DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

KONSTRUKSI GENERATOR DC

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SERI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

TUGAS PERTANYAAN SOAL

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

GENERATOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI. arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Universitas Medan Area

Created By Achmad Gunawan Adhitya Iskandar P Adi Wijayanto Arief Kurniawan

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II GENERATOR SINKRON

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB 2. MESIN DC. Model konstruksi berbagai mesin DC dapat dilihat pada gambar 2.0 di bawah. (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii)

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. putaran dari motor. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

GENERATOR SINKRON Gambar 1

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

Transformator (trafo)

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGEREMAN MOTOR DC PENGUATAN SERI DENGAN METODE DINAMIK DAN PLUGGING

3/4/2010. Kelompok 2

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Klasifikasi Motor Listrik

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC).

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

Politeknik Negeri Sriwijaya

MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC)

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

ANALISIS PENGARUH BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK DAN EFISIENSI GENERATOR ARUS SEARAH PENGUATANN KOMPON KUMULATIF DAN KOMPON DIFERENSIAL

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

HANDOUT MESIN-2 LISTRIK

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again. TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK LUAR GENERATOR ARUS SEARAH PENGUATAN BEBAS DENGAN GENERATORR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU) O L E H ARWINSYAH 030402023 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

ABSTRAK Generator DC digunakan untuk peralatan yang membutuhkan supply arus searah. Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator DC dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas dan generator berpenguatan sendiri. Karakteristik yang ada pada generator DC antara lain karakteristik beban nol, karakterik berbeban, dan karakteristik luar. Karakteristik luar sebuah generator DC menunjukkan bagaimana perubahan tegangan terminal ( V t ) terhadap beban yang berubah ubah. Karakteristik terminal generator DC penguatan shunt berbeda dengan generator DC penguatan bebas karena besar arus medannya tergantung pada tegangan terminal. Ketika beban pada generator dinaikan maka arus saluran I L akan naik sehingga arus jangkar I a juga naik. Kenaikkan I a menyebabkan kenaikan drop tegangan pada resistansi jangkar I a R a, sehingga tegangan terminal akan turun. Dalam tugas akhir ini penulis akan melakukan pengujian perbandingan karakteristik luar generator DC shunt dengan generator DC penguatan bebas sehingga akan diketahui perbedaan penurunan tegangan terminal pada masing-masing generator tersebut. iv

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i ABSTRAK.. iv DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR..viii BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang. 1 I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan 2 I.3 Batasan Masalah.. 2 I.4 Metode Penulisan 3 I.5 Sistematika Penulisan.. 4 BAB II GENERATOR ARUS SEARAH II.1 Umum 6 II.2 Konstruksi Generator Arus Searah 6 II.3 Prinsip Kerja Generator Arus Searah 13 II.4 Prinsip Penyearah.. 15 II.5 Reaksi Jangkar.. 18 II.6 Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Arus Searah... 20 II.7 Pengaturan Tegangan Generator Arus Searah. 22 II.8 Jenis-jenis Generator Arus Searah 23 v

II.8.1 Generator Arus Searah Berpenguatan Bebas. 23 II.8.2 Generator Arus Searah Berpenguatan Sendiri 24 BAB III GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT III.1 Generator DC Penguatan Bebas.. 28 III.2 Karakteristik Generator DC Penguatan Bebas 29 III.2.1 Karakteristik Beban Nol... 29 III.2.2 Karakteristik Berbeban. 31 III.2.3 Karakteristik Luar. 32 III.3 Generator DC Penguatan Shunt.. 34 III.4 Karakteristik Generator DC Penguatan Shunt 35 III.4.1 Karakteristik Beban Nol... 35 III.4.2 Karakteristik Berbeban. 37 III.4.3 Karakteristik Luar. 38 BAB IV PERBANDINGAN KARAKTERISTIK LUAR GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT IV.1 Pengujian Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Dan Generator DC Penguatan Shunt.. 40 IV.1.1 Umum 40 IV.1.2 Peralatan Yang Digunakan... 40 vi

IV.1.3 Percobaan Karakteristik Luar Untuk Generator DC Penguatan Shunt 41 IV.1.3.1 Umum.. 41 IV.1.3.2 Rangkaian Percobaan... 42 IV.1.3.3 Prosedur Percobaan.. 42 IV.1.3.4 Data Hasil Percobaan... 43 IV.1.4 Percobaan Karakteristik Luar Untuk Generator DC Penguatan Bebas 44 IV.1.4.1 Umum.. 44 IV.1.4.2 Rangkaian Percobaan.. 44 IV.1.4.3 Prosedur Percobaan. 45 IV.1.4.4 Data Hasil Percobaan.. 46 IV.2 Analisis Karakteristik Luar Generator DC penguatan Bebas Dengan Generator DC Penguatan Shunt.. 47 BAB V PENUTUP.. 55 DAFTAR PUSTAKA vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Konstruksi generator Arus Searah.. 6 Gambar 2.2. Rangka generator Arus Searah.. 7 Gambar 2.3. Kutub Magnet Mesin Arus Searah... 8 Gambar 2.4. Konstruksi Sikat. 9 Gambar 2.5. Konstruksi komutator 10 Gambar 2.6. Konstruksi Jangkar Generator Arus Searah... 10 Gambar 2.7. Bentuk Umum Belitan Jangkar... 11 Gambar 2.8. Belitan Progresif dan Kumparan Retrogresif... 12 Gambar 2.9. Suatu penghantar yang diputar dalam medan magnet... 13 Gambar 2.10. Bentuk gelombang tegangan yang dihasilkan... 13 Gambar 2.11. Suatu penghantar yang ditembus oleh fluksi... 16 Gambar 2.12. Ilustrasi proses penyearahan... 17 Gambar 2.13. Bentuk gelombang tegangan hasil dari proses penyearahan... 18 Gambar 2.14. Proses terjadinya reaksi jangkar... 19 Gambar 2.15. Proses pergeseran bidang netral... 20 Gambar 2.16. Proses pembangkitan tegangan pada generator arus searah... 21 Gambar 2.17. Rangkaian Generator DC Penguatan Bebas... 23 Gambar 2.18. Rangkaian Generator DC Shunt... 24 Gambar 2.19. Rangkaian Generator DC Seri... 25 viii

Gambar 2.20. Rangkaian Generator DC Kompon Panjang... 25 Gambar 2.21. Rangkaian Generator DC Kompon Pendek... 26 Gambar 2.22. Diagram Aliran Daya Generator DC... 26 Gambar 3.1. Rangkaian Ekivalen Generator DC Penguatan Bebas... 28 Gambar 3.2. Kurva Beban nol Generator DC Penguatan Bebas... 30 Gambar 3.3. Kurva Berbeban Generator DC Penguatan Bebas... 31 Gambar 3.4. Kurva Karakteristik Terminal Generator DC Penguatan Bebas... 33 Gambar 3.5. Rangkaian Ekivalen Generator DC Shunt... 34 Gambar 3.6. Kurva Beban Nol secara teoritis... 36 Gambar 3.7. Kurva Beban Nol sebenarnya... 37 Gambar 3.8. Kurva Karakteristik luar Generator DC Shunt... 39 Gambar 4.1. Rangkaian Percobaan Karakteristik Luar... 42 Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas... 44 Gambar 4.3. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Shunt Secara Teori... 49 Gambar 4.4. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Shunt yang di dapat dalam Pengujian... 49 Gambar 4.5. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Secara Teori... 52 Gambar 4.6. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Pada Pengujian... 52 ix

Gambar 4.7. Kurva Perbandingan Karakteristik Luar Generator DC Shunt Dengan Generator DC Penguatan Bebas... 54 x

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak berbeda dengan motor DC kecuali pada arah aliran daya. Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas dan generator berpenguatan sendiri. Generator DC berpenguatan bebas merupakan generator yang mana arus medannya di suplai dari sumber DC eksternal. Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan R f akan menghasilkan arus I f dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator. Karena tegangan E a tidak tergantung pada I a maka karakteristik terminal generator penguatan bebas adalah berupa garis lurus. Ketika beban yang disuplai generator naik maka arus jangkar I a naik dan drop I a R a naik sehingga tegangan terminal generator akan jatuh. Karakteristik terminal generator DC shunt berbeda dengan generator DC berpenguatan bebas oleh karena besar arus medannya tergantung pada tegangan terminal. Ketika beban pada generator dinaikan arus saluran I L akan naik sehingga arus jangkar I a juga naik. Kenaikkan I a menyebabkan kenaikan drop tegangan pada resistansi jangkar I a R a, sehingga tegangan terminal akan 1

turun. Ketika tegangan terminal turun arus medan pada mesin ikut turun. Ini menyebabkan fluks pada mesin turun sehingga nilai E a turun yang menyebabkan tegangan terminal akan turun lebih jauh. Dengan demikian, perlu dilakukan pengujian generator DC penguatan bebas dengan generator DC shunt berupa analisa data-data yang diambil dari laboratorium. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan karakteristik tegangan terminal terhadap arus beban dari kedua jenis generator DC tersebut. I.2. Tujuan Dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbandingan karakeristik luar dari generator DC penguatan bebas dengan generator DC shunt. Manfaat penulisan tugas akhir ini bagi penulis adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan tentang karakteristik generator DC penguatan bebas dan generator DC shunt untuk keadaan beban yang berubah-ubah. Sedangkan bagi para pembaca, diharapkan semoga tugas akhir ini dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya pengetahuan dan memberikan kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut. I.3. Batasan Masalah Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan pada tugas akhir ini, maka penulis perlu membuat batasan cakupan masalah yang akan dibahas. Hal ini diperbuat supaya isi dan pembahasan dari tugas akhir ini menjadi lebih 2

terarah dan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun batasan masalah pada penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Jenis generator yang digunakan dalam percobaan ini adalah generator DC penguatan bebas dan generator DC shunt. 2. Tidak membahas motor arus searah ( DC ). 3. Tidak membahas karakteristik beban nol dan karakteristik berbeban dari generator DC. 4. Spesifikasi generator DC yang digunakan untuk percobaan adalah generator DC buatan Pabrik AEG Jerman pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU. I.4. Metode Penulisan Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan beberapa metode studi diantaranya : 1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal dan lain-lain. 2. Studi lapangan yaitu dengan melaksanakan percobaan di Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU. 3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas akhir ini dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak departemen Teknik Elektro USU, dengan dosen-dosen bidang 3

Konversi Energi Listrik, asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik dan teman-teman sesama mahasiswa. I.5. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini maka penulis menyusun sitematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : GENERATOR ARUS SEARAH Bab ini menjelaskan tentang generator arus searah secara umum, konstruksi, prinsip kerja, tegangan induksi generator arus searah, pengaturan tegangan, reaksi jangkar, sistem penyearah, dan jenisjenis generator. BAB III : GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT Bab ini menjelaskan tentang karakteristik generator DC penguatan bebas dan generator DC shunt BAB IV : PERBANDINGAN KARAKTERISTIK LUAR GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC SHUNT Bab ini menjelaskan tentang penerapan pengujian karakteristik luar generator DC penguatan bebas dan generator DC shunt yaitu dengan 4

melaksanakan percobaan pada di Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro FT USU. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil percobaan. 5

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH II.1. Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang umumnya hampir sama dengan komponenn mesin mesin listrik lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat yang mengkonversikan energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik arus searah. Yang membedakannya dengan generator lain yaitu terletak pada komponenn penyearah yang terdapat didalamnya yang disebut dengan komutator dan sikat. II.2. Konstruksi Generator Arus Searah Secara umum generator arus searah memiliki konstruksi yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang berputar ( rotor ) dan bagian yang diam ( stator ). Yang termasuk stator adalah rangka, komponen magnet dan komponen sikat. Sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar, kumparan jangkar dan komutator. Secara umum konstruksi generator arus searah adalah seperti gambar berikut : rangka Gambar 2.1 Konstruksi generator Arus Searah 6

1. Badan Generator ( Rangka ) Rangka motor arus searah secara umum memiliki dua fungsi, yaitu : a. Merupakan sarana pendukung mekanis untuk mesin secara keseluruhan, seperti meletakkan alat alat tertentu dan melindungi bagian bagian mesin lainnya. b. Sebagai bagian dari tempat mengalirnya fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutub-kutub mesin. Untuk mesin kecil, dimana pertimbangan harga lebih dominan daripada beratnya, biasanya rangka terbuat dari besi tuang, tetapi untuk mesin-mesin besar pada umumnya terbuat dari baja tuang atau baja lembaran. Pada badan generator juga terdapat name plate yang berisi informasi spesifikasi secara umumm atau data data teknik dari generator, serta kotak tempat terminal dari kumparan medan maupun jangkar. Gambar 2.2 Rangka generator Arus Searah Rangka ini pada bagian dalamnya dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti, selain itu rangka juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi untuk memperkecil rugi rugi histeresis, disamping kuat secara mekanis. 7

2. Magnet penguat dan kumparan penguat medan Sebagaimana diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada generator arus searah dihasilkan oleh kutub magnet buatan yang dihasilkan dengan prinsip elektromagnetik. Magnet penguat terdiri dari inti kutub dan sepatu kutub (lihat Gambar 2.3). Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah : a. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang lebar, maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet. b. Sebagai pendukung secara mekanis untuk kumparan penguat atau kumparan medan. Inti kutub terbuat dari lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu kutub dilaminasi dan di baut ke inti kutub. Sedangkan kutub (inti kutub dan sepatu kutub) dibaut atau dikeling ke rangka mesin. Inti Kutub Yang Dilaminasi Kumparan Penguat (Kumparan Medan) Sepatu Kutub Yang Dilaminasi Gambar 2.3 Kutub Magnet Mesin Arus Searah Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga (berbentuk bulat atau strip/persegi), yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran tertentu (lihat Gambar 2.3). Lilitan penguat magnet berfungsi untuk mengalirkan arus listrik untuk terjadinya proses elektromagnetik. 8

3. Sikat Sikat terbuat dari karbon, grafit, logam grafit, atau campuran karbon-grafit, yang dilengkapi dengann pegas penekan dan kotak sikat. Besarnya tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan keinginan. Permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Karbon yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi listrik, dan koefisien gesekan yang rendah untuk mengurangi keausan. Agar gesekan antara komutator dan sikat tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih lunak daripada komutator. Sikat ini berfungsi untuk sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan jangkar, selain itu memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi. Gambar 2.4 Konstruksi Sikat 4. Komutator Komutator terbuat dari batangan tembaga yang dikeraskan, yang diisolasi dengan bahan sejeniss mika. Adapun fungsi komutator ini adalah untuk mengumpulkan arus listrik induksi dari konduktor jangkar dan mengkonversikannya menjadi arus searah melalui sikat yang disebut komutasi. 9

Commutator Lugs Segmen Tembaga Yang Diisolasi Ujung Kelem Gambar 2.5 Konstruksi komutator 5. Inti Jangkar Inti jangkar generator arus searah berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya GGL induksi. Inti jangkar dibuat dari bahan ferromagnetik, dengan maksud agar kumparan-kumparan (lilitan jangkar) terletak dalam daerah yang induksi magnetnya besar, supaya GGL induksi yang terbentuk dapat bertambah besar. Gambar 2.6 Konstruksi Jangkar Generator Arus Searah 10

Seperti halnya inti kutub magnet, maka jangkar dibuat dari bahan berlapis- pusar (eddy lapis tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus current). Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silicon dan pada umumnya alur tidak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secara berlapis. 6. Belitan Jangkar Pada generator arus searah, belitan jangkar berfungsi sebagai tempat terbentuknya ggl induksi. Umumnya kumparan jangkar (rotor) berbentuk seperti permata, seperti pada gambar berikut : Gambar 2.7 Bentuk Umum Belitan Jangkar Adapun jumlah konduktor dalam belitan jangkar tersebut : Z = 2CN..........( 2.1 ) Di mana : C = jumlah belitan pada rotor atau segmen komutator pada rotor N = jumlah lilitan setiap belitan. Normalnya bentangan belitan adalah 180 0 listrik, yang berarti ketika sisi belitan yang satu berada di tengah suatu kutub, sisi lainnya berada di tengah kutub yang berbeda polaritasnya. Sedangkan secara fisik kutub yang adaa tidak saling terletak 180 0 mekanis. Adapun untuk menentukan hubungan sudut dalam derajat mekanis dan derajat listrik, dapat digunakan formula berikut : p θ = 2 listrik θm mekanis.. ( 2.22 ) 11

Di mana : θ listrik P θ mekanis = sudut dalam derajat listrik = jumlah kutub = sudut dalam derajat mekanis belitan yang membentang 180 0 listrik memiliki tegangan yang sama antar sisi-sisinya dan berlawanan arah setiap waktu. Belitan ini disebut sebagai kumparan kisar penuh (full-pitch coil). Sedangkan belitan yang bentangannya kurang dari kisaran kutubnya (180 0 listrik) disebut sebagai belitan kisar fraksi (fractional-pitch coil) atau kumparan tali busur (chorded winding) ). Adapun hubungan antara belitan rotor dengan segmen komutatornya terbagi atas 2 macam : 1. Belitan Progresif (Progressive winding). Adalah belitan yang sisi belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator mendahului kumparan sebelumnya. 2. Belitan Retrogresif (Retrogressive winding). Adalah kumparan yang sisi belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator membelakangi belitan sebelumnya. Gambar 2.8 Belitan Progresif dan Kumparan Retrogresif 12

II. 3. Prinsip Kerja Generator Arus Searah Suatu generator arus searah bekerja berdasarkan prinsip induksi magnetis sesuai dengan Hukum Faraday. Bila sebuah penghantar dalam medan magnet maka pada penghantar akan diinduksikan tegangan bolak-balik. Gambar 2.9. Suatu penghantar yang diputar dalam medan magnet Medan magnetnya dihasilkan oleh kumparan medan sedangkan untuk menghasilkan efek perubahan fluksi maka belitan penghantar diputar oleh prime mover. Tegangan yang dihasilkan dapat terlihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2.10. Bentuk gelombang tegangan yang dihasilkan 13

Posisi I : fluksi yang menembus belitan maksimum tapi perubahan fluksi adalah minimum. Ini disebabkan belitan AB dan CD tidak terpotong fluksi sehingga EMF = 0 Posisi III : fluksi yang menembus belitan minimum tapi perubahan fluksi adalah maksimum akibatnya EMF yang terinduksi juga maksimum. Untuk posisi putaran berikutnya sama dengan posisi di atas yaitu untuk posisi I EMF induksi maksimum, posisi F maksimum. Apabila terminal-terminal dari generator dihubungkan ke beban maka akan terbentuk atau mengalir arus. Karena tegangan induksi adalah bolak balik maka arus induksinya juga boleak balik. Tegangan bolak balik inilah yang akan disearahkan dengan komutator yang akan diuraikan berikutnya. Persamaan tegangan bolak balik yang dihasilkan dalam hal ini dapat diturunkan dari hukum Faraday, yaitu : dφ e = N... (2.3) dt Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa fluksi yang dihasilkan adalah fluksi yang berubah terhadap waktu dan berbentuk sinusoidal, maka persamaan fluks dalam rangkaian kumparan adalah : Φ = Φ m Cos ωt... (2.4) dφ = - ω Φ m Sin ωt dt Maka persamaan (2.9) di atas dapat diturunkan menjadi : e = - N ω Φ m Sin ωt dt dt e = N ω Φ m Sin ωt... (2.5) 14

Tegangan induksi ini akan mencapai maksimum pada saat w t = π/2 rad, maka tegangan induksi maksimum : E max = N Φ m ω... (2.6) Persamaan (2.11) di atas dapat ditulis menjadi : e = E max Sin ωt... (2.7) Untuk harga efektif dari tegangan yang dihasilkan adalah : E E eff eff E eff Emax N Φ ω = = 2 2 2 π f N Φ = 2 = 4, 44 N Φ f (Volt) (2.8) Emf yang dihasilkan berupa siklus sinusoidal tegangan bolak-balik. Dengan cincin komutasi yang segmen-segmennya terhubung dengan ujung konduktor jangkar, menyebabkan perubahan pada tegangan keluarannya menjadi tegangan yang searah. Proses ini dinamakan proses komutasi. Tentang komutasi ini akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. II.4. Prinsip Penyearah Pada dasarnya tegangan dan arus yang dihasilkan oleh generator adalah bolak balik, maka untuk menjadi generator DC perlu dilakukan penyearahan, penyearahan ini dilakukan dengan komutator yang bentuknya sama dengan cincin seret tapi dibelah dua dan disatukan kembali dengan isolator. Masing masing belahan komutator dihubungkan dengan sisi kumparan tempat terbentuknya GGL. 15

Komutaor I dihubungkan dengan sisi AB dan komutator II dihubungkan dengan sisi CD ( lihat gambar di bawah ini ) Gambar 2.11. Suatu penghantar yang ditembus oleh fluksi Jika bahan kumparan ABCD berputar, maka sikat sikat akan bergesekan dengan komutator komutator secara bergantian. Peristiwa komutasi inilah yang menyebabkan terjadinya penyearahan yang prinsipnya adalah : 1. Mula mula sisi AB berada pada kedudukan 0 dan sisi CD berada pada kedudukan yang berlawanan yaitu b. pada saat ini tentu saja pada sisi AB dan CD tidak berbentuk GGL. Pada saat ini pula sikat sikat berhubungan dengan kedua komutator. Ini berarti sikat sikat mempunyai potensial 0. 2. Kumparan berputar terus yang dalam hal ini sisi AB bergerak di sebelah utara (dari kedudukan 0 menuju 3) dan sisi CD bergerak di daerah selatan. Sesuai dengan hukum tangan kanan maka GGL yang terbentuk pada sisi AB arahnya menuju kita, sedangkan pada sisi CD mendekati kita. Jika arus listrik di dalam 16

sumber mengalir dari ( - ) ke ( + ), maka pada saat itu komutator I dan sikat E berpotensial negatif, sedangkan komutator II dan sikat F berpotensial positif. Gambar 2.12. Ilustrasi proses penyearahan 3. pada saat sisi kumparan AB sampai pada kedudukan 6 dan CD kedudukan 12, maka pada saat ini sikat sikat berpotensial 0 karena GGL induksi yang terbentuk pada masing masing sisi kumparan adalah 0, sikat sikat hanya berhubungan dengan isolator. 4. kumparan ABCD bergerak terus, sisi AB bergerak di daerah selatan (dari kedudukan 6 menuju 12) sehingga GGL yang terbentuk pada sisi kumparan AB arahnya mendekati kita, sebaliknya pada sisi CD. Pada saat itu komutator I dan sikat F berpotensial positif sedangkan komutator II dan sikat E negatif. Sehingga tegangan yang diinduksikan adalah : 17

Gambar 2.13. Bentuk gelombang tegangan hasil dari proses penyearahan Pada saat ini terjadi pergantian arah arus pada harga negative ke positif pada suatu kumparan yang menghasilkannya dan peristiwa inilah yang disebut dengan komutasi. Peristiwa ini akan terjadi bila kumparan melewati garis netral pada waktu kumparan kumparan tersebut bergerak dari daerah antara permukaan kutub utara ke selatan atau sebaliknya. II.5. Reaksi Jangkar Jika generator arus searah dihubungkan ke beban melalui terminal out-put, maka arus listrik akan mengalir pada kumparan jangkarnya. Aliran arus ini akan menghasilkan fluksi medan magnet sendiri, yang akan mempengaruhi (distort) fluksi medan magnet yang telah ada sebelumnya dari kutub mesin. Pada keadaan ini fluks yang dihasilkan oleh generator akan menjadi berkurang karena arah kedua vektor fluksi magnetis tadi saling berlawanan. Adanya pengaruh fluksi magnetic yang ditimbulkan akibat arus beban ini dinamakan reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini akan menimbulkan dua masalah yakni: 18

Masalah pertama yang disebabkan oleh reaksi jangkar adalah pergeseran bidang netral (neutral plane). Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di dalam mesin dimana kecepatan gerak kumparan rotor benar-benar paralel dengan garis fluks magnet, sehingga induksi ggl pada bidang konduktor tersebut benar-benar nol. Gambar 2.14. Proses terjadinya reaksi jangkar Pada saat belum dibebani, sumbu sikat terletak pada garis netral magnetik yang tegak lurus terhadap fluksi utama, yaitu menurut garis OA. Sedangkan fluks utama Φ u pada generator digambarkan menurut garis OB. Setelah generator dibebani, maka akan timbul arus jangkar yang menimbulkan fluksi jangkar Φ a yang searah dengan vektor OA. Akibat interaksi kedua fluksi tersebut menimbulkan fluksi resultante Φ r yang searah dengan vektor OC. 19

Gambar 2.15. Proses pergeseran bidang netral Dengan timbulnya fluksi resultante Φ r ini, maka garis netral magnetik yang seharusnya tegak lurus fluksi utama OB, kini berubah menjadi tegak lurus terhadap garis OC; yaitu searah garis ON. Kalau keadaan ini dibiarkan maka akan timbul bunga api pada sikat. Untuk menghilangkannya, maka sikat harus digeser posisinya sehingga sumbu sikat kembali menjadi tegak lurus terhadap arah vektor fluks utama. Namun akibatnya fluks utama akan berkurang dan terjadi demagnetizing effect jika sikat digeser berlawanan dengan arah putaran mesin. Bila setiap terjadi perubahan beban sehingga sikat harus digeser tentunya sangat tidak dinginkan. Untuk mengatasinya maka dibuatlah kutub komutasi dan kumparan kompensasi. II.6. Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Arus Searah Pembangkitan tegangan pada generator arus searah tergantung pada keberadaan fluks sisa (residual flux) pada kutub-kutub generator. Ketika generator bekerja untuk pertama kali, tegangan internal akan dibangkitkan yaitu 20

E a = K Φ res ω... (2.9) Tegangan ini akan muncul di terminal generator yang mungkin sangat kecil. Namun ketika tegangan tadi muncul, maka arus akan mengalir ke kumparan medan generator V t I f =... (2.10) R f Arus medan ini menghasilkan gaya gerak magnet (ggm) di kutub mesin yang mana akan menambah fluksi di dalamnya. Penambahan fluks ini akan menambah tegangan internal pada jangkar (E a ) yang pada akhirnya akan menmbah tegangan terminal generator (V T ). Akibatnya ketika V T naik, maka I f juga akan ikut naik, kemudian Φ akan naik dan kembali E a dan V T naik dan begitu seterusnya. Proses pembangkitan tegangan ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Perhatikan bahwa peristiwa ini merupakan efek dari saturasi magnetik di permukaan kutub yang dapat membatasi tegangan terminal yang dibangkitkan generator. Gambar 2.16. Proses pembangkitan tegangan pada generator arus searah 21

Gambar 2-16 menunjukkan pembangkitan tegangan generator dalam tahapantahapan yang berlainan. Tahapan-tahapan ini digambarkan untuk memperjelas feedback positif antara tegangan internal generator dengan arus medannya. Pada generator yang sesungguhnya, tegangan tidak dibangkitkan dalam tahapan-tahapan tertentu, malah sebaliknya antara E a dan I f naik secara serempak sampai keadaan tunak tercapai. Ada beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan tidak terjadi pembangkitan tegangan pada generator arus searah, yaitu : a. Kemungkinan tidak adanya fluks sisa b. Arah putaran generator mungkin terbalik c. Besar tahanan medan mungkin diset terlalu besar dari nilai tahanan kritisnya. II.7. Pengaturan Tegangan Generator Arus Searah Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengatur tegangan pada generator dc shunt, yaitu : 1. Mengubah kecepatan ω m dari generator 2. Mengubah tahanan medan dari generator, sehingga merubah arus medannya. Mengubah tahanan medan adalah metode utama yang digunakan untuk mengatur tegangan terminal generator dc shunt. Jia tahanan medan R f diturunkan, maka arus medan I f = V T / R f akan naik. Jika I f naik maka akan terjadi penambahan fluks yang akan menaikkan tegangan internal generator E a yang pada akhirnya akan menaikkan tegangan terminal V T. 22

II.8. Jenis-Jenis Generator Arus Searah Berdasarkan metode eksitasi yang diberikan, maka generator arus searah dapat diklasifikasikan dalam dua jenis: II.8.1. Generator Arus Searah Berpenguatan Bebas (Separately Excited Generator). Pada jenis generator ini, fluks medan diperoleh dari sumber lain yang terpisah dari generator tersebut. Gambar 2.17. Rangkaian Generator DC Penguatan Bebas Tegangan searah yang diberikan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan R f akan menghasilkan arus I f dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan. Jika generator dihubungkan dengan beban R L, dan R a adalah tahanan dalam generator, maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah : V t = I L. R L... (2.11) E a = V t + I a. R a... (2.12) 23

I a = I L... (2.13) Drop tegangan pada sikat diabaikan II.8.2. Generator Arus Searah Berpenguatan Sendiri (Self Excited Generator). Pada generator jenis ini, fluksi medan dihasilkan oleh rangkaian medan yang terdapat pada generator itu sendiri. Untuk jenis ini terbagi 3 jenis, yaitu : 1) Generator Arus Searah penguatan shunt Gambar 2.18. Rangkaian Generator DC Shunt I = I + I. (2.14) A T F A L V = E + I R (2.15) V A A T I F =... (2.16) RF 24

2) Generator Arus Searah penguatan seri A S L Gambar 2.19. Rangkaian Generator DC Seri I = I = I... (2.17) T A A ( R R ) V = E I +... (2.18) A S 3) Generator Arus Searah penguatan kompon a) Generator DC Kompon Panjang A L F Gambar 2.20. Rangkaian Generator DC Kompon Panjang I = I + I. (2.19) T A A ( R R ) V = E I + (2.20) A S V T I F =.. (2.21) RF 25

b) Generator DC Kompon Pendek A L F Gambar 2.21. Rangkaian Generator DC Kompon Pendek I = I + I (2.22) T A ( I R I R ) V = E + (2.23) A A L S V T I F =. (2.24) RF II.9. Efisiensi Generator Arus Searah Untuk menjelaskan efisiensi pada generator arus searah, dapat diamati diagram aliran daya pada generator dc berikut ini Gambar 2.22 Diagram Aliran Daya Generator DC 26

Pada mesin dc (generator dan motor), ada tiga jenis efisiensi yang diperhitungkan, antara lain: 1. Efisiensi Mekanik. B Ea. I a η m = =... (2.25) A Daya Input Mekanik 2. Efisiensi Elektrik C V. I T L η e = =... (2.26) B Ea. I a 3. Efisiensi Komersial Keseluruhan C P out η c = =... (2.27) A P in P in P rugi η c =... (2.28) P in Dimana : P out = V T. I L... (2.29) 27

BAB III GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT III.1. Generator DC Penguatan Bebas Pada generator DC penguatan bebas, fluks medan diperoleh dari sumber lain yang terpisah dari generator tersebut. Tegangan searah yang diberikan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan R f akan menghasilkan arus I f dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan. Jika generator dihubungkan dengan beban R L, dan R a adalah tahanan dalam generator, maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah : V t = I L. R L...(3.1) E a = V t + I a. R a...(3.2) I a = I L...(3.3) Drop tegangan pada sikat diabaikan. Gambar 3.1. Rangkaian Ekivalen Generator DC Penguatan Bebas 28

III.2. Karakteristik Generator DC Penguatan Bebas Karakteristik adalah grafik yang menyatakan hubungan antara dua besaran listrik yang menentukan sifat sebuah mesin. Karakteristik generator arus searah penguatan bebas dapat dijelaskan sebagai berikut. III.2.1. Karakteristik Beban Nol Secara umum besarnya ggl yang dibangkitkan oleh generator di tulis sebagai: ΦZn p E a = x a. (3.4) 60 Dimana: Z = jumlah konduktor jangkar n = kecepatan putar rotor (rpm) p = jumlah kutub generator a = banyaknya jalur arus paralel. Dari persamaan diatas, didapat hubungan: E a = kφn.. (3.5) Dimana : k = suatu konstanta 29

Gambar 3.2. Kurva Beban nol Generator DC Penguatan Bebas Ketika arus medan dinaikkan, fluks magnet akan meningkat, begitu pula dengan E a yang berbanding lurus dengan arus medan tersebut pada saat kutub medannya belum jenuh. Hal ini direpresentasikan sebagai garis OB. Namun ketika kerapatan fluks meningkat terus, kutub generator menjadi jenuh, maka diperlukan peningkatan arus medan yang lebih tinggi untuk menaikkan tegangan yang sama ( E a ) dibandingkan ketika kutubnya belum jenuh, daerah kejenuhan ini diwakili oleh garis BC. Untuk generator arus searah dengan penguatan sendiri ( generator arus searah shunt, seri, dan kompon ), karakteristik beban nolnya akan meningkat sama seperti sama seperti generator berpenguatan bebas, tetapi setelah generator sempat dioperasikan, walaupun arus medannya disetel menjadi nol ampere, ggl generator tetap dibangkitkan walau nilainya kecil ( OA ), hal ini disebabkan oleh adanya magnet sisa ( remanensi ). 30

III.2.2. Karakteristik Berbeban Karakteristik berbeban digambarkan sebagai kurva yang menunjukkan hubungan antara tegangan terminal V t dan arus medan I f ketika generator dibebani. Kurva ini sebenarnya diturunkan dari kurva beban nol yang dilengkapi dengan nilai reaksi jangkar dan resistansi jangkarnya. Karena kurva ini memperhitungkan efek demagnetisasi dari reaksi jangkar dan jatuh tegangan pada jangkar yang secara praktis tidak terdapat pada kondisi tanpa beban. Gambar 3.3. Kurva Berbeban Generator DC Penguatan Bebas Kurva beban nol pada gambar 3.2 digambarkan kembali sebagai kurva pada gambar 3.3, dimana terlihat pada gambar 3.3 tersebut pada keadaan tanpa beban, arus penguat magnet diperlukan untuk tegangan nominal tanpa beban yang digambar sebagai garis oa. Pada keadaan berbeban, tegangan akan berkurang akibat efek demagnetisasi dari reaksi jangkar. Pengurangan ini dapat diatasi dengan peningkatan arus penguat 31

magnet yang sesuai. Garis ac mewakili demagnetisasi ampere-lilitan per kutub yang ekivalen. Kemudian, berarti untuk membangkitkan ggl yang sama pada keadaan berbeban pada saat tidak berbeban, arus penguat magnet harus dinaikkan sebesar ac=bd. Titik d terletak pada kurva LS yang menunjukkan hubungan antara ggl E yang dibangkitkan pada keadaan berbeban dan arus penguat magnet. Kurva LS secara praktis paralel terhadap kurva ob. Tegangan terminal V t akan lebih kecil daripada ggl E yang dibangkitkan, sebesar I a R a, dimana R a adalah resistansi rangkaian jangkar. Dari titik d, sebuah garis vertical de = I a R a di gambar. Titik e terletak pada kurva pembebanan penuh untuk generator. Dengan cara yang sama, titik-titik lainnya dilengkapi dan kurva pembebanan penuh MP di gambar. Sudut kanan segitiga bde dikenal sebagai segitiga tegangan ( drop reaction triangle ). Kurva kejenuhan beban untuk setengah beban penuh dapat dilengkapi dengan menghubungkan titik tengah garis-garis mn, bd dan lain sebagainya. III.2.3. Karakteristik Luar Karakteristik luar dari sebuah generator menunjukkan bagaimana perubahan tegangan terminal terhadap beban yang berubah-ubah. Pada gambar 3.4 diperlihatkan karakteristik luar untuk generator penguatan bebas. 32

Gambar 3.4. Kurva Karakteristik Terminal Generator DC Penguatan Bebas Untuk mengatur tegangan terminal generator V t dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Dengan mengubah kecepatan putar generator. Dari persamaan 3.5 terlihat bila n meningkat, maka E a akan menjadi besar dan dari persamaan 3.2 maka V t akan menjadi besar juga. 2. Dengan mengubah medan arus penguat. Jika R f kecil, maka I f akan menjadi besar. Hal tersebut menyebabkan fluks magnet akan meningkat, dan dari persamaan 3.4 maka E a akan meningkat juga, serta dari persamaan 3.2 maka V t juga akan meningkat. 33

III.3. Generator DC Penguatan Shunt Generator arus searah penguatan sendiri memperoleh arus magnetisasi dari dalam generator itu sendiri, oleh karena itu arus magnetisasi terpengaruh oleh nilai nilai tegangan dan arus yang terdapat pada generator. Dalam hal ini medan magnet yang dapat menimbulkan GGL mula mula ditimbulkan oleh adanya remanensi magnet pada kutub kutubnya. Pengaruh nilai nilai tegangan dan arus generator terhadap arus penguat tergantung bagaimana kumparan medan dengan kumparan jangkar. Generator arus searah penguatan shunt adalah generator penguatan sendiri dimana kumparan medannya dihubungkan pararel dengan kumparan jangkarnya, seperti terlihat pada gambar berikut : Gambar 3.5. Rangkaian Ekivalen Generator DC Shunt Persamaan arus : I = I + I ( 3.6 ) a f L 34

Dimana : I a = Arus jangkar ( Ampere ) I f = Arus medan ( Ampere ) I L = Arus yang mengalir ke beban ( Ampere ) Persamaan tegangan : E = V I Ra ( 3.7 ) a t + a V = I R ( 3.8 ) t f f Dimana : E a = Tegangan Induksi ( Volt ) V t = Tegangan Terminal ( Volt ) R a = Kumparan jangkar ( Ohm ) R f = Kumparan Medan ( Ohm ) III.4. Karakteristik Generator DC Penguatan Shunt Karakteristik karakteristik dari generator shunt hampir sama (sama bentuknya) dengan karakteristik karakteristik generator penguatan bebas. Karakteristik generator DC shunt dijelaskan sebagai berikut. III.4.1. Karakteristik Beban Nol Kurva ini menunjukkan hubungan antara kenaikan ataupun perubahan nilai pada arus medan shunt ( I f ) dengan tegangan induksi yang dihasilkan ( E a ). Pada generator penguatan sendiri seperti pada penguatan shunt I f nilainya diatur dengan bantuan rheostat dan nilainya dapat dilihat pada amperemeter. Generator nantinya 35

diputar dengan kecepatan yang konstan sehingga hanya terdapat variasi nilai antara I f dan E a nya saja. E a = E a ( I f ) dimana n = konstan dan I L = 0 I a = I f V o = E a I f R a Arus medan yang mengalir pada generator arus searah penguatan shunt sangat kecil, sehingga besarnya drop tegangan I f R a dapat diabaikan sehingga : V 0 E a ( I f ) ( Kurva magnetisasi ) V o = I f R f E a = c n φ φ ~ I f E a V o = K 1 I f ( 3.9 ) Dari persamaan 3.9 terlihat bahwa antara E a dan I f membentuk hubungan linear hal ini dikarenakan K 1 merupakan suatu konstanta, sehingga didapatkanlah kurva sebagai berikut : Gambar 3.6. Kurva Beban Nol secara teoritis Karena penguatan shunt ( Sumber dari generator itu sendiri), maka pada saat putaran nominal dan belum diberikan arus medan, telah ada tegangan remanensi (Tegangan sisa) akibat adanya fluksi sisa. Akibatnya pada kumparan shunt timbul 36

arus medan I f, mengalirnya arus I f akan memperkuat fluksi sisa tadi sehingga E a nominal. Pada saat harga I f tertentu mendekati nominal, akan timbul rekasi jangkar yang melemahkan fkusi medan, sehingga E a yang dibangkitkan tidak lagi berbanding lurus dengan I f, hal tersebut menyebabkan kurvanya menjadi : Gambar 3.7. Kurva Beban Nol sebenarnya III.4.2. Karakteristik Berbeban Karakteristik berbeban dapat diperoleh dengan cara yang sama seperti pada generator penguatan bebas. Sebenarnya karakteristik berbeban yang diperoleh untuk generator penguatan bebas dan generator shunt, adalah sama. Sedikit perbedaan dikarenakan arus-arus jangkar yang berbeda, I a = I L + I f untuk generator shunt dan I a =I L untuk generator penguatan bebas. Perbedaan arus jangkar menghasilkan perbedaan reaksi jangkar, dan memberikan sedikit perbedaan drop tegangan untuk keduanya. 37

III.4.3. Karakteristik Luar Kurva karakteristik luar merupakan kurva pada saat generator arus searah penguatan shunt dalam keadaan berbeban. Dimana kurva ini menunjukkan hubungan antara tegangan jepit ( V t ) sebagai fungsi dari arus pada beban ( I L ) pada putaran dan arus medan yang konstan. V t = f ( I L ) dimana n dan I f konstan Dari persamaan 3.2 didapatkan : Ea = Vt + I a Ra c. n.φ = V I Ra. φ ~ I f dan I a = I L + I f t + a c. n. I = V + ( I + I Ra n, I f, dan R a konstan, maka : f t L f ) K 1 = Vt + K 2I L + K 3 K1 K 3 = Vt + K 2I L = ( Vt K1 K 3 ) K 2I L = (3.10) Vt K 4 K 2I L Sehingga didapatkan untuk : I L = 0 V t = K 4. (3.11) V t = 0 I L = K 4 (3.12) K 2 Dimana : K 1 = Konstanta ( cni f - I f R a ) K 2 = Konstanta ( R a ) 38

Dari persamaan 3.11 dan 3.12 dapat digambarkanlah kurva karakteristik tegangan terminal ( V t ) terhadap arus beban ( I L ) seperti gambar berikut ini : V t Secara teori Secara praktek I L Gambar 3.8. Kurva Karakteristik luar Generator DC Shunt 39

BAB IV PERBANDINGAN KARAKTERISTIK LUAR GENERATOR DC PENGUATAN BEBAS DAN GENERATOR DC PENGUATAN SHUNT IV.1. Pengujian Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas dan Generator DC Penguatan Shunt IV.1.1. Umum Karakteristik luar dari sebuah generator menunjukkan bagaimana perubahan tegangan terminal terhadap beban yang berubah-ubah dengan arus medan yang konstan. Pada generator DC shunt, arus medannya tergantung pada tegangan keluaran dan tahanan medan. Pada umumnya, tahanan medan ditentukan antara 0,5 sampai 5 persen dari total arus output generator. Sedikit perubahan tegangan output dapat dihiraukan. Perubahan ini disebabkan oleh keadaan bahwa, dengan kenaikan arus beban, jatuh tegangan ( IR ) pada kumparan jangkar meningkat, menyebabkan tegangan output berkurang. Untuk karakteristik luar Generator DC penguatan bebas yang memiliki arus medan yang tetap, tegangan output akan berkurang dengan bertambahnya arus beban. Pengurangan ini disebabkan oleh tahanan jangkar dan efek reaksi jangkar. IV.1.2. Peralatan yang digunakan Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: 1. Generator DC Type GD 110/110, 220 V / 7,1 A (Armature), 220 V / 0,17 A (Field) 1,2 kw / 1400 rpm. 40

2. Motor DC (sebagai prime mover) Type GD 110/140, 220 V / 9,1 A (Armature), 220 V / 0,64 A (Field), 2 kw / 1500 rpm. 3. PTDC. 4. Digital LCR Multimeter TES 2712 5. Feedback Switch Unit EMT 180 A 6. Feedback Power Suplay PS189 7. Feedback Tacho Meter 8. Kabel. IV.1.3. Percobaan Karakteristik Luar Untuk Generator DC Penguatan Shunt IV.1.3.1. Umum Untuk mengetahui karakteristik luar dari generator DC shunt, maka generator dihubungkan dengan beban. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh perubahan arus beban terhadap tegangan jepit generator. Karakteristik luar didapat dengan : V = f (I L ) ; n = konstan I f = konstan 41

IV.1.3.2. Rangkaian Percobaan Gambar 4.1. Rangkaian Percobaan Karakteristik Luar IV.1.3.3. Prosedur Percobaan 1. Rangkaian dibuat seperti gambar di atas 2. Tutup switch S1 dan switch S 2, naikkan tegangan power suplay PS189, naikkan tegangan PTDC sehingga mesin berputar mencapai putaran nominalnya. 3. Maksimumkan tahanan medan R f dan tutup switch S 3 pada masing-masing rangkaian generator. 4. Atur PTDC sampai pembacaan tegangan terminal V 2 mencapai nominal. Catat pembacaan V 2 dan putaran generator T. dan pertahankan putaran generator konstan. 42

5. Tutup switch S 4 lalu naikkan beban R L bervariasi dan dicatat pembacaan arus beban pada A 3, pembacaan tegangan terminal pada V 2 dan pembacaan Torsi T. Sementara putaran n dan I f tetap dijaga konstan. 6. Minimumkan kembali PTDC dan buka semua switch untuk mematikan mesin. 7. Percobaan selesai. IV.1.3.4. Data Hasil Percobaan n = 1400 rpm I f = 0,15 Ampere R a = 3,84 Ohm I L ( Ampere ) V T ( Volt ) Torsi ( N-m ) 0 200 1,0 0.69 194 1,7 0.76 193 1,9 0.87 190 2,2 0.97 188 2,3 1.1 186 2,5 1.31 179 2,9 1.6 171 3,3 2.06 162 4,1 2.85 152 4,3 4.54 144 5,0 5.9 94 3,1 4.05 53 1,0 43

IV.1.4. Percobaan Karakteristik Luar Untuk Generator DC Penguatan Shunt IV.1.4.1. Umum Untuk mengetahui karakteristik luar dari generator DC penguatan bebas, maka generator dihubungkan dengan beban. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh perubahan arus beban terhadap tegangan jepit generator. Karakteristik luar didapat dengan : V = f (I L ) ; n = konstan I f = konstan IV.1.4.2. Rangkaian Percobaan Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan karakteristik Luar Generator DC Pnguatan Bebas 44

IV.1.4.3. Prosedur Percobaan 1. Rangkaian dibuat seperti gambar di atas. 2. Tutup switch S1 dan switch S 2, naikkan tegangan power suplay PS189, naikkan tegangan PTDC sehingga mesin berputar mencapai putaran nominalnya. 3. Tutup switch S3, naikkan arus medan generator sampai mencapai nominal. 4. Atur PTDC sampai pembacaan tegangan terminal V 2 mencapai nominal. Catat pembacaan V 2 dan putaran generator T. dan pertahankan putaran generator konstan. 5. Tutup switch S4 lalu naikkan beban R L bervariasi dan dicatat pembacaan arus beban pada A 3, pembacaan tegangan terminal pada V 2 dan pembacaan Torsi T. Sementara putaran n dan I f tetap dijaga konstan. 6. Minimumkan kembali PTDC dan buka semua switch untuk mematikan mesin. 7. Percobaan selesai. 45

IV.1.4.4. Data Hasil Percobaan n = 1400 I f = 0,15 Ampere R a = 3,84 Ohm I L ( Ampere ) V T ( Volt ) Torsi ( N-m ) 0 200 0,75 0,66 197 1,3 0,70 197 1,35 0,80 194 1,4 1,04 195 1,7 1,25 193 1,8 1,53 193 2,0 1,87 190 2,3 2,15 188 2,7 2,50 184 3,1 3,01 182 3,7 3,32 182 3,9 3,56 180 4,2 4,01 179 4,5 4,5 177 4,9 5,03 175 5,2 5,56 173 5,5 6,05 170 5,7 46

IV.2. Analisis Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Dengan Generator DC Penguatan Shunt a. Analisis Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Shunt V t = f ( I L ) dimana n dan I f konstan E = V a t + I a Ra c. n.φ = V I Ra. φ ~ I f dan I a = I L + I f t + a c. n. I = V + ( I + I Ra n, I f, dan R a konstan, maka : f t L f ) K V K 1 = t + 2 L + K 3 I K1 K 3 = Vt + K 2I L Vt = ( K1 K 3) K 2I L V = t K 4 K 2I L Sehingga didapatkan untuk : I L = 0 V t = K 4 V t = 0 I L = K K 4 2 Dimana : K 1 = Konstanta ( cni f - I f R a ) K 2 = Konstanta ( R a ) 47

Menghitung besar tegangan induksi yang di bangkitkan pada jangkar: Dari data percobaan maka di dapat: 1. E a = 200 + (0+0,15) x 3,84 = 200,576 Volt 2. E a = 194 + (0,69+0,15) x 3,84 = 197,2256 Volt 3. E a = 193 + (0,76+0,15) x 3,84 = 196,4944 Volt Harga E a yang lainnya dapat di lihat dalam tabel berikut: I L ( Ampere ) V T ( Volt ) E a ( Volt ) 0 200 200,576 0.69 194 197,2256 0.76 193 196,4944 0.87 190 193,9168 0.97 188 192,3008 1.1 186 190,8 1.31 179 184,6064 1.6 171 177,72 2.06 162 170,4864 2.85 152 163,52 4.54 144 162,0096 5.9 94 117,232 4.05 53 69,128 48

Kurva karakteristik luar secara teoritis dapat digambarkan sebagai berikut: 250 Tegangan Terminal VT(Volt) 200 150 100 50 0 0 10 20 30 40 50 60 Arus Beban IL(Ampere) Gambar 4.3. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Shunt Secara Teori Dari data hasil pengujian karakteristik luar generator DC penguatan shunt, dapat di lihat kurva karakteristik luar sebagai berikut; 250 Tegangan Terminal VT (Volt) 200 150 100 50 0 0 1 2 3 4 5 6 Arus Beban IL(Ampere) 7 Gambar 4.4. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Shunt yang di dapat dalam pengujian 49

Dari kedua kurva diatas terdapat perbedaan yang mencolok antara kurva karakteristik luar generator DC shunt yang di dapat dari teoritis dengan kurva yang di dapat dari hasil pengujian. b. Analisis Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas V t = f ( I L ) dimana n dan I f konstan E = V a t + I a Ra c. n.φ = V I Ra. φ ~ I f dan I a = I L t + a c. n. I = V + I R n, I f, dan R a konstan, maka : f t L a K1 = Vt + K 2I L V = t K 1 K 2I L Sehingga didapatkan untuk : I L = 0 V t = K 1 V t = 0 I L = K K 1 2 Dimana : K 1 = Konstanta ( cni f ) K 2 = Konstanta ( R a ) Menghitung besar tegangan induksi yang di bangkitkan pada jangkar: 50

Dari data percobaan di dapat: 1. E a = 200 + ( 0 x 3,84 ) = 200 Volt 2. E a = 197 + ( 0,66 x 3,84 ) = 199,5344 Volt 3. E a = 197 + ( 0,7 x 3,84 ) = 199,688 Volt Harga E a yang lainnya dapat di lihat dalam tabel berikut: I L ( Ampere ) V T ( Volt ) E a ( Volt ) 0 200 200 0,66 197 199,5344 0,70 197 199,688 0,80 194 197.072 1,04 195 198.9936 1,25 193 197.8 1,53 193 198.8752 1,87 190 197,1808 2,15 188 196,256 2,50 184 193,6 3,01 182 193,5584 3,32 182 194,7488 3,56 180 193,6704 4,01 179 194,3984 4,5 177 194,28 5,03 175 194,3152 5,56 173 194,3504 6,05 170 193.232 51

Kurva karakteristik luar secara teoritis dapat digambarkan sebagai berikut: 250 Tegangan Terminal VT(Volt) 200 150 100 50 0 0 10 20 30 40 50 60 Arus Beban IL(Ampere) Gambar 4.5. Kurva Karakteristik K Luar Generator DC Penguatan Bebas Secara Teori Dari data hasil pengujian karakteristik luar generator DC penguatan bebas, dapat di lihat kurva karakteristik luar sebagai berikut; 205 Tegangan Terminal VT(Volt) 200 195 190 185 180 175 170 165 0 1 2 3 4 5 6 Arus Beban IL(Ampere) 7 Gambar 4.6. Kurva Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Pada Pengujian 52

c. Perbandingan Karakteristik Luar Generator DC Penguatan Bebas Dengan Generator DC Penguatan Shunt Pada generator DC shunt, arus medannya tergantung pada tegangan output dan tahanan medan. Perubahan tegangan output ini disebabkan oleh keadaan bahwa, dengan kenaikan arus beban, jatuh tegangan (IR) pada kumparan jangkar meningkat, menyebabkan tegangan output berkurang. Hasilnya, arus yang mengalir pada kumparan medan menurun, mengurangi medan magnetik dan menyebabkan tegangan output berkurang sedikit. Jika arus beban lebih tinggi daripada kapasitas dari generator, penurunan tegangan output menjadi besar. Untuk arus beban dengan kapasitas yang tidak melebihi generator, penurunan tegangan output dapat minimal. Sedangkan karakteristik luar Generator DC penguatan bebas, tegangan output akan berkurang dengan bertambahnya arus beban. Pengurangan ini disebabkan oleh tahanan jangkar dan efek reaksi jangkar. Jika fluksi medan konstan, tegangan yang dibangkitkan akan cenderung mendekati konstan dan tegangan output akan sama dengan tegangan yang dibangkitkan dikurangi drop IR dari rangkaian jangkar. Grafik perbandingan karakteristik luar generator DC shunt dan generator DC penguatan bebas dapat di lihat di bawah ini. 53

Tegangan Terminal VT(Volt) 250 200 150 100 50 Karakteristik Generator DC Penguatan Bebas Karakteristik Generator DC Shunt 0 0 1 2 3 4 5 6 7 Arus Beban IL(Ampere) Gambar 4.7. Kurva Perbandingan Karakteristik Luar Generator DC Shunt Dengan Generator DC Penguatan Bebas. Dari kedua kurva di atas terlihat bahwa karakteristik luar generator DC shunt lebih cepat membelok ke sumbu x dari pada kurva yang diatasnya ( karakteristik luar generator DC penguatan bebas ). Ini disebabkan karena arus penguat magnet (arus medan) I f pada generator DC penguatan bebas tetap besarnya, sedangkan pada generator DC shunt ini arus penguat magnet I f berkurang sebanding dengan tegangan jepit. Oleh karena itu E a menjadi lebih kecil, hal ini mengakibatkan tegangan jepit yang lebih rendah dan arus medan yang lebih kecil. Medan magnet menjadi lebih lemah lagi dan tegangan jepit makin bertambah rendah. 54

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada generator DC penguatan shunt penurunan tegangan terminal akan semakin besar bila terus-menerus dibebani dan pada akhirnya akan mencapai titik hubung singkat, ketika tegangan terminal turun arus medan I f pada mesin ikut turun. Ini menyebabkan fluks pada mesin turun sehingga nilai E a turun yang menyebabkan tegangan terminal akan turun lebih jauh. 2. Tegangan terminal pada generator DC penguatan bebas akan tampak lebih stabil daripada tegangan terminal generator DC penguatan shunt. 3. Pada arus beban sebesar 5,9 ampere kurva karakteristik luar generator DC penguatan shunt akan mulai membelok ke arah sumbu x (menuju titik hubung singkat). 55