BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB III CABANG SURABAYA. 1. Sejarah Berdirinya KJKS BMT-UGT Sidogiri

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA

BAB III. PELAKSANAAN PINJAMAN TALANGAN HAJI ib BRI SYARIAH

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

Kafa<lah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (ka>fil)

ANALISIS PENERAPAN AKAD QARD} WAL IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PURWOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : masyarakat dalam pemenuhan biaya menunaikan ibadah haji.

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. satu cita-cita dan sekaligus harapan seorang Muslim. Namun dengan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB III DANA TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA BANK JATIM CABANG PEMBANTU PUSPA AGRO SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh : AISYAH YUNITA SARI NIM :

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. A. Aplikasi akad ijarah di BSM KCP Pemalang. Contoh kasus yang terjadi di Bank Syariah Mandiri yaitu sebagai berikut:

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

108 Desycha Yusianti Penggunaan Akad Kafalah Bi Al- Ujrah Pada Pembiayaan Take Over

BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti terdahulu terkait pembiayaan pengurusan haji antara lain:

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD DI BMT MUDA SURABAYA. keuntungannya sudah diperjanjikan diawal akad. Artinya pihak BMT tidak dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB IV TINJAUAN MASḶAHẠH TERHADAP PENERAPAN FATWA DSN NO. 29/ DSN-MUI/ VI/ 2002 TENTANG PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI DI BRI SYARIAH SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN UJRAH PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARI AH. CABANG SEMARANGs

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV DENGAN UANG DI DESA LAJU KIDUL KECAMATAN SINGGAHAN KABUPATEN TUBAN

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURĀBAḤAH DALAM BENTUK PERJANJIAN PIUTANG MURĀBAḤAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 57/DSN-MUI/V/2007 Tentang LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL UJRAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

Pembiayaan Multi Jasa

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penelitian penulis tehadap rumusan permasalahan pada

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, pengembangan ekonomi Islam telah diadopsi ke. dalam kerangka besar kebijakan ekonomi. Paling tidak, Bank Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

PEMBIAYAAN MULTI JASA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI TAKE OVER PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERSAMAAN DAN PERBEDAAN APLIKASI PRODUK TALANGAN HAJI DI PT TABUNG HAJI UMRAH HANAN NUSANTARA SURABAYA DAN BMT SIDOGIRI SEPANJANG SIDOARJO A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo Setiap lembaga memiliki persyaratan dan beberapa prosedur tersendiri, sama halnya dengan produk talangan haji yang telah dikeluarkan oleh PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo. Lembaga tersebut memiliki beberapa prosedur yang harus dilaksanakan oleh nasabah untuk mengajukan permohonan produk talangan haji, produk ini guna membantu nasabah melunasi setoran awal BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) di KEMENAG setempat untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dan dimasukkan di SISKOHAT (Sitem Komputerisasi Haji Terpadu) agar porsi haji yang dimilikinya tetap aman dan nasabah sudah mendapatkan kepastian untuk menunaikan ibadah haji. Kedua lembaga tersebut memiliki prosedur yang tidak jauh berbeda, berikut ini beberapa prosedur di PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya: 1) Nasabah melakukan pendaftaran registrasi online member haji Rp. 600.000,00 2) Pembukaan rekening virtual permata syariah Rp. 100.000,00 atas nama jamaah yang bersangkutan. 82

83 3) Jamaah membayar DP sejumlah Rp. 7.500.000,00 atau dapat membayar dengan sistem menabung hingga mencapai Rp. 7.500.000,00. 4) Setelah jamaah dapat memenuhi DP yang sudah ditentukan maka disusul dengan melaksanakan akad haji yaitu akad yang bertujuan jamaah bersungguh-sungguh mengajukan permohonan talangan haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya. 5) Dana talangan yang diberikan kepada jamaah sejumlah Rp. 28.800.000,00. 6) Jamaah mengumpulkan berkas yang telah dipersyaratkan oleh PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya. 7) PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya mengirimkan beberapa berkas haji dan sejumlah uang kepada Bank Permata Syariah. 8) PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya, Bank Permata Syariah dan jamaah yang bersangkutan mengadakan perjanjian untuk pergi ke KEMENAG setempat, dengan membawa cetak rekening tabung haji untuk mendapatkan SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji) dengan membayar setoran awal BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji). Kemudian Bank Permata Syariah membawa SPPH guna mengakses nomor seat porsi haji di SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu). 9) Setelah jemaah mendapatkan nomor seat porsi haji, jamaah dan PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya melakukan akad qard} wa ija>rah dan menentukan besarnya cicilan beserta lamanya mengangsur.

84 10) Jemaah berkewajiban mengangsur dana talangan yang telah diberikan PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan membayar ujrah atas jasa pengurusan yang telah dijelaskan diawal, ujrah yang harus dibayar sejumlah Rp. 3.600.000,00 baik dalam jangka waktu 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun. Sedangkan prosedur di BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo diataranya: 1) Nasabah melakukan pendaftaran Rp. 400.000,00 2) Nasabah mengumpulkan berkas yang telah dipersyaratkan oleh BMT Sidogiri. 3) BMT Sidogiri dan nasabah melakukan akad perjanjian pembiayaan kafa>lah haji dengan prinsip kafa>lah bi al-ujrah. 4) Nasabah harus menjadi anggota Tabungan al-haramain, saldo pertama masuk sejumlah Rp. 500.000,00. 5) Pembukaan rekening Bank Panin Syariah Rp. 100.000,00 atas nama jamaah yang bersangkutan. 6) Nasabah membayar DP sejumlah Rp. 2.500.000,00 atau dapat membayar dengan sistem menabung hingga mencapai Rp. 2.500.000,00. 7) Dana talangan yang diberikan sejumlah Rp. 22.500.000,00. 8) BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo mengirimkan beberapa berkas haji dan sejumlah uang kepada Bank Panin Syariah. 9) BMT Sidogiri, Bank Panin Syariah dan jamaah yang bersangkutan mengadakan perjanjian untuk pergi ke KEMENAG setempat, dengan membawa cetak rekening tabung haji untuk mendapatkan SPPH (Surat

85 Pendaftaran Pergi Haji) dengan membayar setoran awal BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji). Kemudian Bank Panin Syariah membawa SPPH guna mengakses nomor seat porsi haji di SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu). 10) Setelah nomor seat porsi haji keluar nasabah berkewajiban mengangsur dana talangan yang telah diberikan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo dan membayar ujrah atas jasa pengurusan yang telah dijelaskan diawal, ujrah yang harus dibayar 1,5% dari jumlah talangan yaitu sejumlah Rp. 337.500 perbulan atau Rp. 4.050.000,00 pertahun. Perlu diketahui bahwa BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo menggunakan persentase 2,5% bahkan 3%, namun untuk produk kafa>lah haji ini BMT menggunakan persentase 1,5%. Dapat dilihat dari uraian diatas kedua lembaga tersebut, memiliki persamaan dan perbedaan dalam prosedur produk pembiayaan talangan haji. Berikut ini persamaan prosedur produk pembiayaan talangan haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo diantaranya: a) PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan BMT Sidogiri samasama memberikan prosedur untuk melaksanakan pendaftaran terlebih dahulu.

86 b) PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan BMT Sidogiri melaksanakan pembukaan rekening di Lembaga Keuangan Syariah atas nama jamaah yang bersangkutan. c) PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan BMT Sidogiri samasama memberlakukan kepada nasabah untuk membayar DP sesuai dengan ketentuan masing-masing lembaga. d) PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan BMT Sidogiri memberikan berkas haji dan sejumlah uang kepada Lembaga Keuangan Syariah. e) PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan BMT Sidogiri samasama ikut serta untuk mendampingi jamaah mendaftar ke KEMENAG Setempat. f) Nasabah berkewajiban membayar angsuran sesuai dengan kesepakatan awal. Sedangkan perbedaan prosedur produk pembiayaan talangan haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo diantaranya: a) Nilai talangan yang diberikan kepada nasabah berbeda, PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara sejumlah Rp. 28.800.000,00 dan BMT Sidogiri sejumlah Rp. 22.500.000,00. b) Pembayaran angsuran di PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara telah ditetapkan, namun di lembaga tersebut memberikan kelonggaran kepada

87 jemaah yang ingin mengangsur secara kemampuan mereka (pembayaran angsuran fleksibel). Sedangkan di BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo membayar angsuran sesuai yang telah ditetapkan di awal akad. c) Nasabah membayar ujrah atas jasa yang telah diberikan, ujrah PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya sejumlah 3.600.000,00 baik dalam masa 1,2 atau 3 tahun dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo sejumlah Rp. 4.050.000,00 pertahun atau 337,500 per bulan. d) Akad yang digunakan dari kedua lembaga tersebut juga berbeda, PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya menggunakan akad qard} wa ija>rah yaitu penggabungan dua akad qard} dan ija>rah, qard} digunakan atas dana talangan yang diberikan kepada nasabah dan ija>rah digunakan sebagai representasi ujrah atas jasa yang diperoleh nasabah dari penyedia jasa. Sedangkan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo menggunakan akad Kafa>lah bi al-ujrah yaitu penggabungan dua akad kafa>lah dan ija>rah, kafa>lah digunakan pihak BMT untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan dana guna memenuhi biaya perjalanan ibadah haji dengan cara pemberian jaminan kepada nasabah dan akad ija>rah digunakan oleh pihak BMT sebagai representasi ujrah yang diambil dari nasabah atas jasa BMT dalam pengurusan administrasi di Kementerian Agama dll.

88 B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad yang digunakan Produk Pembiayaan Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo Pembiayaan talangan haji adalah salah satu produk pembiayaan lembaga keuangan syariah yang dapat membantu para calon jamaah untuk segera mendapatkan nomor seat porsi haji, pada saat pelunasan BPIH (biaya perjalanan ibadah haji) di SISKOHAT (system komputerisasi haji terpadu) agar porsi haji yang dimilikinya tetap aman dan nasabah sudah mendapatkan kepastian untuk menunaikan ibadah haji. 1 Dalam pratiknya PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara memberikan dana talangan kepada nasabah yang telah membayar DP sesuai ketentuan, kemudian lembaga tersebut akan mendapatkan dana talangan sejumlah Rp. 28.800.000,00. Selanjutnya Bank Permata syariah selaku Lembaga Keuangan Syariah yang dapat mendaftarkan ke KEMENAG setempat, PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara dan Nasabah yang bersangkutan akan pergi ke KEMENAG dengan membawa cetak rekening tabung haji untuk mendapatkan SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji) dengan membayar setoran awal BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji). Kemudian Bank Permata Syariah membawa SPPH guna mengakses nomor seat porsi haji di SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu). 1 Suyanto Tomas, dkk. Kelembagaan Pebankan Edisi 3 (Jakarta: STIE Pebanas PT. Press, 2001), 131.

89 Setelah nomor seat porsi haji keluar maka nasabah dan PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara melaksanakan akad qard} wa ija>rah, dan nasabah berkewajiban mengangsur dana talangan yang telah diberikan dengan ujrah (upah) atas jasa yang diperoleh nasabah. Dilihat dari transaksi di atas akad yang digunakan oleh PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara adalah penggabungan dua akad, yaitu akad qard} dan ija>rah. Prosedur yang telah terurai diatas akad qard} yang digunakan telah memenuhi rukun dan syarat-syarat sebagai berikut: 1) Muq}rid} (pemberi pinjaman) Muqrid} harus mempunyai hak atau kecakapan dalam menggunakan hartanya secara mutlak menurut pandangan syariat. 2) Muqtarid} (peminjam) Muqtarid} harus sudah baligh, berakal sehat, dan tidak mahjur (bukan orang yang oleh syariat tidak diperkenankan untuk mengatur sendiri hartanya karena faktor-faktor tertentu). 3) Qarad} (harta yang dipinjamkan atau objek akad) 4) Sighat (ija>b dan qabu>l)\ Sedangkan akad ija>rah dalam praktek Produk Pembiayaan Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara juga diperbolehkan, karena adanya jasa yang diterima oleh nasabah atas kepengurusan pembuatan paspor,

90 pendaftaran ke KEMENAG setempat, dan lain-lain. Adapun dasar hukum yang memperbolehkan melaksanakan akad ija>rah yaitu surat Albaqarah: 233 Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Albaqarah: 233) 2 Akad ija>rah yang dilaksanakan oleh PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya juga telah memenuhi rukun dan syarat-syarat ija>rah, diantaranya: 1) S}ighah (ijab dan kabul) 2) Muta a>qidain (dua pihak yang melakukan transaksi) Yaitu PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara Surabaya dan nasabah, syarat dari kedua orang yang ber akad: Mempunyai hak tasaruf (membelanjakan harta) dan Keduanya melaksanakan transaksi ija>rah secara suka sama suka. 3) Ma qu>d alaih (manfaat yang ditransaksikan) 4) Ujrah (Upah) Upah yang disyaratkan harus diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak. Ujrah yang dibebankan kepada nasabah oleh PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara juga diperbolehkan, karena adanya manfaat jasa atas semua 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahanya (Bandung: CV. Penerbit J-ART. 2005), 47.

91 kepengurusan haji dan ujrah yang ditetapkan kepada nasabah tidak di dasarkan pada jumlah talangan yang diberikan. Dengan demikian prosedur dan akad yang digunakan oleh PT Tabung Haji Umrah Hanan Nusantara elah sesuai, akad qard} dan ija>rah yang digunakan juga memenuhi rukun dan syarat-syaratnya. Dalam syari at Islam, secara umum praktik kafa>lah diperbolehkan asal memenuhi syarat dan rukunnya. Hal ini mengacu pada Alquran surat Yusuf ayat 72 sebagai berikut: penyeru-penyeru itu berkata: Kami kehilangan piala Raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya. (Yusuf: 72) 3 Dalam proses memperoleh pembiayaan talangan haji, pihak BMT disebut sebagai ka>fil dan nasabah sebagai orang yang ditanggung (makfu>l lah). Prosedur pembiayaan diatas telah jelas mengenai langkah-langkah nasabah yang ingin mendapatkan pembiayaan talangana haji di BMT Sidogiri Sepanjang Sidaoarjo, dimulai dengan pengajuan nasabah atas pembiayaan kafa>lah haji kepada BMT yang harus memenuhi persyaratan dan kelengkapannya. Mengenai tinjauan hukum Islam terhadap pembiayaan kafa>lah haji, merujuk pada pembahasan sebelumnya, dimana BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo telah menetapkan beberapa prosedur yang cukup praktis dan tegas sebagai 3 Ibid., 327.

92 persyaratan pengajuan nasabah pembiayaan kafa>lah haji. Dilihat dari prosedur transaksinya dapat diketahui bahwa akad yang digunakan oleh BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo terhadap pembiayaan kafa>lah haji yaitu menggunakan akad kafa>lah bi al-ujrah. Akad kafa>lah bi al-ujrah yaitu penggabungan dua akad kafa>lah dan ija>rah. Akad kafa>lah digunakan pihak BMT untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan dana guna memenuhi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) dengan cara pemberian jaminan kepada nasabah. Akad kafa>lah yang digunakan oleh BMT Sidogiri telah memenuhi rukun dan syarat-syarat sebagai berikut: 1) D}a>min atau orang yang menjamin (kafi>l, yaitu setiap orang yang sah untuk mentsharufkan hartanya). Disyaratkan: a) Orang yang menjamin harus orang yang berakal dan baligh. b) Merdeka dalam mengelola harta bendanya dan atas kehendak sendiri 2) Mad}mu>n atau sesuatu yang dijamin (makfu>l bihi, yaitu setiap hak yang boleh diwakilkan, yaitu hutang atau barang yang statusnya tertanggung). Disyaratkan: a) Bisa dilaksanakan oleh penjamin. b) Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinnya. c) Adapun hutang yang belum positif dan mengikat, maka sudah tidak diperselisihkan bahwa tidak boleh menjamin hutang yang belum positif dan mengikat seperti itu, kecuali jika hutang tersebut dipastikan nantinya

93 akan positif dan mengikat. Menurut jumhur ulama, apabila hutang itu memang nantinya akan positif dan mengikat maka boleh menjaminnya. 4 3) Mad}mu>n anhu atau pihak yang dijamin (makfu>l anhu, yaitu setiap orang yang memiliki tanggungan harta yang harus dibayar). Disyaratkan: a) Harus memiliki kemampuan untuk menyerahkan obyek kafa>lah baik secara langsung maupun diwakilkan. 4) Makfu>l lah, yaitu orang yang berpiutang. Disyaratkan: a) Harus jelas atau sudah dikenal atau diketahui ka>fil. b) Berakal 5) S}ighat. 5 Dapat dilihat dari beberapa rukun dan syarat-syarat diatas bahwa akad kafa>lah yang dilakukan oleh BMT Sidogiri telah sesuai, adanya pihak ka>fil yaitu BMT, makfu>l lah yaitu nasabah, makfu>l anhu yaitu Kemenerian Agama, makfu>l bihi dan s}ighat. Ka>fil selaku BMT menjamin makfu>l lah atas pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) kepada makfu>l anhu yaitu Kementerian Agama. Sedangkan akad ija>rah dalam praktik pembiayaan talangan haji di BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo, digunakan oleh pihak BMT sebagai representasi ujrah yang diambil dari nasabah atas jasa BMT dalam pengurusan administrasi di Kementerian Agama, dan lain-lain. Ujrah yang diberikan kepada BMT sebesar 4 Wahbah az-zuhaili, Fiqih Islam wa Addilatuhu, terj. Abdul Hayyie Al-Kaffaani (Jakarta: Gema Insani, 2011), 57. 5 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), 108.

94 1,5%, perlu diketahui representasi ujrah yang biasa dipergunakan BMT sebesar 2,5% sampai 3%. Namun representasi yang dipergunakan kafa>lah haji hanya 1,5%, dapat dilihat dari representasi tersebut bahwa pihak BMT memberikan keringanan ujrah untuk produk kafa>lah haji yang telah disediakan. Mengambil imbalan atas jasa kafa>lah ini dibolehkan oleh DSN dalam beberapa fatwa, yaitu: a) Fatwa Nomor. 11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang kafa>lah, yang berbunyi Ketentuan Umum Kafa>lah: Dalam akad kafa>lah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak memberatkan. b) Fatwa Nomor: 74/DSN-MUI/I/2009 tentang Penjaminan Syariah, yang berbunyi Ketentuan Umum: Imbal jasa kafa>lah adalah fee atas penggunaan fasilitas penjaminan untuk penjaminan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (kafa>lah bil ujrah). Sedangkan dalam Ketentuan akad: besaran fee harus ditetapkan dalam akad berdasarkan kesepakatan. c) Fatwa Nomor: 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa, yang berbunyi Ketentuan Umum: Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad ija>rah atau kafa>lah. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee. Sedangkan dasar diperbolehkan adanya imbalan di dalam akad kafa>lah adalah bahwa para ulama fiqh memperbolehkan pemberian upah atau imbalan karena memang dibutuhkan demi terlaksananya amal-amal kebaikan dan ketaatan seperti mengajarkan Alquran, menunaikan syiar dan perintah-perintah agama.

95 Seperti halanya para ulama fikih juga memperbolehkan pemberian sejumlah harta dalam bentuk suap untuk mendapatkan hak atau menolak kedzaliman. Mereka juga memperbolehkan memberikan harta (menyuap) kepada pihak musuh dengan tujuan melindungi negara dari ancaman mereka. 6 Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diperbolehkannya ujrah atas produk kafa>lah haji, dengan menggunakan prinsip kafa>lah bi al-ujrah. 6 Wahbah az-zuhaili, Fiqih Islam wa, 76.