginan, dan emosi, jika pengendalian emosi kurang ada dalam diri seseorang, maka usaha penekanan terhadap segala sesuatu yang dilakukannya akan sia-sia. Sarlito Wirawan sarwono mengemukakan bahwa masalah seksualitas dikalangan remaja timbul karena (Sarwono, 1989) : a. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja b. Penundaan usia perkawinan c. Norma-norma agama yang berlaku, penyebab terjadinya perilaku seksual pranikah diantaranya adalah faktor

4 d. Penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa dengan tekhnologi yang canggih e. Orang tua yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak f. Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat Tahun 2006 dilakukan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Antono Suryoputro, Nicholas dan Zahroh Shaluhiyah, penelitian ini mengambil sampel di 3 kota besar yaitu, Semarang, Solo dan Purwakarta dengan criteria subyek mahasiswa dan mahasiswi berusia 18-24 tahun, hasil penelitian menunjukan 81% mahasiswa dan 26% mahasiswi pernah melakukan hubungan seksual pranikah (Suryoputro, 2006). Regulasi emosi berhubungan dengan proses afektif lain, salah satunya adalah motivasi untuk melakukan hubungan Seksual (Scherer, 1984). Pendapat lain menyatakan bahwa untuk menghindari terjadinya perilaku seksual pranikah seseorang harus dapat mengontrol emosi yang dimilikinya dengan cara selalu berfikir positif pada setiap masalah dan keadaan yang dihadapinya (Yuanita, 2011). Fenomena yang terjadi akhirakhir ini dan cukup meresahkan diantaranya adalah tidak sedikit mahasiswa perantau yang tinggal satu atap dengan pasangan mereka (belum menikah). Umumnya mereka yang melakukan hubungan seksual pranikah adalah mereka yang memiliki status berpacaran, mereka yang berpacaran biasanya melakukan hubungan seksual

5 atas permintaan dari sang pacar. Dewasa ini, pacaran memang telah menjadi tren dikalangan remaja dari berbagai wilayah didunia, meskipun dalam tingkat pemahaman dan praktik yang berbeda-beda. Di Indonesia, gejala ini semakin disemarakkan dengan tayangan televisi yang jam tayang utamanya selalu sinetron yang kisahnya seputar remaja yang berpacaran. Fenomena ini sebenarnya lebih mewarnai hari-hari masyarakat, terutama remaja (khususnya pelajar dan mahasiswa). Selain seks di kostkostan, para mahasiswa juga ada yang terlibat dengan dunia prostitusi yang biasanya disebut ayam kampus. Namun ironisnya sebagian mahasiswa menganggap hal tersebut sebagai sesuatu hal yang wajar (Yuanita, 2011). Saat ini, tidak sedikit kostkostan yang masuk katagori bebas, artinya siapapun boleh masuk kedalam kamar kost dan bebas melakukan apa saja didalam kost. Hal ini yang membuat beberapa mahasiswa dengan mudahnya mendapatkan kesempatan untuk berduaan dengan pacarnya, dan tidak jarang dari mereka bahkan ada yang tinggal bersama dalam satu kost, dan mereka hidup layaknya sebagai seorang suami dan istri. Tidak heran jika ada beberapa mahasiswi yang mengandung saat masih kuliah, dan tidak sedikit dari mereka yang belum menikah saat mereka sudah mengandung. Melihat fenomena seks pranikah yang banyak terjadi dikalangan mahasiswa, peneliti tertarik untuk mengkaji masalah tersebut dengan suatu rumusan masalah

6 penelitian, Apakah ada korelasi antara regulasi emosi dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa?. Mengacu pada rumusan masalah tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa. emosi dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi jurusan akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang masih aktif, yang berusia maksimal 24 tahun dan belum menikah. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan variabel bebas regulasi emosi dan variabel tergantung perilaku seksual pranikah pada mahasiswa. Adapun teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment, untuk mengetahui hubungan antara regulasi memiliki kriteria sebagai berikut: Mahasiwa/mahasiswi Fakultas Ekonomi jurusan akuntansi tahun Universitas Muhammadiyah Surakarta, belum menikah, dan berusia maksimal 24 tahun. Teknik sampling yang digunakan adalah incidental sample yaitu penelitian dengan pengambilan subyek yang secara kebetulan dapat ditemui

7 PEMBAHASAN Berdasarkan analisis yang telah menunjukkan bahwa perilaku seksual pranikah pada mahasiswa dalam dilakukan, didapatkan hasil dari penelitian ini tergolong rendah. perhitungan teknik analisis product moment dari pearson dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,184; p = 0,050 ; (p<0,05) artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa. Hal tersebut dibuktikan dari hasil analisis data yang telah dilakukan, bahwa variabel regulasi emosi memiliki rerata empirik sebesar (RE) 76,61 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 75 yang menunjukkan regulasi emosi pada mahasiswa dalam penelitian ini termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan variabel perilaku seksual pranikah memiliki rerata empirik (RE) sebesar 106,40 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 140 yang Walgito (dalam Wijayanti, 2011) menyatakan bahwa faktor-faktor terjadinya perilaku seksual pranikah diantaranya adalah faktor personal (percaya diri, gaya hidup, pengendalian diri dan emosi, serta aktifitas sosial) dan faktor lingkungan. Menurut Walgito, pengendalian emosi adalah usaha penekanan terhadap nafsu, keinginan, dan emosi, jika pengendalian emosi kurang ada dalam diri seseorang, maka usaha penekanan terhadap segala sesuatu yang dilakukannya akan sia-sia. Pada skala regulasi emosi terdapat aspek yang keseluruhan aitemnya gugur. Pada uji coba pertama, dengan jumlah subyek sebanyak 129 mahasiswa dan

8 mahasiswi (80 mahasiswa dan 49 mahasiswi) aspek yang keseluruhan aitemnya gugur adalah aspek sebagai musibah dan aspek menyalahkan orang lain. Sedangkan pada uji coba kedua yang juga digunakan untuk penelitian, dengan jumlah subyek sebanyak 114 mahasiswa dan mahasiswi (29 mahasiswa dan 85 mahasiswi) aspek yang keseluruhan aitemnya gugur adalah aspek fokus kembali pada hal positif. Perbedaan aspek yang gugur bisa terjadi karena adanya perbedaan jumlah subyek laki-laki dan perempuan. Pada uji coba pertama jumlah subyek laki-laki lebih banyak daripada jumlah subyek perempuan. Sedangkan pada uji coba kedua jumlah subyek perempuan lebih banyak daripada jumlah subyek laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nadia Garnefski, Vivian Kraaij, dan Marije van Etten. Dalam sebuah jurnal yang berjudul Specificity of relations between adolescents cognitive emotion regulation strategies and Internalizing and Externalizing psychopathology (2005), disebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam hal regulasi emosi. Dijelaskan bahwa aspek menyalahkan orang lain dan fokus kembali pada hal yang positif berkorelasi signifikan terhadap perbedaan gender, dimana perempuan lebih banyak memiliki masalah dengan faktor internalnya (aspek fokus kembali pada hal positif), sedangkan laki-laki lebih banyak bermasalah pada faktor eksternalnya (aspek menyalahkan orang lain).. Sumbangan efektif regulasi emosi terhadap perilaku seksual

9 pranikah pada mahasiswa sebesar 3,4%, ditunjukkan oleh koefisien regulasi emosi rendah maka semakin tinggi perilaku seksual pranikah. determinan (R) = 0,034 Berarti masih terdapat 96,6% variabel lain yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada mahasiswa diluar dari regulasi emosi, contohnya seperti faktor dari orang tua, perubahanperubahan hormonal, penundaan usia perkawinan, norma-norma agama yang berlaku, tekhnologi yang canggih, dan adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat (Sarwono, 1989). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara regulasi emosi dengan perilaku seksual pranikah. Semakin tinggi kecerdasan regulasi emosi maka semakin rendah perilaku seksual pranikah, begitu pula sebaliknya jika KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, serta pembahasan yang terah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa. Semakin tinggi regulasi emosi yang dimiliki mahasiswa maka semakin rendah kecenderungan mahasiswa dalam melakukan perilaku seksual pranikah, demikian pula sebaliknya semakin negatif regulasi emosi yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi kecenderungan mahasiswa dalam melakukan hubungan seksual pranikah.

10 2. Tingkat regulasi emosi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas perkawinan, norma-norma agama yang berlaku, tekhnologi yang canggih, dan adanya Muhammasiyah tergolong sedang. Surakarta kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam 3. Tingkat perilaku seksual pranikah masyarakat (Sarwono, 1989). pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammasiyah Surakarta tergolong rendah. 4. Sumbangan efektif regulasi emosi terhadap perilaku seksual pranikah pada mahasiswa sebesar 3,4%, ditunjukkan oleh koefisien determinan (R) = 0,034 Berarti masih terdapat 96,6% variabel lain yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada mahasiswa diluar dari regulasi emosi, contohnya seperti faktor dari orang tua, perubahan-perubahan SARAN-SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat. 1. Bagi mahasiswa, disarankan agar mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan regulasi emosinya agar kasus perilaku seksual pranikah khususnya di kalangan mahasiswa berkurang. hormonal, penundaan usia

11 2. Bagi orang tua, sebaiknya orang tua lebih memberikan perhatian yang intensif pada anak, karena 4. Bagi ilmuan psikologi, Bagi ilmuan psikologi yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama, perhatian orang tua disarankan agar merupakan salah satu faktor penyebab munculnya menyertakan varibel atau faktor-faktor lain yang perilaku seksual pranikah. mempengaruhi perilaku 3. Bagi masyarakat, salah satu faktor penyebab munculnya perilaku seksual pranikah mahasiswa juga seksual pranikah, serta memperluas luang lingkup penelitian atau populasi penelitian. diantaranya adalah karena adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, oleh karena itu sebaiknya masyarakat lebih peduli pada lingkungannya dan tidak membiarkan pergaulan antara pria dan wanita semakin bebas.

12 DAFTAR RUJUKAN Garnefski, N., Vivian K dan Philip S. (2005). Specificity of relations between adolescents cognitive emotion regulation strategies and Internalizing and Externalizing psychopathology. Netherlands : Division of Clinical and Health Psychology, University of Leiden, Wijayanti, D.A. (2011) Studi Korelasi Mengakses Konten pornigrafi Terhadap Perilaku Seksual Premarital di Kalangan Mahasiswa. Skripsi thesis, (Tidak Diterbitkan). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yuanita, S. (2011). Fenomena dan Tantangan Remaja Menjelang Dewasa. Yogyakarta : Brilliant Books. Sarwono, S.W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Soetjiningsih, C.H. (2007). Faktorfaktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Pranikah. Disertasi. (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pendidikan Doktor Psikologi UGM. Suryoputro, A., Ford, N.J., Shaluhiyah, Z. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Makara, Kesehatan, Vol.10, No.1, Juni 2006: 29-40. Jurnal Penelitian. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponogoro.

13