BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham atau kepada pihak eksternal yang memiliki kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kualitas dari suatu laporan. penggunanya dalam mengambil keputusan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. implikasi sangat besar terhadap penilaian aset perusahaan. Konservatisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat pada kasus Enron Corporation di Amerika Serikat (Isnaeni, 2015) perusahaan agar saham tetap diminati investor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam dunia bisnis di Indonesia telah melahirkan begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki oleh perusahaan. Informasi mengenai laporan keuangan perusahaan. kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu.

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. komisaris, direktur, manajer, dan karyawan maupun pihak eksternal seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah laporan yang bisa diharapkan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Laporan keuangan perusahaan disediakan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. aturan, standar, dan prinsip yang mengatur penyajian laporan keuangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Potensi Kesulitan Keuangan pada Konservatisme Akuntansi dengan Leverage

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang lain. Maka dalam tinjauan ini dicantumkan hasil-hasil penetian

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hanafi

BAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh

PENGARUH KONFLIK BONDHOLDERS SHAREHOLDERS TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode dan dapat menjadi alat untuk mengukur kinerja manajemen

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Teori Agensi / Keagenan (Agency Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pengukuran berbasis nilai wajar didorong oleh perkembangan regulasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal.

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. mengetahui perbandingan tingkat konservatisme akuntansi laporan keuangan di

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya perbedaan standar akuntansi yang berlaku di masing-masing negara.

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan rasio pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak

BAB I PENDAHULUAN. Oktober 2015 menjelaskan bahwa saat ekonomi Indonesia melemah properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya laju pertumbuhan bisnis saat ini menuntut Indonesia untuk menyetarakan standar keuangan serta penyusunan laporan keuangan mengikuti standar internasional agar dapat diakui secara internasional. Sejak Indonesia mulai mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) pada tahun 2012 maka Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) harus pula menyesuaikan dengan tujuan agar laporan keuangan di seluruh dunia akan mudah diterapkan dan dipahami oleh calon pengunanya baik di Indonesia maupun di mancanegara serta untuk menyeragamkan penyajian laporan keuangan secara global agar lebih informatif dan lebih dapat diperbandingkan dalam pelaporan keuangan. IFRS sudah mulai diterapkan di beberapa Negara di Uni Eropa seperti Jerman, Inggris, Perancis, namun ada pula yang mulai menerapkannya dengan sistem adopsi per standar seperti Hongkong, Singapura termasuk Indonesia. Penerapan ini akan membuat beberapa perusahaan harus melakukan penyesuaian yang cukup signifikan seperti penerapan PSAK 50 & 55 revisi 2006 yang akan direvisi lagi pada tahun 2012. Adanya konvergensi ini mengakibatkan perubahan dari US GAAP yang berbasis aturan menjadi IFRS yang berbasis prinsip yang berimplikasi pada lebih banyak estimasi dan judgement 1

2 pada laporan keuangan. Salah satu ciri dari IFRS adalah pelaporannya menggunakan nilai wajar sehingga perusahaan melaporkan aset dan kewajibannya sejumlah nilai wajarnya. Indonesia sendiri belum banyak perusahaan yang menerapkan nilai wajar meskipun PSAK yang terbaru misalkan PSAK 16 revisi 2011 dimana perusahaan boleh memilih penyajian aset tetap dengan menggunakan nilai historis dan revaluasi. Hal tersebut dikarenakan Indonesia masih menganut sistem konservatisme dimana cenderung melaporkan aset tidak melebihi nilai realisasi bersihnya. Peranan konservatisme menjadi berkurang setelah adanya penerapan IFRS. Konservatisme akuntansi tidak menjadi prinsip yang diatur dalam standar akuntansi internasional (IFRS). Jika dibandingkan dengan akuntansi konvensional, dalam hal ini kebijakan yang ditetapkan IASB menyebabkan semakin berkurangnya penekanan atas penerapan akuntansi konservatif secara konsisten dalam pelaporan keuangan berdasarkan IFRS. Kinerja manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan tercermin dari proses akhir produknya yakni laporan keuangan (Sari dan Adhariani, 2009). Dalam laporan keuangan tersebut mengandung informasi yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal. Oleh karena itu, penting agar laporan keuangan disusun sesuai dengan tujuan, aturan serta prinsip prinsip akuntansi yang berlaku yang sesuai dengan standar yang berlaku umum sehingga hasil dari laporan keuangan dapat terpercaya dan bermanfaat bagi penggunanya

3 Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan, pada periode tertentu, serta memberikan informasi keuangan yang dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk menginterpretasikan kondisi dan potensi suatu usaha. Dalam menyajikan informasi yang berkualitas, akuntansi dihadapkan pada keterbatasan atau biasa disebut dengan constraint yaitu hubungan biaya-manfaat, prinsip materialitas, praktik industri dan konservatisme (Deviyanti, 2012). Konsep konservatisme disebut konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi karena itu disebut prinsip akuntansi dominan. Konvensi seperti konservatisme menjadi pertimbangan dalam akuntansi dan laporan keuangan karena aktivitas perusahaan dilingkupi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang, sehingga pengukuran dan pengakuan untuk angka-angka tersebut diberlakukan dengan hati-hati. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi kehati-hatian yang apabila diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset yang cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang cenderung tinggi sebab konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement) dalam periode sekarang dan terlalu tinggi (overstatement) terhadap laba pada periode-periode berikutnya (Sari dan Adhariani, 2009).

4 Dalam upaya menyempurnakan laporan keuangan lahirlah konsep konservatisme. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Konsekuensinya, apabila terdapat kondisi yang memiliki kemungkinan menimbulkan kerugian biaya atau hutang tersebut harus segera diakui. Sebaliknya, apabila terdapat kondisi yang kemungkinan menghasilkan laba, pendapatan atau aset tersebut tidak boleh langsung diakui, sampai kondisi tersebut benar-benar telah terealisasi (Ghozali dan Chariri, 2007; dalam Deviyanti, 2012). Saat ini para pelaku pasar semakin menghendaki pelaporan keuangan berdasarkan nilai pasar dan bukan nilai historis sejak IFRS mulai diadopsi Indonesia pada tahun 2012. International Financial Reporting Standard (IFRS) telah mengakomodir keinginan para pelaku pasar tersebut di atas dengan mempersyaratkan pembaharuan atas penilaian akun-akun pada neraca atas nilai pasarnya setiap pelaporan kuartalan. Peraturan baru yang diterapkan International Accounting Standard Board (IASB) telah membuat praktik konservatisme mengalami kemunduran. Konservatisme harus mendapat perhatian lebih oleh para penyusun standar akuntansi di Indonesia sebab merupakan isu penting dalam tujuan konvergensi standar akuntansi di Indonesia dan standar akuntansi internasional. Penerapan prinsip konservatisme yang semakin dibatasi dan ditinggalkan oleh IFRS membuat Pernyataan Standar Akuntansi

5 Keuangan (PSAK) harus menerapkan perlakuan yang sama terhadap prinsip konservatisme agar sejalan dengan IFRS. Para kreditur mendesak agar laporan keuangan disusun dengan berpedoman pada konsep konservatisme dengan maksud menetralkan optimisme wirausahawan yang terlalu berlebihan dalam melaporkan hasil usahanya. Di samping itu, para akuntan sangat memerlukan akuntansi konservatif sebab pelaporan keuangan yang menerapkan konservatisme lebih dapat diandalkan. Akuntan dan auditor juga kecil kemungkinan menghadapi tuntutan hukum dari pengguna laporan keuangan akibat terlalu konservatif. Dalam laporan keuangan, setiap metode akuntansi yang dipilih oleh perusahaan memiliki tingkat konservatisme yang berbeda-beda. Laporan keuangan disusun berdasarkan PSAK yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2009) menyebutkan ada berbagai metode yang menerapkan prinsip konservatisme diantaranya PSAK No.14 (Revisi 2008) mengenai persediaan yang terkait dengan pemilihan perhitungan biaya persediaan, PSAK No. 16 mengenai aktiva tetap dan penyusutan (Revisi 2011), PSAK No.19 (Revisi 2009) mengenai aktiva tidak berwujud yang berkaitan dengan amortisasi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang sebelumnya berkiblat pada GAAP membebaskan manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Menurut Wardhani (2008), fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam

6 melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Konsep konservatisme akan mempengaruhi hasil dari laporan keuangan secara tidak langsung dan juga akan menghasilkan laba yang berfluktuatif, dimana akan mengurangi daya prediksi laba untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang. FASB, dalam SFAC no.2 (1980) menyatakan bahwa konservatisme merupakan reaksi yang berhati-hati dalam menghadapi ketidakpastian dalam perusahaan supaya dapat dipastikan ketidakpastian dan risiko yang melekat dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan. Ketidakpastian dan risiko tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan dapat diperbaiki. Pelaporan yang didasari kehatihatian akan memberi manfaat yang terbaik bagi pengguna laporan keuangan (Almilia, 2004; dalam Deviyanti, 2012). Sampai sekarang prinsip konservatisme memiliki peranan yang penting. Mayangsari dan Wilopo (2002, dalam Lasdi, 2009) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi bermanfaat dalam prediksi kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang. Watts dan Holthausen (2001, dalam Lasdi, 2009) berpendapat bahwa selama tiga puluh tahun terakhir ini pelaporan keuangan tidak hanya konservatif tetapi menjadi semakin konservatif. Maka dari itu, banyak manfaat yang diperoleh dari pelaporan konservatisme akuntansi meskipun dalam kondisi tidak adanya aturan dan regulasi yang memerintahkan pelaporan secara konservatif, manajer

7 perusahaan mempunyai insentif untuk melaporkan laporan keuangan secara konservatif. Namun pada masa sekarang ini, konservatisme dalam dunia akuntansi menjadi bahan perdebatan. Terdapat argumen yang menyatakan melalui konservatisme, karakteristik kualitatif informasi akuntansi diragukan keakuratannya dan kualitas laba pun masih menjadi pertanyaan. Konservatisme disebut konsep akuntansi yang kontroversial menurut beberapa peneliti. Di satu sisi, konservatisme akuntansi dianggap sebagai kendala dan mempengaruhi kualitas laporan keuangan yang disajikan. Di sisi lain, Konservatisme masih bermanfaat dalam laporan keuangan untuk menekan perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Watts, 2003). Apabila metode dalam laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip yang konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak berdasarkan fakta karena pemicu dari metode ini mengakui kerugian lebih cepat daripada pendapatan. Menurut Monahan (1999, dalam Juanda, 2007), semakin konservatif akuntansi maka nilai buku ekuitas yang dilaporkan akan semakin bias dan kondisi tersebut menunjukkan laporan keuangan menjadi tidak berguna karena tidak mencerminkan nilai perusahaan yang sesungguhnya. Sebaliknya, pendapat yang mendukung penerapan metode ini mengatakan bahwa prinsip konservatisme akan menghasilkan laporan keuangan yang pesimis. Sikap ini perlu untuk menetralkan sikap optimis yang

8 berlebihan yang ada pada para manajer dan pemilik bahwa perusahaan tidak selalu mendapatkan keuntungan yang sama. Sikap optimis menyebabkan overstatement yang dianggap akan lebih berbahaya daripada understatement. Konsekuensi yang timbul dari kerugian atau kebangkrutan akan lebih berbahaya daripada keuntungan. Pendapat yang menentang mengatakan bahwa penggunaaan prinsip konservatisme telah menghasilkan laporan keuangan yang understatement dan bias. Seharusnya perusahaan menyajikan laporan keuangan yang obyektif sehingga dapat bermanfaat menentukan dan menilai risiko perusahaan. Watts (2003a) berharap para regulator dan penyusun standar agar tidak berusaha untuk mengurangi manfaat terhadap peran prinsip konservatisme akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan yang pada akhirnya standar yang dihasilkan berdampak buruk bagi pelaporan keuangan. Penerapan konservatisme akuntansi perlu untuk mengurangi risiko dan optimisme yang berlebihan oleh manajer dan pemilik sehingga pihak kreditor dan investor sebagai pihak eksternal dan pengguna laporan keuangan tidak tertipu pada angka-angka aset yang terlihat tinggi agar tidak menyesatkan pengguna dalam pengambilan keputusan. Penggunaan konservatisme tidak dapat digunakan secara berlebihan karena berakibat pada kesalahan dalam laba atau rugi periodiknya sehingga perusahaan tidak mencerminkan kondisi yang sesungguhnya. Atas hal tersebut akan mengakibatkan keraguan atas kualitas pelaporan yang sebenarnya sehingga kurang dapat

9 mendukung dalam pengambilan keputusan dan tentu saja menyesatkan pengguna laporan keuangan. Debt covenant adalah kontrak dari kreditur yang ditujukan kepada peminjam dana untuk membatasi aktivitas yang dapat merusak nilai dan pemulihan pinjaman. Biaya politik dan pajak mencakup semua biaya atau transfer kekayaan yang harus ditanggung perusahaan terkait tindakan antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, tarif pajak, tuntutan buruh dan sebagainya. Struktur kepemilikan manajemen merupakan jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dibandingkan dengan jumlah total saham yang beredar dalam suatu perusahaan. Growth opportunities adalah peluang tumbuh perusahaan tercermin dalam tingginya potensi laba suatu perusahaan. Penelitian terdahulu berkenaan dengan konservatisme akuntansi pernah dilakukan Lasdi (2009) yang menguji usulan dari Watts (2003a) menyatakan bahwa konvervatisme muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak (debt covenant hypothesis), struktur kepemilikan manajerial, biaya litigasi, biaya politik dan pajak yang bermanfaat bagi perusahaan serta beberapa faktor lain yang mempengaruhi konservatisme seperti dalam penelitian Widya (2004) antara lain struktur kepemilikan, debt covenant (kontrak hutang), political cost dan growth opportunities (kesempatan bertumbuh). Penelitian Sari dan Adhariani (2009) memiliki beberapa faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerapan konservatisme seperti ukuran perusahaan, risiko perusahaan, rasio konsentrasi, intensitas modal

10 dan rasio leverage. Pada penelitian ini akan mengambil beberapa variabel independen dari beberapa peneliti di atas. Faktor-faktor yang akan diindentifikasi dalam penelitian ini adalah debt covenant hypothesis yang diproksikan dengan rasio leverage, biaya politik dan pajak yang diproksikan dengan sales growth, struktur kepemilikan manajerial, dan growth opportunities dimana semua variabel independennya di atas mempengaruhi dilakukannya konservatisme akuntansi. Sari dan Adhariani (2009) berpendapat bahwa semakin tinggi rasio leverage, kemungkinan perusahaan akan menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan juga semakin besar. Penerapan akuntansi secara konservatif dapat menunda pengakuan laba dan laba menjadi kecil otomatis pembayaran pajak juga semakin rendah. Besar kecilnya struktur kepemilikan manajerial berpengaruh pada kebijakan dan pengambilan keputusan. Demikian pula dengan growth opportunities karena cadangan tersembunyinya digunakan perusahaan untuk meningkatkan investasi secara tidak langsung dan mengurangi laba pada periode tersebut. Penelitianpenelitian mengenai konsep konservatisme ini menghasilkan penemuan yang masih beragam dan kompleks. Maka dari itu, penelitian ini masih dibutuhkan untuk menjawab berbagai masalah dan fenomena yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan prinsip konservatisme.

11 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah ini adalah Apakah debt covenant, biaya politik dan pajak, struktur kepemilikan manajerial dan growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Menguji dan menganalisis pengaruh debt covenant, biaya politik dan pajak, struktur kepemilikan manajerial dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis: a. Bagi manajer perusahaan perlu untuk menghilangkan sikap optimisme yang berlebihan dalam melaporkan usahanya agar prinsip konservatisme dalam akuntansi patut diterapkan di perusahaan untuk mengatasi masalah keagenan. b. Bagi investor dan calon investor lebih memilih perusahaan yang selalu menerapkan akuntansi yang konservatif sebelum memutuskan berinvestasi sebab lebih terjamin dalam keamanan investasinya. c. Bagi kreditor agar tidak salah dalam memutuskan untuk memperpanjang atau tidak pemberian kredit kepada perusahaan.

12 2. Manfaat Akademis: a. Memberikan sumbangsih di dalam pengembangan penelitian mengenai konservatisme akuntansi saat ini. b. Menambah pengetahuan dan menjadi sumber referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan konservatisme akuntansi. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri 5 bab, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori yang akan dijadikan sebagai pedoman untuk mencari penyelesaian masalah penelitian, hipotesis penelitian dan model analisis. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang rancangan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,serta teknik analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

13 BAB 5 Bab ini menguraikan tentang obyek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan dari masing-masing hasil analisis yang dilakukan. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang simpulan dari hasil penelitian yang berisi jawaban dari rumusan masalah, keterbatasan penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya yang diharapkan bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.