BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan. martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. ekonomi merosot hingga minus 20% mengakibatkan turunnya berbagai. jumlah masyarakat penyandang masalah sosial di daerah perkotaan.

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Proses modernisasi menyisakan problematika yang tidak kunjung usai,

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, salah satunya yaitu dengan membaca Kitab Suci Al-Qur an dan. memahami isi dari kitab tersebut dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari realitas kehidupan. masyarakat. Pengaturan tentang Fakir mskin dan anak-anak terlantar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial di Kota cenderung meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh suatu negara pada

BAB I PENDAHULUAN. jalan maupun di berbagai tempat umum. Padahal dalam Pasal 34 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dimana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

halnya lansia yang bekerja di sektor formal. Hal ini menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia terlantar.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

PENETAPAN HAKIM TERHADAP PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT UNDANG-UNDANG NO.4 TAHUN 1979 (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat top-down innovation dengan strategi power. sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan hasil dari peradaban manusia lebih dari itu pendidikan adalah daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005:

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi

BAB V KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang Q.S. Al-Mu minun Ayat 1-9

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. berkecakapan tinggi, berkepribadian/berakhlaq mulia dan kecerdasan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh

OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA. Abdullah Al-Baatil

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah

PEMBERDAYAAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus di UPTD Liponsos Sidokare)

PENGELOLAAN PANTI ASUHAN AL-RIFDAH SEMARANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Alifah Bezlina,2013

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tengah masyarakat, khususnya di negara negara berkembang. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita luhur yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Muslimin pada umumnya yakni suatu bangunan besar tempat shalat. berjama ah dengan berbagai atribut kemasjidannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai, seperti makanan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB V PENUTUP. dalam kajian ilmu sosial. Di setiap daerah-daerah atau kota besar di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Republik Indonesia adalah: melindungi segenap bangsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi mendatang yang sangat berharga. Bisa dikatakan bahwa baik buruknya generasi sebuah bangsa ditentukan oleh tangan-tangan pengembangnya. Dalam hal ini ditangan anaklah tergenggam masa depan bangsa. Di dalam UUD 1945 pasal 34 (ayat 1) yang diamanatkan oleh negara berbunyi fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara dan negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31). Penjelasan tentang saling melindungi, memelihara dan menolong antar sesama manusia khusunya kepada kaum yang membutuhkan bantuan yaitu fakir miskin pada penjelasan UUD diatas juga memiliki keterkaitan yang terdapat pada Al-Qur an (Q.S. Al-Anfal:73) berbunyi: Artinya: Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." 1

2 Dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai perintah Allah yang mengharuskan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin. Maka dari itu saling tolong menolong antara sesama muslim sangat dianjurkan, terutama kepada anak jalanan, karena mereka tergolong sebagai fakir miskin yang harus dilindungi. Realita yang terjadi sekarang ini banyak anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan pertolongan dari masyarakat yang lebih mampu, sesuai dengan anjuran pada Al-Qur an pula justru terabaikan. Pada akhirnya untuk tetap melanjutkan hidupnya mereka bekerja di jalanan. Faktor perekonomian, keluarga, lingkungan menjadi alasan bagi mereka untuk memilih lepas dari hidup yang wajar, dan memilih keluar dari zona aman. Banyak fenomena yang terjadi pada masyarakat terutama mengenai anak jalanan, gelandangan, dan pengemis menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan masyarakat pada umumnya dan pada peneliti pada khususnya. Berikut ini ada beberapa tipe pandangan yang kerap sekali adanya perlakuan atau sikap yang terjadi dari masyarakat terhadap anak-anak yang kurang beruntung yaitu anak jalanan, gelandangan, dan pengemis, mereka masyarakat menunjukkan antipati, dehumanisasi, acuh tak acuh, bahkan tidak peduli atas nasib anak jalanan dikemudian hari. Keberadaan anak jalanan di kota Ponorogo ini bukan hal yang asing lagi. Banyak cara yang digunakan untuk mencegah semakin banyaknya anakanak yang turun ke jalan, disamping usaha untuk mencoba menarik anak-anak yang sudah turun ke jalan untuk hidup secara baik dalam masyarakat. Namun

3 seakan-akan berbagai usaha itu lenyap tanpa hasil karena pada kenyataannya jumlah anak jalanan, gelandangan dan pengemis semakin hari semakin meningkat karena berbagai keterpurukan yang dialami bangsa ini. Kegiatan penjaringan yang di lakukan Satpol PP Kabupaten Ponorogo razia gepeng yang digelar Jumat (17/01/2014), menemukan tujuh titik yang menjadi sasaran operasi diantaranya perempatan Jl. Imam Bonjol, pertigaan Jenes, perempatan Tambakbayan, perempatan pasar Songgolangit, perempatan Tonatan, perempatan patung Sukowati, Jl. Pramuka dan sekitar stadion. Puluhan gelandangan dan pengemis yang berhasil dirazia selain dilakukan pendataan dan dikumpulkan di kantor Satpol PP kemudian diserahkan ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) untuk dilakukan pembinaan (Ridwan, www.lensaindonesia.com, diakses 5 Oktober 2014). Berdasarkan fakta diatas dapat disimpulkan masih banyak sekali saudara kita di kota Ponorogo yang hidup jauh dari kata layak, dan berpendidikan rendah. Selain pendidikan akademik, kurang pula pendidikan agama untuk mereka anak jalanan. Agama yang akan menuntun arah jalan hidup mereka untuk hidup yang lebih tertata lagi, maka dalam hal ini pendidikan agama sangat berperan penuh. Pendidikan dan pemahaman agama pada kalbu anak diibaratkan dengan tanah. Tanah yang subur bersih dari rumput yang berbahaya, jika ditanami maka ia akan tumbuh dengan baik. Semakin baik perawatannya,

4 semakin baik pula hasilnya. Sebaliknya, jika tanahnya beragam penuh rumput yang berbahaya, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil yang baik. Pendidikan Islam sangat berperan penting bagi mereka, membersihkan rohani dan sebagai alat untuk memperbaiki akhlak. Dengan pendidikan Islam ini yang didalamnya secara khas memiliki ciri Islami, dan berbeda dengan konsep pendidikan lain yang kajiannya lebih memfokuskan pada pemberdayaan umat berdasaran Al-Qur an dan hadist. Artinya kajian pendidikan Islam bukan sekedar menyangkut aspek normatif ajaran Islam, tetapi juga terapannya dalam ragam materi, institusi, budaya, nilai, dan dampaknya terhadap pemberdayaan umat (Minarti, 2013: 25). Melalui pendidikan Islam ini anak akan tahu mana arah yang baik, dan tidak menyimpang ajaran agama yang kerap sekali terjadi di dunia luar yaitu jalanan. Mereka mendapatkan pendidikan Islam yang nanti akan menuntun mereka menjadi hidup yang lebih baik lagi. Mereka akan mendapatkan dasar-dasar pendidikan Islam, yaitu dari Al-Qur an yang merupakan kitab suci terakhir kepada Nabi Muhammad untuk dijadikan pedoman bagi manusia, sekaligus sebagai sumber nilai dan norma setelah sunnah dan sunnah hadistt (Minarti, 2013: 40). Islam menganjurkan mendidik anak-anak mengenai nilai, ilmu dan pemikiran agar iman dapat meresap dalam jiwa mereka dan tidak hanya berada lisan saja tetapi juga dihati, tutur kata dan sikap mereka sehari-hari. Oleh karena itu dalam pribadi manusia harus ditanamkan iman didalam

5 hatinya, sehingga iman dapat tumbuh dalam jiwa dan raganya. Dari hal ini manusia hidup tidak hanya menjadi budak dunia (Muslim, 2010: 253). Sejauh ini, program penanganan masalah anak jalanan yang dilakukan LSM ada yang berupa pelayanan langsung pada anak, baik pelayanan umum maupun pelayanan khusus, ada juga yang ditujukan pada pihak orang tua atau keluarga si anak. Pelayanan umum di sini adalah bentuk kegiatan yang diberikan secara rutin untuk semua kategori anak, sedangkan pelayanan khusus adalah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk merespon kasus-kasus tertentu, misalnya untuk kasus-kasus yang dialami anak yang berkonflik dengan hukum atau korban kekerasan seksual (Subhansyah, dkk., 2014: 60-61). Melihat begitu penting suatu Unit Lembaga atau LSM untuk naungan bagi anak jalanan, selain itu berfungsi pula membantu mereka serta melindungi baik secara moral, jasmani maupun rohani. Manfaat lain dari LSM yaitu memberikan pendidikan untuk mereka terutama mengenai pendidikan agama yang senantiasa menanamkan iman di dalam diri anak jalanan, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimanakah model pendidikan Islam anak jalanan di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis. Di dalam Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo ini terdapat strategi khusus yang dipergunakan untuk menangani setiap masalah yang menimpa mereka seperti anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Adapun proses pelayanan dan rehabilitasi sosial

6 tersebut sudah terstruktur. Di dalam struktur ini sasaran utamanya yaitu gepeng, orang terlantar, dan rawan sosial ekonomi. Pada susunan struktur ini dibagi menjadi beberapa tahap, dari tahap pertama hingga tahap keenam. Melalui tahap tersebut klien mendapatkan pelayanan khusus di dalam Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis, sesuai dengan masalah dan kendala masingmasing yang dialami klien. Berikut tahap-tahap yang terdapat di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun- Ponorogo. Tahap pertama yaitu penerimaan klien, tahap kedua kegiatan pendalaman masalah, tahap ketiga rehabilitasi sosial, tahap keempat tahap resosialisasi/penyaluran, tahap kelima bimbingan dan pembinaan lanjut, tahap keenam terminisasi atau kegiatan penutupan pencatatan kasus klien, pemutusan hubungan pelayanan/pertolongan antar pegawai sosial. Selain tahap-tahap berikut yang terdapat di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo, cara masuk atau penjaringan di dalam unit ini pun berbeda-beda. Adapun petugas dari dinas sosial yang khusus menangani hal semacam ini tentang gepeng serta langsung turun kejalan dan kemudian mengarahkan untuk di rehab, ada pula dari masyarakat yang datang sendiri ke unit dengan tujuan hidupnya akan menjadi lebih baik apabila berada disana. Masa penanganan di unit ini pun berbeda-beda. Jangka waktunya bertahap sampai maksimal satu tahun yang sudah ditentukan dari pihak unit

7 rehabilitasi, namun jika dalam waktu yang ditentukan klien (anak jalanan, gepeng) masih belum siap bahkan belum bisa lepas untuk menjalani hidup di luar unit rehabilitasi tersebut, artinya klien masih ketergantungan dengan apaapa yang ada di unit rehabilitasi, maka terdapat kebijakan sendiri dari Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo untuk menambah jangka waktu (masa kontrak), bisa lebih dari satu tahun. Hasil dari pembinaan di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis ini meliputi keterampilan dan bertambahnya ilmu terutama mengenai ilmu agama. Keterampilan itu antara lain seperti keterampilan dalam membuat kerajinan tangan, menjahit, sebagai bekal peluang mendapatkan lapangan pekerjaan setelah keluar dari Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo tersebut. Mengenai ilmu pendidikan Islam yang didapat begitu beragam, di dalam Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis ini klien yaitu anak jalanan, gelandangan dan pengemis mendapatkan siraman rohani yang rutin seperti pengajian, membaca Al-Qur an bersama, shalat berjamaah secara tertib bersama-sama. Sehingga mereka memiliki bekal ilmu agama yang cukup untuk kehidupan mereka setelah mereka keluar dari Rehabilitasi. Masalah ini penting untuk diteliti, karena: (1) Untuk mengetahui bagaimana aktivitas anak jalanan, gelandangan Pengemis di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis; (2) Untuk mengetahui pendidikan Islam yang seperti apa yang terdapat pada Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis.

8 Dalam pemberian pendidikan di Unit ini terutama mengenai pendidikan Islam sangat terlihat jelas dampak positifnya. Dampak positif bagi anak jalanan, gelandangan dan pengemis dapat terlihat dari sikap yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini ditunjukkan seperti lebih sehat dalam mengatur pola hidupnya, lebih rutin dalam mengerjakan perintah Allah terutama shalat lima waktu, dan juga memilki semangat bekerja yang lebih. Berdasarkan fakta dan kecenderungan diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang Model Pendidikan Islam Anak Jalanan (Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis) yang berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta no 208 Ponorogo. B. Fokus Masalah Fokus masalah dalam penelitian ini ialah Model penanaman Pendidikan Islam oleh Unit Pelaksana Teknis Rehabilitas Sosial Gelandangan dan Pengemis, materi keagamaan, metode atau cara dalam penyampaian pendidikan Islam tersebut, dan model terapannya terhadap anak jalanan. C. Rumusan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, maka penelitian ini merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana Model Pendidikan Islam Anak Jalanan pada Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun- Ponorogo?

9 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik model pendidikan Islam baik dari segi materi, metode dalam penyampaian pendidikan Islam di Unit Pelaksana Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo. E. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan yang berkaitan dengan model pendidikan Islam pada anak jalanan yang meliputi gelandangan dan pengemis dan bermanfaat bagi mereka, serta memperkuat pendidikan dan ilmu Islam yang memupuk akhlaq yang baik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Dinas Sosial Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo, sebagai referensi untuk menambah wawasan dalam upaya peningkatan keefektifan pendidikan anak jalanan gelandangan dan pengemis melalui pendidikan agama.

10 b. Bagi masyarakat sekitar, memberikan sumbangan pengetahuan dan moral, bahwa anak jalanan, gelandangan, pengemis juga layak mendapatkan pendidikan serta perhatian. c. Bagi peneliti, membantu peneliti untuk mengetahui dan memahami model pendidikan anak jalanan di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo. Memperoleh pengalaman nyata dan mengetahui secara langsung situasi dan kondisi yang nantinya akan menjadi bidang garapannya. F. Sistematika Pembahasan Sistematika yang dimaksud untuk menjelaskan susunan tata urutan dalam pembahasan skripsi ini serta untuk memberikan kemudahan dalam memahaminya. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan. Bab ini berfungsi untuk memaparkan pola dasar dari keseluruhan isi skripsi yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II. Kajian teori dan/atau telaah pustaka. Berfungsi menjelaskan teori tentang pengertian model, pengertian pendidikan Islam, pengertian dari anak jalanan, serta pentingnya pemahaman Islam dikalangan anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Sedangkan telaah pustaka yang terdiri dari penelitian terdahulu berfungsi untuk mengetahui sisi mana dari peneliti yang telah diungkap dan sisi lain yang belum terungkap, diperlukan kajian terdahulu. Dengan demikian akan mudah untuk menentukan fokus yang akan

11 dikaji yang belum disentuh oleh peneliti-peneliti terdahulu yang berkaitan dengan model pendidikan Islam anak jalanan di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo. Bab III. Metode Penelitian. Berfungsi menjelaskan pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan pengecekan keabsahan temuan. Bab IV. Paparan hasil penelitian. Berfungsi membahas tentang: gambaran umum lokasi penelitian, paparan data temuan penelitian, yang terdiri dari berbagai data-data yang mencakup tentang berbagai model pendidikan dan kegiatan ibadah yang dilakukan anak jalanan di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun- Ponorogo, analisis pembahasan hasil penelitian tentang model pendidikan dan kegiatan ibadah yang dilakukan anak jalanan di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo. Bab V. Penutup. Membahas tentang: Kesimpulan dan saran. Berfungsi untuk mempermudah pembaca dalam mengambil intisari dari penelitian yang telah dilakukan.