BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Miftah Arina Harahap dan Puji Prastowo. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan. Jl. Willem Iskandar Pasar V, Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Nurlidia, M. Darwis dan Hisyam Ihsan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDSTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari manusia, mulai dari lahir hingga mati. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2011). Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan dimasyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari disekolah untuk menghadapai problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya. Demikian juga belajar biologi, memiliki tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelum pembelajaran, siswa diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari serta mampu memberikan solusi yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh disekolah. 1

2 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan hasil diskusi dengan salah seorang guru biologi di SMA Negeri 11 Medan, satu kesulitan yang seringkali guru hadapi adalah memilih model yang paling tepat dalam mengajarkan materi karena tidak semua model dapat tepat dipakai dalam mengajarkan setiap materi. Sehingga membuat tidak semua siswa mampu aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan masih ada 40% siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal dan 60% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran biologi untuk kelas X adalah 68. Pada pembelajaran materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya, materi ini memiliki tujuan pembelajaran setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dan mampu memecahkan masalah serta memberikan solusi-solusi handal dalam memecahkan masalah lingkungan seperti pencemaran lingkungan dan pengolahan limbah. Alangkah baiknya jika materi tersebut diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran yang mampu mengarahkan peserta didik untuk mampu berbuat dan mampu memecahkan masalah atau memberikan solusi terhadap masalah tersebut dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku sekolah. Memilih model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran. Pada dasarnya tidak ada satu model pembelajaran yang dapat tepat digunakan pada setiap materi, sebab setiap model pembelajaran yang digunakan pasti punya kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu dalam pembelajaran biasa digunakan berbagai model yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Adanya trend Kurikulum 2013, dimana pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan

3 mengkomunikasikan. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Beberapa prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma seperti ; (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif (Lampiran Permendikbud Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013). Pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) selanjutnya disingkat PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Ngalimun, 2013). Pembelajaran berbasis proyek (Project based learning) merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata (Sutirman, 2013). Menurut penelitian Siahaan (2010) bahwa penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada sub materi pokok komponen ekosistem dan interaksinya di kelas X 4 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Pada siklus I nilai rata-rata post-test yaitu 66,24 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata post-test adalah 77,20. Sehingga presentase peningkatan hasil belajar siswa adalah sebesar 16,54%, sedangkan presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 58,06% dengan jumlah siswa yang mencapai kriteria belajar tuntas sebanyak 18 orang dan presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II yaitu 87,09% dengan jumlah siswa yang mencapai kriteria belajar tuntas sebanyak 27 orang.

4 Menurut hasil penelitian Atikasari, Wiwi dan Andreas dalam Jurnal Pendidikan Biologi (2012) di SMA Negeri 1 Ambarawa mengenai pengaruh pendekatan problem based learning dalam materi pencemaran lingkungan terhadap kemampuan analisis. Penelitian ini melibatkan 2 kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil yang diperoleh menunjukan tingkat keterlaksanaan PBL tergolong tinggi (81,1%). Hasil uji t menunjukan perbedaan yang nyata dari kedua kelompok. Uji regresi linier sederhana mengindikasikan bahwa PBL berpengaruh nyata pada kemampuan analisis siswa (nilai sig.<0,05, r kuadrat 0,281). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan PBL berpengaruh positif terhadap kemampuan analisis siswa. Menurut hasil penelitian Susilowati, Retno dan Sri dalam Jurnal Pendidikan Biologi (2013) di SMP Negeri 4 Ungaran mengenai pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa materi sistem pencernaan manusia. Penelitian ini melibatkan 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil yang diperoleh rata-rata nilai akhir siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol yakni pada kelas eksperimen sebesar 83 dan ketuntasan belajarnya mencapai 100% sedangkan pada kelas kontrol rata-rata nilai akhirnya sebesar 76 dan ketuntasan belajarnya hanya 89,7%. Hasil uji N-Gain juga menunjukan bahwa terdapat peningkatan antara pretest dengan post-test yakni kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek rata-rata peningkatannya sebesar 0,71 pada kriteria tinggi sedangkan pada kelas kontrol hanya 0,5 dan pada kriteria sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi sistem pencernaan. Menerapkan pengajaran yang menggunakan model seperti diatas telah diciptakan suatu kegiatan atau suasana yang kooperatif dan komunikatif, dimana dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Artinya siswa harus dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar serta berkontribusi dalam membangun pengetahuan dan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh kedalam dunia nyata.

5 Berdasarkan uraian permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajar Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning dengan Problem Based Learning pada Materi Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya di Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka diidentifikasi pokok-pokok masalah sebagai berikut: a. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar. b. Hasil belajar siswa yang belum optimal, salah satunya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang masih kurang bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran. c. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah oleh guru dalam pembelajaran biologi masih jarang digunakan. 1.3. Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup masalah yang akan diteliti dan agar penelitian lebih jelas serta terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: a. Model pembelajaran yang digunakan dibatasi pada Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learnig). b. Penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya. c. Subjek penelitian dibatasi pada siswa/i kelas X SMA Negeri 11 Medan T.P 2013/2014.

6 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: a. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? b. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? c. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini antara lain, yaitu: a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learnig) pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

7 c. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut: a. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. b. Bagi sekolah, sebagai bahan acuan untuk guru-guru lain dalam memperbaiki teknik pengajarannya sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar di sekolah. c. Bagi siswa, sebagai pengalaman belajar yang mampu memotivasi siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. d. Bagi peneliti, sebagai masukan untuk mempersiapkan diri menjadi guru yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. e. Bagi prodi pendidikan Biologi dan masyarakat sebagai bahan acuan, perbandingan ataupun referensi bagi para peneliti yang melakukan penelitian pengembangan selanjutnya. 1.7. Definisi Operasional a. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. b. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah suatu model pembelajarn sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk.

8 c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.