BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia untuk menghadapinya. mengembangkan potensi peserta didik. Namun yang terjadi saat ini, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas dapat dilihat dari tingkat prestasi belajar peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

Disusun oleh : Putri Setya Wardani A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurursan Pendidikan Akuntansi

OPTIMALISASI PENGGUNAAN JARIMATIKA UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERHITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT POSITIF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. bank menurut konsep Freire, pihak pendidik secara searah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berpenduduk tinggi, sesuai data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 dan 2015 sebesar 254,9 juta jiwa. Jumlah yang banyak tersebut harus diimbangi dengan pendidikan yang baik pula, sehingga warga Indonesia memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan. Pendidikan bagi anak Indonesia adalah kunci untuk dapat menjadikan generasi muda sadar supaya tidak kalah saing dan tidak tertinggal dengan kemajuan yang terjadi di luar Indonesia terutama kemajuan teknologi yang sangat pesat. bahwa: Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Selanjutnya apabila pendidikan tidak dimiliki oleh individu maka kualitas Sumber Daya Manusia(SDM) yang dihasilkan rendah, menyebabkan SDM tidak dapat bersaing dengan individu yang memiliki kualitas SDM unggul dan hasil lebih optimal. Salah satu SDM yang bermutu yaitu memiliki pendidikan dan keterampilan sehingga mereka dapat lebih unggul dibanding SDM yang tidak mendapatkan pendidikan, persaingan inilah menyebabkan banyaknya pengangguran di Indonesia. Fakta yang diperoleh jumlah pengangguran di Indonesia sesuai BPS tahun 2014 untuk bulan Februari sebesar 5,70 juta orang dan bulan Agustus 5,94 juta orang. Salah satu cara untuk menekan angka pengangguran di Indonesia dan memiliki SDM unggul adalah meningktkan kualitas siswa/mahasiswa Indonesia. Menurut The World Bank (2014), pada 2003 Indonesia mendapat peringkat ke 1

2 33 dari 45 Negara dalam Third International Mathematics Science Study (TIMSS) dan pada 2006 Program for International Student Assessment (PISA) menilai seberapa baik kesiapan siswa umur 15 tahun dalam menghadapi kehidupan, dalam bidang ilmu pengetahuan, membaca dan matematika, Indonesia memperoleh peringkaat ke 50 dari 57 Negara. Setelah melihat data tersebut hendaknya mahasiswa sebagai agent of social change dapat mengubah kondisi yaitu dengan ilmu pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang mereka miliki sebagai bekal untuk masa depan. Semua hal yang dilakukan tidak secara instan terlihat hasilnya sekarang namun memerlukan proses untuk menempuh hasil yang berkualitas. Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sangat, amat, teramat, besar. Sementara siswa artinya murid. Jadi dapat dikatakan bahwa mahasiswa adalah murid yang paling besar dalam segala aspek seperti tanggung jawab, prestasi, bertindak. Salah satu kegiatan yang memiliki pengaruh untuk mahasiswa kedepannya adalah adanya mata kuliah praktik kewirausahaan untuk dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat mahasiswa selama perkuliahan dan dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Penerapan prakik kewirausahaan didalam salah satu mata kuliah wajib mengharuskan mahasiswa untuk melalui mata kuliah tersebut. Praktik kewirausahaan dapat menjadi wadah mahasiswa dalam mencurahkan kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa, karena inovasi dan kreativitas sangat diperlukan dalam menghadapi zaman yang semakin maju agar tetap menjadi sumber daya yang sukses dan unggul. Sesuai Daryanto (2012:15), Kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan pasar adalah kekuatan peranan dalam beinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam menembus market share. Selanjutnya dengan praktik juga dapat mengembangkan sikap-sikap yang ada dalam diri. Sebagaimana hasil penelitian Marganingsih (2013) dengan judul Peranan Mata Pelajaran Kewirausahaan dalam Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan Siswa kelas XI di SMK Negeri 8 Semarang. Hasil penelitian yaitu siswa penuh percaya diri, memiliki inisiatif, memiliki motif berprestasi,

3 memiliki jiwa kepemimpinan, berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan. Manfaat Praktik Kewirausahaan yaitu agar mahasiswa mendapatkan pengalaman baru dibidang wirausaha mulai input produk masih berupa bahan mentah hingga output yang siap dipasarkan, selanjutnya mahasiswa berhubungan langsung dengan masyarakat karena mahasiswa sebagai marketing dalam mengenalkan produk, mahasiswa menjadi lebih terampil dan meningkatkan kualitas mahasiswa. Selanjutnya pendidikan kewirausahaan sangat berpengaruh untuk perkembangan Negara. Jurnal internasional oleh Lim (2005) dengan judul Impact of Entrepreneurship Education: A Comparative Study of the U.S and Korea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pendidikaan kewirausahaan Pelajar Korea lebih bagus dibandingkan Pelajar Amerika, dampak pendidikan kewirausahaan lebih berpengaruh terhadap Negara yang masih tahap perkembangan dalam bidang wirausaha dibanding Negara yang memiliki budaya kewirausahaan unggul. Indonesia dapat berkaca dari Negara diatas bahwa Indonesia dapat unggul dalam bidang Kewirausahaan meskipun Indonesia masih menjadi Negara berkembang. Selain manfaat, ada pula kendala dalam pelaksanaan praktik kewirausahaan. Kendala yang dihadapi mahasiswa ketika melaksanakan praktik kewirausahaan yaitu praktik merupakan pengalaman baru bagi mahasiswa dan bukan hal mudah untuk mencoba berulang kali inovasi yang dibuat mahasiswa karena produk dapat berulang kali gagal dalam pembuatan prosesnya. Mahasiswa harus mampu melakukan inovasi dan kreasi produk supaya produk unik dan berbeda dari yang lain, padahal inovasi dan kreasi adalah dua hal yang tidak semua orang dapat melakukannya. Tjahyono (2008) teori planed behavior dari Fishbein dan Ajsen menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti sikap, norma subyektif akan membentuk minat seseorang dan selanjutnya akan berpengaruh pada perilaku. Oleh karena itu, pemahaman tentang minat seseorang untuk berwirausaha dapat mencerminkan kecenderungan orang untuk mendirikan usaha secara riil.

4 Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika mahasiswa telah memiliki minat yaitu berwirausaha maka mereka akan menjadi entrepreneur dengan bekal yang telah dimiliki saat mahasiswa praktik. Sesuai jurnal yang berjudul Wirausaha sebagai Solusi Pengangguran Terdidik di Indonesia oleh Nur Asnawi (2012), menyimpulkan bahwa orang sadar bahwa menumbuhkan mental wirausaha merupakan terobosan yang penting dan tidak dapat ditunda-tunda lagi. Islam, baik dari segi konsep maupun praktik, aktivitas kewirausahaan bukanlah hal yang asing, justru inilah yang sering dipraktikkan oleh Nabi, dan para sahabat. Harapan untuk mahasiswa yaitu setiap individu setelah menempuh perkuliahan dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari kedalam dunia kerja dan menjadi SDM berkualitas. Ketika mahasiswa menjadi SDM berkualitas maka akan memudahkan mahasiswa tersebut dalam bekerja atau menciptakan kondisi dimana mahasiswa menjadi seorang entrepreneur. Mahasiswa setelah mendapat pengalaman praktik kewirausahaan yang menuntut mereka untuk berlatih bertanggung jawab dalam pekerjaan, mahasiswa mulai berkembang sikap percaya diri untuk berhadapan orang banyak, tumbuh keinginan untuk melakukan hal baru yang dapat bermanfaat bukan hanya terhadap satu individu namun masyarakat ikut merasakan manfaatnya seperti mendapat pekerjaan, mahasiswa lebih berani menghadapi resiko apapun karena dalam setiap kehidupan pasti ada titik dimana ketika seseorang melakukan suatu hal maka disitulah seseorang harus berani menghadapi resiko yang mungkin dapat terjadi pula. Apabila mahasiswa dapat menjalani hal-hal diatas maka mahasiswa memiliki jiwa kepemimpinan yang nantinya akan bermanfaat ketika mahasiswa terjun di dunia kerja. Semua sikap yang telah muncul tersebut termasuk indikator dari sikap entrepreneurship. Sebagaimana(Suryana (2011:3), Indikator sikap kewirausahaan adalah percaya diri, memiliki inisiatif, motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan berani mengambil resiko. Banyaknya SDM yang tidak diimbangi oleh peluang kerja bagi masyarakat jika dibiarkan akan mengakibatkan masalah besar bagi Negara yaitu

5 pengangguran terjadi dimana-mana, apabila ini terjadi maka akan berdampak pada masalah perekonomian di Negara kita. Menurut Sardar (1991) menyatakan bahwa: Hampir semua krisis yang dihadapi oleh beberapa Negara saat ini, adalah meningkatnya jumlah pengangguran dan kurangnya lapangan pekerjaan. Negara Indonesia tidak terlepas dari masalah itu. Bertambahnya jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun, tetapi lapangan pekerjaan tidak bertambah, sehingga menambah masalah sosial tersendiri bagi pemerintah, bahwa data jumlah angkatan kerja di Indonesia rata-rata bertambah satu juta orang/tahun. Maka ketika melaksanakan kuliah terdapat masa dimana mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi selain mendapat materi dalam bentuk teori juga terdapat program Praktik Kewirausahaan untuk melatih mental mahasiswa. Melalui program tersebut mahasiswa dapat memiliki sikap entrepreneurship, sehingga SDM yang ada dapat bermanfaat dan setidaknya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia karena mengurangi pengangguran yang ada di Negara ini dengan pemecahan masalah yaitu mahasiswa hendaknya berpikir kreatif dengan menciptkan lapangan pekerjaan/menjadi entrepreneur. Sesuai pernyataan Asnawi (2012) dalam Yusanto, Salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran adalah menciptakan lapangan kerja dengan model entrepreneur. Berdasarkan fenomena diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul PERAN STRATEGIS PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP ENTREPRENEURSHIP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UMS. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan penulis, maka penulis memfokuskan permasalahan tentang Bagaimana peran srategis praktik kewirausahaan dalam menumbuhkan sikap entrepreneurship Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta?

6 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis yaitu untuk mengetahui peran srategis praktik kewirausahaan dalam menumbuhkan sikap entrepreneurship Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang penumbuhan sikap entrepreneurship. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa, menanamkan keyakinan kepada mahasiswa bahwa waktu itu berharga ketika melakukan praktik kewirausahaan karena hasil yang didapat memiliki dampak positif untuk mahasiswa kedepannya dan sebagai referensi dalam melakukan penelitian yang terkait dengan penelitian peran strategis Praktik Kewirausahaan dalam penumbuhan sikap entrepreneurship. b. Bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta, perlu mengarahkan mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan khususnya mata kuliah kewirausahaan dan praktik kewirausahaan hendaknya serius dalam menjalankan program tersebut, sehingga setelah menjalani praktik kewiraushaan mahasiswa memiliki sikap sebagai seorang entrpreneur. c. Bagi pembaca, menambah informasi dan pengetahuan untuk menyadarkan tentang pentingnya memiliki sikap entrepreneurship agar dapat menciptakan peluang kerja.