Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

dokumen-dokumen yang mirip
Lucia Helen Dewi Ariani * ), Japet Ginting,Yenita Roza ** ) ( )

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

Oleh: Tiaranita Dekriati * ) Japet Ginting ** ) Sakur *** ) ABSTRACT

Selva Mardhatilla*), Zulkarnain, Rini Dian Anggraini **) ( )

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 2 SIAK HULU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

Oleh: Dessi Fitriah Herista Armis Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

Ririn Budiarti*) Susda Heleni**) Syarifah Nur Siregar**)

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Ati*, Zuhri D **, Putri Yuanita**) Key word : Cooperative Learning, Numbered Heads Together, Learning Achievement

Puput Wiyanto, Zuhri D, Susda Heleni No Hp :

Tatik Lestari, Syofni, Kartini No Hp :

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Delpina *) Yenita Roza, Rini Dian Anggraini. **) Kampus Bina Widya KM. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru

Dwi Astuti 1, Titi Solfitri 2, Susda Heleni 3 Kontak :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII a SMP N 2 CERENTI

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Bima Firmantara, Armis, Syarifah Nur Siregar ,

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII.2 SMPN 3 BANGKINANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SQUARE (TPS) TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT GRADE X AP 1 SMK PGRI PEKANBARU

MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN:

Vadhillah Rivha Vicry, H. Zuhri D, Suhermi No Hp

Eka Andriyani*) Syofni**) Jalinus**)

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

Nurain *) Japet Ginting, dan Armis **) ABSTRACT

Dini Purnamasari 1, Armis 2, Atma Murni 3 Hp

Yuli Astuti 1 Titi Solfitri 2 Syarifah Nur Siregar 2 Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Abstract

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Maya Anggraini 1, Putri Yuanita 2, Atma Murni 3 No.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN QUICK ON THE DRAW DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MIA 3 SMAN 10 PEKANBARU

Filosofita Osi Rani 1, Susda Heleni 2, Jalinus 3 No.

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B SMP BEER SEBA PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 003 SIABU KECAMATAN SALO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

Bambang Irawadi*), Yenita Roza, Zuhri**) ( )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

Lestaria Meri, Atma Murni, Syofni No Hp :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

Rika Aprilia 1, Yenita Roza 2, Rini Dian Anggraini 3 No.

Nurlaily, Susda Heleni,Kartini Phone Number:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN 112 PEKANBARU

Key words: STAD, learning outcomes

Abstract: This research is based on the low of students math achievement at

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR METEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 65 PRTANI TP.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH

THE APLICATION OF THE INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENTS OF CLASS VII A SMPIT AZ-ZUHRA PEKANBARU

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Restu Putri Islami* Syofni ** Putri Yuanita ***

Sudarmono 1, Rini Dian Anggraini 2, Sehatta Saragih 3 No.

Titi Solfitri 1, Nurul Yusra T 2 Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan PMIPA FKIP 1,2 Universitas Riau, Pekanbaru 1,2

Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 013 GANTING KECAMATAN SALO

Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

ABSTRACT. Key word : Model study of type cooperative, think pair square, cycles, learning outcomes, result of learning mathematics

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS X 1 SMA NEGERI 6 PEKANBARU Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) nia_wirma@yahoo.co.id Abstract The research was classroom action research that aims to improve learning process and increase students learning achievement. The researcher applied the cooperative learning type Two Stay Two Stray. The subject of the research is students of class X 1 of SMAN 6 Pekanbaru in the first semester academic years 2012/2013. There are 36 students in the class, consisting 21 girls and 15 boys who have heterogeneous academic ability. The research are two cycles and the procedures were carried out in a class action including planning, implementation, observation and reflection. The success of the action was marked by improving the learning process and students learning achivement. Improvement of the learning process can be seen from the reflection of observations result and increase of students learning achivement marked by score of student s individual progress and reaching minimum achievement criteria (MMC). The percentage of first cycle show that 28 students who get MMC from 55,6% to 77,8% and 83,3% in second cycle. From the results of this study concluded that Cooperative Learning Type of Two Stay Two Stray can improve the students learning achievement at class X 1 of SMAN 6 Pekanbaru in the first semester academic years 2012/2013. Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement PENDAHULUAN Menurut Martono, dkk (2007), matematika dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan dengan pola pikir yang sistematis, kritis, logis, cermat, dan konsisten serta menuntut daya kreatif dan inovatif. Matematika mempunyai peranan besar dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini, oleh sebab itu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Dalam BSNP (2006) tujuan pembelajaran matematika adalah agar setiap peserta didik memiliki kemampuan, yaitu: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan *) Mahasiswa Prodi. Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau **) Dosen Prodi. Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

solusi yang diperoleh; (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam matematika tujuan pembelajaran akan tercapai apabila peserta didik menguasai materi pokok yang telah dipelajari. Penguasaan materi tersebut dapat dinilai melalui hasil belajar matematika yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran matematika (Sudjana, 2000). Hasil belajar matematika yang diharapkan oleh setiap sekolah adalah hasil belajar yang mencapai ketuntasan. Peserta didik dikatakan tuntas belajar matematika apabila nilai hasil belajar matematika oleh peserta didik tersebut sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah (Depdiknas, 2006). Dalam rangka mengetahui keberhasilan peserta didik menguasai pelajaran matematika maka peneliti telah melakukan kegiatan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru, diperoleh informasi bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai KKM yang sudah ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian 36 peserta didik kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Pada kompetensi dasar menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma dan melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma terdapat 65,8% dan 55,6% peserta didik yang mencapai KKM, berarti pembelajaran matematika di kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru belum mencapai hasil yang diharapkan. Guru matematika kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru juga mengatakan bahwa ada upaya perbaikan yang diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan melaksanakan pembelajaran kelompok yang anggota kelompoknya berdasarkan tempat duduk terdekat atau berdasarkan absensi tanpa melihat kemampuan akademisnya. Sehingga pada saat pembelajaran kelompok, anggota dari masing-masing kelompok hanya mengharapkan hasil kerja anggota kelompok yang berkemampuan akademis tinggi. Hanya sedikit peserta didik yang terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Peserta didik yang berkemampuan akademis tinggi mendominasi diskusi sedangkan peserta didik berkemampuan rendah cenderung hanya menunggu jawaban dari temannya. Hal ini disebabkan kurangnya komunikasi dan interaksi antar peserta didik yang berkemampuan akademis tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan akademis rendah untuk saling berbagi informasi. Selain melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika, peneliti juga melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran peserta didik di kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru. Pada kegiatan pendahuluan proses pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan juga tidak memberikan motivasi dan apersepsi kepada peserta didik, namun terlihat bahwa guru memulai pelajaran dengan memberi salam dan berdoa bersama serta menuliskan judul materi yang akan dipelajari di papan tulis kemudian menyuruh peserta didik untuk memperhatikan. Setelah itu guru menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik dilengkapi dengan contoh soal beserta cara

untuk menyelesaikannya. Setelah selesai menjelaskan contoh soal tersebut semua peserta didik disuruh untuk mencatat. Selanjutnya, pada kegiatan inti guru memberikan latihan kepada peserta didik, namun pada proses ini peserta didik hanya bisa menyelesaikan soal-soal seperti contoh yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik, namun hanya satu atau dua orang peserta didik yang berani bertanya pada guru. Selanjutnya guru membahas soal latihan yang diberikan secara bersama. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran peserta didik hanya mengerti pada saat guru menjelaskan saja. Di akhir proses pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa banyaknya kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana, peserta didik yang pasif, kurangnya interaksi antara peserta didik dan juga dominasi beberapa peserta didik yang berkemampuan akademik tinggi ketika guru memberikan pertanyaan kepada seluruh kelas. Kondisi seperti ini menunjukkan perlu adanya perubahan dan perbaikan dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan meningkatkan kualitas pembelajaran, serta memperbaiki proses pembelajaran yang sudah ada. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kesadaran untuk bekerjasama dan bertanggung jawab, mendorong peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri serta meningkatkan komunikasi dan interaksi mereka melalui kegiatan berdiskusi. Berdasarkan hal tersebut peneliti memilih pembelajaran kooperatif karena dalam pembelajaran kooperatif peserta didik belajar dengan berdiskusi dalam kelompok yang heterogen, dapat mengkonstruksi pengetahuan sendiri serta dapat mengeluarkan ide dan pendapatnya. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe Two Stay Two Stray (TSTS) karena Spencer Kagan (dalam Lie, 2002) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan TSTS ini memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan dan mengkomunikasikan hasil kerja antar peserta didik di dalam kelompok serta interaksi dengan kelompok lain sehingga penyebaran informasi lebih meluas tidak hanya untuk anggota kelompoknya saja tetapi juga kepada anggota kelompok lain. Tahapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TSTS juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir aktif dalam menentukan konsep materi yang dipelajari. Selanjutnya peserta didik bisa berbagi hasil pemikiran dengan kelompok lain (bertamu) dan pada akhirnya dapat menyatukan ide yang diperoleh saat bertamu dalam kelompok (berfikir ulang). Tahapan model pembelajaran yang memiliki alur yang jelas serta terdistribusi dalam kelompok kecil akan membuat peserta didik lebih memahami materi karena lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon, dan saling membantu. Diskusi akan berjalan efektif karena setiap peserta didik berpartisipasi aktif dalam kelompoknya. Oleh karena itu, peneliti bermaksud menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe TSTS untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar Matematika peserta didik Kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru tahun pelajaran 2012/2013 pada pada Kompetensi Dasar menggunakan sifat dan aturan persamaan dan fungsi kuadrat, serta Kompetensi Dasar melakukan

manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 pada Kompetensi Dasar menggunakan sifat dan aturan persamaan dan fungsi kuadrat, serta Kompetensi Dasar melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat? Tujuan Penelitian ini adalah untuk untuk meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 pada Kompetensi Dasar menggunakan sifat dan aturan persamaan dan fungsi kuadrat, serta Kompetensi Dasar melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 36 orang peserta didik. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yang bekerja sama dengan guru matematika kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru. Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi dalam upaya untuk memecahkan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2009). Pelaksanaan tindakan dilakukakan oleh peneliti sendiri, sedangkan guru sebagai pengamat selama proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas pada penelitian ini adalah penerapan pembelajaran Kooperatif tipe TSTS. Secara garis besar penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui empat tahap yang dilalui, yaitu (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi. Penelitian ini dirancang dalam dua siklus. Langkahlangkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu membuat Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) dan lembar pengamatan. Dalam tahap ini juga peneliti menggunakan skor dasar individu dari hasil ulangan pada materi sebelumnya yang didapat dari guru matematika kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru sebagai nilai perbandingan setelah tindakan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua data yaitu data aktifitas guru dan peserta didik serta data hasil belajar peserta didik. Data aktifitas guru dan peserta didik dikumpulkan dengan mengisi lembar pengamatan tentang semua kegiatan yang terjadi di kelas. Data tentang hasil belajar matematika peserta didik dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilaksanakan dua kali berupa ulangan harian satu kali pada siklus I dan satu kali pada siklus II. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian dianalisis untuk melihat kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan. Data

aktivitas guru dan peserta didik dianalisis dengan analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2007), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Peneliti merefleksi hasil pengolahan data tersebut. Hasil refleksi ini dijadikan acuan dalam merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Kekuatan-kekuatan yang ditemukan dipertahankan pada pertemuan selanjutnya, dan kelemahan-kelemahan pada pertemuan sebelumnya diperbaiki pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan data hasil belajar peserta didik, analisis yang dilakukan adalah analisis skor perkembangan peserta didik dan penghargaan kelompok, analisis kesalahan peserta didik, analisis ketercapaian KKM Indikator dan analisis keberhasilan tindakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada siklus I dilaksanakan empat kali pertemuan pembelajaran dan satu kali ulangan harian. Untuk mengetahui kesesuaian antara langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS yang direncanakan dengan pelaksanaan tindakan proses pembelajaran. Berdasarkan lembar pengamatan dan diskusi dengan pengamat selama melakukan tindakan sebanyak empat kali pertemuan, terdapat beberapa kekurangan yang dilakukan guru dan peserta didik, seperti alokasi waktu yang tidak sesuai dengan RPP, pada tahap diskusi dengan anggota kelompok banyak peserta didik yang bertanya kepada kelompok lain dimana seharusnya mereka hanya berdiskusi pada kelompoknya masingmasing,pada tahap bertamu masih ada tamu yang hanya menyalin jawaban kelompok yang dikunjunginya. Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I, peneliti menyusun rencana perbaikan sebagai berikut: 1) Lebih mendisiplinkan diri dalam pelaksanaan setiap tahap pembelajaran agar berjalan sesuai dengan perencanaan. 2) Melakukan pembimbingan kepada kelompok secara bergilir dan membatasi waktu untuk membimbing kelompok yang kesulitan agar tidak terlalu lama di kelompok tertentu pada saat diskusi kelompok, kegiatan bertamu dan berpikir ulang. 3) Memotivasi peserta didik agar lebih sungguh-sungguh dalam mengerjakan LKPD sehingga sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dan satu kali ulangan harian. Pada siklus II peserta didik sudah mengerti cara pengerjaan LKPD. Peserta didik sudah aktif dalam diskusi kelompok. Ketertiban dalam melakukan kegiatan sudah terlihat baik. Kekompakan peserta didik dalam meyelesaikan LKPD lebih baik dari siklus I, hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya kebiasaan peserta didik yang bertanya dengan kelompok lain ketika sedang berdiskusi. Suasana kelas pada siklus II juga lebih kondusif dari siklus I. Ini berarti terjadi peningkatan dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan siklus I. Ditinjau dari hasil belajar, peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari analisis data nilai perkembangan peserta didik dan penghargaan

kelompok, analisis ketercapaian KKM indikator, analisis ketercapaian KKM dan analisis distribusi frekuensi hasil belajar peserta didik. Analisis Data Nilai Perkembangan Dan Penghargaan Kelompok Tabel 1. Nilai Perkembangan Peserta Didik pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Nilai Perkembangan Banyak Peserta Didik Persentase (%) Banyak Peserta Didik Persentase (%) 10 4 orang 11,11 3 orang 8,33 20 16 orang 44,44 10 orang 27,78 30 16 orang 44,44 23 orang 63,89 Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa dari siklus I ke siklus II jumlah peserta didik yang memperoleh nilai perkembangan 10 berkurang yaitu dari empat orang peserta didik memperoleh nilai ulangan harian lebih rendah daripada skor dasar menjadi tiga orang peserta didik. Sedangkan jumlah peserta didik yang memperoleh nilai perkembangan 20 dan 30 pada siklus II bertambah daripada siklus I. Dari tabel juga terlihat peningkatan jumlah peserta didik yang memperoleh nilai perkembangan 30 yang signifikan pada siklus II. Dengan demikian pada siklus II jumlah peserta didik yang memperoleh nilai ulangan harian II lebih tinggi dari skor dasar bertambah daripada nilai ulangan harian I pada siklus I. Dari nilai perkembangan yang diperoleh oleh masing-masing peserta didik maka dapat diberikan penghargaan terhadap masing-masing kelompok. Data penghargaan kelompok pada siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Penghargaan Kelompok pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Nama Kelompok Rata-rata Nilai Perkembangan Kelompok Penghargaan Kelompok Rata-rata Nilai Perkembangan Kelompok Penghargaan Kelompok A 20 Hebat 27,5 Super B 27,5 Super 30 Super C 25 Super 25 Super D 20 Hebat 25 Super E 20 Hebat 22,5 Hebat F 25 Super 27,5 Super G 20 Hebat 22,5 Hebat H 25 Super 22,5 Hebat I 27,5 Super 30 Super Dari Tabel 2 tersebut diperoleh informasi bahwa pada siklus I ada lima kelompok yang diberikan penghargaan super dan empat kelompok yang lain diberikan penghargaan hebat serta tidak ada kelompok yang diberi penghargaan baik. Pada siklus II ada enam kelompok yang diberikan penghargaan super dan tiga kelompok yang lain diberi penghargaan hebat serta tidak ada kelompok yang diberi penghargaan baik. Hal ini juga sesuai dengan data nilai perkembangan

peserta didik yang menunjukkan banyak peserta didik yang memiliki nilai UH I dan UH II lebih tinggi daripada nilai skor dasar. Analisis Ketercapaian KKM Setiap Indikator Tabel 3. Persentase Ketercapaian KKM Indikator pada UH I No Indikator Jumlah Peserta Persentase Didik yang (%) Mencapai KKM 1.a Menentukan akar-akar Persamaan Kuadrat dengan cara memfaktorkan 30 orang 83,3 1.b Menentukan akar-akar Persamaan Kuadrat dengan cara melengkapkan kuadrat sempurna 2 orang 5.56 1.c Menentukan akar-akar Persamaan Kuadrat dengan cara menggunakan rumus 36 orang 100 abc 2 Menggunakan diskriminan dalam pemecahan masalah Persamaan Kuadrat 36 orang 100 3 Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar Persamaan Kuadrat 33 orang 91,7 Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa tidak semua peserta didik mencapai KKM untuk setiap indikator. Persentase ketercapaian KKM yang terendah terjadi pada indikator 2 yaitu 5,56%. Hal ini dikarenakan banyak peserta didik yang melakukan kesalahan dalam melakukan langkah-langkah penyelesaian persamaan kuadrat dengan metode kuadrat sempurna. Selain itu banyak peserta didik yang kurang teliti terhadap operasi perkalian bilangan negatif dan juga ada peserta didik yang tidak menyelesaikan hingga jawaban akhir. Hal ini terjadi karena ada langkah-langkah penyelesaian pada LKPD yang kurang jelas untuk sehingga peserta didik tidak paham dalam menyelesaikan LKPD. Setelah melihat kesalahan jawaban peserta didik pada UH I, peneliti menyarankan untuk memberikan program remedial kepada peserta didik yang belum mencapai KKM dengan refutation text kemudian memberikan tes kembali kepada peserta didik tersebut. Tabel 4. Persentase Ketercapaian KKM Indikator pada UH II No Indikator 1. Menyusun Persamaan Kuadrat yang diketahui akar-akarnya dengan menggunakan perkalian faktor 2. Menyusun Persamaan Kuadrat yang diketahui akar-akarnya dengan mengguna kan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar 3. Menyusun Persamaan Kuadrat yang akarakarnya mempunyai hubungan dengan akar-akar Persamaan Kuadrat lainnya Peserta Didik yang Mencapai KKM Persentase (%) 34 orang 94,4 36 orang 100 34 orang 94,4 4. Menggambar grafik Fungsi Kuadrat 6 orang 16,7

Berdasarkan data pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa tidak semua peserta didik mencapai indikator. Ketercapaian KKM terendah terjadi pada indikator 4 yaitu 6 orang peserta didik yang mencapai KKM dengan persentase ketercapaian 16,7%. Artinya 83,3% peserta didik belum mencapai KKM. Pada indikator 4 ini, umumnya kesalahan terjadi yaitu kesalah operasi, aturan atau konsep menentukan nilai titik potong fungsi, titik puncak dan persamaan sumbu simetri sehingga terjadi kesalahan pula pada mengggambar grafik fungsi. Selain itu, ada juga peserta didik yang tidak selesai mengerjakan soal dikarenakan peserta didik menilai LKPD yang terlalu sulit. Setelah melihat kesalahan jawaban peserta didik pada UH II peneliti menyarankan untuk memberikan program remedial kepada peserta didik yang belum mencapai KKM dengan pengulangan kembali konsep indikator yang belum mencapai KKM kemudian memberikan tes kembali kepada peserta didik sesuai dengan indikator yang belum dicapai peserta didik tersebut. Analisis keberhasilan Tindakan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Dasar, UH I dan UH II Distribusi Interval Frekuensi Skor Dasar Frekuensi Skor UH I Frekuensi Skor UH II 36-48 3 0 4 49-61 7 3 0 62-74 6 5 2 75-87 17 22 17 88-100 3 6 13 Pada tabel distribusi frekuensi di atas terlihat bahwa terjadi perubahan hasil belajar antara skor dasar, UH I dan UH II. Dari skor dasar ke UH I dan UH II frekuensi peserta didik yang memperoleh nilai 36 x < 75 mengalami penurunan artinya frekuensi peserta didik yang memperoleh nilai 75 x 100 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa pada siklus I dan siklus II telah terjadi peningkatan hasil belajar. Mengacu pada pendapat Suyanto (1997), bahwa tindakan dikatakan berhasil apabila hasil belajar peserta didik setelah tindakan lebih baik dibanding sebelum tindakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru pada Kompetensi Dasar menggunakan sifat dan aturan persamaan dan fungsi kuadrat, serta Kompetensi Dasar melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat. Tabel 6. Ketercapaian KKM Peserta Didik Kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru Nilai Banyak Peserta Didik Yang Mencapai KKM Persentase Skor Dasar 20 orang 55,6 % Ulangan Harian I 28 orang 77,8 % Ulangan Harian II 30 orang 83,3 %

Berdasarkan Tabel 6 tersebut terlihat bahwa jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada UH I lebih banyak daripada jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada skor dasar. Ini menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan tindakan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika di kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru pada siklus I apabila jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada ulangan harian I lebih banyak daripada jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada skor dasar tercapai. Demikian pula jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada ulangan harian II lebih banyak daripada jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada skor dasar. Ini menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan tindakan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika di kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru pada siklus II apabila jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada ulangan harian II lebih banyak daripada jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada skor dasar tercapai. Artinya, tindakan yang dilakukan guru pada peserta didik yaitu pembelajaran kooperatif tipe TSTS berhasil. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penetitian dan pembahasan yang dibahas pada BAB IV, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas X 1 SMA Negeri 6 Pekanbaru semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada pada Kompetensi Dasar menggunakan sifat dan aturan persamaan dan fungsi kuadrat, serta Kompetensi Dasar melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat. Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan saran-saran yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam pembelajaran matematika. 1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. 2. Agar penerapan pembelajaran kooperatif tipe TSTS berjalan sesuai dengan rencana, maka sebaiknya guru membiasakan peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok terlebih dahulu. Guru harus mengupayakan agar peserta didik tidak bertanya langsung pada guru sebelum berusaha mengerjakan LKPD sesuai dengan tahap-tahapnya. 3. Bagi peneliti yang ingin menindaklanjuti hasil penelitian ini, maka harus lebih jelas lagi dalam memberikan informasi tentang model pembelajaran Kooperatif tipe TSTS agar peserta didik tidak kebingungan dalam kegiatan tinggal dan bertamu dan dapat mengikuti instruksi guru dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP: Jakarta. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pusat Kurikulum Balitbang. Depdiknas: Jakarta. Lie, A. 2002. Cooperatif Learning. Grasindo: Jakarta. Martono, K, dkk. 2007. Matematika dan Kecakapan Hidup. Ganeca Exact: Jakarta. Sanjaya, W. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindin : Bandung. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung. Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Dikti Depdikbud: Yogyakarta.