Evaluasi Kewajiban Perpajakan PPh Badan Final Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Pada PT. Andica Parsaktian Abadi

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang-

BAB 5 PENUTUP. Badan PT Bagoes Tjipta Karya adalah sebagai berikut: tersebut dimulai pada saat pemanfaatan aset tetap.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh koperasi KPRI Gotong

Ruang Lingkup Jasa Konstruksi

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemampuan dan keberhasilan dalam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kegiatan Perusahaan Serta Perubahan Peraturan yang Terjadi Pada Perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

Kata kunci:pph Final Pasal 4 ayat (2) atas Sewa Tanah dan Bangunan, Tata CaraPerhitungan, Penyetoran dan Pelaporan serta Pemungutan

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada pajak (budgetair dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara, salah satunya pendanaan negara didapatkan dari pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB IV PEMBAHASAN. Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengharuskan pemerintah untuk mencari sumber-sumber dana yang

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL. Amanita Novi Yushita

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan telah melaksanakan

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERBEDAAN PELAPORAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK

AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia

PENERAPAN KEBIJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK KARYAWAN DALAM MENUNJANG PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN BADAN ( STUDI KASUS PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI

2013, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

EVALUASI KEWAJIBAN PERPAJAKAN PPH BADAN FINAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS PADA CV. MEGAH JAYA GRESIK) SKRIPSI.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

BAB I PENDAHULUAN. Angka laba ini sangat penting bagi pemakai laporan keuangan untuk pengambilan. keputusan sehingga harus dihitung secara tepat.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2013

EVALUASI PENGENAAN KEBIJAKAN PPH FINAL PADA UMKM. Abstrak. Berdasarkan Skema ketentuan mengenai PPh Final dalam PP 46 dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

PJ.091/PPh/S/004/ TINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sebagai penyelaras kegiatan ekonomi pada masa-masa yang akan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kep DJP No.536/PJ.2/2000 memberikan kebebasan kepada Wajib

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia. Penerimaan negara Indonesia berasal dari penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENGARUH PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN (Y.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada 2013 pemerintah mengeluarkan PP No 46 Tahun 2013 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

EVALUASI MEKANISME PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) 21 PADA KOPERASI JASA MARGA BAKTI 5

ABSTRAK. Kata kunci : Alternatif Kebijakan PPh Pasal 21, Pajak Penghasilan Terutang. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Bagi negara, pajak adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan kehidupan warga negara yang adil dan sejahtera. Dalam hal ini,

ANALISIS PERHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO BIAYA DAN TINGKAT PENYELESAIAN DALAM RANGKA PENGHEMATAN PAJAK BADAN

DAFTAR PUSTAKA. Ardiyos, SE Kamus Besar Akuntansi. Citra Harta Prima, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia diikuti pula perkembangan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Chairul (2009) jasa konstruksi merupakan salah satu sektor usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah (PP) untuk pajak penghasilan (PPh) di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

RENCANA PEMBELAJARANSEMESTER (RPS) MATA KULIAH P E R P A J A K A N II

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Transkripsi:

Evaluasi Kewajiban Perpajakan PPh Badan Final Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Pada PT. Andica Parsaktian Abadi Nama : Rovina Silfia Theodora NPM : 26212702 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Budi Prijanto

Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk membiayai pembangunan tersebut ialah dengan menggali dan menggerakan segala potensi dibidang pajak. Pasal 4 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 jenis penghasilan yang dikenakan PPh Final Pemerintah senantiasa memulai sebuah kebijaksanaan yaitu dengan mengaplikasikan sistem pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat final.

Rumusan Masalah Batasan Masalah Apakah cara perhitungan PPh badan perusahaan jasa konstruksi PT. Andica Parsaktian Abadi telah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan Bagaimana perhitungan kewajiban perpajakan pajak penghasilan badan pada PT. Andica Parsaktian Abadi yang mengacu pada Undang-Undang Perpajakan No.36 Tahun 2008 Penulis memberikan batasan masalah degan terpusat pada masalah yang berhubungan dengan Pembebanan Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (2), mekanisme perhitungan, penyetoran, dan pelaporannya sebagaimana yang di atur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perhitungan kewajiban perpajakan pajak penghasilan perusahaan jasa konstruksi pada PT. Andica Parsaktian Abadi Untuk mengetahui pelaporan dan penyetoran pajak perusahaan jasa konstruksi PT. Andica Parsaktian Abadi sesuai dengan peraturan yang berlaku

TABEL 4.1 DATA DASAR PENGENAAN PAJAK PASAL 4 AYAT 2 PT ANDICA PARSAKTIAN ABADI TAHUN 2015 Sumber : PT. Andica Parsaktian Abadi dan olah data,2015 Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan (DFD)

Diagram Level Proses 5

Hasil dan Pembahasan (System Flowchart)

Analisis Unsur Pengendalian Internal COSO

TABEL 4.4 PT. Andica Parsaktian Abadi Laporan aba Rugi

Perbandingan Penggunaan Tarif Final (PP No. 51 Tahun 2008) dengan Menggunakan Tarif Pasal 17 (UU PPh No. 79 Tahun 1999) Menggunakan Tarif PPh Final Untuk tarif PPh Final 3% dari pendapatan jasa karena memiliki kualifikasi usaha besar: 3% X Rp21.290.640.000,- =Rp 638.719.200,- (Lihat Tabel 4.1)

Menggunakan Tarif Pasal 17 dan Pasal 31 E Peredaran bruto sebagaimana yang dimaksud adalah merupakan total atau jumlah penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha sebelum dikurangi biaya. Jika peredaran bruto lebih dari Rp 4.800.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000.000, maka perhitungan PPh Terutang yakni sebagai berikut: PPh Terutang = 50% X 25% X Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas. PPh Terutang = 25% X Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas. Rp 4.800.000 peredaran bruto Rp 4.800.000.000 Rp 21.290.640.000 Laba Fiskal = PKP Punya Fasilitas 11.693.308.800 = Rp 2.636.270.316 50% X 25% X Rp 2.636.270,316,- = Rp.329.533.789,5 25% X Rp 2.636.270.316 Rp 329.533.789,5 = Rp. 2.306.736.527

Jadi PPh Terutang Pasal 25 PT.Andica Parsaktian Abadi jika menggunakan tarif pasal 17 dan pasal 31 E Rp. 329.533.789,5 + Rp. 2.306.736.527= Rp 2.636.270.317. Dengan menggunakan PPh Final 3% hasilnya adalah Rp. 638.719.200. Selisih Pajak bila menggunakan perhitungan PPh Final dengan Tarif Pasal 17 dan Pasal 31 E Rp 1.997.551,117

Penerapan PPh Final atas jasa konstruksi pada PT. Andika Parsaktian Abadi sudah sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 51 Tahun 2008 tentang pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan jasa konstruksi. Dengan menggunakan tarif PPh Final PT.Andica Parsaktian Abadi Lebih Efisien dibandingkan dengan tarif pasal 17. Bisa dilihat pajak yang dibayarkan jika menggunakan PPh Final adalah Rp 638.719.200,- sedangkan tarif yang digunakan pada Pasal 17 dan 31 E jumlah pajak yang harus dibayarkan adalah Rp 2.636.270.317 lebih besar dibandingkan dengan menggunakan PPh Final