TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA KOMPOSISI MUSIK PLACE OF BIRTH (SIDAYU)

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI

Bentuk Penyajian Musik pada Karya The Spirit of Samurai, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Tugas Akhir Jurusan Sendratasik Tahun 2013

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO

BENTUK MUSIK DAN MAKSUD YANG TERKANDUNG DALAM TIAP BAGIAN MUSIK DALAM KARYA MUSIK LEARNING TO BLOW

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

Penerapan Orkestrasi Pada Karya Musik MOVE ON

Nilai Estetis Struktur Melodi Karya Musik Middernacht Harmony in D Minor

Teknik Permainan Piano Goyang Borjuis, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan cerita, puisi, ide atau adegan. Bagian instrumental pada

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

TEKNIK PERMAINAN DRUM PADA KARYA MUSIK BEGIN FROM BROKEN HEART. Oleh : Hendra Tomy Wahyudi. Pembimbing : Agus Suwahyono, S.Sn, M.

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI DAN TEKNIK PERMAINAN SOLO VIOLA

TINJAUAN HARMONI MUSIK DALAM KARYA MUSIK Finding. Yonatan Wisnu Setyawan Heri Murbiyantoro

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. judul yang akan digarap kemudian menentukan bentuk musik dan disesuaikan dengan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan, perwatakan, dan cinta, contohnya: Symphonie Fantastique, Op.

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah

TINJAUAN ESTETIKA MUSIK PADA KARYA QUINTET FOR TENOR SAXOPHONE AND STRING QUARTET. Abstrak

STRUKTUR HARMONI PADA KARYA MUSIK SING ISN T LIPSYNC. Oleh Nur Irfan Ismail Pembimbing : Budi Dharmawanputra S.pd, M.

CAKRAWALA Untuk Orkestra

KARYA MUSIK SCHERZO CON BRILLANTE DALAM TINJAUAN PENERAPAN KOMPOSISI

Artikel Karya Seni Tri Kona

ARTIKULASI BUNYI PADA POLA RITME DRUM DALAM KARYA MUSIK HEART BEAT. Oleh : Alvita Amelia K. Dosen Pembimbing : Moh. Sarjoko S.Sn, M.Pd.

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

Karya Musik Masih Jawa Dalam Tinjauan Orkestrasi. Oleh Diana Puspa Rini Dosen Pembimbing: Moh. Sarjoko, S.Sn, M.Pd ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci:karakteristik Melodi, Karya Musik, Cello, ansambel

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

Bentuk Pementasan Karya Musik Symbol Of Warrior. Di Gedung Cak Durasim Surabaya

KARYA MUSIK REBELLION DALAM TINJAUAN BENTUK MUSIK

TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA

ABSTRACT WONDERFULLY NATURAL

KARYA MUSIK VAINGLORY DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI Dirgantarawan Permana Putra Budi Dharmawanputra, S.Pd., M.

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47

ANALISIS RITME BAMBU'A DI PROVINSI GORONTALO PENULIS DWI ANGGELITA HAMZAH ANGGOTA PENULIS. TRUBUS SEMIAJI, S.Sn, M.Sn. NUGRA P. PILONGO, S.Pd, M.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu menggambarkan secara musikal ( musically depicts) mengenai latar

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya

BAB III KESIMPULAN. digunakan adalah akordion, gambus, bedug, bebano, dan rebana. Kedua etnis ini

STRUKTUR HARMONI DALAM KARYA RONDO ALLEGRETTO. Anastasia Vini Rosariani

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

KARYA MUSIK SINFONIETTA CON GRAZIA DALAM TINJAUAN HARMONI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

Bentuk Penyajian Karya Musik Follow Me, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Akhir Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

GIANT STEP Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang

JESSY PERJALANAN SEORANG PEREMPUAN. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Daniel Hibrianto NIM

BAB III ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

NUNCA ANDES SOLO (Tinjauan Harmoni Musik Dalam Karya Komposisi Musik) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB IV PENUTUP. diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

Kata Kunci: Tinjauan bentuk melodi dan nuansasenja

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan

BAB IV PENUTUP. penyajiannya. Bentuk musikal dari laguada Kuasa dalam Pujian yang di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, yaitu tentang analisis

BAB III ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafiq. Ensiklopedia Musik Klasik (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2003), 3. 2

KARYA MUSIK KINDESALTER DUO IN G-DUR DALAM TINJAUAN ORKESTRASI

BAB I PENDAHULUAN. program studi. Mata kuliah instrumen pilihan wajib ini menawarkan beberapa pilihan.

BAB III ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

BAB II LANDASAN TEORI

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK

BENTUK LAGU DAN VARIASI CHORD PADA KARYA MUSIK NGASTĒTĒH

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

Transkripsi:

TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA KOMPOSISI MUSIK PLACE OF BIRTH (SIDAYU) Oleh : Mohammad Tsaqibul Fikri Dosen Pembimbing : Moh. Sarjoko S.Sn., M.Pd Abstrak Pada komposisi musik Place Of Birth (SIDAYU), Komposer menggambarkan suasana dari cerita kelahiran Komposer pada masa remaja yang dituangkan melalui musik. Sidayu merupakan nama desa/kecamatan di kab. Gresik Jawa Timur. Bagi Komposer, Sidayu menjadi awal pijakan sebelum Komposer menjalani pengalaman dunia kuliah. Place of Birth (tempat kelahiran) yang dimaksudkan Komposer bukanlah tempat lahirnya Komposer, namun tempat kelahiran dimaksud Komposer adalah titik awal pengalaman dan perjalanan disaat remaja sebagai pijakan Komposer dalam menentukan cita-cita. Konsep musik yang disajikan adalah format orkestra dengan jumlah 29 player dan 1 Conductor yang terdiri dari alat musik tiup, string section, piano dan Bass. Bentuk musik tiga bagian kompleks/besar pada komposisi musik ini terdiri dari 112 birama dengan 3 bagian pokok. Dalam penggambaran suasana, komposer banyak menggunakan akord yang sederhana agar pendengar dapat memahami konsep penciptaan komposisi musik dengan mudah. Kata Kunci : Bentuk musik, easy music, bentuk lagu tiga bagian/kompleks PENDAHULUAN Konsep Garapan Semua unsur musik itu berkaitan erat dan sama sama memiliki peranan penting dalam sebuah lagu. Dalam proses penciptaan suatu karya musik, Komposer merangkai bahan bahan musikal yang dimilikinya, menyusun dan mengembangkannya hingga menjadi sebuah komposisi musik. Dalam Seni, bentuk dimaksudkan sebagai rupa indah yang menimbulkan kenikmatan artistik melalui serapan penglihatan dan pendengaran. Bentuk indah dicapai karena keseimbangan struktur artistik, keselarasan (harmoni) dan relevansi. Seni pada hakikatnya merupakan bentuk yang indah; tanpa bentuk indah tak ada seni (Ensiklopedi Indonesia, Edisi Khusus, 1987 : 448). Dalam musik, bentuk berdasarkan susunan rangka lagu yang ditentukan menurut bagian bagian kalimatnya (Banoe, 2003 : 151). Sebagaimana dalam karya sastra bahas, musik juga memiliki fase, kalimat, dan sebagainya. Pada dasarnya musik terdiri dari melodi, irama/pola ritme, harmoni horisontal maupun harmoni vertikal 1

yang merupakan kesatuan membentuk suatu komposisi musik. Suatu penciptaan karya musik diawali dengan sebuah tema/ide dasar musikal, yang kemudian dapat diperluas dan dikembangkan lebih lanjut. Musik hampir selalu digubah berdasarkan satu atau lebih ide musikal yang disebut tema. Ide ini mempersatukan nada nada musik serta terutama bagian bagian komposisi yang dibunyikan satu persatu sebagai kerangka. Sebuah tema sendiri terdiri dari elemen elemen yang mengandung melodi, ritme dan harmoni, yang dipadukan untuk memberikan karakter atau individualistis yang berbeda pada ide musikal (Miller dal am Bramantyo, tanpa tahun : 152). Pada komposisi musik Place Of Birth (SIDAYU), Komposer menggambarkan suasana dari cerita kelahiran Komposer pada masa remaja yang dituangkan melalui musik. Komposer memilih musik sebagai media ekspresi karena musik dinilai verbal dan universal sehingga penikmat/pemerhati dapat merasakan suasana yang diekspresikan Komposer melalui nada pada komposisi musik Place of Birth (Sidayu). Sidayu merupakan nama desa/kecamatan di kab. Gresik Jawa Timur. Bagi Komposer, Sidayu menjadi awal pijakan sebelum Komposer menjalani pengalaman dunia kuliah. Place of Birth (tempat kelahiran) yang dimaksudkan Komposer bukanlah tempat lahirnya Komposer, namun tempat kelahiran dimaksud Komposer adalah titik awal pengalaman dan perjalanan pada masa SMA ( Sekolah Menengah Atas) selama 3 tahun di SMAN 1 Sidayu dan setelah mendapat ilmu pada gelar sarjana di Universitas Negeri Surabaya, Komposer berfikir untuk kembali ke-sidayu sebagai tempat kelahiran Komposer. Komposer merasakan arti kelahiran saat menjalani kuliah, segala pengalaman dan permasalahan pada kuliah dapat dihadapi dengan baik karena pada masa SMA Komposer telah mengalami permasalahan yang hampir sama. Komposer adalah ketua osis di SMAN 1 Sidayu periode 2008/2009 dan banyak menjabat sebagai ketua kegiatan selama berada di SMAN 1 Sidayu. Pada saat SMA Komposer bertempat tinggal di Sidayu dengan menempati rumah guru dan merasakan suasana masyarakatnya selama 3 tahun. Hal tersebut menjadi dasar Komposer untuk memberikan judul Place Of Birth (SIDAYU). Komposisi Place Of Birth 2

(SIDAYU) menggambarkan suasana senang, gundah, gelisah dan berakhir dengan adanya pencerahan. Keunikan komposisi ini yakni akord yang digunakan merupakan akord dasar yang dipadukan menjadi beberapa ragam melodi. Metode Penciptaan Proses penciptaan komposisi musik Place Of Birth (SIDAYU) menggunakan metode eksplorasi, forming (pembentukan) serta evaluasi. Langkah awal yang dilakukan komposer dalam penciptaan komposisi musik ini adalah dengan mendengarkan beberapa contoh komposisi musik dengan konsep imajinasi cerita seperti komposisi musik Overture Karya Masterpiece Erwin Gutawa, Kanaya karya Dimawan Krisnowo Adji yang dimainkan oleh Sa Unine String Orchestra. Karya-karya tersebut menjadi rangsang auditif bagi komposer, yang kemudian dilanjutkan dengan tahap Eksplorasi. Tahap Eksplorasi ini termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon objek yang dijadikan sumber penciptaan oleh komposer. Komposer memulai eksplorasi menggunakan instrumen keyboard dan biola untuk mencari akord dan melodi pokok. instrumen biola yang digunakan yakni viola. Viola merupakan keluarga biola yang menjadi pilihan mayor komposer. Penggunaan viola diharapkan dapat memberi dasar pemahaman bahwa komposer merupakan pemain viola. Gambar 1. Melodi pokok pada Viola Setelah menemukan melodi, ritmis, serta akord harmoni dari tema pokok, komposer melanjutkan pada tahap forming (pembentukan). Tahap ini adalah suatu proses perwujudan dan penggabungan dari berbagai eksplorasi yang telah dilakukan. Melodi, ritmis dan akord yang telah disusun berupa bagian bagian kemudian dipadukan menjadi komposisi musik yang utuh. Selanjutnya Komposer menggunakan Sibelius 7 dalam tahap menyusun notasi balok. Gambar 2. Software Sibelius untuk menulis notasi balok Langkah selanjutnya yang dilakukan komposer adalah mencetak 3

semua notasi balok untuk kemudian dibagikan kepada tiap player yang telah dipilih. Dalam pemilihan player, komposer memilih player untuk instrumen string telah menempuh mata kuliah mayor akhir/ 5. Untuk instrumen tiup, komposer memilih Player tiup yang memiliki skill baik. Dengan skill permainan yang baik, komposer dapat mengekspresikan suasana sesuai dengan tekhnik permainan Player. Setelah semua partitur dibagikan kepada para player, sesegera mungkin komposer mengkoordinir para player untuk melakukan latihan bersama-sama. PEMBAHASAN Proses Penggarapan Pada pertemuan pertama komposer memperdengarkan MIDI komposisi musik Place Of Birth (SIDAYU) pada player. Player akan menyimak partitur masing masing dan selanjutnya dengan metode membedah dengan cara memainkan bagian setiap section dengan harapan latihan dapat berjalan dengan efisien. Pada tahap latihan selanjutnya komposer mengevaluasi semua elemen yang terkandung dalam karya tersebut secara bersama-sama dari segi melodi, ritme, harmoni, ekspresi, serta dinamika yang ditulis oleh komposer. Jika terdapat kesalahan/perbedaan pemahaman player, maka komposer segera melakukan pembenahan dengan cara menunjukkan ekspresi yang diharapkan oleh komposer. Dalam proses latihan ini, metode transformasi yang digunakan komposer adalah dengan menjelaskan apa yang sudah tertulis dalam partitur. Melodi, ritme, dinamika dan tempo dijelaskan oleh komposer secara lisan dan didengarkan melalui MIDI. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahpahaman player dalam membaca partitur. Ketika player mengalami kesulitan dalam memainkannya, maka komposer mencontohkan materi dengan memainkan langsung dengan alat musik agar lebih jelas. Komposer juga menjelaskan maksud yang terkandung dalam tiap-tiap bagian musik kepada player agar player juga ikut merasakan apa yang dirasakan oleh komposer. Tahap selanjutnya yakni tahap konsultasi kepada Dosen pembimbing terhadap bentuk permainan. Setelah beberapa kali proses yang panjang dengan analisa dan evaluasi dari komposer dan berbagai masukan dari player serta dosen pembimbing, maka penciptaan komposisi musik Place Of 4

Birth (SIDAYU) selesai dan siap untuk di pentaskan. Deksripsi dan Hasil Komposisi Alat Musik/Instrumen Komposer menggunakan 13 jenis alat musik dengan harapan dapat mempertegas suasana sesuai dengan konsep penciptaannya. Alat musik yang digunakan diantaranya adalah : mini orkestra dengan jumlah 1 Conductor dan 29 player, diantaranya yakni 1 Flute, 1 Clarinet in Eb, 1 Alto Saxophone, 1 Tenor Saxophone, 2 Trumpet In Bb, 1 Trombone, 1 Piano, 1 Bass 4 String, 6 violin 1, 6 violin 2, 4 viola, 3 violoncello, 1 contrabass. Bentuk Musik Bentuk musik dalam komposisi Place Of Birth (SIDAYU) merupakan bentuk musik Orkestra yang terdiri dari 112 birama dengan 7 bagian pokok yakni digambarkan dengan huruf A-G. Berikut ini bagian-bagian dari musik Place Of Birth (SIDAYU) : Gambar 3. Alat musik yang digunakan Alat musik yang digunakan komposer disesuaikan dengan konsep 1. Bagian A / Pertama Bagian A merupakan bagian pertama dari komposisi Place Of Birth (SIDAYU). Bagian A memiliki 15 Birama yang terdiri dari : Birama 1-10 merupakan pembukaan/prolog cerita dan 11-15 merupakan antiklimaks sebagai transisi prolog sebelum memasuki cerita. Melodi pokok terdapat pada brass section (alat tiup logam) dan tempo Andante (85) dan mengalami perubahan tempo menjadi Adagio (66) pada birama ke-11. Sukat pada bagian A adalah 4/4 serta menggunakan tangga nada G. 5

\ Gambar 4. Penggalan Bagian A/Pertama sebelum menuju ke bagian B pada instrumen violin 1. Jumlah birama pada bagian B adalah 9 birama dimulai dari birama 16-24. Bagian B menceritakan perasaan komposer yang sedang tertekan pada saat pertama kali memasuki masa SMA dengan menganggap bahwa merupakan masa yang sulit. Digambarkan pada birama 16-22 dan menggunakan akord minor. Pada birama 23-24 perasaan komposer mulai merasakan kenyamanan dan mulai dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dengan menggunakan transisi akord mayor. Gambar 5. Transisi : Birama 11-15 Namun komposer disini menggunakan suasana minor harmonis memberikan kesan gelap untuk membawa penikmat musik menuju dunia imajinasinya. 2. Bagian B / Kedua Pada bagian B komposer menggunakan instrumen string section yang berperan penting dalam membangun suasana dan diiringi piano serta bass. Pada bagian ini violin 1 berperan sebagai melodi utama pada string section. Terdapat nada gantung Gambar 6. Bagian B / Kedua Gambar 7. Melodi Pokok pada Violin 1 3. Bagian C / Ketiga Bagian C menggambarkan bahwa komposer merasakan masa SMA itu 6

sebenarnya bahagia bukan sulit seperti yang dibilang banyak orang. Disini komposer juga merasakan cinta dari berbagai teman, guru maupun kekasih komposer. Penggambaran tersebut pa da bagian C pada b birama 25-33. Komposer memilih instrumen viola sebagai melodi pokok pada bagian C karena komposer merupakan pemain viola. Viola digambarkan sebagai jati diri komposer. Penggunaan piano dan violoncello sebagai pengiring diharapkan dapat menambah suasana bahagia dengan menggunakan akord mayor. Tekhnik expressivo viola juga merupakan permainan perasaan player dan penentuan suasana yang akan disampaikan. Pada saat itu Dwi Rendra Sugiatma sebagai solis viola dapat menggarap tekhnik itu dengan baik sehingga pesan yang ingin disampaikan komposer dapat tersampaikan. Pada bagian C, komposer menggunakan akord mayor yaitu I II IV V I, VI V IV V. Pergerakan akord ini merupakan akord dasar dalam musik. Tidak ada inversi karena komposer menginginkan kesederhanaan yang ditampilkan pada bagian ini. Gambar 8. Penggalan Bagian C Adapun perubahan sukat pada bagian C yakni dari 4/4 menjadi 2/2 dan perubahan ini hanya terjadi pada 1 birama (birama 33). Perubahan sukat tersebut dalam komposisi ini sebagai pelengkap karena apabila menggunakan birama 4/4 maka kesan yang ditimbulkan tidak berhubungan dengan bagian selanjutnya. Perubahan sukat sebagai jembatan agar semua instrumen dapat bermain tutti dengan diperkuat aksen cressendo (semakin keras). Gambar 9. Perubahan sukat pada Bagian C 7

4. Bagian B / Keempat Bagian B ditulis D terdapat pada birama 34-42. Sukat yang digunakan adalah 4/4. Pada dasarnya bagian B merupakan pengulangan dari bagian B, namun yang membedakan pada bagian B adalah penggunaan instrumen dan pengembangan orkestrasi pada instrumen tiup. Penggambaran cerita dalam bagian ini adalah munculnya perasaan kebimbangan atas adanya perasaan curiga terhadap persahabatan komposer dan penggambaran kegelisahan komposer dalam menentukan sikap untuk mengambil keputusan antara jabatan ketua osis atau persahabatan komposer dengan teman-temannya. Gambar 10. Bagian B 8

5. Bagian E / Kelima Pada bagian E terdapat modulasi dari tangga nada C menjadi A dan mengalami perubahan tempo dari Adagio menjadi Allegro (cepat). Sebelum perubahan tempo terjadi, komposer memberikan tanda fermata (berhenti sejenak dan memulainya sesuai dengan instruksi konduktor) agar adanya perasaan hening sebagai gambaran komposer sedang merenung. komposer dengan menggunakan instrumen piano, bass, violoncello dan contrabass. Akar konflik semakin diperkuat pada birama 50-57 dengan penambahan instrumen biola dengan penggunaan akord balikan dengan suasana gelap. Pada birama 58-66 instrumen tiup menambah suasana konflik menjadi semakin panjang dan pada akhirnya klimaks dari konflik digambarkan pada birama 67-74. Komposer menggunakan pola ritme triplet pada biola dengan maksud memberikan suasana ketegangan pada penonton. Gambar 11. Penggalan Bagian E Bagian E dimulai dari birama 43-75. Bentuk ritme trio dipilih untuk menggambarkan suasana kebingungan komposer dalam menghadapi berbagai masalah. Birama 43-49 merupakan latar dalam sebuah cerita permasalahan Gambar 12. Penggambaran puncak konflik pada birama 67-74 Setelah penggambaran puncak permasalahan, maka komposer memberikan transisi berupa pola ritme 2 ketuk dengan 2 nada pada birama 75 dan diperkuat dengan aksen decressendo 9

untuk menuju cerita selanjutnya dibagian ke 6 (lihat transisi di gambar 13). 6. Bagian F / Keenam Bagian ini merupakan bagian dari solusi dan ketenangan. Menyusun dengan konsep suasana jawa namun nada yang digunakan bukan nada-nada pentatonis melainkan diatonis, hanya saja suasana yang digunakan merupakan suasana jawa. Lead melodi terdapat pada instrumen flute untuk menggantikan suling dan diiringi piano sebagai latar suasananya serta penggunaan contrabass sebagai pengganti kendang. Bagian F terdapat pada birama 76-101. Terdapat perubahan tempo dari allegro menjadi adagio (lamb at) dan perubahan tangga nada A menjadi G. Perubahan tersebut digunakan untuk memberikan suasana yang lebih tenang dan nyaman agar pesan yang disampaikan ke penikmat dapat diterima dengan baik. Pada birama 76-80 komposer hanya menggunakan instrumen piano dan flute dengan konsep melodi dan akord sederhana. Maksud birama tersebut adalah untuk menyelesaikan beberapa permasalahan pada bagian A. Dilanjutkan pada bagian 81-84 contrabass bermain dengan ritme seperti cello betot pada keroncong yang berfungsi sebagai kendang dengan tekhnik pizzicato (dipetik). Gambar 13. Penggalan Bagian F Pada birama 85-100 merupakan pengembangan melodi dan harmoni dari cantus firmus (melodi pokok). Terdapat birama gantung pada violin 1. Pada birama ini instrumen tiup tidak bermain dengan harapan suasana tenang dan nyaman didapatkan. Instrumen violin sebagai saron, violin 2 sebagai demung, viola dan piano sebagai bonang, violoncello dan bass sebagai gong dan contrabass sebagai kendang. Pada birama 101 mendapat accelerando (semakin cepat) sebagai jembatan untuk menutup cerita pada bagian selanjutnya. 10

Gambar 14. Pergerakan melodi dan harmoni 7. Bagian A / Ketujuh Pada bagian A terdapat perubahan tempo dari Adagio menuju Andante dengan jembatan accelerando (accel). Bagian ini terdapat pada birama 102-112. Bagian ini merupakan bagian akhir cerita dan pola harmoni dan melodinya sama dengan bagian A dengan penggambaran komposer terbangun dari lamunannya ketika sedang mengingat masa SMA dan berkeinginan kembali ke Sidayu untuk mengabdi pada tempat yang melahirkan kedewasaan serta pengalaman komposer. Gambar 15. Penggalan Bagian A Pementasan Pementasan komposisi ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2014 bertempat di Gedung Pertunjukan Sawunggaling pada pukul 17.00 WIB. Komposisi ini dipentaskan bersama dengan 41 komposisi dari jurusan Sendratasik konsentrasi musik angkatan 2010. Pementasan ini diproduksi secara mandiri dan digelar dalam rangka ujian akhir mata kuliah komposisi tahun 2014. Tema pementasan yang diambil adalah KOMPOSISI 10 dengan arti komposisi angkatan 2010. Pada pementasan Place Of Birth dipentaskan dengan baik tanpa adanya hambatan dalam pelaksanaannya. 11

Gambar 16. Produksi Komposisi 10 Gambar 17. Dokumentasi Pementasan Place Of Birth (SIDAYU) PENUTUP Simpulan Alat musik yang digunakan komposer disesuaikan dengan konsep mini orkestra dengan jumlah 1 Conductor dan 29 player, diantaranya yakni 1 Flute, 1 Clarinet in Eb, 1 Alto Saxophone, 1 Tenor Saxophone, 2 Trumpet In Bb, 1 Trombone, 1 Piano, 1 Bass 4 String, 6 violin 1, 6 violin 2, 4 viola, 3 violoncello, 1 contrabass. Bentuk musik dalam komposisi Place Of Birth (SIDAYU) merupakan bentuk musik tiga bagian kompleks/besar dengan format orkestra. Bentuk musiknya dapat digambarkan sebagai beikut : [ A-B-C ] [ B -E-F] [A ] yang terdiri dari 112 birama Bagian A merupakan bagian pertama dari komposisi Place Of Birth (SIDAYU). Bagian A memiliki 15 birama dan sebagai introduction/prolog cerita. Sedangkan bagian B menceritakan perasaan komposer yang sedang tertekan pada saat pertama kali memasuki masa SMA. Bagian C menggambarkan bahwa komposer merasakan masa SMA itu sebenarnya bahagia bukan sulit seperti yang dibilang banyak orang. Disini komposer juga merasakan cinta dari berbagai teman, guru maupun kekasih komposer. pada bagian B ( D) menggambarkan cerita dalam munculnya perasaan kebimbangan atas adanya perasaan curiga terhadap persahabatan komposer dan penggambaran kegelisahan komposer dalam menentukan sikap untuk mengambil keputusan. 12

Pada bagian E terdapat modulasi dari tangga nada C menjadi A dan mengalami perubahan tempo dari Adagio menjadi Allegro (cepat). Selanjutnya pada bagian F merupakan bagian dari solusi dan ketenangan. Konsep nada menggunakan suasana jawa namun nada yang digunakan bukan nada-nada pentatonis melainkan diatonis, hanya saja suasana yang digunakan merupakan suasana jawa. Bagian A merupakan bagian akhir cerita dan pola harmoni dan melodinya sama dengan bagian A dengan penggambaran komposer terbangun dari lamunannya ketika sedang mengingat masa SMA dan berkeinginan kembali ke Sidayu untuk mengabdi pada tempat yang melahirkan kedewasaan serta pengalaman komposer. Pementasan komposisi ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2014 bertempat di Gedung Pertunjukan Sawunggaling pada pukul 17.00 WIB. Komposisi ini dipentaskan bersama dengan 41 komposisi dari jurusan Sendratasik konsentrasi musik 2010. Saran Pada dasarnya untuk mengungkapkan perasaan kepada orang lain banyak hal yang dapat dilakukan baik dengan puisi, lukisan, drama maupun media yang lain. Misalnya mengungkapkan dengan musik maka musik itu benar benar digarap dengan proses yang benar tidak hanya memburu nilai ekonomis dan nilai jual, namun disini penulis berharap kepada komposer janganlah takut untuk membuat musik yang berkualitas tanpa harus mengikuti industri musik yang sekarang ini hanya mementingkan nilai praktis. Suatu nilai bentuk komposisi musik yang berkualitas tidak hanya dinilai secara dimensi psikologis namun juga harus bisa dipertanggung jawabkan secara logis dengan unsur unsur musik yang digunakannya. Maka dengan adanya komposisi musik ini dapat memacu semangat para komposer untuk tidak takut membuat musik yang belum tentu disukai orang lain namun didalamnya mengandung unsur unsur musik yang baik. Daftar Rujukan Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik.Yogyakarta : Kanisius. Djelantik, A. A. M. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid 1 (Estetika Instrumental).Denpasar : Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar. Jamalus. (1981). Musik Untuk PSG. Jakarta : Depdikbud. 13

Prier, Karl-Edmund SJ (1993). Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi. Prier, Karl-Edmund SJ ( 2008). Sejarah Musik Jilid 1 (cetakan ketujuh). Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi. Sutrisno, Mudji dan Verhaak Crhsit (1993). Estetika Filsafat Keindahan. Kanisius: Yogyakarta Syafiq, Muhammad. (2003). Ensiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa. 14