Jurnal Zootek ( Zootrek Journal ) Vol 34 No. 1: (Januari 2014) ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
The addition effectiveness of Curcuma Xanthorrhiza roxb and Curcuma Zedoaria rox flours in Commercial Ration on Performances of Broilers

PERFORMANS BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERIKAN TEPUNG KEONG SAWAH (Pila ampullacea) SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN DALAM RANSUM

Jurnal zootek ( zootek journal ) vol 34 (edisi khusus): (Mei 2014) ISSN

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

PERSENTASE BOBOT KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM KOMERSIAL

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

ABSTRACT ABSTRAK. Pos 35 Ciawi, Bogor

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler Yang Mengonsumsi Air Kunyit

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI DAN KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM PEDAGING DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIBERI PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DALAM RANSUM

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

Perbandingan Performans Dua Strain Broiler yang Mengonsumsi Air Kunyit

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

PENGARUH PENAMBAHAN FITASE DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

PENGARUH WARNA CAHAYA LAMPU TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH ( Coturnix coturnix japonica ) Jimmy Sangi, J. L. P. Saerang*, F. Nangoy, J.

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PENGARUH DOSIS DAN METODE PEMBERIAN TEPUNG KUNYIT TERHADAP PERFORMA AYAM KAMPUNG JAWA SUPER. Nurina Rahmawati dan Febby Megaaprilia

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

EFFECT OF ADDITION OF DURIAN SEED MEAL IN FEED TO THE FEED CON- SUMPTION, HEN DAY PRODUCTION AND FEED CONVERSION ON QUAIL (Coturnix-coturnix japonica)

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pakan ternak sehingga diperlukan penggunaan pakan alternatif. Sumber

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRACT

PERFORMA PUYUH PERIODE STARTER-GROWER YANG DIBERI RANSUM IMBUHAN MENGANDUNG BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) DAN JINTAN (CUMINUM CYMINUM)

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

Dasar Veteriner, 4) Departemen Peternakan Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

SUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica) DALAM AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Johan Wahyu Utomo, Edhy Sudjarwo dan Adelina Ari Hamiyanti. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang Jawa Timur

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG LEMPUYANG (ZINGIBER AROMATICUM VAL) DAN TEPUNG KUNYIT (CURCUMA DOMESTICUS) TERHADAP KONSUMSI DAN KONVERSI RANSUM BROILER

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Soehady Aris, Edhy Mirwandhono, dan Emmyliam: Pemanfaatan Tepung Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)...

Penggunaan Tepung Limbah Kulit Kopi (Coffea arabica L) Dalam Ransum Terhadap Performans Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Javonica) Ahyar ABSTRAK

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

Level Tepung Kulit Ubi Kayu Fermentasi dalam Ransum terhadap Performa Produksi Puyuh Umur 1-8 minggu

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Pepaya (Carica papaya) dalam Ransum terhadap Performans Produksi Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C PADA PAKAN NON KOMERSIAL TERHADAP EFISIENSI PAKAN PUYUH PETELUR

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KULIT SINGKONG TERFERMENTASI TERHADAP PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN UMUR PERTAMA BERTELUR PADA PUYUH

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

SUPLEMENTASI BEBERAPA PROBIOTIK MELALUI AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER PERIODE AKHIR

S.A. ASMARASARII dan E. SUPRIJATNAZ ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Sudjatinah, H.T. Astuti dan S. S. Maryuni Fakultas Peternakan Universitas Semarang, Semarang ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ENTOK (Muscovy duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 38 No. 1 : (Januari 2018) ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. japanese quail (Coturnix coturnix japonica) mulai masuk ke Amerika. Puyuh terus

Performa Produksi Telur Turunan Pertama (F1) Persilangan Ayam Arab dan Ayam Kampung yang Diberi Ransum dengan Level Protein Berbeda

PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica) SETELAH PEMBERIAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma longa L.) PADA PAKAN

PEMANFAATAN TEPUNG PUPA ULAT SUTRERA (Bombyx mori) UNTUK PAKAN PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) JANTAN

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

Pemberian Tepung Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) Dalam Ransum Terhadap Performans Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Javonica) Nova Sarah Pardede

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

SUBTITUSI TEPUNG IKAN KOMERSIAL DENGAN LIMBAH TEPUNG UDANG DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ITIK PEKING UMUR 1 HARI - 8 MINGGU

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah ransum yang tersisa (Fadilah, 2006). Data rataan konsumsi ransum

Jurnal Cendekia Vol 10 Nomor 2 Mei 2012 ISSN:

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

Key words: Phyllanthus buxifolius, Curcuma domestica, carcass, broiler

Pos 35 Ciawi, Bogor ABSTRACT ABSTRAK

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Jantan...Rina Ratna Dewi.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK (MUSCOVY DUCK) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PEMANFAATAN TEPUNG CANGKANG TELUR AYAM RAS DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) SKRIPSI OLEH:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

Suplementasi Tepung Jangkrik Sebagai Sumber Protein Pengaruhnya Terhadap Kinerja Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH KEPADATAN KANDANG TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KONVERSI PAKAN PADA AYAM PEDAGING

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PERFORMAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANGDITAMBAH DENGAN TEPUNG BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM RANSUM KOMERSIAL

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Transkripsi:

PENAMBAHAN RIMPANG KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL), RIMPANG TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRIZA ROXB) DAN RIMPANG TEMU PUTIH (CURCUMA ZEDOARIA ROSC) DALAM RANSUM KOMERSIAL TERHADAP PERFORMANS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) Patri Seila Kaselung*, M. E. K Montong**, C. L. K. Sarayar** dan J. L. P. Saerang** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 Kata Kunci : Burung Puyuh, Tepung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Rimpang Kunyit, Temulawak, Temu putih mengetahui sejauh mana efektifitas penambahan tepung kunyit (Curcuma domestica val), Temulawak (Curcuma ABSTRACT xhantorriza roxb) dan Temu Putih (Curcuma zedoria rosc) dalam ransum komersial terhadap performans burung puyuh. Materi yang digunakan adalah burung puyuh betina umur 6 minggu sebanyak 120 ekor. Rancangan yang ADDITION TURMERIC, GINGER RHIZOME AND WHITE RHIZOME OF COMMERCIAL RATION ON QUAILS PERFORMANCES. This study aims to determie the effectiveness digunakan adalah rancangan acak of the addition of Turmeric powder lengkap dengan 4 perlakuan 5 ulangan. (Curcuma domestica Val), Javanese Perlakuan yang diterapkan sebagai ginger powder (Curcuma xanthorriza berikut : R 0 = ransum dasar tanpa kunyit, Roxb) and White turmeric powder temulawak, dan temu putih, R 1 = ransum (Curcuma zedoaria Rosc) in a dasar + 2% tepung rimpang kunyit, R 2 = ransum dasar + 2% tepung rimpang temulawak, R 3 = ransum dasar + 2% commercial ration towards the performance of quail. The material used were 120 female quails 6 weeks of tepung rimpang temu putih. Hasil age. We used the Completely penelitian menunjukan bahwa Randomized Design with 4 treatments penambahan tepung rimpang kunyit, tepung rimpang temulawak dan tepung rimpang temu putih dalam ransum tidak berbeda nyata (P > 0,05) terhadap performans (konsumsi ransum, produksi and 5 replications. The treatments were applied as follows : R 0 = basic ration without turmeric, Javanese ginger, and white turmeric powder, R 1 = base + 2% ration turmeric powder, R 2 = base + 2% telur dan konversi ransum). ration Javanese ginger powder, R 3 = Disimpulkan penambahan tepung base + 2% ration of Javanese ginger and rimpang kunyit, tepung rimpang white turmeric powder. The results temulawak dan tepung rimpang temu putih sebanyak 2% dalam ransum komersial belum dapat meningkatkan konsumsi ransum, produksi telur dan showed that the addition of turmeric powder, Javanese ginger powder and white turmeric powder in the ration was not significantly different (P > 0.05) on menekan konversi ransum. the performance of quails (feed consumption, egg production and feed conversion). We conclude that the *Alumni Fakultas Peternakan Unsrat **Jurusan Produksi Ternak addition of turmeric powder, Javanese ginger powder, and white turmeric powder as much as 2% in commercial rations didn t raise the feed 114

consumption, egg production, and surpresses the feed conversion. Keywords : Quail, Turmeric, Javanese Ginger, White Turmeric Untuk PENDAHULUAN menghasilkan produktivitas yang tinggi dari burung puyuh maka salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kualitas ransum. Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val ), rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), dan rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc) merupakan tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai bahan pakan tambahan dalam ransum ternak burung puyuh. Kunyit merupakan tanaman herbal telah lama dikenal masyarakat yang memiliki kandungan minyak atsiri yang dapat menekan bakteri dan kandungan kurkuminnya dapat menjaga daya tahan tubuh. Temulawak memiliki kandungan minyak atsiri, kurkumin, dan xanthorizol yang mampu menekan jamur, meningkatkan nafsu makan dan dapat meningkatkan performans ternak. Temu putih (Curcuma zedoaria Rosc) mengandung minyak atsiri dan komponen kurkuminoid dan fungsinya dapat membantu pencernaan dan merangsang sistim saraf dan juga berkhasiat sebagai stomakhik atau memperkuat pencenaan dan menambah nafsu makan. Hasil penelitian Penelitian penggunaan Rimpang kunyit, temulawak dan temu putih sebagai bahan pakan tambahan dalam ransum burung puyuh sampai saat ini belum banyak dilakukan. Namun beberapa penelitian yang dilakukan untuk ayam pedaging telah banyak dilakukan antara lain hasil penelitian Dien dkk (2012) bahwa penggunaan herbal kunyit dan temulawak difermentasi dengan EM 4 dalam air minum ternyata dapat meningkatkan perfomans ayam broiler, ditinjau dari pertambahan berat badan dan konversi ransum. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka telah dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan tepung rimpang kunyit, temulawak dan temu putih dalam ransum komersial terhadap performans burung puyuh. MATERI DAN METODE PENELITIAN 115

Sebanyak 120 ekor burung puyuh berumur 6 minggu digunakan dalam penelitian ini yang terbagi menjadi 4 perlakuan 5 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 6 ekor. Perlakuan yang diberikan R 0 : Ransum dasar tanpa kunyit, temulawak, dan temu putih, R 1 : ransum dasar + 2% tepung rimpang kunyit, R 2 : ransum dasar + 2% tepung rimpang temulawak dan R 3 : ransum dasar + 2% tepung rimpang temu putih. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini dilakukan dikandang percobaan Jurusan ilmu Produksi Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado. Variabel yang diamati. Konsumsi ransum dihitung menurut Rasyaf (2006), ransum yang diberikan dikurangi ransum sisa dibagi jumlah ternak. Produksi telur dihitung menurut Sudradjat (2002), jumlah produksi telur per butir dibagi jumlah ternak saat penelitian dikali 100%. Konversi Ransum merupakan rasio pakan yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan berat telur yang dihasilkan dalam waktu tertentu (Handarini dkk., 2008): Analisa Data Data dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Steel dan Torrie, 1994). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Data hasil perhitungan rataan konsumsi ransum dari masingmasing perlakuan yang diberikan selama penelitian tercantum pada Tabel 1. Rataan konsumsi ransum burung puyuh selama penelitian berkisar antara 24,76 sampai 25,36 (g/ekor/hari). Kisaran ini masih berada dalam standar kebutuhan sesuai yang direkomendasikan oleh Djanah dan Sulistyani (1985) menyatakan bahwa konsumsi ransum burung puyuh umur 6 116

minggu sekitar 15 25 gram per ekor per hari. Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P > 0,05) terhadap konsumsi ransum. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing perlakuan memberikan respons yang sama. Pada Tabel 4 terlihat ada kecenderungan penurunan konsumsi ransum, diduga ransum yang menggunakan tepung rimpang kunyit, tepung rimpang temulawak, dan tepung rimpang temu putih mengandung minyak atsiri yang mempunyai aroma dan rasa yang tajam. Menurut Afifah dan Lantera (2003) menyatakan bahwa penggunaan temulawak harus dibatasi pemberiannya karena adanya kandungan minyak atsiri pada temulawak mempunyai bau dan rasa yang tajam. Hal ini sependapat dengan Lumbantoruan (2005) yang menggunakan tepung temulawak dalam ransum pada ayam broiler, memberikan pengaruh terhadap palatabilitas yaitu menurunkan palatabilitas. Hal ini disebabkan tepung temulawak mengandung minyak atsiri dan zat warna curcumin yang mengakibatkan palatabilitas menurun karena bau dan rasa yang tajam dan warna yang lebih pekat. Selanjutnya Widodo (2002) menyatakan bahwa penggunaan temulawak sebesar 2% dalam ransum merupakan dosis terbaik karena menunjukan pertambahan berat badan yang diikuti dengan tingkat konsumsi ransum yang rendah. Tabel 1. Rataan konsumsi ransum per ekor dari masing-masing perlakuan (gram) PERLAKUAN ULANGAN (gram) R 0 R 1 R 2 R 3 1 24.97 25.39 24.92 25.15 2 25.98 25.02 25.00 24.92 3 25.23 25.04 24.19 25.03 4 25.31 24.51 24.74 25.50 5 25.30 24.85 24.96 23.88 RATAAN 25.36 24.96 24.76 24.90 117

Pengaruh Ransum Perlakuan Terhadap Produksi Telur Hasil pengamatan rataan produksi telur dari masing-masing perlakuan yang diberikan selama penelitian tercantum pada Tabel 2. Rataan produksi telur burung puyuh umur 6 minggu berkisar antara 60,75% sampai 69,07%. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumowati (1992); Tiwari dan Panda (1987) dimana produksi telur burung puyuh umur 5-6 minggu berkisar antara 54,75% - 67%. Selanjutnya Sugiharto (2005) mengatakan bahwa puncak produksi telur pada burung puyuh mencapai 98,5% pada umur 4-5 bulan. Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P > 0,05) terhadap produksi telur. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang sama terhadap produksi telur burung puyuh. Walaupun secara statistik tidak berbeda nyata namun penambahan tepung rimpang kunyit 2% menghasilkan produksi yang lebih tinggi diikuti dengan perlakuan yang menggunakan tepung rimpang temulawak dan tepung rimpang temu putih. Meningkatnya produksi telur pada perlakuan R 1 diduga antara lain karena kunyit mengandung zat aktif kurkumin yang dapat berfungsi sebagai antibakteri dan kandungan zat fitokimia yang biasa disebut demetoksikurkumin, yang dapat menigkatkan sekresi empedu, memperbaiki fungsi hati, memperbaiki tampilan limfosit darah dan menjaga daya tahan tubuh. Dengan kondisi kesehatan yang optimal sehingga pada perlakuan R 1 dapat menghasilkan produksi telur yang baik. Sedangkan perlakuan R 2 dan R 3 (Tabel 2) ada kecenderungan penurunan produksi telur pada burung puyuh, diduga R 1 mengandung kurkumin lebih tinggi dibandingkan perlakuan R 2 dan R 3. Hasil analisa Sinurat et al (2009) kandungan kurkumin pada kunyit 9,61 % dan temulawak 2,00 % sedangkan temu putih kandungan kurkuminnya tidak terdeteksi. 118

Tabel 2. Rataan produksi telur per ekor dari masing-masing perlakuan (%) PERLAKUAN ULANGAN (%) R 0 R 1 R 2 R 3 1 65.79 73.74 59.58 67.00 2 70.55 60.84 58.95 58.90 3 61.17 65.83 56.33 59.00 4 70.38 66.66 68.68 58.45 5 77.33 78.28 65.29 60.38 RATAAN 69.04 69.07 61.77 60.75 menunjukkan bahwa setiap Pengaruh Perlakuan Terhadap Konversi Ransum Rataan konversi ransum berkisar antara 2,32 sampai 2,48. Menurut penelitian Kartasudjana dan Nayoan (1997) konversi pakan burung puyuh yang baik berkisar antara 2,70 sampai 2,80. Hal ini didukung oleh Campbell (1984) menyatakan angka konversi pakan menunjukan tingkat penggunaan pakan dimana jika angka konversi semakin kecil maka penggunaan pakan semakin efisien dan sebaliknya jika angka konversi besar maka penggunaan ransum tidak efisien. Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian ransum pada penelitian memberikan pengaruh yang tidak nyata (P > 0,05) terhadap konversi. Hal ini perlakuan mempunyai kemampuan yang sama ransum untuk dalam menggubah menjadi produk. North (1984), menyatakan bahwa konsumsi ransum dan berat telur merupakan dua faktor yang menentukan tinggi rendahnya konversi ransum, jika dua faktor tersebut dalam keadaan seimbang maka akan diperoleh konversi yang lebih baik dimana besarnya angka konversi ransum tergantung pada banyaknya ransum yang dikonsumsi dibagi dengan berat telur yang dihasilkan. Dalam pengertian konversi adalah jumlah ransum yang dihabiskan untuk tiap satuan produksi (penambahan bobot badan, berat telur dan produksi lainnya). Semakin banyak ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu satuan produksi maka makin buruklah pakan tersebut. Baik 119

buruknya konversi ransum dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya mutu ransum, kesehatan ternak dan tata cara pemberian ransum (Tillman et al, 1991). Dari hasil penelitian diperoleh nilai konversi ransum terendah terdapat pada perlakuan R 2 dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini berarti nilai konversi ransum perlakuan R 2 lebih baik dari perlakuan lainnya karena, berat telur (Lampiran 4) yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan perlakuan R 0, R 1, R 3. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan feed additive temulawak mampu memperbaiki daya cerna dan konsumsi ransum sehingga menghasilkan berat telur yang lebih tinggi. Anggorodi (1985) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konversi ransum adalah jumlah konsumsi ransum, daya cerna dan penggunaan zat-zat makanan. Tabel 3. Rataan konversi ransum per ekor dari masing-masing perlakuan PERLAKUAN ULANGAN R 0 R 1 R 2 R 3 1 2.37 2.39 2.26 2.52 2 2.37 2.35 2.37 2.50 3 2.38 2.32 2.31 2.53 4 2.61 2.54 2.15 2.48 5 2.32 2.66 2.52 2.36 RATAAN 2.41 2.45 2.32 2.48 120

KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan penambahan tepung rimpang kunyit, tepung rimpang temulawak dan tepung rimpang temu putih sebanyak 2% dalam ransum komersial belum dapat meningkatkan konsumsi ransum, produksi telur dan menekan konversi ransum. DAFTAR PUSTAKA Afifah, E. dan Tim Lentera, 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak. PT Gramedia Pustaka, Jakarta. Anggorodi, H.R., 1985. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Anggrodi, H.R., 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Bintang, I.A.K dan A.G. Nataamijaya. 2005. Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit Terhadap Performans Broiler. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 12-13 September 2005. Puslitbang Peternakan. Bogor. Hlm773-777. Campbell, W., 1984. Principles of Fermentation Technology. Peragaman Press, New York. Dien, P. A., Montong, M.E.R., Adiani S., Tangkere, E.S. 2012. Efektivitas Penggunaan Herbal Kunyit (Curcuma domestica Val) dan Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Yang Difermentasi Dengan EM 4 Dalam Air Minum Ayam Broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi. Manado. Djanah, D., dan Sulistyani. 1985. Beternak Puyuh. CV Simplek. Jakarta. Handarini R. Saleh E. & Togatorop B., 2008. Produksi Burung 121

Puyuh Yang Diberi Ransum Dengan Penambahan Tepung Umbut Sawit Fermentasi. Agribisnis Petrnakan, Vol. 4. No. 3. Hal 107. Kartasudjana R., dan Nayoan M. 1997. Pengaruh limbah ikan cakalang dalam ransum terhadap performans puyuh petelur. J. Pengembangan Peternakan Tropis. UNDIP, Semarang. 22(4) : 12-18. Kusumowati, E. S. 1992. Penggunaan pengaruh zeolit dalam ransum puyuh (Coturnix coturnix japonica) terhadap produksi dan kualitas telur pada periode produksi umur 13-19 minggu. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Liang, O.B., Y.Absartom, Y. Widjaya, dan Y. Puspa. 1985. Beberapa aspek isolasi, identifikasi dan penggunaan komponen-komponen Curcuma xanthoriza Roxb dan Curcuma domestica Val. Proseding Simposium Nasional Temulawak. Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. Bandung. Lumbantoruan T. 2005. Skripsi pemanfaatan tepung temulwak (Curcuma xanthorriza Roxb) dalam ransum dan pengaruhnya terhadap performans ayam broiler umur 0-6 minggu. North, M.O. 1984. Commercial Chikens Production Manual. 3 rd Edition. Penerbit The Avi Publishing Company Inc. Wesport Connection, New York. Scott, M. L., C. Nesheim and R. J. Young. 1992. Nutrition of The Chicken 3 rd Ed. Cornell University. M.L Scott of Ithaca, New York. Steel, R.G.D and J.H. Torrie, 1994. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendidikan Giometrik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sinurat. A., Purwadaria. T, Bintang. I.A.K. Ketaren. P.P Bernawie.N. Raharjo. M. Rizal.M. 2009.Pemanfaatan Kunyit dan Tembulawak 122

Sebagain Imbuhan Pakan Untuk Ayam Broiler. JITV 14 (2) : 90-96 Sugiharto, E., 2005. Meningkatkan Keuntungan Berternak Puyuh. Agromedia Pustaka, Jakarta. Suprijatna, E., Atmomarsono U., dan Kartasudjana R. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan 2. Penebar Swadaya. Jakarta. Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.Lebdosoekojo, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Tiwari, K.S. and B. Panda. 1978. Production and quality characteristics of quail eggs. Indian Journal of Poultry Sci 13 (1): 27-32 Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta 123