BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ENTENG KARYANA, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian , 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

Kata kunci : penggunaan media, gambar seri, peningkatan kemampuan, karangan sederhana.

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

1. PENDAHULUAN. memiliki kemampuan berbahasa secara optimal akan sangat mudah untuk. mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berinteraksi di dalam lingkungan kehidupan manusia tentunya membutuhkan komunikasi yang baik, dan bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesama. Tanpa bahasa manusia tidak akan bisa berinteraksi dengan baik, dan melalui bahasa, seseorang juga dapat mengekspresikan perasaannya. Menurut Resmini (2006: 29) Ada 2 (dua) cara komunikasi yang dapat dipilih, yakni: lisan dan tulis. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diartikan bahwa bahasa pun dapat disampaikan secara lisan dan tulisan. Bahasa lisan adalah bahasa yang yang disampaikan secara langsung sedangkan bahasa tulis disampaikan dalam bentuk tulisan. Alangkah baiknya jika manusia dibekali pembelajaran bahasa sejak dini. Agar kelak nanti dapat berkomunikasi dengan baik dalam berinteraksi dengan sesama. Mengingat bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan bangsa, maka bahasa Indonesia sangatlah penting untuk dipelajari. Melihat pentingnya pembelajaran bahasa maka perlu adanya pembinaan dalam satuan pendidikan, pembinaan tersebut dapat dilakukan di sekolah tingkat dasar maupun sampai tingkat atas. Dengan adanya pengajaran Bahasa Indonesia di satuan pendidikan maka dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sehingga dapat membina kesatuan dan persatuan bangsa, melestarikan budaya Indonesia, dan juga mengindonesiakan anak-anak Indonesia. Pendapat ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Depdiknas (Resmini, 2006:29) Sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi pengajaran bahasa Indonesia antara lain (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteks untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan kemampuan intelektual (penalaran). Pendekatan mata 1

2 pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu program untuk mengindonesiakan anak-anak Indonesia melalui berbahasa Indonesia. Dalam kurikulum KTSP Bahasa Indonesia sekolah dasar terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Menurut Djuanda (2008:180), pengertian menulis adalah Suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan, kepada orang lain atau dirinya melalui media bahasa berupa tulisan. Berdasarkan pengertian di atas bahwa menulis merupakan menuangkan gagasan dan pikiran seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Melalui menulis seseorang mampu mengekspresikan perasaannya dalam bentuk tulisan serta akan lebih terlatih dalam berpikir. Salah satu aspek menulis di sekolah dasar kelas IV adalah melengkapi percakapan yang belum selesai. Percakapan merupakan kegiatan bahasa lisan antara dua orang atau lebih dimana percakapan juga dapat ditulis bukan hanya dilisankan. Percakapan dapat dikatakan juga sebagai dialog. Percakapan atau dialog menurut Tarigan dan Tarigan (1986:224) adalah pertukaran pendapat antara beberapa orang mengenai suatu hal. Percakapan biasanya terjadi di kehidupan sehari-hari sehingga percakapan sudah dikenal baik oleh siswa. Siswa dapat membayangkan suasana dalam percakapan dan menuangkan karangan tersebut dalam bentuk percakapan dengan memperhatikan isi percakapan, penggunaan tanda baca yang benar, penggunaan tanda titik dua dengan benar, dan penggunaan tanda petik dengan benar. Namun setelah dilakukan pengamatan di SD Negeri Pakuwon II, dalam pembelajaran melengkapi percakapan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi prcakapan serta ejaan yang benar. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 1 Desember 2012 di SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang,

3 siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran melengkapi percakapan. Kesulitan yang dialami siswa adalah dalam membuat kalimat percakapan dengan menggunakan tanda baca. Pembelajaran menulis percakapan diawali dengan guru menerangkan cara menulis percakapan dengan menggunakan tanda titik dua, tanda petik, tanda baca dengan benar dan kalimat yang runtut. Selanjutnya siswa membaca teks cerita yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru mencontohkan cara menulis teks percakapan rumpang yang sesuai dengan teks yang dibaca siswa. Saat awal pembelajaran siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran dan selama proses pembelajaran pun siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Ada yang melamun, ada yang mengobrol saja, dan ada juga yang mondar-mandir ke kamar mandi. Guru berulang kali menegur siswa agar memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru. Setelah guru selesai menjelaskan materi, tanpa diberi kesempatan berdiskusi dan latihan terlebih dahulu siswa diberikan tugas untuk menulis percakapan rumpang oleh guru. Siswa pun mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru meskipun harus ditegur berulang kali terlebih dahulu karena banyak siswa yang tidak menghiraukan tugas dari guru. Setelah selesai tugas dikumpulkan. Berikut adalah data awal hasil tes akhir siswa dalam melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

4 Tabel 1.1 Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Pakuwon II Dalam Pembelajaran Melengkapi Percakapan No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Tanda Tanda Isi Percakapan Titik Dua Petik Tanda Baca Skor Nilai Ketuntasan 1 Ahmad 2 0 1 1 4 33-2 Aisari 1 3 0 0 4 33-3 Aldiansyah 1 0 0 1 2 16-4 Azizi 2 0 1 0 3 25-5 Azri 2 3 3 1 9 75-6 Dina 2 3 3 1 9 75-7 Gilang 2 0 1 1 4 33-8 Hero 1 0 0 1 2 16-9 Intan 3 3 0 1 7 58-10 Isman 2 0 0 1 3 25-11 Iqbal 3 3 3 2 11 91-12 M.Jimmi 2 0 0 1 3 25-13 M.Asparina 2 0 0 0 2 16-14 Maghfira 2 0 0 1 3 25-15 Nurliana 2 3 3 1 9 75-16 Oki 2 3 1 1 7 58-17 Putri 2 3 3 1 9 75-18 Ridwan 3 3 3 1 10 83-19 Ray Fajar 2 0 0 1 3 25-20 Riesa 3 3 2 1 9 75-21 Ripan 2 0 0 0 2 16-22 Rizky 2 0 3 1 6 50-23 Salsa 2 3 3 3 11 91-24 Siti Aisyah 2 1 1 3 7 58-25 Tanto 2 0 0 0 2 16-26 Tedi 2 0 0 0 2 16-27 Zahra 1 0 0 1 2 16 - Jumlah 54 24 31 27 145 1200 8 19 Rata-rata 5 45 Persentasi % 67 30 38 33 30 70% Ket: KKM = 70,33 Aspek yang dinilai dan deskriptor yang digunakan dalam penilaian melengkapi percakapan adalah sebagai berikut. 1. Isi Percakapan a = sesuai dengan judul percakapan b = kreatif dalam mengembangkan gagasan/ide percakapan c = kalimatnya runtut dari awal sampai akhir T BT

5 Skor 3 jika tiga aspek yang muncul. Skor 2 jika hanya dua aspek yang muncul Skor 1 jika hanya satu aspek yang muncul. Skor 0 jika tidak ada satu aspek yang muncul. 2. Tanda Petik Skor 3 jika siswa menggunakan 12 tanda petik dengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 6-11 tanda petik dengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-5 tanda petik dengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan benar. 3. Tanda Titik Dua Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda titik dua dengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda titik dua dengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda titik dua dengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda titik dua dengan benar. 4. Tanda Baca Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda bacadengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda bacadengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda bacadengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda baca dengan benar. Konversi skor ideal ke dalam nilai adalah= Skor ideal = 12 T = Tuntas BT = Belum Tuntas Rumus Persentase skor yang didapat skor ideal x 100 % = X N % = Persentase

6 X = Jumlah perolehan skor N = Jumlah siswa keseluruhan Keterangan : Jika siswa mendapat nilai 70,33 dinyatakan tuntas Jika siswa mendapatkan nilai <70,33dinyatakan belum tuntas Dari data tabel 1.1, diketahuihasil belajar siswa masih kurang. Hasil tes siswa dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan diketahui bahwa ada 4 siswa atau 15%mendapatkan skor 3 yang melengkapi percakapan dengan tiga aspek yang muncul, 19 siswa atau 70% mendapatkan skor 2 yang melengkapi percakapan dengan dua aspek yang muncul dan hanya 4 siswa atau 15%memperoleh skor 1 yang melengkapi percakapan dengan satu aspek yang muncul. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan adalah sebanyak 67%. Dari aspek penggunaan tanda titik dua diketahui 15 siswa atau 56% memperoleh skor 0 yang melengkapi percakapan tidak menggunakan tanda titik dua dengan benar, 11 siswa atau 41% dengan skor 3 yang melengkapi percakapan yang menggunakan tanda titik dua dengan benar, dan 1 siswa atau 3% memperoleh skor 1 yaitu menulis percakapan namun hanya sebagian menggunakan tanda petik dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan memperhatikan titik dua adalah sebanyak 30%. Dari aspek penggunaan tanda petik diketahui 5siswa atau 19%memperoleh skor 1 yaitu melengkapi percakapan namun sedikit menggunakan tanda petik dengan benar, 13 siswa atau 48% memperoleh skor 0 yaitu melengkapi percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan benar, 1 siswa atau 3% memperoleh skor 2yaitu melengkapi percakapan yang hanya sebagian menggunakan tanda petik dengan benar, dan 8 siswa atau 30% memperoleh skor 3 yaitu menulis percakapan menggunakan tanda petik dengan benar. Dari

7 penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda petik dengan benar adalah sebanyak 38% Dari aspek penggunaan tanda baca diketahui ada 2 siswa atau 7% memperoleh skor 3 yaitu melengkapai percakapan dengan menggunakan tanda baca dengan benar, 1 siswa atau 3% memperoleh skor 2 yaitu melengkapai percakapan dengan menggunakan tanda baca tetapi hanya sebagian, 18 siswa atau 67% memperoleh skor 1 melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca tetapi hanya sedikit dan 6 siswa atau 22% memperoleh skor 0 yaitu tidak menggunakan tanda baca dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca yang benar adalah sebanyak 33% Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang hanya 8 siswa atau 30% yang tuntas dan 19 siswa atau 70% yang belum tuntas. Hal ini menunjukan bahwa materi melengkapi percakapan pada siswa kelas IV SD Negeri Pakuwon II mengalami permasalahan yang harus diperbaiki, hal ini dibuktikan dengan persentase ketidaktuntasan yang melebihi 50 %. Melihat hal itu, perlu adanya perubahan yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, baik itu dengan menerapkan model pembelajaran maupun media pembelajaran. Setelah peneliti mengobservasi aktivitas siswa diketahui beberapa penyebab timbulnya permasalahan dalam pembelajaran melengkapi percakapan sebagai berikut. 1. Siswa kurang termotivasi dan juga kurang antusias untuk belajar, ini terlihat saat awal pembelajaran siswa terlihat biasa-biasa saja dan saat mengerjakan tugas dari guru tidak diselesaikan dengan baik. 2. Sebagian siswa tidak menjelaskan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang hanya mengobrol atau bergurau dengan temannya. 3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, hal ini terlihat karena guru tidak menciptakan model pembelajaran yang bisa memungkinkan siswa untuk aktif

8 dalam pembelajaran serta tidak adanya media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa. 4. Siswa kurang teliti saat membubuhkan tanda baca dalam melengkapi percakapan. 5. Siswa kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan. Adapun hasil observasi kinerja guru adalah sebagai berikut. 1. Guru kurang memotivasi dan merangsang antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran. 2. Guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan model lain yang lebih kreatif agar siswa tidak merasa jenuh. 3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran agar siswa terlibat dalam pembelajaran. 4. Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan temannya. 5. Guru langsung memberikan evalusi kepada siswa tanpa adanya pemberian lembar kerja siswa terlebih dahulu. Berdasarkan hasil observasi di atas maka perlu adanya inovasi dalam pembelajaran melengkapi percakapan guna meningkatkan kemampuan siswa dalam melengkapi percakapan. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang inovatif yang mampu membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahannya. Salah satunya adalah dengan menerapkan model Kekola dan mediakakataca. Model kekola adalah singkatan dari model pembelajaran keliling kelompok dan kolaborasi. Kekola merupakan gabungan model pembelajaran kooperatif learning teknik keliling kelompok dengan metode kolaborasi agar pembelajaran lebih menarik, sedangkan media kakataca adalah singkatan dari kartu kalimat dan tanda baca. Media pembelajaran kakatacaini akan membantu siswa dalam melengkapai percakapan dengan menemukan kalimat yang sesuai untuk melengkapai percakapan dan membubuhkan tanda baca seperti tanda titik

9 dua, tanda petik, tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya dengan berdiskusi dengan temannya. Melalui model pembelajaran Kekola ini, siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan temannya dan saling mengoreksi kesalahan menulis dalam melengkapi percakapan. Dengan berdiskusi, siswa berbagi ide dengan teman kelompoknya yang akan membuat siswa lebih mudah untuk mengerjakan tugas dalam melengkapi percakapan. Hal ini sejalan dengan pengertian pembelajaran kooperatif yang diutarakan oleh Davidson dan Kroll (Asma, 2006:11), Belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja sama secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka. Selain dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif, penggunaan media pun menjadi hal yang penting dalam pembelajaran. Penggunaan media ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Selain itu, penggunaan media juga guna menjadikan pembelajaran yang menarik sehingga anak akan lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran. Maka dari itu, dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Kekola Dengan Menggunakan Media KakatacaUntuk MeningkatkanKeterampilan Melengkapi Percakapan.(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang). B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Masalah yang ditemukan di lapangan pada siswa kelas IV SDNegeriPakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang adalah siswa tidak dapat melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan dan tanda baca. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

10 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimanapelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 1) Bagaimana kinerja gurupada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 2) Bagaimana aktivitas siswapada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 3. Bagaimana peningkatan hasil kemampuan siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan, titik dua, tanda petik dan tanda baca yang mengakhiri kalimat di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas, diketahui bahwa siswa kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan dan penggunaan tanda baca. Tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Kekola(Keliling Kelompok dan Kolaborasi) dengan menggunakan media Kakataca (Kartu Kalimat dan Tanda Baca) untuk meningkatkan keterampilan melengkapi percakapan dengan

11 memperhatikan isi percakapan dan tanda baca di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Dengan diterapkan teknik berkeliling kelompok siswa akan diberikan kesempatan untuk berdiskusi sekaligus menuangkan gagasan mereka secara berkililing, tentunya ini akan membuat siswa ikut terlibat dalam pembelajaran dan melatih siswa untuk berdiskusi dengan temannya. Sedangkan metode kolaborasi akan melatih anak untuk saling mengoreksi antar teman sebaya. Melalui model pembelajaran Koopertif Tipe Keliling Kelompok siswa dapat berdiskusi secara berkelompok dengan teknik berkeliling.dengan model ini setiap siswa diberikan kesempatan untuk melengkapi percakapan tentunya dengan dibantu oleh media kartu kalimat dan tanda baca.kartu kalimat dan tanda baca ini dapat membantu siswa dalam menemukan kalimat yang sesuai dengan percakapan.sedangkan model pembelajaran Kolaborasi diterapkan untuk berlatih siswa dalam mengoreksi tanda baca dalam percakapan. Selain menerapkan model pembelajaran kekola, penggunaan media kakataca juga diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran melengkapi percakapan.media kakataca adalah singkatan dari kartu kata dan tanda baca.media ini berupa kotak persegi panjang yang berisi kartu kata dan tanda baca.media ini digunakan untuk membantu siswa dalam mencari kalimat untuk melengkapi percakapan dan menentukan tanda baca pada kalimat percakapan. Adapun langkah-langkah pembelajaran model Kekola dengan menggunakan media Kakatacadalam melengkapi percakapan adalah sebagai berikut. a. Guru menjelaskan materi percakapan serta penggunaan tanda baca. b. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. c. Setiap kelompok diberi LKS berupa percakapan yang belum selesai oleh guru untuk dikerjakan bersama-sama. d. Setiap kelompok diberi media Kakatacaoleh guru. e. Setiap siswa dalam kelompok mengamati percakapan yang ada pada LKS yang sudah dibagikan oleh guru.

12 f. Kemudian, setiap anggota kelompok secara berkeliling harus menemukankalimat yang sesuai untuk melengkapi percakapan tersebut. Setiap anggota kelompok menggunakan kartu kalimat yang ada pada kotak kakataca untuk membantu siswa dalam menemukankan kalimat yang sesuai. g. Setelah setiap kelompok menemukan 2 kalimat hasil temuan mereka, mereka mendiskusikan dari kedua kalimat tersebut kalimat mana yang paling sesuai untuk melengkapi percakapan yang ada pada LKS. h. Selanjutnya, siswa beserta kelompok mengamati kalimat yang telah ditentukan oleh masing-masing kelompok. Secara berkeliling, masing-masing siswa dalam kelompok kembali menuangkan gagasannya. i. Setelah itu, setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan tanda baca yang sesuai untuk kalimat tersebut dengan menggunakan kakataca. j. Langkah e-i dilakukan berulang sampai percakapan selesai dilengkapi dengan benar. k. Setelah selesai, LKS berupa percakapan yang belum selesai ditukar dengan kelompok yang lain. l. Guru mencontohkan bagaimana mengoreksi percakapan dengan menggaris bawahi kesalahan tanda baca dalam percakapan. m. Setiap kelompok membaca percakapan hasil kelompok lain, kemudian menggaris bawahi kesalahan penulisan tanda baca seperti tanda petik dua,tanda titik dua, tanda titik, dan tanda tanya. n. Setelah selesai dikoreksi percakapan dikembalikan lagi kepada kelompok pembuat untuk diperbaiki. o. Siswa mengumpulkan percakapan yang sudah diperbaiki. p. Setiap siswa diberikan tugas oleh guru dan dikerjakan secara individu. q. Setelah selesai tugas dikumpulkan kepada guru. Pada penelitian ini,target keberhasilan penelitian sebesar 85%. Target keberhasilan penelitian penerapan model kekola dengan menggunakan media kakataca pada materi melengkapi percakapan ini meliputi target proses yang

13 terdiri dariaktivitas siswa dan kinerja guru, dan hasil kemampuan siswa.adapun penjelasan target tersebut adalah sebagai berikut. a. Target Proses 1) Aktivitas Siswa Target aktivitassiswa pada penelitian ini adalah 85% (23 siswa) memperoleh kriteria B dengan indikator sebagai berikut. a) Siswa aktif selama proses pembelajaran. b) Siswa dapat bekerjasama dengan teman kelompok selama proses pembelajaran. c) Siswa termotivasi selama poses pembelajaran. 2) Kinerja Guru Target kinerja gurupada penelitian ini adalah guru memperoleh 85% indikator penilaian dengan kriteria sebagai berikut. a) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menyiapkan perencanaan yang baik. b) Guru melaksanakan pelaksanaan dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat memicu keterlibatan siswa. c) Guru dapat memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. d) Guru memfasilitasi siswa dengan media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan siswa. e) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdisksi saat proses pembelajaran. b. Target Hasil Target hasil kemampuan siswapada penelitian ini adalah 85% (23 siswa) tuntas dengan indikator sebagai berikut. 1) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan memperhatkan isi percakapan. 2) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda titik dua dengan benar. 3) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda petik dengan benar.

14 4) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca yang mengakhiri kalimat dengan benar. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. 2. Untuk mengetahui pelaksanaanpembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. a. Untuk mengetahui aktivitassiswa perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. b. Untuk mengetahui kinerja guru perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasilpembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan, tanda titik dua, tanda petik dan tanda baca yang mengakhiri kalimat di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penerapan model pembejaran Kekola melalui media Kakataca adalah sebagai berikut.

15 1. Bagi Siswa a. Meningkatkanmotivasidan antusias siswa. b. Belajar bekerja sama dengan temannya dan mengoreksi kesalahan temannya. c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melengkapi percakapan. 2. Bagi Guru a. Dapat memperluas pengetahuan guru mengenai model pembelajaran Kekola dan Media Kakataca. b. Dapat membantu memecahkan masalah pembelajaran kamampuan melengkapai percakapan. c. Meningkatkan kreativitas guru dalam menerapkan model pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Penerapan model Kekola melaui media Kakataca dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik dan hasil belajar di Sekolah Dasar. 4. Bagi Peneliti Dapat dijadikan sebagai pengalaman baik pengalaman mengajar di sekolah dasar maupun pengalaman melakukan penelitian serta sebagai bentuk nyata dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. E. Batasan Istilah 1. Percakapan sama juga dengan dialog yang artinya pertukaran pendapat antara beberapa orang mengenai suatu hal. (Tarigan dan Tarigan,1986) 2. Model pembelajaran Kekola adalah model pembelajaran yang berasal dari gabungan dua model yakni model Keliling Kelompok dan Kolaborasi. Nama model kekola ini sengaja dirancang agar lebih menarik. Adapun pengertian kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi(alwasilah dan Senny, 2005:21). 3. Media adalah peralatan fisik untuk membawakan atau penyempurnaan isi pengajaran. (Briggs, dalam Hastuti, 1996: 171)

16 4. Media Kakataca adalah singkatan dari kartu kalimat dan tanda baca, media kakataca ini merupakan alat yang digunakan guru sebagai penyampai pembelajaran berupa kartu yang berisi kalimat dan tanda baca. Nama media kakataca ini sengaja dirancang agar lebih menarik.