2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

2014 PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG

BAB 1 PENDAHULUAN. Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. daratannya. Selain itu, Indonesia juga merupakan Negara dengan garis

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. program indoktrinasi wajib mengenai ideologi negara Pancasila bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

PERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI TENTANG UPAYA UPT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan adalah sumber daya perikanan yang dibagi menjadi dua sektor yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peranan dalam pembangunan nasional, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa dan penyediaan lapangan kerja. Pada saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan, terutama dalam hal mendatangkan devisa. Akan tetapi ironisnya, sektor perikanan selama ini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan pengusaha, padahal bila sektor perikanan dikelola secara serius akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat mengentaskan kemiskinan masyarakat Indonesia terutama masyarakat nelayan dan petani ikan. Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Mereka pada umumnya tinggal di wilayah pesisir, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya (Mulyadi, 2007:7). Wilayah pesisir merupakan sumberdaya potensial di Indonesia umumnya dan Kabupaten Cirebon khususnya, dimana merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Kabupaten Cirebon adalah sebuah Kabupaten di Jawa Barat yang terletak dibagian timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, Kabupaten Cirebon juga merupakan salah satu wilayah pesisir di utara pulau Jawa yang terkenal dengan hasil lautnya seperti: udang rebon, rajungan, ikan asin dan sebagainya. Daerah penghasil hasil laut di Kabupaten Cirebon salah satunya ialah Kecamatan Gebang akan tetapi masyarakatnya masih banyak yang hidup dibawah

2 garis kemiskinan.kemiskinan dan masalah sosial ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat nelayan Gebang berakar pada faktor-faktor kompleks yang saling berkaitan satu sama lainnya. Tingkat sosial-ekonomi yang rendah merupakan ciri umum kehidupan nelayan dimana pun berada. Tingkat kehidupan mereka berada sedikit diatas pekerja migran atau setaraf dengan petani kecil, bahkan jika dibandingkan secara seksama dengan kelompok masyarakat lain di sektor pertanian, nelayan (khususnya nelayan buruh dan nelayan kecil atau nelayan tradisional) dapat digolongkan sebagai lapisan sosial yang paling miskin. Sebagian besar kategori sosial nelayan Gebang adalah nelayan tradisional dan nelayan buruh. Meraka adalah penyumbang utama kuantitas produksi perikanan tangkap di wilayah tersebut. Walaupun demikian, kondisi kesejahteraan mereka dapat dikatakan buruk karena diakibatkan dari proses transaksi ekonomi yang timpang dan eksploitatif. Nelayan tidak memperoleh bagian pendapatan yang besar. Pihak yang paling beruntung ialah para pedagang ikan berskala besar atau pedagang perantara (bakul). Para bakul inilah yang sesungguhnya menjadi penguasa ekonomi di desa-desa nelayan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat nelayan. Pada tahun 1974 pemerintah mengluarkan program bantuan kredit kepada nelayan, seperti Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP). Akan tetapi program tersebut belum mampu mengatasi kesulitan sosialekonomi masyarakat nelayan. Program-program tersebut tidak berjalan lancar melainkan mengalami kemacetan sehingga pemerintah harus mengkaji ulang kebijakan program bantuan kredit tersebut. Hambatan pengembalian bantuan kredit tersebut dikarenakan oleh beberapa hal seperti, tingkat penghasilan nelayan sangat kecil sebagai akibat dari kesulitan memperoleh hasil tangkapan, besarnya biaya operasi, kerusakan peralatan. (Kusnadi, 2003:38-39) Pada tahun 1990-an dimana pada saat itu terjadi modernisasi alat penangkapan ikan di masyarakat nelayan Kecamatan Gebang yang bertujuan untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan demi kebutuhan ekspor ke luar negeri. Modernisasi alat penagkapan ikan yang terjadi tahun 1990-an dilakukan

3 pemerintah dengan cara memberikan bantuan berupa perahu yang terbuat fiber, mesin perahu, jaring ikan dan sebagainya akan tetapi tidak semua nelayan Gebang mendapatkan bantuan tersebut. Masyarakat nelayan Kecamatan Gebang terbagi menjadi beberapa golongan nelayan yang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik biasanya memiliki alat-alat produksi seperti perahu, jaring dan perlengkapan lainnya. Sedangkan nelayan buruh tidak memiliki alat-alat produksi melainkan hanya menyumbangkan jasa tenaganya dengan memperoleh hak-hak yang sangat terbatas dalam masyarakat pertanian nelayan buruh identik dengan buruh tani. Kedua, dapat dilihat dari modal usahanya struktur masyarakat nelayan terbagi ke dalam kategori nelayan besar dan nelayan kecil. Disebut nelayan besar karena jumlah modal untuk usaha perikanan relatif banyak sedangkan nelayan kecil justru sebaliknya. Banyak masalah yang dihadapi oleh para nelayan seperti masalah struktural dan kultural. Beberapa faktor yang menjadi permasalahan struktural bagi masyarakat nelayan Gebang diantaranya, keterbatasan modal usaha dan teknologi penangkapan. Misalnya, upaya untuk memperoleh hasil tangkapan yang memadai sering terhambat oleh teknologi peralatan tangkap. Sedangkan yang menjadi masalah kultural seperti, metode penangkapan yang masih bersifat tradisional. Sekalipun alat tangkap yang digunakan tergolong canggih akan tetapi metode pendeteksian pergerakan ikan di dalam laut masih tetap menggunakan cara yang didasari dari pengalaman dan pengetahuan kelautan tradisional. Oleh sebab itu nelayan Gebang masih belum bisa memanfaatkan alat tangkap ikan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal karena metode yang digunakan masih bersifat tradisional. Disamping itu, penegakan hukum oleh pemerintah terhadap perusakan lingkungan seperti perusakan terumbu karang dan pencemaran laut masih dirasa lemah. Sedangkan hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menjadi permasalahan bagi nelayan karena perusakan lingkungan dapat berakibat pada rusaknya ekosistem laut dan berkurangnya jumlah populasi ikan di laut. Faktor lain yang menjadi permasalahan bagi nelayan adalah hubungan kerja dalam kerja

4 dalam organisasi penangkapan yang seringkali kurang menguntungkan nelayan dan sistem bagi hasil pemasaran perikanan yang lebih menguntungkan pedagang perantara (bakul). Kemunculan bakul pada awal 1990-an mulanya dipandang sebagai penyelamat ditengah kesulitan ekonomi yang dialami oleh masyarakat nelayan Gebang akan tetapi kenyataannya berbeda karena terjadinya kesenjangan yang sangat besar antara bakul dan nelayan. Ketidakpuasan nelayan terhadap sistem bagi hasil yang demikian akan bertambah karena jika operasi perahu tidak memperoleh penghasilan, nelayan tidak mendapatkan suatu kompensasi dalam bentuk apapun dari bakul. Jaminan sosial tenaga kerja nelayan juga tidak ada sehingga jika ia sakit harus ditanggung sendiri biaya pengobatannya. Dalam menghadapi ketimpangan tersebut, nelayan tidak dapat berbuat banyak karena tingkat ketergantungan terhadap bakul cukup tinggi. Nelayan menerima kenyataan-kenyataan seperti ini karena dipaksa oleh keadaan dan biasanya terikat pinjaman kontrak kerja dengan bakul. Kalaupun nelayan Gebang dapat memperoleh hasil tangkapan yang relatif banyak, seperti pada saat musim ikan, keadaan demikian belum tentu menjamin bahwa nelayan akan memperoleh nilai tukar (uang) yang memadai. Jaringan pemasaran ikan dikuasai sepenuhnya oleh para bakul. Hubungan antara nelayan dan bakul sangat kuat dan berorientasi pada kepentingan jangka panjang. Nelayan menjalin hubungan kerja sama dangan bakul untuk mengatasi kesulitan modal usaha dan memasarkan hasil tangkapan yang mudah menurun kualitasnya. Akan tetapi, dalam hubungan kerja sama tersebut nelayan selalu kurang diuntungkan. Selain menyediakan pinjaman modal usaha kepada para nelayan, tugas utama bakul adalah menyelenggarakan kegiatan pasar secara terus-menerus agar ikan tetap tersedia untuk konsumen dan menyelamatkan harga ikan ketika hasil tangkapan nelayan sedikit atau berlimpah. Keterlibatan bakul dalam proses produksi dan pemasaran hasil tangkapan nelayan telah menggantikan kedudukan dan peranan organisasi formal, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) Mina. Sebelum koperasi-koperasi tersebut berdiri atau didirikan, bakul telah memainkan peranan ekonomi yang strategis. Oleh karena itu, berdirinya sebuah koperasi

5 formal tidak banyak berpengaruh terhadap pengurangan peranan strategis bakul. Akibatnya, banyak koperasi nelayan yang ada di Gebang harus gulung tikar karena kalah bersaing dengan bakul. Di Kecamatan Gebang kehadiran KUD Mina justru dianggap oleh nelayan sebagai ancaman terhadap dasar-dasar kerja sama nelayan dengan bakul. Karena berbagai kelemahan manajeman, KUD setempat tersingkir dengan sendirinya dan akhirnya tidak berfungsi sama sekali dalam kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon. Pemaparan di atas menjadikan ketertarikan peneliti untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai kehidupan masyarakat nelayan Kecamatan Gebang. Peneliti menganggap penting penelitian ini karena ingin mengangkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul Kehidupan Masyarakat Nelayan di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon (Kajian Historis: Tahun 1990-2006). Adapun untuk pemilihan kurun waktu tahun 1990-2006, karena pada tahun 1990-an terjadi modernisasi dalam hal alat penangkap ikan di masyarakat nelayan Kecamatan Gebang yang bertujuan untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan untuk kebutuhan ekspor ke luar negeri. Selain itu modernisasi tersebut berdampak pada munculnya para bakul yang dinilai lebih mempersulit keadaan masyarakat nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, masalah utama yang dikaji adalah Kehidupan Masyarakat Nelayan di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon (Kajian Historis: Tahun 1990-2006) untuk memfokuskan permasalahan yang dikaji lebih jelas dan terarah, maka peneliti mengkajinya dalam beberapa pokok permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum kehidupan masyarakat nelayan Kecamatan Gebang di Kabupaten Cirebon tahun 1990?

6 2. Bagaimana upaya nelayan di Kecamatan Gebang dalam meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi dari tahun 1990-2006? 3. Bagaimana peranan pemerintah Kabupaten Cirebon dalam upaya meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gebang tahun 1990-2006? 4. Bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon dari tahun 1990-2006? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Kehidupan Masyarakat Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon (Kajian Historis: tahun 1990-2006). Selain itu penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis gambaran umum kehidupan masyarakat nelayan Kecamatan Gebang di Kabupaten Cirebon tahun 1990. 2. Mendeskripsikan upaya nelayan di Kecamatan Gebang dalam meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi dari tahun 1990-2006. 3. Mendeskripsikan peranan pemerintah Kabupaten Cirebon dalam upaya meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gebang tahun 1990-2006. 4. Menganalisis perubahan sosial-ekonomi masyarakat nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon dari tahun 1990-2006. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai dua konsep yaitu sosial dan ekonomi. Dimana dua konsep tersebut dalam kehidupan bernegara seringkali saling mempengaruhi satu sama lain. 2. Secara praktik a. Manfaat bagi penulis adalah sebagai salah satu karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

7 b. Bagi lembaga terkait adalah memperkaya pengetahuan akan sejarah lokal yang ada di daerahnya sendiri. c. Karya ilmiah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan, pemikiran dan perbandingan dalam penulisan sejarah lainnya. 1.5. Metode Penelitian Sebagaimana halnya prosedur kerja dalam penyusunan sejarah pada umumnya, maka kajian sejarah lokal juga perlu memperhatikan empat langkah utama dalam kegiatannya. Keempat langkah itu yaitu: a. Heuristik Heuristik berasal dari kata Yunani heuriskein yang berarti menemukan. Jadi kegiatan ini terutama ditujukan untuk menemukan serta mengumpulkan jejak-jejak dari peristiwa sejarah yang sebenarnya mencerminkan berbagai aspek aktivitas manusia di waktu yang lampau. (Widja, I Gde 1989:18), secara umum sumber sejarah dibagi menjadi dua jenis yaitu sumber primer atau kesaksian dari seseorang saksi yang secara langsung melihat peristiwa sejarah tersebut melalui panca indera yang dimiliki atau secara langsung ada pada saat peristiwa itu terjadi. Kedua adalah sumber sekunder kesaksian dari orang yang tidak melihat secara langsung peristiwa dan tidak ada di tempat berlangsungnya peristiwa sejarah. Dalam proses pengumpulan data dan informasi dilakukan beberapa teknik penelitian diantaranya yaitu melalui studi literatur dan teknik wawancara. Dalam studi literatur peneliti melakukan studi kepustakaan dengan cara mengumpulkan sumber dari buku-buku, arsip, koran, jurnal dan buku-buku yang terdapat dalam internet yang sudah dipercaya kebenarannya. Studi literatur ini dilakukan untuk mencari sumber primer dan sekunder dari penelitian yang akan ditulis. Dalam proses mencari sumber-sumber ini, peneliti mendatangi beberapa perpustakaan resmi, diantaranya: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Perpustakaan Universitas Padjajaran (UNPAD), Perpustakaan Batu Api Jatinangor, Perpustakaan 400 Cirebon, Badan Pusat Statistik Cirebon,

8 Perpustakaan Daerah Kabupaten Cirebon. Kemudian peneliti juga mencari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, seperti di Gramedia, Toga Mas, Palasari dan toko-toko buku lainnya, pameran buku dan mencari juga dari literatur internet. Selain menggunakan studi kepustakaan pada penelitian ini juga dilengkapi dengan menggunakan oral history melalui teknik wawancara dengan para nelayan di wilayah Kecamatan Gebang guna memperoleh informasi mengenai keadaan sosial ekonomi nelayan. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu melalui studi kepustakaan, teknik wawancara dan studi dokumentasi. Adapun tenik penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan cara mempelajari sumber-sumber yang terkumpul dalam bentuk tulisan atau sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung permasalahan dari kajian ini. Setelah kepustakaan terkumpul, serta fakta yang telah ditemukan dianggap memadai untuk penelitian ini, maka akan lebih mempermudah dalam proses penelitiannya. Studi kepustakaan juga merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan, serta mengkaji sumber lain baik dari buku maupun arsip yang membantu peneliti dalam menentukan landasan teori dan keterangan tentang permasalahan yang akan dikaji. 2) Teknik Wawancara Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai narasumber. Untuk teknik wawancara ini, peneliti mendatangi tempat responden dan informan yang mengetahui tentang kondisi pada waktu itu dan dapat memberikan informasi secara lisan (oral history). 3) Studi dokumentasi Studi dokumentasi adalah mencari dokumen-dokeumen dan sumber arsip baik berupa lembar catatan singkat maupun foto-foto yang berkaitan dengan permasalahan penelitian b. Kritik

9 Kritik sumber umumnya dilakukan terhadap sumber-sumber. Kritik ini menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan (akurasi) dari sumber itu. Kritik sumber dalam metode sejarah terbagi menjadi dua yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang dilakukan dengan pemeriksaan yang ketat. Sedangkan kritik internal lebih menekankan pada aspek dalam yaitu isi dari sumber tersebut, apakah isi dari sumber tersebut dapat dipercaya atau tidak. c. Interpretasi Interpretasi adalah sebuah kegiatan menuliskan dari apa yang telah diperoleh seperti sumber-sumber. Dalam hal ini bukan hanya keterampilan teknik pengutipan dan catatan-catatan akan tetapi menggunakan seluruh daya pikirannya terutama pikiran-pikiran yang bersifat kritis. Fakta-fakta yang diperoleh dikaitkan-kaitkan satu sama lain sehingga terlihat antara fakta yang satu dengan yang lainnya memiliki keterhubungan yang jelas. Dalam hal ini peneliti memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Dalam tahap ini, peneliti mengerahkan seluruh kemampuan intelektual dalam membuat deskripsi, analisis kritis serta seleksi dari fakta-fakta tentang Kehidupan Nelayan di Kecamatan Gebang, sehingga akan menghasilkan bentuk penulisan sejarah yang utuh. Kegiatan penafsiran ini dilakukan dengan jalan menafsirkan fakta dan data dengan konsep-konsep yang telah diteliti sebelumnya oleh peneliti. Peneliti juga melakukan pemberian makna terhadap fakta dan data yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan penelitian ini. d. Historiografi Historigrafi memilki pengertian penulisan sejarah. Dalam tahap historiografi perlu memperhatikan prinsip serialisasi (urutan peristiwa), prinsip kronologis (urutan-urutan waktu) dan prinsip kausalitas (hubungan sebab akibat).

10 1.6. Struktur Organisasi Skripsi Hasil yang diperoleh melalui telaah pustaka kemudian disusun kedalam sebuah struktur organisasi penulisan skripsi yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II, Kajian Pustaka dan Landasan Teoretis. Bab ini berisi tentang berbagai landasan teoritis dan informasi sejarah bersumber pada literatur yang berkaitan dengan permasalah yang akan dikaji. Bab III, Metode Penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mencari sumber-sumber dan cara pengolahan sumber yang dianggap relevan dengan permasalahan yang dikaji. Bab IV, Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Kecamatan Gebang. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Uraian tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama. Bab V, Simpulan dan Saran. Pada bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan deskripsi dan beberapa saran yang bermanfaat bagi beberapa pihak yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang dikaji.